NovelToon NovelToon
LIKU-LIKU SANG MANTAN

LIKU-LIKU SANG MANTAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Trauma masa lalu
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Noveria

Niara yang sangat percaya dengan cinta dan kesetiaan kekasihnya Reino, sangat terkejut ketika mendapati kabar jika kekasihnya akan menikahi wanita lain. Kata putus yang selalu jadi ucapan Niara ketika keduanya bertengkar, menjadi boomerang untuk dirinya sendiri. Reino yang di paksa nikah, ternyata masih sangat mencintai Niara.

Sedangkan, Niara menerima lamaran seorang Pria yang sudah ia kenal sejak lama untuk melupakan Reino. Namun, sebuah tragedi terjadi ketika Reino datang ke acara pernikahan Niara. Reino menunjukkan beberapa video tak pantas saat menjalin hubungan bersama Niara di masa lalu. Bahkan, mengancam akan bunuh diri di tempat Pernikahan.

Akankah calon suami Niara masih mempertahankan pernikahan ini?

🍁jangan lupa like, coment, vote dan bintang 🌟🌟🌟🌟🌟 ya 🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noveria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 10

Rasa penasaran akhirnya membuatku menatap Duda dengan dua anak itu kembali. Baru kali ini, kami berhadapan kurang dari sejengkal tangan. Aku baru menyadari, ternyata dia terlihat tidak terlalu tua untuk seusianya.

BAB 10 ( Mendadak Melamar )

“Istrinya,”

“Dia bilang Reino sedang berada di Rumah Sakit karena kecelakaan.” kata Pak Ridwan, memberitahukan padaku tentang seseorang yang menginginkanku resign dari Pabrik. Bahkan, memberikan surat pernyataan jika kecelakaan itu terjadi karena ulahku. Aku hanya diam mendengar penjelasan itu. Rasanya ingin mengelak, toh untuk apa aku menceritakan kebenaran pada Pria yang tidak ada urusannya dengan hidupku.

“Ah astaga, aku lupa kalau menjemput anakku. Dia pulang lebih awal soalnya,” ujar Pak Ridwan, melajukan mobilnya lebih cepat.

“Aku berhenti disini saja, Pak!”

Aku menepuk pundak kiri Pak Ridwan berulang kali. Namun, dia menghiraukan keinginanku dan terus melaju.

“Kamu tahu kan anakku yang pertama, dia kelas 6. Pernah ketemu kan?,”

Aku menggelengkan kepala tak peduli.

“Aku harap kalian akur nantinya.”

Aku langsung mengernyit ketika Pak Ridwan seolah menganggap aku menerima cintanya.

“Nantinya yang mana, Pak?” “Bapak jangan ngaco ya, saya belum bilang kalau mau jadi pacar, Bapak!” jawabku tegas.

“Ya udahlah Niara, apa salahnya menerima saya.”

“Salah!!” Ketusku.

“Mau cari yang seperti apa lagi?,”

“Muda, mapan, lajang di jaman sekarang?” Pak Ridwan tersenyum.

“Saya masih ingin mencari kriteria yang Bapak sebutkan! jadi berhenti disini! aku bisa pulang sendiri!” aku mencoba menarik pintu mobil berulang kali. Namun, sepertinya sudah di kunci otomatis oleh Pak Ridwan. “tolong… aku diculik!!” teriakku keras sambil memukul kaca mobil berulang kali. Pak Ridwan terkekeh melihat sikapku.

Lima menit berteriak dan melawan, akhirnya aku kelelahan juga. Tenggorokanku kering dan batuk-batuk. Pak Ridwan memberikanku sebotol air mineral di sampingnya. Aku enggan menyentuhnya dan membuang muka.

Uhukuhukuhuk.

Tenggorokanku semakin kering, rasanya gatal dari sebelumnya. Aku melirik botol air mineral yang tergeletak di depan dasbor. Aku langsung mengambilnya, meneguk isinya hingga kosong. Pak Ridwan tertawa melihatku. Pria yang selalu dianggap karyawan lainnya kulkas 3 pintu, karena selalu dingin. Di depanku saat ini tersenyum dan tertawa.

Mobil sedan putih ini akhirnya berhenti. Aku melihat keluar jendela. Kami berhenti di sekolah dasar. Pak Ridwan membuka jendela.

“Papa!” teriak gadis kecil berambut ikal panjang berlari ke arah kami.

“Masuk, masuk!” Pak Ridwan menjawab dengan suara yang lirih, sambil tangannya melambai.

“Pa.. pa,” gadis itu menatapku, seakan terkejut ketika tempat duduk di samping Ayahnya di tempati wanita lain.

“Siapa?” gadis itu masih tak berhenti menatapku.

“Ibu baru,” jawab Pak Ridwan tanpa basa basi, aku yang sebelumnya tertunduk langsung mengangkat kepala mendengar ucapan Pak Ridwan yang blak-blakan. Perasaanku sangat canggung, hingga hanya bisa tersenyum tipis. Anaknya langsung membuka pintu lainnya dan duduk di kursi belakang.

Anaknya sangat cerewet, berbanding terbalik dengan Pak Ridwan yang sedikit bicara. Anaknya menceritakan beberapa hal yang dilakukan di sekolah, keakraban antara ayah dan anak terasa kental di antara mereka. Aku sedikit iri, karena setelah Ibu dan Ayahku bercerai saat aku masih TK, aku tak pernah lagi bertemu dengan Ayahku. Apalagi berbicara banyak bersama Ayah tiriku. Aku juga melihat Pak Ridwan menanggapi setiap celoteh anaknya dengan senyum dan tawa. Aku bagai patung di antara mereka. Aku tidak pandai memulai sesuatu obrolan, apalagi baru pertama kali bertemu langsung dengan anaknya Pak Ridwan. Terakhir kalinya bertemu 3 tahun lalu, di rumahnya bersama karyawan lainnya. Itu saja hanya bersalaman, lalu anaknya pergi bersama Baby sitternya ke atas.

“Kenalin, ini Tante Niara. Eh Mama Niara,” ucap Pak Ridwan.

“Mama, astaga.” gumamku lirih mengernyit ke arah Pak Ridwan. Lalu mengulurkan tanganku dan berbalik ke belakang menatap anak sulung Pak Ridwan. Aku tersenyum tipis kepadanya. Namun, anak itu hanya membalas uluran tanganku lalu cemberut.

“Dia Chika, anak sulungku. Cantik kan?” ujar Pak Ridwan, menatap wajah anaknya dari kaca spion di depannya. Aku hanya mengangguk lalu mataku kembali menatap kedepan. Chika menghentikan ke riuh-an sebelumnya, setelah ayahnya memperkenalkan aku sebagai mama barunya. Padahal aku sendiri belum menyetujui status itu.

Pak Ridwan membawaku ke rumahnya. Tiba didepan rumah, Chika langsung turun tanpa mengatakan apapun. Pak Ridwan ikut turun, dan membawa tas Chika yang tertinggal di mobil masuk kedalam rumah. Aku jadi kebingungan harus melakukan apa. Akhirnya, aku memilih ikut turun dari mobil. Mataku berkeliling ke setiap sudut teras rumah Pak Ridwan.

Rumah dengan 2 lantai yang sederhana. Beberapa peliharaan burung tergantung di depan teras. Pohon mawar yang mengelilingi taman kecil depan teras. Serta ada kolam ikan koi, di sekitar taman.

Anak balita laki-laki berlarian keluar rumah dikejar oleh wanita berseragam putih. Balita itu tertawa sambil berlari, lalu tiba-tiba langkahnya berhenti tepat di bawah kakiku. Memeluk kaki kananku dengan tangan kecilnya. Sedang wanita paruh baya itu, memutar-mutar sendok agar balita itu mau makan. “Ini pasti anak keduanya,” gumamku.

“Nael, nael sini!” suara Pak Ridwan mendekat. Dia mengangkat anak laki-lakinya dari kakiku. Lalu mengambil sendok yang berisi penuh nasi dan lauk dari tangan baby sitter untuk dimasukkan ke dalam mulut anaknya.

“Dia putra keduaku, Nael.” ucap Pak Ridwan. “usianya 2,5 tahun.”

Aku hanya diam tak mengeluarkan ekspresi apapun. Nael mengangkat kedua tangannya ke arahku, seakan memintaku untuk menggendongnya. Pak Ridwan langsung memberikan Nael kedalam pelukanku tanpa ragu. Aku pada akhirnya menggendong balita itu, sedang baby sitter nya berputar-putar mencari celah agar bisa menyuapi Nael yang aktif.

“Ada dua baby sitter, jadi kamu nggak akan kerepotan. Satu bibi yang bantu masak dan bersih-bersih. Satu sopir, tapi hari ini ijin tidak berangkat, satu tukang taman yang biasanya datang hari Rabu dan Minggu,” ucap Pak Ridwan menjelaskan siapa saja penghuni rumahnya. Tanpa kusadari aku menanggapinya dengan mengangguk. Karena terbiasa di kantor yang selalu mengangguk saat dia memberikan perintah.

“Apalagi yang kamu mau tahu tentang aku?” tanya Pak Ridwan, dia mengambil Nael dari pelukanku dan mengalihkannya ke pelukan baby sitter. Pak Ridwan berjalan ke arah mobilnya, memberikan tanda jika selesai memperkenalkan rumahnya. Aku mengikuti langkahnya, sambil melambaikan tangan ke arah Nael yang berteriak “dada” kepadaku.

Setelah masuk kedalam mobil dan duduk berdua. Hubungan kami kembali canggung. Pak Ridwan sedari tadi menjawab telepon dengan headset nya, aku bahkan tidak mengerti apa yang dibicarakan nya karena menggunakan bahasa Mandarin.

“Pak, aku pulang kerumah bukan ke Kos, mau menemui Ayahku dulu,” aku menyela diantara pembicaraan Pak Ridwan di telepon. Pak Ridwan mengangguk menanggapi ucapanku.

“Emang dia tahu alamat rumahku, asal setir aja!” gumamku lirih. Aku kembali menatap ponsel mencari kesibukan yang tidak ada.

Aku menoleh kanan kiri, kita menyadari Pak Ridwan melaju ke alamat rumahku dengan benar. Padahal aku belum memberitahu alamatnya. Bahkan mobilnya juga berhenti tepat di depan pagar rumahku. Aku keluar dari mobil tanpa mengatakan apapun, sedang Pak Ridwan belum menyelesaikan obrolannya di telepon.

Aku membuka pagar dan masuk kedalam. Tapi mataku masih menoleh kebelakang. Dan aku masih melihat mobil Pak Ridwan nangkring di depan.

“Siapa?” tanya Ibuku, yang tiba-tiba berdiri di depanku. Aku sampai melompat terkejut. “Astaga, mengagetkan!” ucapku kesal.

Pak Ridwan keluar dari mobil dan membuka pagar. Aku kebingungan dan bergegas berlari ke arahnya.

“Ngapain, pulang!” ucapku lirih, mengusirnya dengan tanganku. “Hah, pulang,” jawab Pak Ridwan. Aku menarik kedua pundaknya dan membuatnya berbalik badan. Mendorong langkahnya kembali ke mobil.

Ayahku datang dengan sepeda motornya, dia membunyikan klakson karena mobil Pak Ridwan menutupi pintu pagar.

“Siapa, Ra?”

Ayahku turun dari motor dan mendekat ke arahku dan Pak Ridwan.

“Hah, nggak apa-apa Yah,” balasku, aku terus mendorong langkah Pak Ridwan agar masuk kedalam mobil.

“Maaf, Pak. Perkenalkan Saya Ridwan, senior di kantor Niara,”

Alih-alih masuk kedalam mobil, Pak Ridwan malah memperkenal dirinya di depan Ayahku.

Ayahku menjabat tangan Pak Ridwan.

“Oh, tumben. Ada keperluan apa?” tanya Ayahku. Aku langsung berada di tengah antara Ayahku dan Pak Ridwan. Aku menginjak kuat-kuat sepatu kiri Pak Ridwan.

“Maksud kedatangan saya untuk melamar Niara.”

Aku langsung melongo kaget. Begitupun ayah tiriku.

1
Violette_lunlun
heh! anak kecil minggir! minggir!
Violette_lunlun
suami sendiri pake handuk diliatin doang?
mana main!!!!

tarik atuh!
Violette_lunlun
Gayanya sok keras.
nanti giliran di tinggal istri baru sesak nafas.
Noveria_MawarViani: junho kaya gitu juga pasti nantinya 😂
total 1 replies
Violette_lunlun
No...Chika tak terluka.
Kau yang lebih terluka.
Noveria_MawarViani
/Sob/ ketemua terus berpelukan aja yuk
Violette_lunlun
sedih aku....
gak bisa diginiin:(
bunga for you nael
Noveria_MawarViani: 😭 kejamnya dunia
total 1 replies
Violette_lunlun
Violette: "malam pertama bukannya dimanja malah jadi kacang. kita sama, ya."

btw bikin Reno mati atuh Thor
Violette_lunlun
apa?! anak sekecil itu mati?!
Thor...bawa reoni kesini!!

gak bisa gak bisa!
apaan baru baca udah ada yang mati:>
✧༺▓✠ Cahaya ✠ ▓ ༻✧
bagus bget tulisan nya
Anyelir
keren kak
Violette_lunlun
Reino kalau mau mati, mati sendiri aja!!.
ihh pengen cubit ginjal nya
Violette_lunlun
samawa ya!!!
jujuu ZuBaidah
pernikahan berdarah.sungguh tragis.

thor cerita mu tak bisa d tebak.
kerenn bangeettt 👍👍👍
Noveria_MawarViani: terimakasih kak,

stay tuned 🌟🌟🌟🌟🌟
total 1 replies
iqbal nasution
semoga sukses
Noveria_MawarViani: makasih kak
total 1 replies
iqbal nasution
oke
Violette_lunlun
belum sah Syang:')
Noveria_MawarViani: udah kebelet
total 1 replies
Violette_lunlun
namanya juga anak-anak....:)
🌞Oma Yeni💝💞
knp bisa ketabrak
🌞Oma Yeni💝💞: berarti harus diulangi lagi
Noveria_MawarViani: Sebelumnya udah pernah ku edit kak, cuma kayanya nggak nyimpen. makasih udah diingetin.
total 4 replies
iqbal nasution
ceritanya cukup menarik
iqbal nasution
oke...good
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!