Wajib membaca novel sebelumnya "Suami pengganti (menikah dengan calon kakak ipar).
Karena Kejadian yang tak terduga membuat Rahma harus menerima kenyataan pahit di benci oleh calon suaminya sendiri.
Demi kesehatan sang ayah pria bernama Riko harus tetap menikahi seorang gadis yang di jodohkan oleh ayahnya, meski kenyataannya sehari sebelum pernikahan dirinya memergoki gadis itu di sebuah hotel bersama seorang pria yang tak lain adalah adik sepupunya sendiri.
Akankah Rahma mampu membuktikan kepada Riko jika dirinya tak seburuk pemikiran Riko?? akankah Rahma bisa membuktikan jika dirinya hanyalah korban fitnah keji seseorang???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memilih Pergi menjauh.
Malam itu tanpa banyak bicara Riko kembali membawa tubuh Rahma bersamanya ke atas ranjang. Bukan untuk mengulang kembali keni_kmatan tadi, tapi untuk beristirahat karena saat ini Riko melihat wajah Rahma terlihat sedikit pucat mungkin karena kelelahan.
Untuk pertama kalinya Riko tidur seraya memeluk tubuh istrinya yang ternyata terasa begitu hangat baginya.
"Kau rela menjatuhkan harga dirimu di hadapanku hanya demi memberi pembuktian padaku." batin Riko merasa bersalah, saat menyaksikan wajah teduh Rahma yang kini terlelap.
*
Riko yang menyadari jika saat ini tubuh istrinya tak lagi berada di atas ranjang bersamanya sontak melebarkan kedua matanya mencari keberadaan Rahma.
"Kemana dia??." Gumam Riko seraya merubah posisinya duduk.
Riko yang tiba tiba teringat akan surat gugatan perceraian saat pandangannya tertuju pada secarik kertas yang berada di atas nakas spontan menarik surat tersebut.
Dan benar saja, surat gugatan perceraian tersebut telah di bubuhi tanda tangan Rahma sebagai tergugat.
Tanpa mengulur waktu Riko bergegas menuju kamar Rahma berada dan benar saja saat tiba di kamar tersebut sang pemilik kamar tak lagi berada di tempat dan yang paling mengejutkan lagi bagi Riko, lemari pakaian di mana sebelumnya pakaian Rahma tersusun rapi kini telah kosong.
Tak ada satupun barang Rahma yang masih tersisa di kamar itu.
"Kamu kemana Ra??." gumam Riko yang kini mengusap wajahnya kasar, bingung harus mencari keberadaan istrinya itu ke mana.
Saat membuka sebuah laci, Riko menemukan sebuah surat yang sengaja di tulis oleh Rahma sebelum meninggalkan apartemen.
"Sebelumnya aku minta maaf mas, jika selama setahun ini aku sudah membuat kehidupan mas jadi tak tenteram dengan kehadiranku. Dan sesuai dengan janjiku pada mas, sebelum pergi aku sudah menandatangani surat gugatan perceraian yang akan mas berikan padaku semalam. Aku pun ingin meminta Maaf karena sudah murahan dengan memaksa mas menunaikan kewajiban mas sebagai seorang suami sebelum kita resmi berpisah. Jangan lupa jaga kesehatan mas, jangan sampai kesibukan mas membuat mas sampai telat makan!!!."
Perasaan bersalah semakin merajai hari Riki setelah membaca pesan yang sengaja di tulis Rahma untuknya, sebelum wanita itu pergi.
Mungkin benar kata orang, seseorang akan terasa berharga saat kehadirannya tak lagi ada dan sepertinya itu yang di rasakan Riko saat ini.
"Kamu di mana Ra??."
Dengan membawa surat Rahma bersamanya, Riko kembali ke kamarnya untuk mengambil surat gugatan perceraian yang telah di tandatangani oleh Rahma sebelumnya.
Crek.
Crek.
Crek.
Surat gugatan perceraian tersebut kini berubah bentuk menjadi serpihan kertas yang berserakan di lantai setelah di sobek Riko begitu saja, sebelum kemudian meraih kunci mobilnya di atas nakas lalu pergi meninggalkan apartemen untuk mencari keberadaan istrinya.
***
Di bandara, di sinilah ayah Roland dan sang istri tercinta berada untuk mengantarkan anak semata wayang mereka berangkat sebuah kota yang cukup jauh dari ibu kota. terlihat jelas gurat kesedihan di wajah keduanya saat hendak melepas kepergian Rahma.
"Apa kamu yakin dengan keputusan kamu,nak??." bundanya kembali mempertanyakan kesungguhan hati Rahma untuk pergi dan dengan menahan sesak di dadanya Rahma mengangguk tanpa keraguan, sebelum kemudian mengukir senyum di wajahnya. Rahma tidak ingin membuat kedua orang tuanya bersedih dengan menjatuhkan air mata di hadapan ayah dan bundanya.
"Rahma yakin Bun." jawabnya penuh keyakinan.
Napas bunda terasa berat namun begitu Wanita paru baya tersebut tak berniat menghalangi keputusan yang telah di ambil oleh putrinya.
"Jangan lupa untuk mengabarkan kepada kami, nak, jika kamu telah tiba." pesan bundanya dan Rahma pun mengiyakannya.
"Mungkin saat aku kembali nanti status kita hanyalah sebatas mantan suami dan istri, mas, setelah pengadilan memutuskan ikatan pernikahan di antara kita." batin Rahma, entah mengapa kembali teringat akan sosok Riko semakin membuat dada Rahma terasa sesak karena akan segera berpisah untuk selamanya dengan pria itu.
"Aku doakan kamu bisa segera mendapatkan wanita yang pantas untukmu mas." batin Rahma sebelum beranjak meninggalkan kedua orang tuanya menuju terminal keberangkatan.
Seminggu sebelum pernikahannya genap setahun, Rahma telah mengurus kepindahannya ke pulau Sulawesi. Di mana ada seorang kawannya yang berdomisili di sana.
Dua hari sebelumnya Rahma pun telah menceritakan semuanya kepada kedua orang tuanya termasuk keadaan rumah tangganya. Namun tak sedikitpun Rahma mempersalahkan suaminya di hadapan kedua orang tuanya, ia justru menceritakan kepada orang tuanya jika dalam hal ini dirinya lah yang telah membuat Riko sampai bersikap seperti itu padanya.
Rahma juga meminta kedua orang tuanya untuk merahasiakan kemana dirinya akan pergi dari Riko.
*
Di tempat yang berbeda, Riko yang masih mengenakan training serta baju kaos tersebut mendatangi PKM tempat istrinya bekerja, namun sepertinya usaha Riko berujung sia sia karena pria itu tidak menemukan keberadaan istrinya di sana.
Riko hanya mendapat kabar dari pihak PKM jika Saat ini Rahma telah mengundurkan diri sejak beberapa hari yang lalu.
"Kemana lagi aku harus mencarimu sayang??." gumam Riko tanpa sadar, untuk pertama kalinya pria itu menyematkan panggilan sayang pada Rahma.
Di tengah keputusasaannya mencari keberadaan Rahma tiba tiba Riko teringat akan sosok Anis yang merupakan sahabat Rahma.
"Anis..".
"Mungkin saja Anis tahu kemana Rahma pergi??." gumam Riko sebelum kembali menghidupkan mesin mobilnya dan beranjak menuju rumah sakit tempat Anis bekerja.
**
"Sungguh tuan, saya tidak tahu kemana Rahma pergi. Aku justru baru mengetahui kepergian Rahma dari anda saat ini." Jawab Anis saat Riko terus mencecarnya dengan berbagai pertanyaan tentang kepergian istrinya.
"Bukankah seharusnya anda yang lebih tahu di banding saya karena anda suaminya." penyataan menohok sengaja Anis layangkan untuk membungkam Riko.
Dan sepertinya usaha Anis membuahkan hasil, kini Riko tak lagi mencecarnya tentang Rahma.
"Baiklah kalau begitu saya pergi dulu, mungkin saat ini istri saya sedang berada di rumah orang tuanya." pamit Riko sebelum beranjak meninggalkan Anis yang masih menatap kepergiannya.
"Saat masih ada di sisinya di cuekin, eh.. setelah pergi baru deh di cariin. Dasar pria aneh...." Anis terdengar menggerutu setelah kepergian Riko.
Anis sengaja berdusta pada Riko, karena kenyataannya beberapa hari yang lalu Rahma telah menceritakan rencana kepergiannya pada Anis, selain itu Rahma juga meminta Anis untuk menyembunyikan keberadaannya dari Riko.
Tidak peduli dengan penilaian mertuanya tentang dirinya, kini Riko mulai mengendarai mobilnya menuju kediaman papa Roland barangkali saja bisa menemukan keberadaan istrinya di sana.
Dan usaha Riko kembali berujung sia sia karena baik ayah Roland maupun bunda Ening tidak bersedia mengatakan pada menantunya itu di mana kini Putri kesayangan mereka berada.
Meskipun cukup kecewa dengan sikap Riko terhadap putri nya selama ini, namun ayah Roland tidak sampai berbuat kasar pada Riko.
Apalagi saat ini Riko sampai berlutut di hadapan pria itu untuk meminta pengampunan atas sikap buruknya selama ini pada sang istri.
Jangan lupa dukungannya ya,,,,😊😊😘😘😘😘😘🙏🙏🙏🙏