Hari bahagia yang harus nya menjadi milik nya ternyata bukan milik nya. sakit, kecewa itu yang Vania rasakan. Mencintai orang yang tak mencintai nya selama ini. Sang pria mencintai nya hanya karena kasihan.
Yuk baca hanya di Novel Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anisah Cute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
"Astaghfirullah, Vania!" ucap sang ayah kaget saat melihat putrinya menangis terduduk di tanah dengan bersandar di pagar kayu.
Pak Herman berlari mendekat kearah putri nya dan memeluk putri ya dengan erat dia ikut sedih saat lihat keadaan sang putri walau dia tak tahu apa yang terjadi.
"Ayah...! Maafin Vania ayah. Vania sudah membuat ayah malu, Vania sudah bikin susah ayah, Vania sudah membuat ayah berhutang sana sini demi acara buat Vania tapi semua nya hancur ayah. Daffa bertunangan dengan gadis lain ayah." ucap Vania.
Sang ayah terkejut saat mendengar ucapan putri nya dada nya terasa nyeri tapi dia abaikan demi putri.
Sedangkan Vania benar - benar menangis saat berada di pelukan sang ayah. Sakit hancur kecewa semua jadi satu. Tubuh nya bagaikan di cabik - cabik saat mengetahui apa yang terjadi.
"Sudah nak jangan nangis lagi ada ayah yang selalu bersama kamu dan tulus menyayangi kamu." ucap pak Herman meneteskan air mata nya saat melihat betapa hancurnya putri nya.
Warga yang mengetahui jika pesta pertunangan Vania dan Daffa anak pengusaha kaya raya batal langsung pulang dengan berbagai ocehan. Hingga membuat Vania menangis sejadi - jadinya.
"Harus nya Vania sadar diri, orang miskin kok mau bertunangan dengan anak pengusaha giliran di campakkan sakit hati, nangis." ucap salah satu warga.
"Iya kalau miskin jangan belagu dan jangan berharap terlalu tinggi. pingin jadi menantu dari kalangan berkelas." timbal tetangga yang lain sambil berjalan keluar halaman rumah pak Herman.
Mereka meninggalkan pekarangan rumah pak Herman dengan berbagai ucapan yang bisa di dengar oleh Vania. Hingga membuat Vania menangis karena sudah membuat ayah nya malu dan kecewa.
"Ayo nak kita masuk. Jangan hiraukan ucapan orang." ajak sang ayah dengan merangkul putri nya.
"Maafin Vania ayah. Vania sudah bikin ayah malu. Lebih baik Vania mati saja ayah dulu nya jika takdir Vania hanya membuat ayah malu." jawab Vania.
"Tidak nak kamu anak baik kamu tidak membuat ayah malu, ayah bangga memiliki putri seperti mu. Sudah jangan nangis lagi. jangan tangisi pria seperti itu nak. Bersyukur kamu mengetahui sifat nya sekarang. Bagaimana jika kamu sudah menikah dengan dia baru ketahuan sifat aslinya itu lebih menyakitkan."
Vania berbaring di paha sang ayah dengan pak Herman mengelus kepala putri nya yang masih menangis sesenggukan. Saat Vania sudah sedikit tenang dia mulai berkata.
"Ayah tau siapa yang Vania lihat saat di acara pertunangan Daffa."
Pak Herman menggeleng kepala dia tak tahu siapa yang di lihat putri nya.
"Siapa yang kamu lihat nak?"
"Vania lihat ibu ayah dan ternyata tunangan Daffa anak suami baru nya dan ayah tau selama ini Vania sudah bodoh berteman dengan Aurora yang ternyata anak ibu." ucap Vania.
Pak Herman terkejut hingga dia terdiam saat mendengar apa yang di katakan putri nya. Ingatan saat istrinya meninggalkan dia dan putri nya terbayang. Vania menangis di gendongan ayah nya saat ingin ikut pergi ibu nya.
"Sudah lah nak tidak perlu di ingat - ingat lagi, semua itu akan menambah luka di hati kamu saja." ucap sang ayah.
"Iya ayah Vania gak akan mengingat apa pun lagi. Mulai sekarang Vania hanya akan fokus pada kuliah dan kerja saja. Tapi ayah kenapa umur Aurora sama dengan Vania?" tanya Vania.
"Yang ayah tau suami kaya ibu mu memiliki dua putri dan saat ibu mu pergi meninggalkan kita dia sedang hamil anak pria itu yang sekarang menjadi suaminya." ucap Herman.
"Oh jadi ibu punya anak lagi selain Aurora dan Clarissa. Di mana anak ibu yang satu nya?" tanya Vania.
"Ayah tidak tau nak sudah sore kamu mandi ayah juga mau mandi."
"Ayah saja duluan yang mandi Vania masih mau duduk di sini."
Mendengar perkataan putri nya pak Herman langsung berdiri menuju ke kamar mandi. Sedangkan Vania menatap kearah luar dia berjalan menuju kearah dekorasi tempat dia dan Daffa akan bertunangan tadi, Vania langsung menarik semua hiasan yang menempel di tenda dia melampiaskan semua kesedihan dengan menghancurkan semua dekorasi hingga selesai Vania terduduk dengan air mata.
"Kamu jahat Daf! Saya benci kamu, Saya sangat membenci mu." ucap Vania dengan mata yang merah, wajah nya menunjukkan kemarahan dan kebencian untuk Daffa.
Pak Herman yang selesai mandi dan berpakaian keluar saat mendengar suara berisi di luar, saat sampai di luar dia melihat putri nya melampiaskan semua nya kemarahan dan membiarkan saja putrinya menghancurkan semua dekorasi agar putri nya merasa lega.
******
Di tempat keluarga Pradipta setelah semua acara selesai mereka pulang kerumah masing - masing. Saat sampai Reyhan yang melihat Arvin dan Daffa akan naik ke atas langsung memanggil Daffa dan Arvin agar duduk di hadapan nya.
"Daffa, Arvin duduk lah sini." pinta pak Herman.
Daffa menatap kearah Arvin yang dengan santai berjalan mendekat kearah orang tuanya.
"Dengar Daffa kamu jangan membuat papa dan mama malu dengan apa yang kamu lakukan. Jawab pertanyaan papa Daffa! Siapa gadis itu?" tanya sang ayah.
"Dia calon istri Arvin, pah! Tapi Arvin membatalkan pertunangan dia dengan gadis itu." ucap Daffa.
Reyhan menatap kearah Arvin dia tak menyangka jika keponakan tega terhadap gadis yang sudah dia janjikan.
"Dengar Arvin jika kamu sudah berjanji untuk menikahi nya kenapa kamu tidak bilang sana om nak. Om akan melamar kan dia untuk kamu. Kamu tau melihat mata nya dia begitu hancur apa salah gadis itu hingga kamu tega menyakiti nya." ucap ayah Daffa yang tak tahu apa pun tentang hubungan putra nya dan Vania.
Arvin menatap marah kearah Daffa di sini seolah dirinya yang bersalah telah meninggal kan Vania. Padahal kenyataan Vania bukan siapa - siapa dia. Arvin mengepal tangan nya menahan amarah saat melihat bersikap santai.
"Maaf om." hanya itu yang bisa Arvin katakan.
Reyhan hanya bisa menggeleng kepala saat mendengar kata maaf dari keponakannya.
"Arvin akan bertanggung jawab atas apa yang sudah terjadi dengan Vania. Om jangan khawatir saya gak akan membuat malu om dan tante." jawab arvin.
Arvin mendekat kearah Daffa dan berbisik membuat Daffa menatap kearah Arvin.
"Saya akan buat kamu menyesal telah membuat saya menjadi tersangka yang telah menyakiti Vania. Lihat kamu akan menyesal." bisik Arvin.
Arvin pergi menuju ke kamar nya mengambil barang yang masih tersisa di kamar itu. Setelah selesai dia pamit untuk pulang kerumah peninggalan kedua orang tua nya, besok dia akan datang kerumah Vania untuk melihat keadaan Vania.
kan kalian sepasang kekasih
Dasar daffa lelaki brengseknya gak ketulungan😠😠😠😠
mau Sam Vania,tapi tidak mau melepaskan anak manja itu
dan rakus
untung z Arvin keburu datang,, nikahin Vania Vin,, Vania udah minum obat buat P*r*n*s*ng, kasian dia takutnya malah tersiksa,,,
Arvin lg luka z bisa²nya ya curi² kesempatan/Facepalm/ btw Arvin harus bangga loh karena dia pria pertama yg bisa cium Vania/Chuckle//Chuckle/
siapa ya kira² yg mau culik Vania??Daffa kah??
yakin bgt si pasti orang tuanya si Daffa gak bakalan merestui hubungan kalian.