Menjadi orang baik dan tulus tidak lantas membuat seseorang terhindar dari masalah atau cobaan seperti yang dialami oleh wanita cantik bernama Regina. Karena kebaikan untuk membantu sahabatnya. Dirinya harus kehilangan hal berharga dalam hidupnya.
Tidak ada yang percaya dengan keterangan dari mulutnya. Dia mendadak disebut sebagai pembohong dan wanita murahan oleh pacarnya sendiri. Hingga laki laki yang telah mengambil kegadisannya menyelamatkan Regina dari kata pembohong. Penyelamatan itu hanya sementara waktu. Justru penyelamatan itu adalah awal penderitaan Regina.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda manik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Restu
Melati dan Kevin disambut oleh kedua orangtua Kevin dengan senyuman hangat. Keraguan yang ada di hati Melati sebelumnya sirna dengan sikap ramah yang ditunjukkan oleh kedua orangtua kekasihnya.
Bukan hanya sambutan hangat. Ternyata ibu Tika mamanya Kevin sudah menyiapkan malam makan untuk mereka berempat di rumah Kevin yang jauh lebih besar dibandingkan rumah Melati. Mereka berempat kini sudah duduk berhadapan di meja makan dengan aneka makanan enak yang terhidang di atas meja.
"Ayo dimakan jangan malu malu. Anggap saja di rumah sendiri," kata ibu Tika mempersilahkan Melati untuk mengambil makanan untuk dirinya. Melati tersenyum gugup dan masih merasa malu untuk menggerakkan tangannya meraih sendok.
Kevin menyadari sikap kekasihnya dan dia maklum akan hal itu. Kevin berinisiatif mengambil makanan untuk kekasihnya. Hal itu membuat senyum di wajah kedua orangtuanya tetap terlihat. Ibu Tika dan pak Raka bisa melihat jika Kevin sangat mencintai Melati dan sebaliknya.
Tidak ada hal yang membuat orang tua bahagia selain melihat anaknya sukses dan juga berbahagia. Kevin sudah bisa dikatakan sukses dengan jabatan manager di usianya yang belum mencapai tiga puluh tahun. Bagi pak Raka dan ibu Tika tidak ada gunanya membuang waktu berpacaran jika nantinya tetap juga berjodoh.
Setelah acara makan malam itu. Kedua orangtua Kevin mengungkapkan harapan mereka akan hubungan Kevin dan Melati.
"Jadi begini, usia Kevin bukan lagi usia remaja. Dan sudah sepantasnya memikirkan pernikahan. Bagaimana dengan kamu Melati. Apa kamu bersedia menikah muda?" tanya Pak Raka tanpa basa basi.
Melati terkesiap. Pembicaraan seperti ini lah yang dia hindari sehingga tidak bersedia berkenalan dengan kedua orangtua Kevin selama ini.
"Kami hanya menginginkan yang terbaik bagi hubungan kalian Melati. Kami meminta Kevin memperkenalkan dirimu kepada kami. Karena kami memberikan restu akan hubungan kalian ini," kata ibu Tika menambah kan.
Kevin menyentuh lengan Melati supaya memberikan jawaban atas pertanyaan kedua orangtuanya. Jika ditanya, tentu saja dirinya langsung setuju. Tapi untuk memaksakan kehendaknya menikah secepatnya dengan Melati. Kevin juga tidak tega melakukan hal itu. Rasa cinta di hatinya terlalu dalam sehingga dirinya tidak bisa melihat Melati terpaksa apalagi tertekan.
"Tapi aku masih kuliah tante, om."
Melati mengatakan itu supaya Pak Raka dan ibu Tika bisa mengerti dan sabar menunggu dirinya lulus kuliah dua tahun lagi karena memang seperti itulah keinginan nya. Melati ingin menikah setelah dirinya bergelar sarjana seperti keinginan mama Lena. Mama Lena pernah mengungkapkan keinginannya itu ketika masih sehat dan Melati ingin mewujudkan keinginan sang Mama.
Melati meremas ujung gaunnya. Dia khawatir, jawaban nya mengecewakan kedua orangtua Kevin yang duduk di hadapannya dan mengubah sikap mereka terhadap dirinya. Ternyata tidak, mendengar jawabannya. Pak Raka dan ibu Tika terdengar tertawa kecil.
"Jadi kamu pikir kalau masih sedang kuliah tidak bisa menikah Mel?. Tante dulu seperti itu. Menikah di waktu masih kuliah dan om Raka sudah bekerja. Kami berpacaran persis seperti kalian ini dulu. Tapi lihat, rumah tangga kami langgeng kan?. Yang terpenting kalian saling mencintai dan Kevin bisa menafkahi kamu."
Pak Raka tersenyum sambil menganggukkan kepalanya membenarkan perkataan istrinya. Bukan tanpa alasan mereka menginginkan Kevin menikah secepatnya karena usia Kevin memang sudah selayaknya untuk menikah.
"Benar Mel, kalau kita menikah. Aku tidak akan membatasi pergerakan kamu apalagi kuliah. Percaya padaku. Semuanya akan baik baik saja. Tidak ada yang akan berubah selain status dan tanggung jawab ku kepada mu."
Melati semakin merasa gelisah di hatinya tapi berusaha untuk tetap tenang. Perkataan kedua orang tua Kevin terdengar tulus menginginkan dirinya menjadi menantu. Jujur, Melati terpengaruh dengan kata kata orang itu tapi masih ada yang mengganjal di hatinya. Jika dia menikah secepatnya, lalu bagaimana dengan mama Lena?.
"Apa yang membuat kamu merasa berat untuk menikah secepatnya Mel?" tanya ibu Tika dengan lembut.
"Mama tante. Mama sedang sakit stroke parah. Dan hanya aku yang bisa menjaga mama saat ini," kata Melati jujur. Berat hatinya untuk mengungkapkan alasannya itu tapi harus demi kewajibannya kepada mama Lena .
"Kamu memang wanita menantu idaman Mel. Tante suka dengan anak yang berbakti seperti kamu," puji mama Tika jujur.
"Benar, bakti mu kepada orang tua menambah nilai plus kamu di mata kami."
Pak Raka juga memuji Melati. Bagi mereka anak yang berbakti kepada orangtuanya adalah anak yang baik. Mereka semakin senang karena Kevin tidak salah dalam hal memilih pasangan.
"Dengan menikah dengan Kevin akan meringankan beban kamu Mel. Kevin tidak hanya bertanggung jawab kepada kamu melainkan juga kepada mama kamu."
Melati menghembuskan nafasnya seakan berat memberikan keputusan saat ini.
"Kami tidak memaksa kamu memberikan jawaban sekarang Melati. Kamu boleh berpikir terlebih dahulu. Apapun keputusan kamu nantinya akan kami menghargai."
"Terima kasih om. Tante," kata Melati merasa lega. Melati menatap Kevin. Melati bisa melihat ada kekecewaan di wajah kekasihnya itu. Sepertinya kurang puas dengan jawaban nya.
Melati menundukkan kepalanya. Dia merasa tidak tega melihat wajah Kevin. Jika dipikir pikir, Kevin sudah banyak berkorban untuk dirinya. Bukan hanya karena antar jemput setiap hari. Terkadang, Kevin juga menemani dirinya membawa mama Lena berobat. Bukan hanya itu. Kevin juga meringankan beban Melati dengan membayar jasa pembantu setiap bulannya yang bekerja di rumah Melati.
Kevin adalah laki laki yang baik bagi Melati. Laki laki itu tidak pernah meninggi kan suaranya kepada Melati. Kevin sangat sabar menghadapi sikap Melati. Sungguh, Melati juga tidak ingin kehilangan laki laki itu.
"Apa kamu masih meragukan cintaku Mel?" tanya Kevin pelan. Melati menggelengkan kepalanya dengan cepat. Dia tidak meragukan cinta kekasihnya. Justru dirinya sangat percaya kepada Kevin.
"Kalau aku menjawab iya sekarang. Kira kira berapa lama lagi pernikahan itu dilaksanakan?" tanya Melati akhirnya.
"Kalau kami sih terserah kalian. Bisa tiga atau lebih dari itu yang terpenting pernikahan itu dilaksanakan tahun ini," kata ibu Tika.
"Baiklah, aku bersedia. Tapi kalau boleh akhir tahun aja ya."
Kevin mengembangkan senyumnya begitu juga dengan pak Raka dan ibu Tika. Akhirnya mereka mendapatkan kepastiaan akan hubungan Kevin dengan kekasihnya.
semoga ni orang mati