Sama seperti namanya, Rindu Trihapsari gadis cantik yang merindukan kasih sayang dari keluarganya.
Rindu gadis cantik dan sangat pintar, namun semua yang dia miliki tidak pernah terlihat di mata keluarganya, gadis cantik itu tidak pernah mendapatkan kasih sayang seperti kembarannya, Rindu seolah ada dan tiada di dalam keluarganya
Bagaimanakah kisah Rindu? yukkk.... kepoin karya terbaru mamak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Brakkk....
"P-papa..." kaget nyonya Karin melihat keberadaan sang papa yang sudah lama di nyatakan meninggal saat kecelakaan mobil itu, mobil yang di kendarai oleh sang papa terbakar habis tanpa sisa, setelah ledakan keras, mobil hanyut terbawa arus sungai yang cukup deras waktu itu.
"P-pa, ini beberan papa?! " ucap tuan Baskoro tidan kalah syoknya.
"Rindu.... Pekik ke dua anak laki laki tuan Baskoro yang melihat seorang gadis yang berdiri di belakang kursi roda tuan Alex, kakek mereka.
Gadis cantik itu hanya tersenyum simpul mendengar ke dua laki laki yang dia yakini adalah abang kandungnya.
"Kamu kenapa ada sama kakek dek, kamu tau kakek selama ini masih hidup, tega sekali kamu merahasiakan ini sama kita." omel Ronald.
"Aku bukan Rindu." Jawab gadis itu dengan suara yang tegas.
"Maksud kamu apa?! kami tau kamu masih belum bisa memaafkan kami, kami juga tau kami sangat bersalah telah mengabaikan kamu selama ini, dan membuat kamu menderita karena terlalu percaya dengan cerita yang di buat oleh Rinda, maaf kan kami dek, kami banyak salah sama kamu. " ucap Rian penuh sesal, dia tau sang adik masih marah kepada mereka.
Tangan tuan Alex terkepal kuat, sudah dia duga cucu kesayangannya itu pasti tidak hidup bahagia bersama keluarganya, gara gara parasit di dalam rumahnya itu.
*Kurang ajar.* geram tuan Alex menahan amarah di hatinya.
"Benar kata dia, dia bukan Rindu." ujar tuan Alex mengambil alih pembicaraan cucunya itu, yang tidak percaya, gadis cantik yang ada bersamanya bukan Rindu.
"Bukan Rindu bagaimana kek? . Bahkan wajahnya tidak ada beda sama sekali, hanya sikap tegasnya saja yang beda." ujar Rian tak mengerti.
Tuan Alex tersenyum penuh arti.
"Assalam mu'alaikum." suara seseorang terdengar dari arah pintu masuk.
"Wa'alaikum salam..." kompak mereka.
Deggg....
"Rindu.... " pekik Rian tidak percaya, matanya bergerak menatap Rindu dan kembali mengalihkan pandanganya ke arah gadis yang di belakang sang kakek.
Sementara Rinda ikutan syok melihat ke dua orang itu bagai pinang di belah dua, dia yang kembaran Rindu saja nggak semirip itu wajahnya, kenapa bisa gadis yang di belakang sang kakek justru mirip dengan Rindu.
"Kenapa Rindu ada dua? " kaget nyonya Mayang yang tidak kalah kagetnya, kaki jadi gemetar dan melangkah mundur, saking syoknya.
Sementara Rindu dan gadis yang ada di belakang tuan Alex saling pandang, dan hati mereka bergetar hebat, seolah olah menumpahkan kerinduan yang sangat membuncah.
Rindu tidak mengerti apa yang dia rasakan saat ini, dengan Rinda saja Rindu merasa asing, tapi kenapa dengan gadis cantik itu dia seolah olah sangat dekat.
"Siapa kamu? kenapa wajah kita sama? " tanya Rindu berkaca kaca dada terasa sesak.
"Haiii... Kembaran ku, apa kabar? ternyata benar kata kakek, kita memang mirip sekali, bahkan orang lain tidak akan bisa membedakan kita." kekeh gadis itu berkaca kaca. .
"Maksudnya apa? aku nggak ngerti. " ucap Rindu menggelengkan kepala yang mulai terasa pening tiba tiba.
"Cucu ku." ucap Tuan Alex memanggil Rindu dengan mata yang berkaca kaca.
Rindu yang tau siapa laki laki itu, walau tidak pernah bertemu dengan sang kakek, tapi dia tau laki laki itu adalah kakek kandungnya, karena dia sering melihat foto sang kakek, dan juga sang nenek suka bercerita tentang sang kakek.
"K-kakek, kakek masih hidup?. " kaget Rindu menghampiri sang kakek.
"Tentu saja kakek masih hidup, kakek tidak ikhlas keluarga kakek berantakan gara gara orang culas, kakek akan mengungkapkan kebenaran." ujar kakek Alex dengan wajah penuh emosi.
"Ini ada apa sih sebenarnya, aku pusing memikirkannya." keluh tuan Baskoro.
"Apakah kau tidak berbuat menyuruh kakek tua ini masuk ke rumah mu? " ujar tuan Alex.
"Ahhh... Iya pa, maaf, gara gara terkejut kami lupa menyuruh papa masuk." ujar nyonya Karin mengambil alih kursi roda tuan Alex.
Sementara dua gadis yang entah karena ikatan batin yang kuat sebagai kembaran, tangan mereka sudah saling menggenggam tanpa mau di pisahkan.
Rinda makin geram melihat adengan itu, kini jantungnya bertalu talu mendengar fakta yang akan terungkap.
"Sayang, kenapa lama sekali, katanya mau ikut mas ke perusahaan, ehhh.... Kenapa bini gue ada dua." kaget Karen melihat ke arah istri dan gadis yang bak pinang di belah dua dengan sang istri.
"Astaga, kembarnya sama siapa, miripnya sama siapa." Karen kembali membeo.
"Haiii... Anak muda, kenapa kau melihat cucu ku seperti itu? " ujar tuan Alex menatap tajam Karen.
"Ehhh... " Karen terlonjak kaget mendengar bentakan tuan Alex.
"Ngapain kamu dekat dekat cucu saya, sana! jauh jauh." omel tuan Alex.
"Eehhh... Kenapa saya di suruh jauh jauh sama istri saya." sahut Karen tidak terima.
"Siapa yang istrimu anak muda." amuk tuan Alex dengan posesifnya.
"Ini si cantik ini, dia istri kesayangan saya." ujar Karen merangkul mesra pinggang sang istri.
"Apa....!! " pekik tuan Alex, sangat syok mendengar sang cucu sudah menikah, apa lagi umurnya masih sangat muda, harusnya masih asik bermain, kenapa cucunya malah memilih menikah muda.
"Aduhhhh.... Kenapa sih kek, harus teriak teriak, sakit kuping kita." keluh Karen memegang kupingnya.
"Kau...." tunjuk tuan Alex kesal.
"Kakek, tenang lah, mas Karen itu memang suami ku, suami yang sangat aku cintai, orang yang selalu ada untuk ku, dia selalu memanjakan ku menyanyangi sepenuh hati, bahkan mertuaku juga sangat menyanyangi ku seperti mereka menyanyangi suami ku ini." ucap Rindu yang berjalan ke arah sang kakek dan juga memegang tangan kakeknya untuk meredakan emosi sang kakek.
"Benar kah? " tanya sang kakek merasa belum percaya.
"Mmm..." angguk Rindu meyakinkan sang kakek.
"Huuu.... Seharusnya kamu masih menempuh pendidikan sayang, masih bermain dengan teman sebaya mu." keluh sang kakek.
"Aku masih kuliah kakek, dan juga sering bermain dengan teman temanku, suami ku tidak pernah mengekangku sama sekali, suamiku sangat pengertian kok." sahut Rindu lagi.
Tuan Alex menatap manik sang cucu, mencari kebohongan di mata cucu yang sangat dia rindukan itu, tapi tidak dia temukan kebohongan di mata cucu nya itu.
"Sekarang kita yang mau nanya sama kakek, katanya kakek sudah meninggal, dan ini siapa, kenapa dia sangat mirip dengan ku, apakah kakek mau bercerita kepada kami? " tanya Rindu dengan nada lembut dan penuh harap.
"Hmmmm..... Baiklah, kakek akan menceritakan semuanya kepada kalian, termasuk kembaran mu itu." ujar tuan Alex, Rindu hanya diam, tidak ingin menyahut ucapan sang kakek, dia ingin tau semuanya, tanpa mau memotong ucapan sang kakek.
"Sayang, kemari lah, duduk di sini, pasti kamu capek, karena nggak ada yang menyuruh kamu duduk dari tadi." sindir tuan Alex.
Tuan Baskoro hanya bisa garuk garuk kepala, dan nyonya Karin menunduk salah tingkah, sementara Rian dan Ronald pura pura tidak tau apa apa, sedangkan Rinda jangan di tanya, dengan tingkah sok imut nya, dia sudah duduk manis di kursi single.
"Jadi begini...."
Bersambung.....
Haiii.... Jangan lupa like komen dan Vite ya, kasih bintang ⭐⭐⭐⭐⭐ ya... 😁🤩🤩🤩🤩
tanda2nya rindu hamil itu