Lintang, seorang gadis dari keluarga kaya yang harus menjalani hidupnya bersama sang kakak setelah rumah tangga orang tuanya hancur karena ulah sang mama. Namun seiringnya bejalan sang kakak tertimpa masalah dengan keluarga sang mama membuat hidupnya tidak tenang dan akhirnya sang kakak memberikannya Bodyguard.
Disini lah kisah Lintang di mulai, Bodyguard yang di berikan sang kakak ternyata merupakan mantan kekasihnya saat kuliah.
Lintang yang masih memiliki perasaan pada laki-laki itu berusaha untuk menutupinya namun hati tidak dapat berbohong. Begitu laki-laki itu.
Sampai akhirnya mereka berusaha bersama namun semuanya tidak berjalan mulus masalah demi masalah mulai datang.
Bagaimana kan kisah mereka?... yu simak cerita di bawah...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astri Reisya Utami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Zyan batal Nikah.
Berbeda dengan Lintang Zyan dia saat ini sedang sibuk menyiapkan pernikahannya. Sejak kejadian malam itu Zyan di beri libur oleh Darius hampir satu bulan karena Darius tau jika Zyan akan menikah maka dari itu dia memberikan Zyan libur walau dia tetap harus kerja dari rumah.
"A, semua berkasnya udah selesai? " tanya sang ibu yang menghampiri Zyan di kamarnya.
"Sudah bu tinggal di berikan ke penghulu saja, " jawab Zyan.
"Ibu senang akhirnya kamu menikah juga, setelah kamu menikah ibu tinggal mikirin Bian adik mu, " ucap sang ibu.
"Ibu tenang saja, walau aku sudah menikah aku gak akan lepas dari tanggung jawab sama ibu, " balas Zyan.
"Kapan kamu menyerahkan berkasnya? " tanya sang ibu.
"Besok siang bu, hati ini Zyan masih ada kerjaan, " jawab Sang ibu.
"Ya sudah kalau begitu ibu tinggalnya, kamu lanjut karja saja, " ucap sang ibu lalu keluar dari kamar Zyan.
Zyan menatap berkas persyaratan pernikahan entah kenapa dia merasa ragu untuk menyerahkan berkas itu dia meras ada sesuatu yang akan terjadi. Malamnya Zyan keluar berniat untuk cari makanan namun saat di tempat anak-anak muda nongkrong Zyan tidak sengaja melihat sang adik bersama calon istrinya.
"Ngapain mereka? " tanya Zyan.
Zyan pun memotret mereka dan Zyan membatalkan untuk membeli makanannya. Zyan duduk di teras rumah menunggu kepulangan Bian sang adik. Cukup lama Zyan duduk hingga akhirnya sang adik pulang.
"A, ngapain disini? " tanya Bian saat menghampiri Zyan.
Zyan mengangkat kepalanya menatap Bian. Lalu Zyan berdiri dan bertanya "ada hubungan apa kamu sama Laras? ".
Bian kaget saat Zyan bertanya begitu. Zyan mengeluarkan ponselnya lalu menunjukan foto yang dia ambil tadi. Bian semakin kaget bahkan dia hanya bisa menunduk.
Zyan yang marah langsung melayangkan pukulannya di wajah Bian, walau Zyan tidak mencintai Laras tapi dia gak suka dengan namanya perselingkuhan.
"A, Bian bisa jelasin, " ucap Bian hendak menjelaskan.
"Gak usah kamu jelaskan semua sudah jelas, " balas Zyan.
Zyan pun hendak masuk namun dia berkata "siapkan semua berkas buat pengajuan pernikahan, ".
Bian kaget mendengar sang kakak berkata seperti itu.
" Besok bakal aku serahkan ke penghulu biar langsung di catat "lanjutnya lalu masuk.
Zyan masuk kamar dan dia langsung melampiaskan amarahnya dengan memukul tembok walau dia tidak menyukai Laras tapi dia paling benci di bohongi.
Hari pernikahan pun tiba dan semua persiapan sudah selesai bahkan baju untuk pengantin pria sudah siap dan Zyan mengambilnya lalu membawanya ke kamar Bian.
"Kamu pakai ini, " ucap Zyan pada sang adik.
"Tapi A, " ucap Bian hendak menolak.
"Udah kamu pakai saja biar nanti aku yang jelasin ke ibu dan semua orang, " ucap Zyan lalu pergi ke luar.
Zyan masuk kamar lalu memakai celana dan kemana biasa dan sang ibu masuk.
"Loh kamu kok belum siap? " tanya sang ibu yang melihat penampilan Zyan.
"Bu, " ucap Zyan lalu meminta sang ibu duduk.
"Ada apa? " tanya sang ibu.
"Zyan gak jadi nikahin Laras, " jawab Zyan membuat sang ibu kaget.
"Kamu jangan bercanda, " tegur sang ibu.
"Bu, aku sama Laras gak saling cinta dan aku gak mau jika Laras harus menderita karena menikah dengan aku, pria yang gak dia cintai, " penjelasan Zyan.
"Lalu kenapa kamu baru bilang sekarang? " tanya sang ibu.
"Ibu tetap bakal besanan sama pak Anwar dan bu Siti karena yang menikah dengan Laras itu Bian, " beritahu Zyan.
"Maksud kamu? " tanya sang ibu semakin tidak mengerti.
"Bu Bian sama Laras saling mencintai dan mereka selama ini pacaran, " jawab Zyan.
"Bian mana? " tanya sang ibu hendak pergi namun di tahan Zyan.
"Bu aku belum selesai bicara, " ucap Zyan.
"Ibu dengarkan Zyan, semua berkas sudah atas nama Bian dan bahkan undangan pun sudah atas nama Bian dan Laras dan semua itu aku yang ganti jadi aku mohon ibu jangan marah, " ucap Zyan memberitahu semuanya dan meminta sang ibu jangan marah.
"Orang tua Laras tau? " tanya sang ibu.
"Semalam aku sudah beritahu mereka dan mereka pun awalnya marah namun setelah aku jelasin akhirnya mereka mengerti" jawab Zyan.
Setelah di jelaskan akhirnya sang ibu mengerti dan mereka pun pergi dan yang menikah akhirnya Bian sang adik. Tibanya di rumah orang tua Laras semua dekor sesuai permintaan Laras dan foto yang di pajang foto Bian dan Laras. Semua serangkaian acara sudah selesai dan saatnya ijab Kabul. Laras disini belum tau jika yang menikah dengannya Bian. Laras pun keluar dan dia kaget saat melihat Bian menggunakan baju pengantin yang sama dengannya sedangkan Zyan dia hanya memakai kemeja dan jas saja.
"Semuanya sudah siap? "tanya penghulu dan acara ijab Kabul pun langsung berjalan dengan khidmat. Namun pandangan Laras terus melihat ke arah Zyan. Zyan dia hanya tersenyum dan setelah selesai pengantin duduk di pelaminan dan melakukan acara adat Sunda. Namun saat acara sungkeman Zyan menyerahkan ke sang paman untuk mendampingi sang ibu.
"Zyan, " panggil sang bibi yang menghampirinya.
"Iya bi, " jawab Zyan.
"Kamu benar-benar kuat melihat Laras menikah dengan Bian, kalau orang lain mungkin tidak akan kuat, " ucap sang bibi dan Zyan tersenyum.
"Aku hanya belajar Ikhlas dan mungkin dia bukan jodohku , mau bagaimana pun kita berusaha bersama jika bukan jodoh pada akan ada sesuatu yang memisahkan kita., "jawab Zyan.
" Bibi tau kamu gak pernah menyukai Laras, apa di hati kamu masih ada gadis itu? "tanya sang bibi membuat Zyan terdiam menatap sang bibi.
" Kalau kamu mencintai dia, kejar dia jangan sampai kamu kehilangan dia, "pesan sang bibi membuat Zyan kaget.
"Bibi tau dari ibu kamu, saat kamu pulang kemarin ibu mu bilang kamu masih menyimpan foto gadis itu, " beritahu sang bibi membuat Zyan terdiam.
"Ya sudah ayo makan, udah waktunya makan, " ajak sang bibi sambil menarik tangan Zyan untuk ikut makan.
Setelah makan Zyan naik ke pelaminan dan memberikan selamat pada Bian. Laras dia hanya diam saja saat melihat Zyan datang.
"Sekarang kamu sudah menikah dengan Bian, aku ikut senang, " ucap Zyan pada Laras lalu dia turun dan pulang ke rumah.
Tak lama sang ibu pun ikut pulang dan langsung menemui Zyan.
"A, ibu ingin bicara sama kamu, " ucap sang ibu dan Zyan pun langsung bangun dari tempat tidurnya keluar kamar menemui sang ibu.
"Ibu mau bicara apa? " tanya Zyan.
"Kamu senang kan akhirnya batal nikah dengan Laras? " tanya sang ibu.
"Kok ibu ngomong gitu? " tanya Zian kaget.
"Ibu tau selama ini kamu terpaksa kan menerima perjodohan ini hanya untuk membuat ibu senang sedangkan hati kamu tetap sama wanita itu, " jawab sang ibu membuat Zyan sedikit kaget.
"Bu Zyan udah berusaha terima perjodohan ini tapi jika bukan jodoh mau bagaimana? , " balas Zyan.
"Ibu lihat kamu gak ada sedih-sedihnya dengan kejadian ini, " ucap sang ibu.
Zyan menunjukan tangannya yang terluka karena waktu itu dia memukul tembok.
"Ini luka bekas aku memukul ding ding saat pertama aku tahu Bian dan Laras, " beritahu Zyan.
