Ketua Geng Motor Jatuh Hati

Bab 10: Semakin lebih baik

🌻H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻

🌹✨💞✨🌹

Waktu terus berlalu, dari hari ke hari berubah minggu menjadi bulan.

Tanpa terasa sudah tiga bulan hubungan Dea dan Bryan terjalin. Banyak pasang surut yang di hadapi. Keributan, kesalahpahaman tidak luput tidak terjadi.

Berulang kali Bryan hampir tidak kuat mengendalikan diri menerkam dalam permainan kebiasaan di masa lalu.

Dea sebagai korban selalu mampu menyadari Bryan, meski awal menikmati.

"By. Bulan depan kita wisuda. Aku mau hubungan kita tetap seperti ini tidak perlu memberitahu orang tua kita sampai waktu tiba," ucap Dea dengan berjalannya waktu selama ini dia sudah bisa menerima Bryan dan cinta pun sudah mulai tumbuh.

"Iya aku ikut kamu saja. Tapi ini malam jadi nginap kan?" tanya Bryan memeluk Dea mesra.

"Iya. Sudah sekarang lepaskan aku atau wanita yang mengagumi mu cemburu dan melabrak ku seperti dulu biasanya," ucap nya mengingatkan kejadian yang telah terjadi saat itu.

"Maaf sayang. Hal itu tidak akan pernah terjadi lagi. Siapapun mereka yang datang nanti aku akan membuang ke laut," kata Bryan.

"Tidak perlu seperti itu Bryan. Itu terdengar alay. Aku tidak masalah di katai tapi tidak dengan membawa nama keluarga ku, karena itu tidak akan bisa ku terima sampai kapanpun."

Keduanya kini berada di markas All Stars. Teman-teman lainnya sudah ke kampus lebih dulu. Jarak dari sini tidak jauh hanya 3 km.

Sedikit demi sedikit Dea tau sifat Bryan seperti apa. Kekuasaan yang di miliki keluarga pun dia tau. Sebenernya hal itu pernah membuat nya ingin mundur merasa tidak pantas bersanding dengan Bryan.

Dia sempat berpikir derajat mereka begitu jauh, bagaikan langit dan bumi.

"Sayang, ada satu janji mu ingat. Lulus kita akan tinggal bersama," mengingatkan Dea tersenyum menggoda.

"Iya, aku akan tepati. Tapi saat kau sudah memiliki kerjaan dan harus bekerja dengan benar. By, aku mau kau berubah jadi lebih baik dari sekarang. Jangan beranggapan aku melakukan ini karena aku ingin menguasai mu, tidak. Semuanya itu tidak benar, aku menginginkan mu berada di jalan benar agar bisa membimbingku saat menikah nanti bukan aku yang membimbing mu," jelas Dea panjang lebar mengatakan apa yang di pikirkan.

"Aku janji akan menjadi seperti yang kamu inginkan. Aku mencintaimu sayang, hanya kamu seorang yang ku inginkan, aku tidak sanggup hidup tanpamu, jika kamu sudah siap aku akan langsung menikahi mu," ucap Bryan kedua tangan berada memegang pipi chubby nya.

"Fokuslah pada kerjaan mu saja tidak perlu bicara terlalu jauh, aku tidak mau otak mu jadi tidak benar," tegur Dea tersenyum saling pandang.

"Sayang... "

"By... jangan, aku belum bisa melakukan sekarang. Aku tau kau sangat mencintaiku, menginginkan ku seutuhnya menjadi milik mu. Tapi tidak secepat ini kita bertindak. Apalagi untuk hamil, aku tidak bisa. Pengalaman ku masih belum cukup," terang Dea jelas memberi pengertian pada Bryan agar tau.

Mendengar itu Bryan tersenyum, betapa bahagianya bisa memiliki wanita baik seperti Dea. Selain cantik luar juga dalam.

Dia tidak pernah bertemu wanita pengertian yang menginginkan nya berubah tidak terus menjadi berandalan tidak benar.

Bertemu Dea adalah anugerah terindah untuk nya, dia menemukan wanita yang selalu mengarahkan untuk tidak terus tersesat dalam mainan gonta-ganti wanita di ranjang.

"Apa tidak bisa DP sayang?" negosiasi Bryan mencoba membujuk Dea.

"Kau pikir aku barang gitu hingga harus di DP? dasar sembarangan, sudah lepaskan kita ke kampus nyusul yang lain di sana, aku juga harus mengembalikan buku di perpustakaan," Dea melepaskan, tapi tidak di biarkan begitu saja.

"Kenapa? apa kau mau akan bilang 3 bulan ini menahan demi aku?" tebak Dea sudah hafal perkataan apa saja yang biasa Bryan ucapkan.

"Bryan!" kaget Dea tubuhku nya melayang.

Di markas terdapat satu kamar dan itu miliki Bryan. Dia sering beristirahat di sini sebelum menetap di apartemen saat mengenal Dea.

Masuk ke kamar, Bryan memandang lekat wanita di gendongan, tembok ruangan berwarna hitam tak ada warna kehidupan.

Ini bukan pertama kali Dea masuk ke kamar pribadi Bryan, tapi sudah berkali-kali.

"Sayang, hari tidak ada kelas yang ingin kamu masuk, ak-"

"Cobalah untuk menahan dirimu By. Kontrol keinginan mu jangan muda menyerah. Aku pasti memberikan apa yang kau inginkan tapi pada waktu yang tepat," potong Dea cepat mengelus wajah Bryan.

"Kapan sayang? berdekatan seperti ini bersama mu sebenarnya sangat menyiksa ku," ungkap Bryan.

"Maaf, aku tidak tau kalau kau sudah begitu tersiksa selama ini," tidak enak Dea melihat wajah nya.

Berbagai bujukan obrolan, akhirnya Bryan menurut tidak melakukan. Tawaran Dea jauh lebih menarik dan menguntungkan nya.

Kedua sudah kembali rapi bersiap ke kampus. Bryan tampak ceria. Tersenyum tidak pudar.

Bryan dan Dea pergi meninggalkan kampus, dengan motor yang kendarai Bryan. Karena perjalanan tidak jauh tak membutuhkan waktu lama untuk tiba.

Kedua berjalan ke kampus bersama, hubungan mereka bukan menjadi hal baru lagi. Semua sudah mengetahui. Bryan yang notabene orang kaya, mahasiswa terhits di kampus ini dari semester awal hingga akhir di berbagai macam fakultas mengenal nya semua.

Menjalin hubungan dengan wanita biasa tentu selalu di perbincangan, namun Dea wanita tidak terlalu peduli dengan gosip menutup telinga malas tau.

"Lihatlah Dea wanita murahan. Dia pasti sudah memuaskan Bryan kalau tidak, tidak mungkin Bryan begitu bucin," kata sih A pada temannya.

"Benar tidak mungkin juga cinta tulus. Wajahnya saja tidak seberapa, palingan pakai guna-guna," seru teman lainnya menimpali.

"Sudah jelas, lihat lehernya. Dasar tidak tau malu. Apa dia sengaja mau pamer."

Orang-orang yang tidak menyukai hubungan nya dengan Bryan sering mengatai dan itu tidak tanggung perkataan nya kasar tanpa memikirkan perasaan orang yang di bicarakan.

Bahkan omongan tersebut masih bisa di dengar oleh orang yang di bicarakan.

"By, sudah tahan dirimu. Sekarang kita ke toilet saja," ajak Dea mencegah Bryan terlihat marah dengan omongan para wanita-wanita rempong tersebut membicarakan nya.

"Tapi ini sudah keterlaluan tidak bisa di biarkan. Mereka sudah berulang kali membicarakan mu yang tidak-tidak. Bagaimana aku bisa terus diam saat wanita di hina?" protes Bryan tidak terima dia ingin memberi mereka pelajaran agar berpikir ulang saat mengatai orang yang tidak benar ada nya bukti.

"Terimakasih By. Tapi kalau kau marah itu sama saja membuat mereka malah semakin berkoar mending kita acuhkan saja nanti juga pada cape, berhenti sendiri," kata Dea memahami menanggapi orang seperti mereka itu.

...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......

...✨____________ 🌼🌼_______________✨...