Raina hanya ingin mengisi waktunya di malam hari dengan membaca novel romantis sebelum tidur. Tapi siapa sangka, novel berjudul “Pengantin Bayangan Sang Antagonis” itu akan menjadi akhir dari hidup lamanya. Sebuah kecelakaan tragis merenggut nyawanya—dan saat ia membuka mata, ia bukan lagi Raina. Ia kini menjadi Ayla, karakter figuran yang hanya muncul di dua bab novel… sebagai istri sang antagonis pria yang hendak menceraikannya.
Namun yang lebih mengejutkan bukan hanya reinkarnasinya, melainkan sistem misterius bernama “Sistem Gosip” yang kini bersarang di benaknya. Sistem ini memberinya informasi rahasia paling update, tentang siapa pun di dalam dunia ini. Skandal, rahasia kelam, kebohongan, semuanya tersedia.
Sayangnya, ada satu efek samping yang tidak disebutkan: setiap bisikan hatinya bisa didengar oleh suaminya sendiri—Kael Arvane, pria dingin dan penuh ambisi yang menjadi antagonis utama dalam novel itu!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sandri Ratuloly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Darah Arvane, Duri dalam Singgasana
“Kau yakin ini akan membawa kita lebih dalam?” tanya Kael dengan nada tenang, tapi aku bisa melihat ketegangan tersembunyi di balik ekspresinya.
Kami tengah duduk di ruang kerja Kael. Di hadapan kami adalah hasil investigasi dari Sistem Gosip. Data, gambar, hingga catatan transfer keuangan—semuanya mengarah pada satu nama: Cillian Arvane.
Sepupu jauh Kael, putra dari saudara ayahnya yang kini mengelola cabang perusahaan Arvane di bagian timur. Dikenal licin, kharismatik, dan punya ambisi besar yang dibungkus dengan senyuman ramah.
“Dia tidak hanya mendanai Aurellia secara diam-diam, Kael,” kataku pelan, menatap layar holografik sistem. “Dia juga mengatur media, membeli pengaruh di dewan internal Arvane Corp, dan...”
Kael menyela dengan suara dingin, “Dan sedang bersiap untuk menjatuhkan ku dari dalam.”
[Sistem Gosip: Deteksi 3 topik aktif — pengkhianatan internal, sabotase kontrak, dan rencana merger rahasia.]
Sumber paling aktif: Grup pertemuan rahasia Cillian — agenda: pemakzulan Kael sebagai CEO.
Kael berdiri dan berjalan ke arah rak bukunya. Ia menarik sebuah laci tersembunyi dan mengeluarkan file tebal. “Aku menyimpan ini untuk waktu yang tepat. Tampaknya waktunya telah tiba.”
Aku membuka file itu perlahan. Di dalamnya terdapat dokumen-dokumen lama: kontrak awal pendirian perusahaan cabang, laporan manipulatif, hingga memo internal dari beberapa tahun lalu. Salah satunya mencurigakan—berisi catatan tangan ayah Kael sendiri, berisi peringatan: “Cillian terlalu cerdas untuk jujur. Awasi dia jika aku tiada.”
Hatiku mencelos. “Kael… ini sudah di sadari dari dulu?”
Kael mengangguk. “Tapi aku terlalu sibuk menghadapi badai eksternal. Ku pikir keluarga ku sendiri bisa ku jaga nanti. Ternyata aku keliru.”
Hari berikutnya, kami berangkat ke Vadera Timur.
Aku, Kael, dan dua pengawal kepercayaan. Kami tak memberi kabar pada siapa pun. Bahkan staf perusahaan tak tahu kedatangan kami.
Rencana kami sederhana: menghadiri pertemuan internal perusahaan cabang secara tiba-tiba, lalu menyergap agenda Cillian sebelum dia menyelesaikan manuvernya.
Tapi rencana sederhana itu berubah rumit begitu kami menginjakkan kaki di sana.
---
Ruang rapat pusat cabang Vadera Timur.
Cillian Arvane berdiri di depan ruangan, memaparkan grafik dan angka yang indah secara permukaan—tapi beracun di baliknya. Ia tengah menyampaikan “usulan” agar struktur manajemen pusat diganti demi efisiensi.
Dan ketika ia menyebut nama Kael sebagai “pemimpin lama yang kehilangan kepercayaan pemegang saham”, pintu ruangan terbuka lebar.
Kael melangkah masuk.
“Apakah itu yang kau rencanakan, sepupu, ku?” Kael bersuara lantang, membuat semua kepala menoleh.
Cillian tidak terkejut. Bahkan dia tersenyum.
“Kael... alangkah baiknya jika kau di sini. Kita bisa membahas ini secara... terbuka.”
Aku masuk mengikuti Kael, dan dalam hati bergumam: “Senyum palsu itu akan hancur dalam waktu dekat.”
Dan Kael langsung menatap, ku. “Aku juga mendengar itu.”
Sial. Lupa lagi.
Pertemuan berlangsung panas.
Cillian mencoba mempertahankan wajah ramah. Tapi ketika Kael mengeluarkan dokumen bukti transaksi rahasia yang di kumpulkan oleh sistem, di tambah dengan rekaman suara percakapan antara dia dan Aurellia yang berhasil kami rekam diam-diam di galeri… semua mulai retak.
Beberapa anggota dewan mulai terlihat ragu. Suara mereka berbisik. Aku mengaktifkan Sistem Gosip dan menyimak:
“Kalau ini benar, Cillian bisa masuk penjara.”
“Aku tak mau ikut tenggelam, tarik saja dukungannya.”
“Kael tetap lebih stabil... terlalu berisiko dukung Cillian.”
[Sistem Gosip: Proporsi dukungan berpindah: 64% kini berpihak pada Kael. Kemenangan strategis mendekati pasti.]
Tapi sebelum kami sempat mengukuhkan kemenangan itu, Cillian mengucapkan sesuatu yang mengejutkan.
“Kau pikir hanya aku yang ada di balik semua ini? Kael... kau terlalu polos.”
“Polos?” Kael mendesis. “Aku hanya percaya bahwa keluarga masih punya batas moral.”
“Sayangnya... bukan aku dalangnya. Aku hanya menerima perintah dan sokongan dari orang yang lebih kuat. Seseorang yang bahkan kau sendiri tak berani hadapi, Kael.”
Ruangan membeku.
“Ayahmu.”
“Vincent Arvane.”
Hatiku seperti dihantam batu.
“Tunggu… bukankah ayahmu sudah meninggal?” bisikku pada Kael.
Kael tampak bingung, wajahnya kehilangan warna.
“Mustahil… aku sendiri yang melihat peti matinya… aku—”
Cillian tersenyum tipis. “Mungkin sudah waktunya kau membuka peti itu lagi.”
[Sistem Gosip: ALERT — Penyesatan sejarah keluarga. Kematian Vincent Arvane: Status meragukan. Aktivitas terdeteksi di luar negeri (Koordinat: wilayah selatan Virellos).]
Aku menatap Kael, menggenggam tangannya erat.
“Kael… ini belum berakhir. Kita harus cari tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan ayah, mu.”
“Dan kalau dia masih hidup… kita harus bersiap menghadapi musuh paling berbahaya yang pernah kita temui.”