Musim panas sudah di mulai, dua wanita muda, Chai Tea dan Cherry memutuskan untuk pergi berlibur ke pulau, menikmati pantai yang indah.
namun bukannya mendapat liburan yang menyenangkan, keduanya malah dihujani banyak masalah yang membuat mereka berdua terjebak di pulau itu dengan cinta penuh misteri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ceyra Azaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
[Akhirnya Kita Bertemu Kembali]
Suara tabrakan yang nyaring membuat semuanya terhambur keluar dan berterbangan di udara, jalanan pun dihujani oleh berbagai bahan dapur. orang-orang yang ada di tempat kejadian kemudian mengalihkan pandangan pada satu tempat.
sesudah menabrak barang angkutan, bukannya berhenti Chai Tea malah pergi begitu saja setelah kembali membuat ulah pada Sky.
"Maaf, Sky!" Teriak Chai Tea, memandang sekilas.
Dengan perasaan kesal, Sky terheran-heran karena Chai Tea mengendarai motor ATV miliknya yang baru saja dikirim kemarin, bahkan memegang kunci saja belum pernah akibat terlalu sibuk bekerja.
Sky berdiri termangu sambil menatap semua barang bawaannya kini berhamburan di lantai. Entah takdir atau dosa apa yang telah ia lakukan, Sky selalu terkena kesialan yang tak berkesudahan semenjak kedatangan wanita itu di pulau ini.
Bahkan hal tak terduga pun terjadi, motor itu telah dicuri olehnya, Sky sangat marah tapi juga pasrah, perasaannya campur aduk di dalam hati. Ia tidak berharap motor itu akan kembali secara utuh, mungkin yang dikembalikan hanyalah tersisa bannya saja.
---
Di sisi lain.
Sesudah membuat ke tempat kacauan pada orang lain, dengan wajah tanpa dosa, Chai Tea sumringah berkendara di sepanjang pesisir pantai. Meski sempat kesusahan, tapi sekarang ia mulai terbiasa menggunakan motor ATV yang lumayan besar itu.
"Sendirian kurang seru. Padahal aku ingin mengajak Cherry, tapi dia masih tidur." Decak Chai Tea, mendengus bosan.
Selintas di dalam pikiran, ia berniat pergi berkeliling ke tempat lain untuk mendapatkan pemandangan baru. Dengan motornya Chai Tee melaju di jalan taman kota yang sepi, tampak pepohonan rimbun melambai terhembus angin, menyapu bersih dedaunan kering yang berserakan.
Suasana sunyi ini menyelimuti hatinya dengan kedamaian, seakan jiwa terbang bebas di Pulau Pitcairn. Kendati semakin lama pulau ini tambah maju, berdiri bangunan megah, namun keasriannya tetap terjaga.
"Kalau bisa aku ingin tinggal di sini lagi, seperti saat itu." Gumam Chai Tea, hatinya galau lagi.
"Eh? Ada apa di sana?"
Tak jauh dari tempatnya ada sebuah mobil terparkir di samping jalan. Chai Tea memperhatikan dua orang sedang mengecek kondisi mobil itu yang tampaknya sedang bermasalah.
"Aku sapa sebentar deh, siapa tahu mereka perlu bantuan. Tapi aku bisa apa?" Dalam benak berucap, mengemudikan motornya ke samping jalan.
"Permisi, apa yang terjadi pada mobilmu?" Tanya Chai Tea pada seorang wanita bersama sopirnya.
"Ban mobilku tertusuk paku, sayang sekali kami tidak memiliki ban cadangan."
"Sebenarnya aku juga sudah menelpon tukang bengkel agar segera kesini, tapi tampaknya mereka sedikit terlambat." Sahut wanita itu, mengangkat bahu.
Tiba-tiba keduanya menyadari sesuatu secara bersamaan, Chai Tea dan wanita itu terdiam sejenak sambil bertatap mata selama beberapa saat karena merasa tak asing diantara mereka. Setelah sekian detik berlalu akhirnya Chai Tea pun langsung sumringah setelah mengingat kembali.
Wanita itu ternyata Nona Kane yang kini terlihat begitu elegan dan menawan, wajahnya juga lebih berseri, berbeda sekali dari sebelumnya, perubahan besar itu membuat Chai Tea hampir saja tak mengenalinya lagi.
Begitu juga sebaliknya, Kane sempat tak percaya karena gadis mungil yang dulu dirinya asuh kini telah beranjak dewasa. Kemudian keduanya saling berpelukan melepas rasa rindu setelah sekian lama tak bertemu.
Chai Tea begitu menyayangi Nona Kane yang ia anggap seperti ibunya sendiri, kebaikan dan kasih sayang yang tulus darinya begitu membekas di hati bagaikan cat merah muda pada tembok hitam.
Nona Kane pernah mengasuh Chai Tea saat dirinya berumur tiga tahun. Setelah ia mulai bersekolah, keduanya pun memutuskan hubungan karena beberapa hal dan setelah itu Chai Tea dan Kane tidak pernah berhubungan lagi.
"Chai, aku tidak menyangka kita bertemu. Sejak kapan kamu datang kemari?"
"Kemarin. Aku juga sebenarnya ada niat untuk menemui nona, tapi aku belum mengunjungi resort."
"Datanglah, pintu rumahku terbuka lebar untukmu! Aku ingin sekali menghabiskan waktu seharian penuh untuk bercengkrama membahas kehidupan pribadi."
"Tapi sayangnya Aku tidak punya kesempatan karena terjerat pada urusan bisnisnya yang begitu mendadak."
"Anda pasti sangat stres, apalagi terhambat karena mobil bermasalah begini."
Pada saat gelisah memikirkan cara, tiba-tiba sesuatu telah mengalihkan perhatiannya, Kane menyadari bahwa motor ATV yang Chai buat bawa terlihat familiar, seketika ia tersenyum lebar.
"Chai, apakah kamu punya waktu? Bisa antar aku kembali ke resort secepat mungkin? Ada tamu penting yang sedang menunggu." Ucap Kane, matanya berbinar.
"Tentu saja! kebetulan sekali aku sedang luang." Sahut Chai Tea dan langsung menghidupkan mesin motornya.
"Pak! Tolong urus mobilnya! Maaf aku tinggal bapak sendirian di sini." Pamit Kane pada sopir pribadinya.
"Baik, nona! Hati-hati di jalan!"
Setelah itu mereka bedua pun tancap gas.
----
Tak lama, perjalanan yang singkat hanya membutuhkan waktu beberapa menit saja mereka sudah sampai di depan resort mewah milik Nona Kane yang terletak di tepi pantai. Sejak dulu tempat ini dikenal sebagai surga barat karena bangunannya yang begitu besar dan megah di atas laut.
"Chai, terima kasih banyak! Untung saja aku bertemu denganmu."
"Kapan-kapan mampirlah kemari aku ingin berbincang banyak denganmu!"
"Tidak apa-apa nona, lain laki aku akan berkunjung. Kalau begitu aku pamit jalan-jalan dulu."
"Tunggu, Chai!"
"Kamu ingat kabin tempat kita bermain dahulu di bukit? Aku telah merenovasinya menjadi lebih besar." Ucap Kane, tersenyum menawan.
"Ahh... Benarkah? Aku ingin melihatnya sekarang."
Ketika rasa semangatnya langsung membara. Detik itu juga ia pergi berkendara menuju kabin karena sudah lama sekali ia tidak mengunjungi tempat itu. Selagi masih berada di pulau ini, sebaiknya menyempatkan diri untuk berkunjung ke tempat-tempat bermain masa kecil.
Lokasinya lumayan cukup jauh, namun tak akan memakan waktu banyak untuk berkendara, dikarenakan tempatnya berada di atas bukit ia pun harus melewati jalur tebing memutar.
Waktu di perjalanan Chai Tea disuguhkan dengan pemandangan indah, di samping tebing tinggi dan di sebelah kanan terdapat pemandangan laut yang akan menemani di sepanjang jalan.
---
Di sisi lain, sebuah mobil merah melaju di jalan yang sama, tak jauh dari sana. Di dalam mobil, tampak Sella sedang menyetir dengan wajah kesal karena dirinya yang saat ini sedang liburan mendadak mendapat telepon dadakan dari sang suami di Negara Hungaria.
Padahal ia sudah datang jauh-jauh kesini hanya untuk liburan bersama Navy selama beberapa hari sambil juga menghabiskan waktu bersama Kane. Tetapi secara mendadak suaminya menyuruh agar dirinya agar segera pulang untuk mengurus perusahaan.
Walaupun dengan rasa jengkel yang mengganjal di hati, Sella tetap pulang dan dengan berat hati meninggalkan kesayangannya di sini sendirian menikmati masa liburan semesternya.
Beberapa hari ini investasi saham yang ditangani oleh Sella tiba-tiba menurun, mungkin disebabkan oleh Sella sendiri tidak pernah mau mengurusi pekerjaan. Semua tugas dan tanggung jawab diserahkan pada sekretarisnya.
Yang dilakukan Sella hanyalah menikmati hasilnya lalu menghamburkan uang untuk bersenang-senang.
Jika kabar ini didengar oleh Tuan Besar yang bernama Nyonya Gita, saham itu akan ditarik kembali dan kemungkinan besar mereka akan dikeluarkan dari salah satu anggota keluarga dasar dari Ombra Noir yang dikenal sebagai organisasi rahasia dari bayangan gelap.
kadang pembaca bisa nggak jadi baca kalau paragraf nya sesak begini.
maaf yah kak, aku cuma ngasih sran