Gadis cantik, imut dan sederhana bernama Azizah yang di tuntut oleh ayahnya untuk segera menikah karena tidak mau di dahului sang adik yang sebentar lagi akan di lamar sang kekasih.
sampai akhirnya dia harus menerima laki-laki yang selama ini menganggu dirinya dengan selalu bilang cinta sama dia. Karena jika dalam waktu sebulan dia tidak mengenalkan seorang laki-laki maka dia akan di nikahkan dengan seorang duda yang hobinya mabuk.
Namun tak disangka laki-laki yang menikahinya adalah anak dari seorang pengusaha terkenal.
Apakah Azizah akan bertahan atau dia akan pergi meninggalkan sang suami hanya karena dirinya tak sebanding dengan suami?
yu ikuti ceritanya!......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astri Reisya Utami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keserempet Motor.
Malam nya setelah makan malam saat aku sedang membereskan bekas makan malam kami semua tiba-tiba bapak menghampiriku.
"Za" Panggilnya.
Aku langsung berbalik "iya Pak" Jawabku.
"Duduk dulu ada yang mau bapak bicarakan sama kamu"
Aku pun duduk kembali di hadapan bapak.
"Tangan Anto kenapa?" Tanya nya.
"Kata kang Tyo bang Anto kecelakaan kerja saja" Jawabku dengan menunduk sebenarnya aku juga tidak yakin.
"Kalian sedang tidak marahan kan?" Tanya bapak dengan sedikit pelan.
Aku langsung mengangkat kepalaku melihat bapak "maksud bapak?"
"Bapak cuman merasa kamu sama Anto sepertinya tidak banyak bicara" Ujar bapak.
"Tapi aku tidak merasa ada masalah pak" Aku ku karena aku juga bingung dengan perubahan sikap Anto. Bapak pun pergi ke ruang TV dan aku melanjutkan pekerjaan ku. Setelah beres aku masuk kamar tapi baru saja aku membuka pintu aku tak sengaja mendengar Anto sedang berbicara di telepon.
"Ngapain lo mau ke Bandung?" Tanyanya pada orang yang di telepon.
"......... "
"Tar deh lo nggak usah kesini apa lagi cari masalah, gue pasti akan kenalin istri gue sama lo tapi nggak sekarang juga" Ucapnya lagi.
Namun Anto menyadari kedatangan ku lalu dia menyudahi teleponnya.
Aku masuk dan duduk di pinggir tempat tidur.
"Abang telponan sama siapa?"tanyaku.
" Oh, teman"jawabnya singkat.
Aku merasa sikapnya sedikit dingin padaku dan itu membuat aku tak nyaman. Aku pun beranjak ke kamar mandi untuk mengambil wudhu karena akan melaksanakan sholat isya. Tapi anehnya Anto tak mengajakku sholat berjamaah seperti biasa apa dia sudah duluan. Setelah selesai aku melihat dia sedang bermain ponsel karena aku tak mau mengganggunya aku pun langsung merebahkan tubuhku di sebelahnya. Tak terasa air mataku jatuh begitu saja dan aku langsung mengusapnya karena aku tak mau kalau Anto tahu aku sedih dengan sikapnya seperti ini.
Sudah satu minggu sikap Anto seperti itu padaku dan itu membuat aku aneh dan hatiku semakin sakit. Bahkan hari ini aku bekerja tidak fokus karena memikirkan Anto.
"Tika, aku ke depan dulu ya, mau beli rujak, kamu mau nitip?" Ucapku memberi tahu Tika.
"Em… gak usah teh, teteh saja" Jawabnya.
"Ya sudah aku pergi dulu" Pamitku.
Aku pun pergi dan selama di jalan pikiranku hanya memikirkan Anto sampai aku tak memperhatikan jalan.
"Brak"
"Aduh" Rintih karena sakit.
Tiba-tiba semua orang menghampiriku.
"Teteh tidak apa-apa?" Tanyanya.
Lalu orang yang menabrak ku juga menghampiriku.
"Kamu nggak apa-apa?" Tanya nya.
Aku langsung meliriknya dan dia langsung membuka helmnya. Aku hanya menggeleng dan mencoba bangun.
"Aw" Rintihku saat mencoba bangun.
"Kenapa?" Tanya nya.
"Kaki ku sakit" Jawabku dan tiba-tiba orang itu akan membuka rok ku namun langsung aku cegah.
"Ga apa-apa ko" Tolok ku. Namun tiba-tiba badanku langsung diangkat dan saat aku lihat pelakunya adalah Anto.
"Bang" Kagetku. Tapi dia tidak menghiraukan ku, dia malah langsung berbicara sama laki-laki yang menabrak ku.
"Motor lo kalau ada kerusakan lo bawa ke bengkel gue" Ujarnya dengan tatapan tak suka.
"Dia kenapa" Ucapku dalam hati.
"Gak perlu gue takut lo malah buat motorku rusak" Balasnya dengan angkuh.
Anto tak menghiraukannya dia langsung membawa ku pergi dari tempat itu dan masukkan aku kedalam mobil. Anto menjalankan mobilnya ke sebuah klinik. Aku hanya diam saja tak banyak bertanya karena kaki ku sakit juga. Setelah masuk ke ruang pemeriksaan ternyata kaki ku terluka dan terkilir jadi aku harus diperban dan tidak boleh bergerak. Tapi aku diperbolehkan pulang. Namun selama dekat dengan ku Anto tidak banyak bicara bahkan sampai di perjalanan pulang pun dia hanya diam. Sesampainya di rumah di langsung membopongku untuk masuk kamar.
"Azizah kenapa nak Anto?" Tanya ibu saat melihat aku di bopong oleh Anto.
"Keserempet motor bu"jawab Anto dan ibu pun ikut masuk.
" Kok bisa?"tanya ibu.
"Aku nggak hati-hati bu" Jawabku.
Anto langsung menurunkan ku di tempat tidur dengan hati-hati. Setelah menurunkan ku Anto berbalik ke arah ibu dan berkata "bu Anto titip Za dulu ya, aku mau balikin mobil dulu"
"Iya nak Anto, ibu pasti jagain" Jawab ibu sambil tersenyum. Anto pun pergi tanpa melihatku lagi dan tak lama teh Melda datang dan berteriak memanggil ibu.
"Bu, ibu" Panggilnya.
"Ada apa Mel?" Tanya ibu sambil menghampiri teh melda di luar.
"itu si Anto pulang bawa mobil siapa?" Tanyanya yang ku dengar.
"Oh itu dia tadi anterin Zizah karena Zizah keserempet motor" Beritahu ibu.
Lalu teh Melda masuk ke kamar dan langsung mendekat ke tempat tidur.
"Kamu kenapa bisa keserempet motor?" Tanya nya.
"Aku nggak hati-hati teh" Jawabku.
"Terus kamu dapet uang berapa?"
"Uang?" Tanyaku heran.
"Ya kan kalau ada orang ke tabrak atau apa suka di kasih uang buat berobat" Ujarnya.
"Aku yang salah teh, jadi nggak mungkin aku minta uang buat berobat" Ujarku menjelaskan.
"Ya tetap saja harusnya kamu minta"ucapnya.
Aku hanya tersenyum mendengar ucapan teh Melda.
" Za, Anto bisa bawa mobil?, terus tadi dia bawa mobil siapa?"tanya nya lagi.
"Mobil orang teh, ya bisa teh kan dia kerja di bengkel" Jawabku.
Cukup lama teh Melda tanya-tanya tentang Anto dan itu membuat aku kesal karena teh Melda selalu mencari kesalahan Anto biar bisa di rendahkan.
Saat sore Anto pulang dan dia langsung membersihkan badannya lalu setelah beres dia menghampiriku.
"Gimana kakinya?" Tanyanya dengan nada dingin.
"Udah mendingan kok, aku udah bisa jalan juga" Jawabku.
"Kamu sudah makan?" Tanya nya.
"Sudah tadi ibu bawakan, abang sudah makan?"
"Sudah tadi di jalan karena tidak mungkin makan di rumah kalau kamu sakit gitu" Jawabnya.
Karena aku masih penasaran dengan sikapnya yang masih dingin denganku walau dia masih perhatian.
"Bang, aku boleh tanya sesuatu?" Ucapku dengan sedikit takut.
"Tanya apa?" Sambil menatapku.
"Abang kenapa berubah seperti ini? Apa abang masih marah sama aku masalah kejadian seminggu yang lalu?" Tanya ku.
Ku lihat dia menarik nafas sebelum dia bicara "aku cuman berusaha agar tidak terlalu berharap lebih lagi sama kamu"
"Maksudnya?" Bingung ku.
"Jujur aku sempat senang saat sikapmu padaku seolah-olah kamu memberi harapan kalau kamu mulai ada rasa sama aku, tapi sekarang aku tahu kalau itu tidak mungkin karena terlalu cepat karena kita saja baru nikah tiga minggu kan"
"Jadi Abang bersikap seperti ini karena takut kecewa lagi?" Tanya ku.
Anto tak menjawab dia hanya diam menatapku.
"Kalau abang ingin tahu selama seminggu ini aku menderita bang didiamkan seperti ini. Aku sudah mulai terbiasa dengan perhatian-perhatian dari abang,aku bahkan sudah mulai nyaman sama abang tapi dengan melihat… . " Ucapanku terpotong karena sudah tak bisa menahan air mataku yang ingin keluar.
Namun tiba-tiba Anto memelukku dan berkata "aku minta maaf Za"
Aku pun hanya mengangguk karena aku sudah menangis.
"Aku benar-benar berharap kalau kamu bisa membalas cintaku Za" Lirih nya. Lalu dia melepaskan pelukannya dan terus menatapku lalu tiba-tiba dia mendekatkan wajahnya pada wajah dan entah kenapa jantungku sudah dag dig dug nggak karuan. Aku pun menutup mata dan Anto menciumku aku hanya diam saja. Dia tidak lama menciumku lalu aku membuka mata.
"Maaf" Lirihnya
Aku hanya tersenyum.
semangat thor
apa kah Azizah akan pulang ke rumah orang tuanya?......