Di nyatakan tidak bersalah oleh hakim tidak membuat hidup gadis bernama Gracia Kanaya kembali tenang, sebab seseorang yang menganggap Gra adalah penyebab kematian sang adik tercinta tak membiarkan Gra hidup dengan tenang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berterus terang pada Ola.
Jangan pikir Gracia dan Ola makan siangnya disebuah restoran mewah, karena faktanya kedua wanita cantik tersebut makan siang di sebuah warteg yang lokasinya tak begitu jauh dari perusahaan, mungkin berjarak kisaran lima ratus meter saja dari gedung Handoyo Group. Di sini tak ada yang mengenal mereka sehingga bisa mengobrol dengan aman tanpa khawatir.
"Gra, sekarang aku tanya sama kamu, kenapa kamu bisa menikah dengan tuan Gilang? Tuan Gilang sengaja kan menekan dan memaksa kamu agar bersedia menikah dengannya?." Sejak pengakuan Gracia pagi tadi Ola langsung berpikir Gilang sengaja menekan Gracia agar bersedia menikah dengannya, dengan begitu Gilang bisa sesuka hati memperlakukan Gracia sebagai bentuk balas dendam atas kematian adiknya.
Gra menggelengkan kepalanya pelan, menepis dugaan Ola.
"Lalu? Bagaimana kamu bisa menikah dengan tuan Gilang, Gra?." Ola semakin bingung sekaligus penasaran.
"Aku sendiri yang datang pada tuan Gilang dan pada akhirnya aku juga yang meminta tuan Gilang untuk menikahi aku, La." Jawaban Gracia sangat tidak masuk di akal menurut Ola.
"Jangan bercanda, Gra."
"Aku tidak sedang bercanda, La. memang seperti itulah Faktanya, aku yang mendatangi tuan Gilang dan meminta bantuan padanya sehingga pada akhirnya....." Gracia pun menceritakan semuanya pada Ola. Mulai dari ayahnya yang harus dilarikan ke rumah sakit hingga ibu tirinya yang menolak mengeluarkan uang sepeserpun untuk membayar biaya pengobatan ayahnya, sehingga pada akhirnya Ia yang tidak punya pilihan lain terpaksa mendatangi Gilang dan meminta bantuan pada pria itu. Bantuan yang tidak gratis tentunya, sebab Gracia harus menyerahkan hidupnya diatur sepenuhnya oleh Gilang dan pada akhirnya Gracia memberanikan diri meminta dinikahi oleh Gilang agar tidak terus menerus melakukan dosa besar.
Ola sampai terpaku untuk waktu yang cukup lama setelah mendengar semua cerita Gracia. Sungguh, ia tidak menyangka sahabat baiknya itu melewati hal seberat itu.
"Mengapa kau mendatangi tuan Gilang, bukannya mas Rafa saja? Jika kamu datang pada mas Rafa mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini, Gra. Kamu dan mas Rafa menjalin hubungan, apa salahnya meminta bantuan padanya, ketimbang meminta bantuan pada tuan Gilang." Bukankah Gracia bisa meminta bantuan pada kekasihnya, Rafa, lalu mengapa harus mendatangi Gilang yang notabenenya sangat membenci dirinya, begitu pikir Ola.
"Kamu tahu sendiri kan kalau Omanya mas Rafa menentang hubungan kami. Omanya mas Rafa pasti akan berpikir aku sengaja ingin memanfaatkan mas Rafa. Di saat mas Rafa membantuku menyewa seorang pengacara, Omanya mas Rafa sudah mendatangi aku dan menuding aku macam-macam, apalagi kalau aku sampai meminta bantuan pada mas Rafa untuk membayar biaya operasi papa, bisa-bisa aku kembali mendekam di penjara akibat dilaporkan oleh Omanya mas Rafa dengan tuduhan pemerasan." Ola tertegun. Benar apa yang dikatakan oleh Gracia, Omanya Rafa pasti tidak akan tinggal diam Jika sampai tahu cucunya kembali membantu Gracia.
"Apa mas Rafa sudah tahu tentang hubunganmu dengan tuan Gilang?." Pertanyaan Ola di jawab Gracia dengan gelengan kepala.
"Pantas saja mas Rafa masih terus mencari keberadaan mu, Gracia, ternyata kamu belum berterus terang kepadanya. Sebaiknya kamu berterus terang pada mas Rafa, agar mas Rafa tak berharap lagi padamu, Gra!." imbuh Ola yang kebetulan pagi tadi kembali didatangi oleh Rafa.
"Aku juga maunya begitu, La, tapi masalahnya mas Gilang tak ingin sampai pernikahan kami diketahui oleh orang lain. Aku takut jika berterus terang pada mas Rafa tentang pernikahan kami, mas Gilang akan marah padaku." Itulah alasan terbesar Gracia sampai memutuskan hubungannya dengan Rafa tanpa penjelasan apapun, ia takut Gilang akan marah kalau ia mengakui pernikahan mereka dihadapan Rafa, mengingat pernikahan mereka hanya didasari oleh permintaan Gracia bukan murni keinginan Gilang ingin menikahi dirinya, begitu pikir Gracia.
Ola sampai kehabisan kata-kata atas kehidupan rumit yang kini dijalani oleh Gracia.
Obrolan diantara Gracia dan Ola berakhir di saat ibu pemilik warung mengantarkan pesanan mereka dan menyajikannya di atas meja. Mengingat waktu istirahat makan siang hampir selesai, Ola lantas mengajak Gracia untuk segera menyantap makan siang mereka.
Selesai makan siang Ola dan Gracia segera kembali ke gedung Handoyo Group. Siapa sangka di tengah perjalanan, motor matic yang dikendarai Ola tersebut di salip oleh sebuah mobil yang sangat dikenali oleh Gracia.
"Mamah...." gumam Gracia menyadari siapa pemilik mobil tersebut. Tak lama kemudian dengan wajah geram pemilik mobil turun dari mobilnya.
Tanpa bertanya wanita itu langsung menarik Gracia turun dari motor Ola.
"Ada apa ini, Tante?." Ola yang bingung, langsung memarkirkan motornya dan berusaha mencegah tindakan ibu tirinya Gracia tersebut.
"Jangan ikut campur kamu!." bentak wanita itu dengan tatapan penuh kemarahan.
"Ola tidak akan ikut campur jika Tante tidak melakukan kekerasan seperti ini pada Gracia." balas Ola yang tidak suka dengan perlakuan wanita jahat itu.
Bukannya mengindahkan perkataan Ola, ibu tirinya Gracia justru semakin beringas dan hendak melayangkan tamparan pada Gracia. Akan tetapi, tangan wanita itu berhenti di udara ketika seseorang mencekal dan menggenggam erat pergelangan tangannya.
"Sebaiknya segera pergi dari sini jika anda masih ingin menggunakan kedua tangan anda dengan baik, nyonya!." suara bariton pria bertubuh tinggi besar tersebut berhasil menciutkan nyali wanita itu.
"Siapa kamu, kenapa ikut campur urusan saya?." seraya menahan rasa sakit pada pergelangan tangannya, ibu tirinya Gracia bertanya.
"Anda tidak perlu tahu siapa saya! Cukup camkan baik-baik peringatan dari saya, jangan lagi berani menyentuh Nona Gracia walau seujung kuku, jika anda masih menyayangi nyawa anda!." Bukan hanya ibu Tirinya Gracia yang merinding mendengar peringatan dari pria itu, bahkan Ola dan Gracia pun ikut merinding mendengarnya. Di dalam hati Gracia Lantas bertanya-tanya, siapa kedua pria ini? Mengapa melindungi sampai segitunya?
Setelah memberi peringatan, pria itu lantas melepaskan cekalan tangannya pada pergelangan tangan ibu tirinya Gracia. Sepeninggal ibu tirinya Gracia, kedua pria itu pun berlalu begitu saja meninggalkan Gracia dan Ola, tanpa berpamitan.
"Siapa mereka, Gra?." Tanya Ola.
Gracia hanya mengedikan bahu dengan wajah tak kalah bingungnya dengan Ola.
"Sudahlah... tidak perlu terlalu dipikirkan, yang terpenting kita bisa selamat dari ibu tiri kamu itu." Ola kembali naik ke motornya, begitu pula dengan Gracia yang kini duduk di kursi belakang. Motor matic Ola pun kembali melaju menuju gedung Handoyo Group.
"Kenapa aku berpikir jika kedua pria tadi adalah orang suruhannya mas Gilang ya..." batin Gracia.
"Jangan terlalu percaya diri Gracia! Lagipula apa spesialnya kamu sampai mas Gilang harus repot-repot meminta orang untuk mengawasi kamu." lagi, batin Gracia.
Ola langsung menghela napas lega setelah mereka tiba di pelataran gedung Handoyo Group. Setelah memarkirkan motornya di area parkiran, Ola dan Gracia pun segera melangkah menuju pintu masuk utama gedung.
Rafa bukan gilang
ntar baru sadar langsung heboh ini...
🥰🥰🥰🥰🥰
jangan Gilang...ntar poligami jadinya 😭
benci berakhir cinta...