Bagaimana cinta tak sedalam ini,,karena hatiku sudah kuserahkan kepadamu,,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neisa Krestianningrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
# 15.
Soraya yang tiba diperusahaan Bastian pun langsung menuju keruangan sang pujaan hati.
"Tok tok tok"
"Masuk" perintah Bastian dari dalam.
"Bas, terimakasih" seraya memasuki ruang Bastian.
"Silahkan duduk Soraya, ini Toni asistenku ia yang akan mengajarimu mengenai pekerjaan", kata Bastian.
"Saya Toni asisten Tuan Bastian" seraya mengulurkan tangannya ke Soraya.
Mereka pun berjabat tangan.
"Soraya semoga secepatnya kamu bisa beradaptasi karena pekerjaan ini membutuhkan sangat membutuhkan kesabaran dan ketelitian" kata Bastian.
"Baik Bastian" balas Soraya.
"Mari Nona saya tunjukkan ruang kerja anda" seraya melangkah keluar.
Ditempat kursus.
Setelah mendengarkan pelajaran dari pembimbing sekarang giliran Ara dan Nadia praktek. Yang mengikuti kursus ini tidak hanya perempuan saja tetapi ada banyak juga laki laki yang ikut.
Ara dan Nadia mengenakan Apron, mereka segera mengeksekusi pembuatan kue, bahan bahan sudah disediakan dan sesuai dengan takaran dan tinggal menunggu arahan dari pembimbing.
Setelah berkutat lama akhirnya kue buatan Ara dan Nadia jadi dan mereka berdua sangat senang karena telah berhasil.
"Wahh, yeee aku berhasil !" sorak Ara sambil loncat loncat tepuk tangan.
"Yeeee, aku juga Ra" kata nadia.
Kehebohan mereka berdua, mengundang perhatian salah satu anggota kursus.
"Heyyyy, heboh sekali baru buat kue ginian aja udah senengnya kayak Nemu emas 1 kilo..?" kata salah satu peserta kursus.
Ara dan Nadia pun tersenyum kikuk.
"Hmmm, maaf aku terlalu senang hehehe" cengir Nadia.
"Kenalkan, aku Adrian sambil mengulurkan tangannya" kata pemuda itu.
"Aku Ara dan dia sahabatku Nadia " sambil membalas tangan Adrian.
"O, iya kamu anak baru..?" tanya Adrian.
"Iya" kata Ara sembari menganggukkan kepalanya.
"Gimana kalo kita ke kafe seberang ya itung itung kita kenalan", ajak Adrian.
"Boleh " kata Nadia.
Ara yang mendengar itu langsung menyikut perut Nadia tanda protes.
"Gak papa Ra sekali kali biar lebih deket sama teman teman disini" sambung Nadia.
"Oke deh" Ara mengiyakan.
Setelah jam kursus berakhir, mereka bertiga menuju kafe seberang jalan.
"Kalian pesan apa, biar aku yang traktir!" tanya Adrian.
"Aku jadi gak enak Rian" kata Ara.
"Gak papa ,santai saja kafe ini punyaku ko" aku Adrian.
"Hah ..wahhhh hebaaaat ..ini usaha kamu sendiri?" tanya Nadia antusias.
"Iya, ini udah cabang ke 5, usaha kecil kecilan sih" imbuh Adrian.
"Masih muda sudah kaya kamu" celoteh Nadia.
"Hmmm aku boleh kan ya pesen makanan hehe lagian perutku juga lapar" rayu Nadia.
"Kruuuuuk..krukkk, tuh kan bunyi" cengir Nadia.
"Iya iya udah sana pesan makanan, keburu pingsan nanti" suruh Adrian.
Nadia pun pergi ke arah bagian pemesanan, kini tinggal Adrian dan Ara yang duduk berhadapan.
"Kafe milik kamu asikkk ya konsepnya, anak muda banget, hmm kamu pengkoleksi gitar?" tanya Ara.
"Hehehe tau aja kamu.." senyum Adrian.
"Iya tau, disudut selalu ada gitar" imbuh Ara.
"Hehe iya Ra" sambil menatap lekat wajah Ara yang manis dan cantik.
"Kamu baru lulus SMA?" tanya Andrian.
"Hah apa? SMA ? Muka udah tua gini, ada ada aja kamu ya enggaklah aku 22 tahun bulan depan 23 tahun" aku Ara.
Setelah Nadia memesan makanannya, Nadia pun kembali ke tempat semula.
"Eh nad, kamu pesen apa aja..?" tanya Ara.
"Ada deh nanti lihat aja "..sambil senyum senyum sendiri.
Waitress pun datang membawa pesanan mereka.
"Haduh, kamu mau makan apa ngerampok makanan nad ?" tanya Ara dengan bisik bisik.
"Hehe mumpung Ra, ada yang kasih gratis langsung dari owner-nya " balas Nadia lagi.
Adrian yang mendengar bisik bisik itu menahan senyumnya.
"Yasudah kalian makan dulu, aku tinggal ke dapur dulu mau lihat pegawai" pamit Adrian.
"Hehe iya, makasih ya" kata Nadia.
"Sama sama" balas Adrian yang menjauh.