Ara yang melarikan diri ke luar negeri, tidak sengaja menyaksikan pembunuhan terhadap bosnya saat bekerja, dan itu membuatnya menjadi tawanan pria yang kejam, bahkan lebih kejam dari orang orang di masa lalunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siti tyna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26
Ara duduk di kursi roda dan melihat pemandangan kota dari balik kaca kamarnya, jarum jam sudah menunjuk ke angka satu pagi, tapi matanya tidak ada tanda tanda mengantuk, pikirannya masih kacau dengan apa yang terjadi di dalam lift tadi, bahkan dia tidak makan apapun, setelah caesar menodongkan pistol padanya, pria itu pergi meninggalkannya entah kemana, dia kira saat itu adalah kesempatan untuknya untuk bisa pergi, tapi sayangnya caesar malah mengirim anak buahnya dan membawanya kembali.
ara mengingat perkataan caesar yang mengatakan kalau mereka akan kembali ke negara i setelah menikah, dan itu tidak bisa di ganggu gugat, pikiran ara mulai melayang jauh ke hari di mana terakhir kali dia melihat wajah orang yang sudah membuangnya.
Wajah ara yang kelihatan kurus setelah berhari hari di tahan di pandang tampa perasaan oleh yos dan sarma, mengingat bagaimana keadaan mia saat ini membuat mereka marah dan merasa menyesal.
"Kau tau apa yang paling kami sesali?"
Tanya sarma dengan mata kosong menatap ke arah samping, seolah dia tidak sudi melihat wajah putri angkat mereka yang selama ini mereka manjakan seperti anak kandung mereka .
Kemudian mata sarma menatap dingin ke arah ara yang tertunduk di depannya.
"Kami sangat menyesal membawamu pulang"
Ara menelan ludahnya bersama kata kata yang seharusnya dia ucapkan, tapi tidak bisa keluar dari mulutnya, kata kata yang sudah berkali kali dia ucapkan, tapi tidak ada yang percaya.
"Sekarang putri kami koma, dan tidak tau kapan dia akan bangun, apa kau senang dengan kabar itu?"
Tanya sarma dengan pandangan benci, sebenarnya ada banyak lagi kata kata dan pertanyaan yang ingin sarma tanyakan.
'Kenapa kamu melakukannya?'
'Apa salah mia padamu, sampai dia harus mengalami ini semua?'
Dan banyak lagi.
Ara hanya diam menahan tangisnya, dia sudah tidak bisa membela diri, karena sebelum mia tidak sadarkan diri, mia mengatakan kalau ara mendorongnya dengan sengaja, ada rasa marah dan benci dengan fitnah yang mia berikan padanya, tapi saat mendengar kalau kondisi mia saat ini tengah koma, membuat hati ara terbesit rasa khawatir, dia dan mia memang bukan saudara kandung, tapi hubungan mereka lebih dari itu, mengingat bagaimana kebersamaan mereka dari kecil hingga dewasa membuat ara bertanya tanya setelah kejadian itu.
Apa mia benar benar menganggapnya saudara,
Atau hanya menganggapnya orang yang tidak penting, yang tiba tiba menumpang di rumah untuk makan dan juga menumpang kasih sayang yang seharusnya hanya di miliki mia.
Sarma menghela napas panjang dengan mata yang berkaca kaca
"Kau sudah bukan anak kami lagi, kau sudah di bebaskan"
Sarma mulai berdiri dari tempat duduknya.
"Lebih baik kita tidak bertemu lagi"
Ucap sarma lalu berbalik pergi.
Ara mengadahkan wajahnya menatap punggung ibunya dengan perasaan tidak rela, air matanya akhirnya kembali mengalir, entah sudah berapa banyak dia menangis, kemudian gadis itu menatap yos yang dari tadi hanya diam, entah apa yang pria itu pikirkan, tapi wajah yos tidak seperti sarma, ada tatapan kasihan dan menyesal dari pria itu.
"Ara, mungkin membawamu ke keluarga kami adalah kesalahan sejak awal, saya akan mencari cara untuk membebaskanmu, setelah itu, pergilah sejauh mungkin"
Dengan nada datar, wajah yang tidak bisa ara baca, yos berdiri dari duduknya, lalu berbalik pergi.
"Ayah"
Panggil ara dengan suara serak.
Yos menghentikan langkahnya, tapi ia tidak berbalik.
"Benar benar bukan ara yang melakukannya"
Ucap ara dengan nada yang terdengar sedih.
"Saya tahu"
Jawaban yos membuat ara tercengang.
"Ayah sudah tahu, tapi kenapa..."
Ara menjeda kata katanya, pandangannya buram menatap punggung pria yang dia panggil ayah.
"CCTV"
Tiba tiba ara terpikirkan sesuatu.
"Ayah sudah melihatnya kan, kalau begitu, rekamannya, di mana rekamannya?"
Tanya ara dengan wajah mulai melihat harapan, harapan agar dia bisa bebas.
Yos berbalik dan menatapnya dingin
"Ara"
Panggil yos dengan nada dingin.
Ara terdiam, ia menelan ludahnya, dia merasa kata kata yos selanjutnya akan membuatnya terpuruk.
"Saya sudah mengatakan kalau kau akan segera di bebaskan, tidak bisakah kau diam dan menunggu sedikit lebih lama lagi?"
Ucapan yos membuat ara terdiam, dia seperti bisa mengerti situasi dia dan mia sekarang, meskipun yos sudah melihat rekaman CCTV, dan sudah tau kalau dia tidak bersalah, tapi yos tetap memilih menutupi ya karena mia.
'Benar juga, mia adalah putri mereka, kenapa mereka harus membuka aib putrinya hanya untuk membantu putri orang lain '
Ara tertawa sinis, menertawakan dirinya sendiri, selama ini dia terlalu percaya diri, berpikir dia benar benar bagian dari keluarga mereka, dia pikir dia sangat beruntung ada banyak orang yang menyayanginya, tapi nyatanya di saat mereka harus membuat pilihan antara dia dan mia, tentu saja mereka akan memilih mia dari pada dia yang hanya orang luar.
"Saya mengerti, silahkan anda pergi"
Ucap ara dengan wajah yang teramat kecewa, dia hanya menunduk, tidak ada keberanian lagi untuk melihat raut wajah yang bagaimana lagi yang di tunjukkan yos sebelum ia pergi.
....
Beberapa hari kemudian
Yos benar benar membuktikan kata katanya, pria itu mencabut laporannya, ara di jemput seseorang yang mengatakan kalau dia adalah orang yang di bayar yos untuk mengantarkannya ke suatu tempat, dan itu membuat ara mengerti akan maksud yos, dia benar benar sudah di buang, dia tidak di terima lagi di rumah itu, dan kini mereka bukan lagi keluarga.
Ara di bawa ke luar kota, di sana yos sudah membeli sebuah apartement untuknya, dan ada sebuah kartu bank yang berisi beberapa uang, pria suruhan yos mengatakan kalau itu semua adalah hal terakhir yang bisa yos berikan, dan memintanya jangan muncul di kehidupan mereka, terutama mia.
Meskipun ara tidak benar benar terlantar di kota yang baru ia datangi, tapi gadis yang belum sepenuhnya dewasa itu mulai kehilangan arah, hingga memilih jalan yang salah, ara mulai terlibat dengan obat obatan terlarang, kehidupannya benar benar lepas kendali, dia menghasilkan uang dengan benda haram yang sangat di larang, tapi karena gadis itu bepikir kalau hidupnya sudah tidak berarti, tidak ada rasa takut dalam hatinya, hingga berbuat sesukanya, tidak hanya itu, gadis itu mulai bergabung dengan gangster jalanan, dia mulai melakukan hal hal kotor bersama teman temannya, suatu hari mereka melakukan hal yang sangat nekad, mereka melakukan pekerjaan yang sangat berbahaya, yaitu mencuri senjata yang baru di kirim dari luar negeri, mereka sangat percaya diri dengan kemampuan mereka karena pelabuhan adalah tempat yang sangat mereka kuasai, dan mereka benar benar berhasil mencuri senjata, tapi sayangnya ara di tangkap oleh organisasi tersebut karena penghianatan teman temannya, setelah itu, hidup ara bagaikan neraka.
Grep
Lamunan ara buyar saat sebuah tangan kokoh melingkar di lehernya.