Sagaara Arjun Wijaya, pria si pahit lidah kalau bicara sangat menyakitkan. Bahkan semua ucapan yang keluar dari mulutnya membuat Vely sang istri tak mampu berkutik.
Vely ialah seorang gadis yang jauh dari type Sagaara. Terpaksa menikahi tuan muda karena sebuah jebakan seorang Rani yang ternyata dirinya hanya jadi bahan taruhan antara Rani dan Sagaara!
Namun, siapa yang menyangka dalam waktu 3 bulan kontrak pernikahan benih cinta muncul di hati tuan muda, akankah sulit baginya untuk mengungkapkan rasa itu?
...
Kegabutan seorang penulis novel.
Nama pemeran yang ada di novel ini hanya sebuah kebetulan belaka yeee.. jadi jangan heboh sendiri.
.......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Kireina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch.10
Sepanjang
perjalanan di dalam mobil, Lovely hanya diam saja. Menyandarkan kepala nya di
jok belakang, semilir air mata masih menggenangi wajah nya.
Hening
menguasai kedua nya, tak ada yang mau membuka obrolan hingga akhirnya mereka
pun sampai di kediaman Rani.
Dengan cepat
Lovely mengusap air mata nya, tenggorokan nya serasa kering. Dia berdehem
sebentar untuk menormalkan kembali suara nya. Setelah menangis pasti suara nya
akan serak.
"Kita
sudah sampai nona.." Ars turun untuk membukakan pintu mobil.
"Terimakasih
tuan Ars.."
Ars
mengangguk lalu kembali menutup pintu mobil nya, "Nanti malam jam 7 saya
akan datang untuk menjemput nona."
"Baiklah,
tuan.."
Keduanya
saling memberi bow, "Hati-hati di jalan tuan.." seru Lovely sembari
melangkah masuk ke dalam meninggalkan Ars.
Pria itu
tersenyum, merasa seperti jika gadis itu sangat cocok untuk tuan muda Sagaara.
Sifat kedua nya saling bertolak belakang, pasti di setiap hari nya akan terjadi
suguhan drama yang menarik. Membayangkan nya saja sudah membuat Ars tersenyum.
Merasa lucu dengan ekspektasi nya.
***
Lovely baru
saja menginjakan kaki nya di dalam kamar, segera dia merebahkan tubuh nya di
atas ranjang.
Menggeliat
sejenak, lalu menggulingkan badan nya kesana kemari. "Aaaa!!! Aduh,
sakit-sakit.." tadi diri nya jatuh ke lantai setelah di dorong oleh tuan
Gaara, "Dasar pria kasar, baru kali ini aku bertemu dengan manusia seperti
itu!"
Beep..
beep.. beep..
Hp nya
berdering, telefon masuk dari kak Damian.
"Hallo
kak Damian?" seru Lovely dengan bahagia.
"Lovely
apa kabarmu, maaf ya kakak baru bisa menghubungi mu.."
"Tidak
apa-apa kak, aku tahu kalau kakak pasti sangat sibuk."
"Sore
ini kakak baru tiba di kota, perjalanan dinas ini sungguh membuatku lelah.
Nanti malam ayo kita makan bersama di luar.."
Lovely
terdiam, dia ingat jika nanti malam juga diri nya ada janji dengan sang tuan
muda.
"Hallo,
Lovely kenapa kau diam?"
"Em,
kak Damian maaf untuk acara nanti malam Lovely tidak bisa ikut. Soalnya Lovely
sudah punya janji dengan orang lain."
"Wah,
wah, ternyata adik kakak yang cantik ini sudah besar ya.. siapa orang itu,
apakah pria.. atau wanita? Kenapa kau tidak mengenalkan nya kepada kakak?"
"Haha..
itu rahasia, kak sudah dulu ya Lovely lapar.."
"Emh ya
baiklah, jaga kesehatanmu baik-baik.. oh ya kakak sudah mentransfer uang ke
rekening mu, coba kau cek ya.."
"Baik
kak Damian, terimakasih kakak ku sayang, muah!"
Suara lelaki
hangat yang di panggil kakak barusan, sudah membuat nya jauh lebih tenang dan
merasa lebih baik.
Lovely duduk
di atas ranjang, mengayunkan kedua tangan nya ke udara seolah sedang menarik
urat-urat dan meregangkan otot nya yang kaku.
"Semangat
Lovely, ingat jika kau tidak hidup sendirian di dunia ini.. kau memiliki banyak
cinta dari orang-orang yang menyayangimu."
Suara
ketukan dari luar pintu kamar Lovely terdengar nyaring, "Lovely ini aku,
kau sudah pulang?"
"Rani?
Iya tunggu sebentar.."
Saat Lovely
masuk ke kamar nya tadi, diri nya mengunci pintu kamar agar tak di ganggu hanya
untuk sejenak saja.
Pintu kamar
pun terbuka, "Rani, masuklah.." senyum nya mengembang di kedua sudut
bibir nya.
"Lovely,
ayo ceritakan kepada ku.. bagaimana pertemuan nya tadi dengan tuan muda?"
Lovely
menggeleng sembari mengibaskan tangan nya ke kanan dan ke kiri, "Dia jauh
lebih menyebalkan dari apa yang ku bayangkan!" geram.
"Hah,
benarkah?" Lovely mengangguk, "Ayo ceritakan dengan detail."
Rani mulai menuntut.
"Tidak
ada yang istimewa dari pertemuan kami.."