NovelToon NovelToon
Mari Kita Menikah! Tapi...

Mari Kita Menikah! Tapi...

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Pernikahan Kilat / Obsesi / Cinta Seiring Waktu / Bercocok tanam
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: CatVelvet

"Mulai sekarang, kau bekerja sebagai istriku," tegas Gyan Adriansyah kepada istrinya, Jasmine.

Nasib sial tengah menimpa sang gadis cantik yang terkenal sebagai bunga desa. Mulai dari beredarnya video syur yang menampilkan siluet mirip dirinya dengan calon tunangan. Terungkapnya perselingkuhan, hingga dijadikan tumbal untuk menanggung hutang ayahnya pada pria tua.

Namun, ditengah peliknya masalah yang terjadi. Takdir kembali mempertemukan dirinya dengan musuh bebuyutannya semasa kecil dengan menawarkan pernikahan kontrak. Jasmine tak punya pilihan yang lebih baik daripada harus menikahi pria tua.

Akan seperti apakah pernikahan mereka? Gyan yang ia kenal dulu telah berubah drastis. Ditambah lagi harus menghadapi ibu mertua yang sangat membencinya sejak lama.

Yuk simak keseruan ^⁠_⁠^

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CatVelvet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7. Apa kau tidak mengenaliku?

Kakek Haris menunggu kabar dari Gyan tentang bagaimana keadaan cucunya. Berharap hanya akan mendengar kabar baik tentang Jasmine. Ia berbaring di ranjangnya penuh kegelisahan yang menyelimuti.

Jasmine adalah cucu yang sangat disayanginya. Sejak kecil gadis itu selalu mengikutinya untuk bekerja dikebun bersama mendiang istrinya saat masih hidup.

Gadis yang sedari kecil sangat pekerja keras. Suka membantu dan sangat mengerti keadaan keluarganya. Akan tetap mendapatkan perlakuan tidak adil dari kekasihnya dan juga ayahnya? Sungguh tak habis pikir, batin kakek.

Ponsel ditangannya berdering. Ia mengangkat telpon dari Gyan dengan cepat. Kakek langsung menanyakan kabar cucunya dan mengubah posisi duduk.

“Hallo, nak Gyan? Bagaimana kabar cucuku?“ tanya kakek dengan cemas.

“Hallo, kakek. Kabar cucu anda baik-baik saja. Aku sekarang sedang berada dirumah anda.“

Kakek Haris bernapas lega. “Syukurlah… lalu sedang apa mereka. Aku ingin bicara.“

Gyan yang sedang menelpon di teras rumah sambil duduk dikursi, jelas saja bisa mendengar bagaimana ibu dan anak itu sedang bertengkar hebat. Kondisi yang tak tepat untuk dibicarakan pada kakek.

“Mereka sedang beristirahat dikamar. Sepertinya mereka agak lelah,“ ucapnya bohong.

“Ah… begitu, baiklah. Yang penting mereka baik-baik saja. Kakek akan mendengar penjelasan mereka nanti saat sudah kembali kesini.“

“Ya kakek, aku akan menunggu hujannya sedikit reda baru akan kembali. Hujannya terlalu deras.“

“Menginaplah disana, anggap saja itu rumahmu sendiri. Jangan memaksakan untuk kesini jika memang beresiko. Hehe…”

“Ah, nggak kek. Jika hujannya sedikit reda. Aku akan kembali.“

Kakek Haris terkekeh pelan. “Baiklah, baiklah. Kakek juga akan mengabari kakek mu. Terimakasih banyak ya, nak Gyan.“

“Sama-sama kek.“

Panggilan itu berakhir meninggalkan perasaan lega bagi kakek Haris.

Gyan memasukkan ponselnya ke saku celana. Ia memakai celana hitam dan kemeja putih lengan panjang, dengan sedikit menggulung bagian ujung tangannya.

Jasmine keluar dari kamarnya tak peduli bagaimana ibu memanggilnya. Ia membuka pintu depan dalam keadaan marah. Gyan yang tersentak langsung menoleh melihat Jasmine melangkah begitu cepat melewatinya dan menerobos hujan. Gyan dengan cepat menggapai pergelangan tangannya dan menariknya sebelum dirinya benar-benar basah kuyup lagi.

“Apa kau gila? kau mau pergi kemana dengan hujan sederas ini?“ tanya Gyan.

Jasmine memberontak namun genggaman pria itu terlalu kuat. Ataukah dirinya yang terlalu lemah? “Lepaskan!“

“Jangan berbuat nekat!“ Bentak Gyan dan membuat Jasmine terdiam.

Jasmine dengan rambut panjang yang masih agak basah berantakan mendongak keatas menatap mata pria yang lebih tinggi darinya.

Pipinya merah?

Gyan terkejut sekaligus khawatir melihat sebelah pipi gadis berkulit putih ini menjadi merah. Ia sudah menduganya pasti ibunya menamparnya dengan keras. Dan keadaan gadis dihadapannya sekarang sedang tidak baik-baik saja. Matanya terlihat merah sendu bercampur marah dengan sisa air mata.

“Hanya karena anda menolong saya dua kali, bukan berarti anda bisa mencampuri urusan pribadi saya,“ ucap Jasmine sinis.

“Jasmine, ibuk minta maaf,” panggil Bu Nayla memelas menyusul putrinya ke teras. Mengetahui ibunya menghampiri dirinya, Jasmine kembali memberontak sekuat tenaga dan berhasil melepaskan genggaman pria dihadapannya dan berlari cepat menerobos hujan.

Untuk kedua kalinya Jasmine tak peduli bagaimana ibu terus memanggilnya. Gyan mencegah Bu Nayla untuk menyusulnya. Pria itu berlari mengejar gadis yang tengah menangis ditengah hujan. Kaki ramping tanpa alas kaki itu berlari cukup kencang. Hujan yang sangat deras begitu cepat membasahi pakaian mereka.

Grep!

Gyan kembali berhasil meraih pergelangannya. Dan lagi-lagi tangan kecil itu berani memberontak. Tak ada pilihan lain selain memaksanya pulang dengan cara menggendongnya. Dengan mudah Gyan mengangkat tubuh gadis itu dan memanggulnya di pundak. Tak peduli seberapa kuat Jasmine memukuli punggungnya yang basah. Tak terasa sakit sama sekali.

Sesampainya dirumah Gyan meminta agar ibunya tak mengajaknya bicara untuk sementara. Gyan masih memanggul gadis itu dan membawa masuk ke kamarnya. Gyan mengunci kamar itu bersama gadis dipundaknya dan menyimpan kunci itu ke dalam saku celananya. Kini hanya tersisa mereka berdua.

“Lepaskan aku, brengsek!“

Gyan menjatuhkan gadis itu ke kasur dengan agak kasar. Ia menarik napas pelan-pelan. Gadis itu terlentang dihadapannya. Sebelum gadis itu bangkit. Gyan menahan kedua tangan Jasmine diatas kasur. Dia memposisikan dirinya diatas tubuh gadis itu, dan kedua lulutnya bertumpu diatas kasur agar tubuhnya tak saling bersentuhan.

Apa-apaan sih posisi pria ini?? Batin Jasmine terkejut.

Gyan menatap tajam dengan rambut dan wajahnya yang basah. Tetesan itu menetes perlahan membasahi rambut Jasmine yang terurai berantakan. Tersirat rasa kesal pada matanya yang tajam. Dan dia masih mencoba mengatur napasnya hingga hembusan tiap napasnya terasa menyapu wajah Jasmine yang cukup dekat.

“Berhentilah bersikap seperti ini Jasmine! Kau kan, bukan anak kecil lagi. Kau boleh marah tapi jangan menambah masalah dengan membuat masalah baru.“

Jasmine terdiam.

Ada yang aneh. Batin Jasmine

“Kenapa anda bicara seakan dekat dengan saya? Kenapa anda mencampuri yang bukan urusan anda? Dan kenapa juga anda mengikuti saya sampai sini?“ tanya Jasmine bertubi-tubi.

Gyan terdiam menatap kedua bola mata indah dihadapannya. Ia menelan ludah sejenak. Gadis dihadapannya menatap penuh tanya dan rasa yang mengganjal. Jasmine baru menyadari ada hal yang aneh pada pria ini.

Jika pertemuan pertama terjadi saat menolongnya di minimarket, ia masih bisa percaya jika itu adalah sebuah ketidaksengajaan. Namun jika yang kedua kali? Bagaimana bisa dia menolongnya hingga ke dalam masalah pribadinya. Bahkan sampai membawa ibunya ke desa. Dan anehnya juga, kenapa dia hapal betul jalan menuju rumahnya. Kenapa baru menyadari sekarang?

Untuk sesaat, Gyan terdiam memikirkan penjelasan yang akan ia lontarkan. Tetapi melihat wajah gadis dihadapannya membuat dirinya sulit untuk berfikir jernih.

Dia berbeda sekali dengan yang dulu. Bagaimana bisa, dia tumbuh secantik ini?

Selain kulit wajahnya yang terlihat putih bersih dan juga sehat terawat. Alisnya juga terbentuk rapi dan hitam. Bola matanya terlihat jernih dan cemerlang, dipayungi oleh bulu mata tebal yang panjang. Bentuk hidungnya yang cantik serta bibirnya yang ranum berwarna merah cerah dan juga segar.

Saat pertemuan pertama Gyan belum bisa menatapnya dengan jelas dan sedetail ini. Namun pada kesempatan kali ini ia bisa melihatnya dengan jelas. Anehnya, Gyan juga merasa sisa tangisan di wajah gadis itu menambah kesan yang semakin cantik dengan efek kemerahan pada bagian bawah matanya, hidungnya, serta bibirnya. Cantik namun juga agak lucu saat melihat ujung hidungnya yang merah seperti badut.

Gyan tersenyum menyunggingkan satu sudut bibirnya. Ingin tertawa rasanya, saat melihat gadis dihadapannya tak mengenalinya dirinya yang dulu sering diganggu dan dijahili sampai menangis.

Dia terlihat seperti orang bodoh.

“Kau benar-benar nggak mengenaliku ya?“

Jasmine memiringkan kepalanya. Memangnya dia siapa? Batin Jasmine.

“Jangan ngawur, saya nggak mengenali anda jadi menyingkir lah sejauh-jauhnya!“

“Pfftt” Gyan menahan tawa. Hal itu membuat Jasmine semakin kesal. Ditambah dengan posisinya yang membuatnya sangat tak nyaman.

 “Kau semakin terlihat konyol dengan terus berbicara formal padaku. Akan aku beri clue.”

“Baiklah! tapi menyingkir lah dariku terlebih dahulu!“

“Aku akan menyingkir saat kau bisa mengingatnya dengan tepat!“ ancam Gyan dengan serius.

Jasmine berusaha memberontak. “Ya sudah apa?!“ teriaknya.

“Kau sering menembak ku dengan ketapel jelek mu itu. Kau juga sering mencubit ku. Mengatai ku seperti lobak putih yang gemuk. Sebenarnya masih banyak lagi. Tapi aku akan memberimu sedikit saja.“

Clue yang diberikan adalah bentuk penindasan yang Jasmine lakukan padanya saat masih kecil dulu.

“Ngomong apa sih??“

“Jawab, jika kau masih belum ingat. Akan ku beri clue satu lagi. Aku adalah orang yang hampir mati tersedak permen saat seseorang mencoba mengejutkan ku sampai ibuku membawaku ke rumah sakit. Ingat?“

Melihat wajah serius pria dihadapannya, Jasmine mencoba mengikuti permainan tebak-tebakannya. Sejujurnya hal itu juga cukup menimbulkan rasa penasarannya. Siapa pria yang pernah berada dimasa lalu ku ini? Pikirnya.

Jasmine mencoba mengorek ingatan masa lalunya. Awalnya terasa samar. Namun melihat wajah pria ini membuatnya sama sekali tak bisa mengenalinya. Tapi dari clue yang dia berikan. Dia mulai menemukan serpihan-serpihan kenangan yang berhubungan dengan clue tersebut.

Gyan penasaran dan menatap tajam gadis itu dengan senyumnya yang sinis. “Gimana? Sudah ingat 'Devil Princess'?“

Hah?? Nggak mungkin! Jadi di, dia?? Batin Jasmine terkejut. Matanya membulat lebar dan mulutnya terbuka. Fakta yang mencengangkan.

“Serius?? Jadi kamu… 'Turnip prince'??“

***

1
Roxanne MA
yuk bantu ramein karya ku jugaa💖
Roxanne MA
akhirnya up jugaa
ARM
oke kak siyap 👍🏻
ARM
Terima kasih banyak kak🙏🏻 btw aku masih pemula, banyak kesalahan yg perlu ku koreksi 🙏🏻☺️
Roxanne MA
lanjut thor
Roxanne MA
baru awalan bab sudah sebagus inii
riniasyifa
Semangat terus berkarya kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!