【Cantik×Ketos Dingin+Cinta Pandangan Pertama+Cinta Manis】⚠️ FOLLOW DULU BARU BACA ⚠️ Haii..selamat menyelami dunia fiksi, sebagian cerita diambil dari kisah nyata. mohon maaf jika ada kesalahan/kekurangan Dalam cerita ini, karena saya juga manusia biasa. Terimakasih sudah mau mampir ke cerita ini ••••••••• Liliana Marcella Kusuma, Itulah nama yang dulunya disematkan oleh neneknya. entah kenapa sejak dia kecil dia tak pernah mendapat kasih sayang dari kedua orangtuanya, seakan kedua paruh baya itu membentangkan jarak kepada putrinya itu. Namun walaupun begitu, Liliana tetap semangat menjalani harinya karena dia punya pacar yang sangat cinta padanya. Ivander Jovanka Bagaskara, Pria dingin yang tak tersentuh, dan terlahir dari keluarga konglomerat. walaupun punya harta yang melimpah dan keluarga yang lengkap tak membuatnya bahagia. Tapi sejak berjumpa dengan perempuan yang bernama Liliana Marcella Kusuma, membuat dunianya serasa berwarna.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sriii Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
(10). Rendah diri?
Happy reading
Masih dikediaman Kusuma
David juga merasa menyesal sih, karena hal ini dia jadi membentak istrinya. Tapi kan nyonya Anna susah keterlaluan juga, sudah tau anaknya sakit dan butuh support, Malah dibentak-bentak dan dicaci.
David merasa tak rela anak sulungnya diperlakukan seperti itu, apalagi akhir-akhir ini hatinya tergerak sendiri untuk lebih perhatian pada Liliana.
Segera David mengejar istrinya, tidak ingin nyonya Anna berbuat lebih jauh. Sedangkan Arthur dan Alexa memilih melanjutkan makan malamnya, karena tau David bisa meredakan emosi sang mama.
"Keluar kamu Lili, anak kurang ajar. Gara-gara kamu semuanya jadi berantakan! Nafsu makan saya jadi hilang lihat wajah kamu." nyonya Anna menggedor pintu kamar Liliana dengan kencang sembari berteriak
"Maa..sudah cukup! Kasian Lili, biarkan dia beristirahat." David merangkul istrinya agar tenang, namun bukannya tenang Anna malah semakin menjadi
"Keluar kamu sialan, anak kurang ajar! Berani sekali kamu menyelamatkan diri dari masalah. Dasar anak tak diuntung kamu Liliana." Anna berteriak sembari mencaci anak sulungnya dengan keras hingga teriakannya terdengar sampai ke meja makan. Tak tahan melihat istrinya yang semakin tak terkendali, David menyeret istrinya kekamar dengan kasar
Sedangkan didalam kamar keadaan Liliana sudah berantakan, tubuhnya gemetar takut, bibirnya pucat, kepalanya berdengung sakit. Kata-kata nyonya Anna tadi seakan berputar-putar di kepalanya membuat tubuhnya hampir limbung setelahnya Lili memilih bersembunyi dibalik lemari agar mamanya tidak menemukan nya. Hatinya sakit sekali saat ini, Namun diakhir kesadarannya yang hampir hilang Bibirnya bergumam sedih
"Vander... Tolong aku! Aku nggak mau sendiri! Ini sakit banget."
•••••••••••
Setelah Liliana ditempatkan diruangan VIP. mereka akhirnya bisa masuk, Walaupun tidak bisa semuanya. David dan Arthur masuk terlebih dahulu melihat kondisi Liliana
"Lili maafin papa ya nak, tidak bisa jadi orangtua yang baik untuk kamu! Cepat sehat ya sayang, biar kita bisa berkumpul lagi." David mencium kening putrinya dengan sayang lalu beralih mengelus punggung tangan Liliana.
"Cepat sehat ya kak, biar kita bisa main bareng lagi."
Setelah selesai melihat keadaan Liliana, keduanya keluar dari ruangan itu, walaupun Liliana belum sadar dari pingsannya.
"Om dan Arthur pulang saja, biar yang jaga Lili Vander Om."
"Emang nak Vander nggak apa-apa kalau menjaga Liliana disini?" David tak enak hati Jika Vander menjaga anak sulungnya
"Nggak apa-apa Om, Lagian mama juga bakalan datang kesini. Bantuin Vander jaga Lili."
"Oke deh, nanti kalau ada apa-apa hubungi Om ya. Kalau begitu Om dan Arthur pulang dulu ya nak."
"Iya Om, hati-hati dijalan."
"Kak kita Duluan ya, makasih sudah mau jagain kak Lili."
"Oke, beres thur."
Setelah melihat kepergian Ayah dan anak itu, Vander memilih masuk kedalam ruangan Liliana.
Clekk
Setelah menutup pintu, Vander berjalan dengan pelan menuju brankar itu. Langkahnya seakan berat mendekati Liliana, dia merasa gagal sudah melindungi kekasihnya dari orang-orang toxic seperti kejadian yang kemarin Nya.
"Lili, maafin aku ya sayang, aku gagal lagi melindungi kamu! Seharusnya aku disitu Li, melindungi kamu dari orang-orang seperti mereka. Maafkan aku Liliana, Hikss...," Vander menyalahkan dirinya karena disaat Liliana membutuhkannya, dia tidak ada disamping Liliana.
Kalian bisa bayangin bagaimana hancurnya hati Vander, melihat orang tersayang Nya berbaring di rumah sakit. Dan dia merasa tak berguna karena lagi-lagi dia terlambat membantu Liliana.
Vander berulang kali mencium punggung tangan Liliana hingga tak terasa dia tertidur dengan posisi duduk kearah kekasihnya.
•••••••
"Uhh...," Liliana menatap ke sekeliling ruangan itu, hingga dia menyadari jika saat ini dia berada dirumah sakit.
Merasa asing dengan tangan kanannya, segera dia menengok ke samping ternyata ada pria yang tertidur disamping Nya. Tangannya terangkat mengusap surai hitam milik Vander, Ya dia hafal sekali dengan kekasihnya. Sedangkan Vander tak terusik sama sekali, sangking nyenyak Nya dia malah semakin menelusupkan kepalanya dilengan Liliana.
"Kamu sangat baik Van, hatimu begitu tulus kepadaku! Sampai aku bingung, bagaimana caraku untuk membalas semua kebaikanmu! Aku merasa tak berguna Van, aku lemah banget, Aku merasa tak pantas untuk kamu Vander...hikss..hikss..," Liliana menangis dalam diamnya karena tak ingin mengganggu Vander yang sedang tertidur.
"Aku nggak pantas untuk kamu Vander, Dan kamu berhak untuk mendapat perempuan yang lebih baik dari aku! YA aku harus bilang padanya, Jika dia berhak mendapat yang lebih baik dari aku." Gumam Liliana dengan perasaan yang berkecamuk, dia merasa keputusan ini yang paling tepat agar Vander tidak terbebani lagi.
Liliana sibuk dengan pikirannya sembari mengelus surai hitam milik Vander.
Clekk
Liliana mengalihkan atensinya pada wanita yang baru masuk itu, ya dia masih ingat dengan wanita paruh baya itu. Nyonya Cecilia, ibu dari kekasihnya.
"Halo sayang, kamu sudah siuman!" Nyonya Cecilia dengan ramahnya mencium pipi calon menantunya, setelah Liliana menyalaminya.
"Iya ma, Lili barusan bangun kok! Ohya mama sama siapa kesini?" Tanya Liliana dengan pelan
"Sendiri, tadi dianterin sama supir mama! Kamu gimana sayang, ada yang sakit nggak? Biar mama panggilkan dokter sekarang."
"Nggak ada kok ma, Liliana baik-baik saja! Nggak ada yang sakit malah." Liliana merasa terharu dengan perhatian nyonya Cecilia, dia merasa kasih sayang wanita itu tulus padanya. Karena selama ini Lili tak pernah merasakan itu
"Justru Lili berterima kasih banget sama mama, karena sudah mau meluangkan waktunya untuk sekedar menjenguk Lili." Liliana memegang tangan nyonya Cecilia dengan lembut
"Nggak apa-apa sayang, mama senang banget dengar kamu baik-baik saja." Balasnya tak kalah lembut
"Kamu sudah makan nak, biar mama suapin. Kebetulan tadi mama masak sendiri dirumah, jadi sekalian deh mama bawain."
"Nanti aja ma, Lili juga belum lapar kok! Ohya mama jangan bangunin Vander ya, kayaknya dia Barusan tidur deh ma." Liliana berkata dengan pelan
"Ah benarkah nak. Tapi mama itu kesal banget sama dia sayang, seharusnya kan dia yang ngejagain kamu, bukannya ditinggal tidur." Tutur nyonya Cecilia, niatnya yang ingin menjewer telinga Vander malah dihalangi oleh kekasihnya.
"Nggak papa ma, lagian Lili baik-baik saja! Lili juga paham kok, dia pasti kecapean karena sudah menunggui Lili sedari pagi."
"Iya deh, mama diam saja disini! Tapi nanti kalau kamu butuh apa-apa, jangan sungkan bilang sama mama ya sayang." Ucap nyonya Cecilia sembari duduk disalah satu sofa ruangan VIP itu.
Liliana menggangguk. " Iya ma."
Liliana sibuk dengan pikirannya sendiri sembari tangannya yang tak henti mengelus Surai hitam milik Vander. "Mungkin nggak ya, secara kan keluarga mereka baik-baik semua! Aku nggak mau jadi beban lagi buat mereka. Sudah cukup sampai disini." Gumamnya Dengan perasaan campur aduk.
•
•
•
JANGAN LUPA VOTE, KOMEN DAN SHARE YA Terimakasih