Perselingkuhan istri dan sahabatnya, membuat Vicky Zean trauma untuk menjalin hubungan dengan seorang wanita. Selama lima tahun, ia memilih menjadi Single Daddy untuk putra kesayangannya.
Namun, kini, ia justru tertarik dengan seorang gadis belia yang baru akan lulus jenjang SMA, Rhea Athalia hanya karena pertemuan singkat yang mengesankan baginya.
Meski perbedaan usia yang terpaut sangat jauh, Vicky tetap menjadikan Rhea sebagai target cintanya dan membuat beberapa jebakan agar Rhea bisa jatuh ke dalam pelukannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AdindaRa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pink or Black?
Keesokan harinya, Rhea bangun lebih pagi dari biasanya dan mempersiapkan dirinya untuk hari pertama bekerja di Hotel DeAnno milik Vicky. Sebelum bersiap pergi ke kantor, Rhea pun berbalas pesan dengan Vicky.
💌 Pak Vicky
[Sudah siap bekerja? Pagi ini langsung ke ruangan saya. Saya akan tiba di kantor jam 9 Pagi.]
💌 Rhea
[Siap pak, saya harus datang jam berapa pak? ]
💌 Pak Vicky
[Yang penting jam 9 sudah ada di kantor. ]
Setelah membaca pesan dari Vicky yang hari ini menjadi bosnya, Rhea pun agak bersantai karena waktu masih menunjukkan jam 6 pagi. Ia pun turun ke bawah dan mulai membuat sarapan.
Tepat saat ia sampai di tangga paling bawah, tampak papa mamanya sudah siap di ruang tamu.
"Papa sama mama mau kemana sepagi ini?" tanya Rhea.
"Papa ada meeting pagi ini untuk membuat kerja sama yang baru!" jawab papa Rhea.
"Rhea harap bukan kerja sama yang ujung ujungnya sama kayak sahabat papa itu ya. Rhea gak mau!" balas Rhea.
"Doakan saja kerja sama kali ini berjalan dengan lancar," timpal Mama.
"Oke Ma, semoga sukses ya!" tukas Rhea.
"Oh iya, hari ini Rhea akan pulang sore ya. Mau ada persiapan perpisahan di sekolah!" ucap Rhea yang tidak ingin memberi tahu papa mamanya jika ia akan mulai bekerja hari ini.
"Oke, hati-hati ya sayang," ucap orang tua Rhea bersamaan.
Setelah orang tua Rhea keluar dari rumah, Rhea pun mulai menyibukkan dirinya untuk membuat sarapan. Kali ini ia membuat sandwich untuk sarapan dan juga untuk bekalnya di kantor hari ini.
Setelah mendengar kabar bisnis orang tuanya yang sedang kritis, Rhea harus mulai berhemat karena ia tidak tahu bagaimana nanti hidupnya ke depan.
💞💞💞
Setelah menyelesaikan sarapannya, Rhea kini bersiap untuk pergi ke kantor. Ia pun menjalankan motornya menuju ke arah Hotel De Anno yang ia tempuh selama 45 menit. Sesampainya di Hotel De Anno, Rhea pun langsung menuju lift yang kemarin ia naiki bersama Vicky karena saat ini sudah menunjukkan pukul 08.50.
Sayangnya saat ia hendak masuk ke dalam lift, lengannya langsung ditarik oleh seseorang.
"Hei, siapa kamu? Berani-beraninya masuk lift khusus Direktur!" hardik seorang wanita yang memakai name tag sebagai pegawai di Hotel De Anno.
"Oh maaf bu. Kalau begitu saya akan masuk ke dalam lift yang lain!" ucap Rhea yang kemudian melewati Manager Muna begitu saja.
"Hei, kamu buta ya!" gertak Muna kesal. "Emang kamu lihat tampang aku kayak ibu-ibu!"
"Aduh, terus saya harus panggil apa dong?" balas Rhea dengan wajah polosnya yang membuat Muna semakin kesal.
Muna pun membuka botol minumnya dan menyiram baju Rhea dengan air yang ia bawa. "Ini adalah hukuman untuk pegawai baru yang belagu kayak kamu!" sarkas Muna.
"Ibu gimana sih? Baju saya jadi basah dong!" gerutu Rhea kesal sambil mengibaskan baju putihnya yang sengaja disiram oleh Muna.
Tiba tiba saja dari belakang ada yang menutupi baju Rhea dengan jasnya membuat Muna langsung sedikit tergagap.
"Maaf Tuan, saya hanya mengingatkan pegawai baru di sini untuk bersikap yang baik dan sopan!" ucap Muna sambil menundukkan kepalanya.
"Ken!" panggil Vicky. "Urus dia dengan baik!" perintahnya sambil menunjuk ke arah Muna.
Sedangkan Vicky langsung membawa Rhea masuk ke dalam lift khusus Direktur.
"Jangan masuk di sini Pak, saya masuk di lift biasa saja!" ucap Rhea menahan langkahnya untuk tidak masuk ke dalam lift.
"Saya ini bos kamu, Rhea!" balas Vicky yang memaksa Rhea masuk ke dalam lift.
Di dalam lift, Rhea melepaskan jas milik Vicky yang kini sedang menempel di tubuhnya. "Ini jas bapak, jadi basah gara-gara saya!" ucap Rhea menyodorkan jas milik Vicky.
"Pakai saja dulu, soalnya baju kamu nerawang!" bisik Vicky membuat Rhea membelalakkan matanya.
Ia pun melihat ke tubuhnya dan benar saja apa yang dikatakan oleh Vicky. Bra berwarna pink miliknya tercetak jelas dari kemeja yang ia pakai. Rhea pun cepat cepat mengenakan jas milik Vicky untuk menutupi tubuhnya.
"Tapi Pak Vicky gak lihat kan tadi?" tanya Rhea yang sangat malu.
Vicky tidak langsung menjawab pertanyaan Rhea namun justru mendekatkan dirinya ke tubuh Rhea sampai Rhea terpojok.
"Saya tidak buta dan melihatnya dengan sangat jelas!" bisik Vicky tepat di telinga Rhea.
Rhea kali ini menelan ludahnya kasar dan menundukkan kepalanya.
‘Duh, baru hari pertama kerja udah bikin malu aja sih!’ gerutu Rhea dalam hati.
"Tadi kamu diapain sama Muna sampai disiram air seperti ini?" tanya Vicky sambil memegang dagu Rhea dan mengangkat sedikit kepalanya agar memandang wajahnya.
"Saya yang salah karena masuk lift khusus Direktur!" ucap Rhea sambil memutar bola matanya menghindari tatapan Vicky.
"Trus, kenapa sekarang tidak mau memandang ke arah saya?" tanya Vicky membuat Rhea salah tingkah.
"Emh, itu pak. Emmm."
"Kamu malu ya karena saya sudah mengetahui warna bra yang kamu kenakan hari ini?" goda Vicky sambil mengerlingkan matanya.
"Emang apa warnanya pak?" tanya Rhea sedikit menantang Vicky.
Vicky pun kali ini tersenyum melihat keberanian Rhea dan makin gencar untuk terus menggodanya.
"Hitam kan warnanya?" jawab Vicky yang sengaja berbohong.
Jawaban Vicky kali ini membuat Rhea terkekeh pelan. "Kirain bapak ngeliat beneran." ucap Rhea sambil menghela nafasnya lega.
"Emang kalo ngeliat beneran kenapa?" tanya Vicky kemudian.
"Ya saya malu lah pak. Harusnya kan yang lihat lekuk tubuh saya itu suami saya nanti!" balas Rhea.
"Tapi, by the way, makasih banyak ya pak untuk jasnya. Nanti saya janji akan kembalikan dengan keadaan bersih dan wangi!" lanjut Rhea lagi.
Kini pintu lift pun terbuka, dan Rhea mengikuti langkah kaki Vicky menuju ke ruangannya.
"Aku sedang memerintahkan karyawan perempuan untuk membeli baju untukmu, nanti kamu bisa mengganti bajumu di ruangan itu!" ucap Vicky menunjuk ke arah kamar khusus di dalam ruang kerjanya.
"Maaf sudah merepotkan bapak, sebenarnya saya tidak masalah menggunakan baju ini. Sebentar lagi juga kering pak," ucap Rhea yang kemudian duduk di sofa ruang kerja Vicky.
Vicky pun langsung duduk di samping Rhea. "Jika baju yang kamu pakai itu bisa kering, apa kamu yakin bra yang berwarna pink itu juga akan kering?" tanya Vicky dengan berbisik dan kali ini membuat Rhea meremang.
‘Apa? Bra berwarna pink? Jadi Pak Vicky udah lihat lekuk tubuh aku? Oh My God, aku malu banget. Gimana ini?’ gerutu Rhea dalam hati.
Kali ini ia benar benar tidak berani memandang wajah Vicky sedikit pun.
"Kenapa diam?" tanya Vicky kemudian.
"Apa kamu sekarang berfikir jika calon suamimu sudah melihat lekuk tubuhmu itu, Rhea?"
Rhea semakin tidak berkutik dengan pertanyaan Vicky. Ia pun semakin menyembunyikan wajahnya karena merasa sangat malu.
Untungnya, ruang Vicky tiba-tiba diketuk oleh seseorang yang membawakan pakaian ganti untuk Rhea.
"Ini pakaian gantimu, Rhea. Cepatlah ganti dan setelah ini aku akan mengajari Apa yang harus kamu lakukan!" ucap Vicky sambil menyerahkan goodie bag yang berisi pakaian Rhea.
Rhea pun menerima goodie bag dari Vicky dan langsung menuju ke ruang khusus yang tadi ditunjukkan oleh Vicky.
Saat masuk ke dalam, Rhea pun tercengang melihat isi kamar khusus Vicky yang dirancang melebihi kamar hotel berbintang 5.
"Wow, ternyata ini tempat istirahat Pak Vicky kalo lagi kerja!" gumam Rhea yang diam diam mengagumi kemewahan yang ada di dalam kamar Vicky.
Namun ia pun teringat harus segera mengganti pakaiannya. Tanpa pikir panjang, ia pun langsung mengganti seluruh pakaiannya tanpa masuk ke dalam kamar mandi.
"Ternyata karyawan Pak Vicky membelikan aku pakaian dalam yang sangat pas dengan ukuranku!" gumam Rhea.
Sedangkan Vicky kini sedang mengamati CCTV yang terpasang di dalam kamarnya.