NovelToon NovelToon
Meluluhkan Hati Tuan Ferguson

Meluluhkan Hati Tuan Ferguson

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Anak Kembar / Pengantin Pengganti Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Pengasuh
Popularitas:904
Nilai: 5
Nama Author: Sang_Imajinasi

Isabella Rosales mencintai Alex Ferguson dan ketiga anak kembar mereka—Adrian, Eren, dan Alden—lebih dari hidupnya sendiri. Namun, kebahagiaan mereka direnggut secara paksa. Berasal dari keluarga Rosales yang merupakan musuh bebuyutan keluarga Ferguson, Isabella diancam oleh keluarganya sendiri: tinggalkan Alex dan anak-anaknya, atau mereka semua akan dihancurkan.

Demi melindungi orang-orang yang dicintainya, Isabella membuat pengorbanan terbesar. Ia berpura-pura meninggalkan mereka atas kemauannya sendiri, membiarkan Alex percaya bahwa ia adalah wanita tak berperasaan yang memilih kebebasan. Selama lima tahun, ia hidup dalam pengasingan yang menyakitkan, memandangi foto anak-anaknya dari jauh, hatinya hancur setiap hari.

Di sisi lain kota, Celine Severe, seorang desainer yatim piatu yang baik hati, menjalani hidupnya yang sederhana. Jiwanya lelah setelah berjuang sendirian begitu lama.

Takdir mempertemukan mereka dalam sebuah malam yang tragis. Sebuah kecelakaan hebat terjadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

"Hubungan kita murni profesional."

Kata-kata Alex menggema di benak Isabella selama berhari-hari, menjadi soundtrack yang dingin dan monoton bagi kehidupannya yang baru. Pria itu menepati janjinya. Dinding es di antara mereka telah dibangun kembali, kali ini diperkuat dengan baja formalitas. Semua kehangatan, semua kerentanan yang sempat muncul, telah lenyap seolah tidak pernah ada.

Alex kembali menjadi Tuan Ferguson, sang CEO yang efisien dan tak terjangkau. Interaksi mereka kini terbatas pada email-email singkat mengenai jadwal anak-anak atau memo ringkas tentang kemajuan Yayasan Tunas Pelangi. Mereka tidak lagi bekerja bersama di perpustakaan pada malam hari. Alex akan meninggalkan catatan dan revisi di atas meja untuk ditinjau oleh Isabella, dan Isabella akan memberikan laporannya kembali dengan cara yang sama. Mereka adalah dua hantu yang berkomunikasi melalui kertas, meskipun tinggal di bawah atap yang sama.

Bagi Isabella, perubahan ini terasa seperti sebuah hukuman. Setiap anggukan formal dari Alex, setiap kali ia memanggilnya "Nona Severe" dengan nada datar, terasa seperti sayatan kecil di hatinya. Ia telah mundur dari tepi jurang malam itu, tetapi kini ia merasa telah jatuh ke dalam jurang yang lain—jurang kesepian yang dingin. Ia telah mendapatkan kembali profesionalismenya, tetapi ia kehilangan rekannya.

Yang lebih buruk, anak-anak merasakannya. Mereka adalah barometer emosi yang paling peka di rumah itu. Tawa mereka menjadi sedikit lebih tertahan. Mereka melihat kebingungan saat ayah mereka dan "Mama Celine" kesayangan mereka kini hampir tidak pernah berada di ruangan yang sama pada waktu yang bersamaan.

Suatu sore, saat Isabella sedang membantu Eren menyelesaikan lukisan pelanginya, gadis kecil itu tiba-tiba berhenti. "Mama Celine," tanyanya dengan suara pelan. "Apa kau membuat Ayah marah?"

Pertanyaan polos itu menusuk Isabella begitu dalam hingga ia hampir menjatuhkan kuasnya. "Tentu saja tidak, sayang. Kenapa kau berpikir begitu?"

"Karena... Ayah tidak pernah tersenyum lagi saat kau ada di dekatnya," jawab Eren, matanya yang besar dipenuhi kekhawatiran yang tulus.

Isabella tidak tahu harus menjawab apa. Ia hanya bisa memeluk putrinya erat-erat, berharap pelukannya bisa menutupi keretakan yang mulai terlihat oleh semua orang.

Titik balik dari perang dingin itu datang dari sumber yang sama sekali tidak terduga: sebuah majalah bisnis.

Sabtu pagi itu, Alex harus pergi ke kantor untuk rapat darurat. Sebelum pergi, ia meninggalkan tabletnya di atas meja kopi di ruang keluarga, terbuka pada halaman berita finansial. Isabella, yang sedang mengawasi anak-anak bermain di karpet, tidak terlalu memperhatikannya.

Namun, Adrian, yang selalu tertarik pada dunia ayahnya, berjalan ke arah tablet itu. "Nona Celine," panggilnya, "orang di gambar ini punya nama keluarga yang sama denganmu dulu."

Isabella mengernyit. "Apa maksudmu, Adrian?" Ia mendekat, berpikir mungkin Adrian salah membaca.

Dan kemudian ia melihatnya.

Itu bukan nama "Severe". Itu adalah nama "Rosales".

Di sampul majalah bisnis digital itu, terpampang foto ayahnya, Tuan Rosales, dan kakak laki-lakinya, Damian. Mereka tersenyum angkuh ke arah kamera. Judul besar di bawahnya berbunyi: "Serangan Kejutan: Rosales Corp Melakukan Tawaran Pengambilalihan Paksa Terhadap Titan Teknologi, OmniCorp."

Napas Isabella tercekat. Udara seolah tersedot keluar dari paru-parunya. Tiba-tiba, ia tidak lagi berada di ruang keluarga yang aman di Rumah Awan Pelangi. Ia kembali terlempar ke masa lalunya yang kelam, ke ruang kerja ayahnya yang dingin, mendengar ancaman-ancaman yang menghancurkan hidupnya. Wajah-wajah di layar itu bukanlah sekadar pebisnis; mereka adalah para monsternya, para penculiknya.

Tangannya mulai gemetar hebat. Warna terkuras dari wajahnya, membuatnya pucat pasi. Ia bisa merasakan keringat dingin mulai membasahi pelipisnya. Trauma yang telah ia kubur dalam-dalam kini meledak ke permukaan dengan kekuatan yang mengerikan.

"Nona Celine, kau baik-baik saja?" Suara cemas Adrian menariknya dari spiral kepanikan, tetapi hanya sedikit. "Wajahmu sangat pucat. Apa kau sakit?"

Isabella mencoba berbicara, mencoba menenangkan putranya, tetapi tidak ada suara yang keluar. Ia hanya bisa menatap layar itu, matanya terpaku pada senyum kemenangan kakaknya.

Dan saat itulah Alex Ferguson melangkah kembali ke dalam ruangan. Ia melupakan salah satu dokumennya. "Diana, apa kau melihat map biruku—" Kalimatnya terputus saat ia melihat pemandangan di hadapannya.

Ia melihat pengasuh anaknya berdiri membeku, wajahnya pucat seperti mayat, matanya membelalak ngeri menatap tabletnya. Dan ia melihat putra sulungnya berdiri di samping wanita itu, menarik-narik lengan bajunya dengan ekspresi sangat khawatir.

Seketika, topeng profesional Alex hancur. Naluri protektifnya mengambil alih. "Nona Severe! Apa yang terjadi?" serunya, melintasi ruangan dalam tiga langkah cepat.

Isabella terlonjak kaget oleh suaranya. Dengan gerakan panik, ia mencoba mematikan layar tablet itu, seolah ingin menyembunyikan bukti kelemahannya. Tapi sudah terlambat.

Alex tiba di sampingnya, tatapannya mengikuti arah pandang Isabella sebelum layar itu menjadi gelap. Ia telah melihatnya. Wajah Tuan Rosales dan Damian.

Ekspresi Alex sendiri langsung mengeras menjadi topeng kemarahan yang dingin dan familier. "Keluarga ular itu," desisnya, lebih pada dirinya sendiri. Kebenciannya pada keluarga Rosales sama dalamnya dengan lautan. Ia selalu percaya bahwa tekanan dari keluarga ambisius itulah yang perlahan-lahan meracuni Isabella-nya, mendorongnya untuk pergi.

Ia akan berpaling, menganggap reaksi Celine hanyalah keterkejutan biasa melihat berita bisnis yang agresif. Tapi kemudian ia melihatnya. Ia melihat tingkat kengerian di mata wanita itu. Ini bukan keterkejutan. Ini adalah teror murni. Teror yang sangat personal.

Mengapa? Mengapa seorang pengasuh anak yang sederhana memiliki reaksi trauma yang begitu hebat hanya dengan melihat wajah saingan bisnisnya yang terbesar?

Semua kepingan puzzle yang telah ia kumpulkan—lagu, sketsa, taman, liontin, pengetahuan intuitifnya—tiba-tiba berputar di kepalanya, dan kini, sebuah kepingan baru yang besar dan bergerigi jatuh ke tempatnya. Hubungan dengan Rosales.

Ia mengambil tablet itu dari tangan Isabella yang gemetar. Ia menatap wajah wanita itu, yang masih pucat dan ketakutan. Semua kebohongan, semua dinding, semua permainan terasa tidak penting lagi. Ia harus tahu.

"Keluarga ini," kata Alex, suaranya pelan dan menusuk, "mereka bukan sekadar berita utama untukmu, bukan?"

Isabella tidak bisa menjawab. Ia hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan, bibirnya terlalu kelu untuk membentuk kata-kata.

Alex menatapnya lekat-lekat, matanya yang tajam seolah mencoba menembus kabut kebingungan dan melihat kebenaran yang paling mustahil sekalipun. Sebuah teori yang begitu liar, begitu gila, mulai terbentuk di benaknya—sebuah teori yang bisa menjelaskan segalanya.

Ia mencondongkan tubuhnya sedikit, suaranya turun menjadi bisikan yang intens, mengabaikan kehadiran putranya yang menatap mereka dengan bingung.

"Apa hubunganmu dengan mereka, Celine?"

1
Indah Ratna
bagus thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!