NovelToon NovelToon
The Path Of The Undead That I Chose

The Path Of The Undead That I Chose

Status: sedang berlangsung
Genre:Iblis / Epik Petualangan / Perperangan / Roh Supernatural / Kontras Takdir / Summon
Popularitas:436
Nilai: 5
Nama Author: Apin Zen

"Dalam dunia yang telah dikuasai oleh iblis, satu-satunya makhluk yang tersisa untuk melawan kegelapan… adalah seorang yang tidak bisa mati."



Bell Grezros adalah mantan pangeran kerajaan Evenard yang kini hanya tinggal mayat hidup berjalan—kutukan dari perang besar yang membinasakan bangsanya. Direnggut dari kematian yang layak dan diikat dalam tubuh undead abadi, Bell kini menjadi makhluk yang dibenci manusia dan diburu para pahlawan.

Namun Bell tidak ingin kekuasaan, tidak ingin balas dendam. Ia hanya menginginkan satu hal: mati dengan tenang.

Untuk itu, ia harus menemukan Tujuh Artefak Archelion, peninggalan kuno para dewa cahaya yang dikabarkan mampu memutuskan kutukan terkelam. Dalam perjalanannya ia menjelajah dunia yang telah berubah menjadi reruntuhan, menghadapi para Archfiend, bertemu makhluk-makhluk terkutuk, dan menghadapi kebenaran pahit tentang asal usul kekuatannya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Apin Zen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gerbang Lupa

Kabut tebal menelan mereka saat melangkah ke dalam hutan. Pohon-pohon tua menjulang seperti raksasa yang membisu, sementara udara dipenuhi aroma logam yang samar. Di depan mereka, berdiri sebuah gerbang melengkung dari batu hitam, dihiasi ukiran mata-mata kecil yang seakan menatap ke setiap arah.

Bell menatap gerbang itu lama, rahangnya mengeras. “Sekali kita masuk, tak ada jalan mundur.”

Eryndra mengangguk, meski di hatinya ada sedikit gemetar. “Kita tidak akan meninggalkan Lythienne.”

Saat mereka melangkah melewati gerbang, dunia berubah.

Eryndra tiba-tiba berdiri di halaman kastil lamanya—tempat dia dulu hidup sebelum semua hancur. Suara tawa keluarganya, aroma bunga di musim semi, dan langit cerah menyambutnya. Begitu nyata, begitu hangat… hatinya meronta untuk tinggal.

Di sisi lain, Bell menemukan dirinya di medan perang ratusan tahun lalu. Pasukan kerajaan Evenard, wajah para ksatria yang gugur demi melindunginya, dan suara raja—ayahnya—memanggilnya untuk kembali. Semua godaan itu mencoba menyeretnya.

“Bell… tetaplah di sini, kita bisa memperbaiki segalanya,” suara ayahnya bergema, berat dan penuh kasih.

Bell menutup mata, merasakan tusukan rasa bersalah yang sudah menjadi beban abadinya. Tapi saat ia membuka mata, dia melihat Eryndra di kejauhan—terperangkap dalam kebahagiaan palsu.

Tanpa ragu, dia meraih tangannya. “Eryndra, ini bukan dunia kita.”

Sentuhan itu membuat ilusi di sekitarnya retak. Mata Eryndra melebar, jantungnya berdebar tak karuan. Ada kehangatan yang dia benci untuk akui—kenyamanan yang tak pernah ia rasakan sejak lama.

Namun sebelum mereka bisa melangkah keluar dari ilusi, kabut membelah, menampakkan sosok tinggi berjubah hitam. Wajahnya tersembunyi di balik topeng perak, dan suaranya terdengar seperti gema dari jurang tak berujung.

“Abadi yang melawan takdir…” katanya menatap Bell. “Aku adalah Penjaga Kedua Gerbang. Kau telah mencuri waktu yang bukan milikmu. Sekarang, kau akan membayarnya.”

Tanah bergetar. Bayangan besar menjelma di belakang Penjaga itu—seekor makhluk setengah iblis setengah roh, dengan mata merah membara.

Eryndra mengangkat pedangnya. “Sepertinya gerbang ini tak membiarkan kita lewat begitu saja.”

Bell memandang musuh itu, matanya dingin. “Kalau begitu… kita paksa jalannya.”

Langkah Bell dan Eryndra terhenti di hadapan gerbang raksasa yang menjulang seperti monumen bagi jiwa-jiwa yang tak pernah pulang. Gerbang itu tidak terbuat dari batu atau besi, melainkan dari lapisan ilusi yang berlapis-lapis, seperti mimpi buruk yang membeku di udara. Setiap lapisnya berdenyut, memantulkan bisikan masa lalu yang menusuk hati.

Dari kabut pekat, sosok tinggi berbalut jubah hitam melangkah maju. Topeng peraknya memantulkan cahaya remang, membentuk senyum samar yang dingin.

“Gerbang Lupa tidak menerima tamu,” suaranya bergaung, menyerupai gema yang datang dari dua arah sekaligus. “Kecuali… mereka yang bersedia mengorbankan segalanya.”

Bayangan hitam di bawah kakinya merekah seperti cairan pekat, membentuk tombak-tombak panjang yang langsung melesat ke arah mereka. Bell mendorong Eryndra ke samping dan menangkis satu tombak dengan pedang hitamnya. Logam dan kegelapan bertabrakan, menciptakan percikan cahaya merah seperti bara neraka.

Eryndra membalas, melompat ke depan dan menebas, tapi pedangnya terpental oleh dinding ilusi. Penjaga Kedua Gerbang mengangkat tangan, dan seluruh ruang di sekitar mereka bergetar. Udara menjadi berat, membuat setiap tarikan napas seolah menelan debu kematian.

Bell menunduk menghindari cambuk bayangan yang menghantam keras ke tanah. Saat ia berdiri kembali, cambuk itu melilit dadanya dan menariknya ke arah musuh. Cakar makhluk setengah iblis yang muncul dari kabut langsung menembus sisi tubuhnya. Darah hitam menetes, menguarkan bau besi dan tanah basah.

Namun Bell hanya menatap makhluk itu dengan mata pucatnya.

“Kau pikir ini cukup?” suaranya dingin, hampir tanpa emosi.

Dengan kekuatan mendadak, ia mematahkan cakar itu di dalam tubuhnya, menarik makhluk itu mendekat, lalu menghancurkan tengkoraknya dengan tangan kosong. Darah gelap bercipratan di kabut, tapi luka di tubuh Bell mulai menutup, tulang-tulangnya menyatu kembali di bawah kulit pucat.

Eryndra, yang sempat terdiam melihat pemandangan itu, memejamkan mata sejenak, lalu kembali mengangkat pedangnya. Mereka berdiri berdampingan, menatap Penjaga yang masih tak bergeming.

“Bersiaplah,” kata Bell.

Eryndra meliriknya. “Untuk apa?”

Bell menatap gerbang yang berdenyut seperti jantung raksasa. “Untuk memaksa gerbang ini tunduk, meski harus menukar seluruh daging di tubuhku.”

Penjaga itu tertawa pelan. “Abadi pun punya harga untuk dibayar.”

Di sekeliling mereka, puluhan tombak bayangan mulai memadat, siap menghujani mereka berdua.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!