NovelToon NovelToon
Jenderal Reinkarnasi Kebangkitan Permaisuri Tak Dianggap

Jenderal Reinkarnasi Kebangkitan Permaisuri Tak Dianggap

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Romansa / Pembaca Pikiran / Balas dendam pengganti
Popularitas:11k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Fuan, seorang jenderal perempuan legendaris di dunia modern, tewas dalam ledakan yang dirancang oleh orang kepercayaannya. Bukannya masuk akhirat, jiwanya terlempar ke dunia lain—dunia para kultivator. Ia bangkit dalam tubuh Fa Niangli, permaisuri yang dibenci, dijauhi, dan dihina karena tubuhnya gemuk dan tak berguna. Setelah diracun dan dibuang ke danau, tubuh Fa Niangli mati... dan saat itulah Fuan mengambil alih. Tapi yang tak diketahui semua orang—tubuh itu menyimpan kekuatan langit dan darah klan kuno! Dan Fuan tidak pernah tahu caranya kalah...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

“Apakah dia benar-benar pergi?”

Suara Pangeran Ketiga terdengar datar saat ia duduk di aula belakang istana. Sudah lama sejak Fa Niangli pergi, namun bekas kehadirannya... mulai terasa seperti bayangan yang membesar diam-diam.

Awalnya, ia tidak peduli.

“Perempuan itu? Hanya permaisuri titipan. Lemah dan memalukan.”

Itulah pikirnya hingga surat pengunduran diri Jenderal Fa dikirim langsung ke tangan Kaisar.

---

“Jenderal Fa mundur dari militer.” Kalimat itu menyambar istana seperti petir di musim kemarau.

Kaisar yang biasanya tenang langsung menggebrak meja perundingan.

“Pangeran Ketiga! Ini keluarga mertua mu! Kau tak bisa menjaganya sampai jenderal sekaliber Fa mundur seperti ini?!”

Pangeran Ketiga mengepalkan tangan, tapi diam.

“Dia tak hanya jenderal biasa. Dia penjaga perbatasan timur, penyeimbang kekuatan militer antara klan utara dan selatan! Sekarang kekosongan itu... akan jadi bencana diplomatik!”

Menteri militer berusaha menenangkan, tapi sang Kaisar sudah mendidih.

“Dan yang lebih buruk... dia bergabung dengan anak perempuannya yang mendirikan sekte?”

Diam.

Sunyi.

Kaisar menatap Pangeran Ketiga penuh kemarahan.

“Dia membawa kepergiannya sebagai penghinaan. Dan rakyat... mulai bicara. Apa kau tahu julukan baru permaisurimu di pasar?”

Pangeran Ketiga mengangkat kepala. “Apa?”

“Langit yang Pergi, dan Membawa Kehormatan.”

---

Sementara itu, di dalam istana Qinglong...

Selir Han Ruo menikmati sisa-sisa kekuasaan. Ia telah menyingkirkan Fa Niangli—setidaknya begitu pikirnya.

Namun pelayan-pelayan mulai membangkang diam-diam.

Salah satu pelayan senior, Bibi Qin, tidak sengaja mendengar percakapan mencurigakan antara Han Ruo dan tangan kanannya.

“Kau pastikan racunnya tidak bisa dilacak, kan?”

“Tenang saja. Bahkan tabib kekaisaran pun tak bisa membedakannya dari ramuan penurun panas biasa.”

Bibi Qin langsung merinding. Ia mengingat hari ketika Fa Niangli jatuh ke danau...

“Jadi benar... kau yang meracuninya sebelum menjatuhkannya...”

---

Seminggu kemudian, pelayan itu melapor diam-diam ke kepala keamanan istana.

Dan kabar itu—meski belum resmi diumumkan ke publik—telah sampai ke telinga Kaisar. Ia memanggil tabib senior untuk memeriksa ulang ramuan milik Fa Niangli yang tersimpan di catatan medis.

Hasilnya membuat sang Kaisar murka.

Tapi yang lebih mengejutkan, ketika tabib hendak melaporkan ke Pangeran Ketiga... Selir Han Ruo menghilang dari istana.

Menghilang... membawa sejumlah harta dan dua pelayan setia.

Pangeran Ketiga, yang selama ini mempercayainya—bahkan menjadikannya selir utama pasca kepergian Fa Niangli—dihantam kenyataan pahit.

“Wanita yang kau anggap lemah ternyata murni dan kuat.”

“Sedangkan yang kau peluk erat... ternyata racun.”

---

Dan untuk pertama kalinya…

Pangeran Ketiga mulai termenung bukan karena kehilangan cinta, tetapi karena kehilangan harga diri dan kendali.

Ia berdiri sendirian di taman, tempat yang dulu menjadi favorit Fa Niangli untuk membaca kitab.

Di atas bangku, entah bagaimana, seikat bunga liar tergeletak.

Di bawahnya ada selembar kain kecil bersulam:

“Kau membuang langit, dan kini langit membawaku lebih tinggi.”

---

Di luar istana…

Desas-desus tentang Sekte Langit Tertinggi makin menggema.

“Pemimpin sekte itu dulu permaisuri,” bisik para pedagang.

“Katanya dia tidak bisa bertarung. Tapi sekarang mengalahkan tetua sekte.”

“Anak Jenderal Fa, ya? Berarti dia punya darah perang dan bakat spiritual.”

Kaisar pun mulai berpikir ulang.

“Seharusnya bukan dia yang menceraikan suami. Tapi kerajaan yang mencium tangannya.”

---

Keadaan Lembah Sekte Langit Tertinggi saat ditinggal Fa Niangli dan para murid terasah sepi, Yuyu dan Fa Jinhai yang menjaga sekte saat guru dan murid-murid utama pergi.

Kedatangan utusan dari klan kecil yang ingin bergabung ke sekte, tapi membuat kacau karena salah paham dan ujian tak terduga.

Ada komedi ringan, tapi tetap menunjukkan bahwa sekte ini sekarang mulai diperhitungkan.

Lembah Sekte Langit Tertinggi hari itu terasa lebih tenang... atau lebih tepatnya, terlalu tenang.

Yuyu sedang menyapu halaman utama, sementara Fa Jinhai duduk bersandar di bawah pohon persik sambil memantau dari jauh.

“Sudah tiga hari Guru dan para muridnya pergi,” gumam Yuyu. “Rasanya sepi sekali... tak ada suara Tong Lian yang merusak dapur.”

Fa Jinhai meneguk tehnya, mengangguk pelan. “Tapi jujur... aku agak lega dapur aman.”

Tiba-tiba dari kejauhan terdengar suara gaduh. Kuda berdatangan. Bendera-bendera kecil dengan lambang Klan Hu melambai-lambai di angin.

“Eh?” Yuyu meletakkan sapunya. “Tamu?”

---

Kedatangan Klan Hu

Dua lelaki dan satu perempuan muda turun dari kuda. Mereka memakai pakaian rapi, tapi wajah-wajah mereka terlihat... terlalu percaya diri.

“Kami dari Klan Hu! Ingin bergabung dengan Sekte Langit Tertinggi!”

Fa Jinhai berdiri dan menatap mereka. “Guru besar Fa Niangli sedang tidak ada. Kami hanya penjaga lembah. Kalian bisa kembali nanti.”

Namun pemuda bernama Hu Wenyang menyeringai. “Tidak perlu. Kami ingin menguji seberapa hebat sekte ini. Katanya hebat? Tapi kenapa hanya ditinggal beberapa pelayan?”

Wajah Yuyu mulai merah. “Hei! Jaga ucapanmu! Aku pelayan senior!”

Hu Wenyang tertawa. “Bagus! Biar kami uji kekuatan sekte ini sekarang.”

---

Kesalahan Besar

Pemudi yang datang bersama mereka—Hu Lian, adiknya—melangkah ke tengah lapangan pelatihan dan mengaktifkan teknik ringan. Cahaya merah membentuk formasi kecil di bawah kakinya.

Tapi… sebelum sempat menyerang, tanah berguncang pelan.

Pohon besar di sisi kanan bergeser... dan dari baliknya muncul... makhluk roh raksasa berbentuk singa dengan bulu perak.

Roh pelindung lembah.

Mata Hu Lian membelalak. “A-apa ini…”

Fa Jinhai mengangkat satu jari. “Itu pelindung spiritual warisan lembah. Muncul otomatis kalau ada niat jahat melebihi kadar sopan santun.”

Hu Wenyang panik. “B-bukan niat jahat! Kami cuma uji kekuatan…”

“Terlambat,” kata Yuyu sambil mengunyah permen. “Dia udah gigit tongkat latihan Tong Lian, sekarang dia beringas.”

---

Dihajar Roh

Dalam waktu singkat, para anggota Klan Hu berlari keliling lapangan dikejar roh singa.

Hu Lian menjerit, Hu Wenyang naik ke atap lalu jatuh ke ember cuci.

Yuyu mendesah, “Satu hari tanpa kekacauan. Cuma minta itu.”

Fa Jinhai hanya duduk tenang sambil membaca kitab.

Setelah lima belas menit, akhirnya Fa Jinhai menjentikkan jari dan singa spiritual itu lenyap menjadi debu cahaya.

“Kau bilang ingin gabung, kan?” katanya ke Hu Wenyang yang tergolek lemah.

Hu Wenyang gemetar. “I-ya…”

“Kalau mau gabung, pertama-tama... minta maaf ke pelayan senior.”

Hu Wenyang menoleh ke Yuyu dan membungkuk. “Maaf…”

Yuyu melipat tangan. “Lain kali, jangan nilai sekte dari luar. Kami ini lembah… tapi dalamnya gunung.”

---

Di tempat lain…

Fa Niangli bersin kecil saat berjalan bersama ketiga muridnya di hutan roh.

Tong Lian menoleh. “Guru masuk angin?”

“Bukan,” jawab Fa Niangli. “Mungkin... ada yang mengacau di rumah.”

Mo Qingluan mengelus ayamnya. “Xiao Kuai bilang... Yuyu bisa atasi semua.”

Zhu Feng mengangguk. “Dan Gege Fa Jinhai lebih galak dari kita semua.”

Fa Niangli tersenyum. “Kalau begitu... rumah kita aman.”

bersambung

1
Nitnot
penulis kesayanganku ga pernah gagal.. sukaaa
inda Permatasari: terima kasih bunda 🌹
total 1 replies
Osie
makin seru dna perjalanan masih panjang
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Eehh si tong lian nih aya2 wae
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Hhmm kirain udah mulai buka gerbang
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Baguuss ada lucuna juga 💞💞
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
/Joyful//Facepalm//Facepalm/ Aya2 wae
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Rasana beda dari novel2 mu sebelumna thor
Dewiendahsetiowati
Tong Lian murid yang paling nyleneh sendiri dan bikin suasana ceria🤣🤣
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Waahh 😃 calon jodoh ni kayana
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Wahh kejutan menanti
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Siapa lagj tuh
Wahyuningsih
klau jln critanya bisa d tebak gk srulah y gk thor dtnggu upnya thor yg buanyk n hrs tiap hri jgn lma2 semedinya thor ntar lumutan loh 😁😁 sellu jga keshtn tetp 💪
Ai Shiteru
novel pertama yang alurnya susah aku tebak, biasanya bisa ketebak baru awal2 baca, tapi ini luar biasa ceritanya, terima kasih thor.
Osie
fa niangli capek bgt ya
Osie
tong lian emang saingan ma tong makan nih/Facepalm/
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Sudah dibuktikan mao apa lagi coba 😏
Dewiendahsetiowati
Tong Lian mesti bikin kisruh dan aneh sendiri
Cindy
lanjut kak
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Mereka hanya iri
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Ujian na bikin dilema
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!