Arumi Bakhtiar tak kuasa menahan isak tangisnya kala mendapati perselingkuhan suaminya di hari pertama pernikahannya .Wanita itu merasa terkhianati karena kelakuan Raihan. Saat menjadi janda , ia sering menerima bulian dari teman sekantornya. Hingga ia bertemu dengan seorang loper koran yang akan membuat cintanya kembali menyala.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wahyuning, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Raihan benar - benar frustasi setelah usahanya yang hampir selama satu bulan tidak bisa bertemu dengan Arumi. Baik di rumah mertuanya ataupun di kantor Mahesa Group ,laki - laki itu selalu terusir oleh satpam yang berjaga atas perintah dari Tuan besar , Nona besar dan juga Arumi. Sudah tak ada celah bagi Raihan untuk memperbaiki rumah tangganya lagi . Bahkan istrinya telah melayangkan gugatan cerai kepadanya dan dia sudah menerima panggilan sidang pertama perceraiannya.Hal itu benar - benar membuat Raihan frustasi. Hari - harinya kini hanya ditemani oleh minuman keras yang bisa menghiburnya dari masalah yang menjeratnya saat ini.
Penyesalan sungguh tidak berguna sekarang . Raihan yang mengkhianati sang istri , namun ia juga merasakan kehancuran yang luar biasa saat rumah tangganya yang baru seumur jagung berada diambang kehancuran.
Bahkan , Raihan sama sekali belum menyentuh Arumi. Dulu saat berpacaran, Raihan selalu bermimpi basah bersama Arumi. Memikirkan bagaimana membobol gawang pertama bersama sang istri tercinta dan mendengar desahan - desahan sang istri tercinta kala tangannya merayap dengan nakal dan semua akan terasa nikmat karena sama - sama saling cinta .
Semua impian Raihan telah punah. Kesalahan yang ia lakukan bersama Clara tidak termaafkan oleh Arumi dan juga keluarganya. Nafsunya telah mengalahkan segalanya gara - gara tergoda oleh iming - iming tubuh Clara yang hampir b*g*l. Raihan tak bisa menguasai nafsunya yang menggelora kala Clara menawari nikmatnya surga dunia yang belum pernah dirasakan sebelumnya.
Agung dan Vivi sempat mengamuk pada kelakuan Raihan yang dirasa celah mencoreng nama baik keluarganya . Agung melayangkan beberapa kali tamparan pada putra pertama yang selalu ia banggakan dihadapan kolega bisnisnya tersebut .
"Dasar anak kurang ajar , Papa dan Mama tidak menyangka punya anak berkelakuan bejat sepertimu",amarah Agung meledak - ledak saat berkunjung ke apartemen milik Raihan beberapa saat yang lalu.
Raihan hanya terdiam tanpa membalas tamparan dari papanya yang membabi buta bahkan wajah Raihan saat itu sempat berdarah karena tamparan dari papanya.
Mahesa begitu malu sekaligus kecewa pada sikap Raihan seperti tak kenal adab ,padahal sejak masih usia belia, beliau mengajarkan agama dan juga kedisiplinan pada Raihan.Ia begitu tidak menyangka putranya itu bisa mempermainkan istrinya ,bahkan dihari pertama pernikahannya. Mirisnya, orang yang menjadi besannya adalah relasi bisnisnya dan menantunya adalah pemilik anak cabang Mahesa Group yang juga bekerja sama dengan perusahaannya.
Seandainya , mereka bukan orang bijak mungkin mereka berdua bisa saja membatalkan perjanjian kontrak kerja sama dalam bisnis yang sudah disepakati bersama. Dan tidak menutup kemungkinan , nama baik keluarganya bisa hancur bila Mahesa dan menantunya membeberkan kelakuan buruk Raihan didepan relasi bisnis yang lain . Mungkin bisnisnya sudah hancur dan gulung tikar.
Untunglah hal itu tidak terjadi karena Mahesa dan putrinya sama sekali tidak mencampur adukkan urusan bisnis dengan kehidupan pribadi. Mereka lebih memilih menyelesaikan masalah dengan cara bercerai dari pada mengumbar aib Raihan didepan kolega bisnisnya yang lain . Arumi dan sang papa benar - benar begitu profesional dalam menyikapi masalah ini sehingga tidak terjadi kendala yang berarti dalam bisnis yang sudah ia bangun semenjak masih muda .
Namun sayangnya ,rasa penyesalan dan rasa malu tidak bisa Agung abaikan . Dia tetap merasa bersalah karena kelakuan bejat Raihan pada istri yang seharusnya dilindunginya.
"Dimana otakmu Raihan saat kamu berbuat bejat seperti itu ? Apa kamu lupa bahwa kamu juga masih punya adik perempuan yang belum menikah . Bagaimana kalau itu terjadi pada Sherly?",teriak Agung memarahi putranya yang sudah babak belur ditangannya.
Vivi menangis melihat suaminya menampar putra pertamanya hingga keluar darah meskipun ia juga tidak membenarkan kelakuan bejat Raihan. Namun rasa sayangnya pada putranya bisa mengalahkan segalanya. Dulu laki - laki itu sempat berada dalam perutnya selama hampir sembilan bulan dan ia membesarkannya dengan penuh kasih sayang .
Vivi berusaha meredam emosi suaminya agar berhenti marah - marah pada Raihan yang sedari tadi hanya diam membisu.
"Sudah Pa ,jangan marah - marah terus nanti jantung Papa bisa kambuh lagi. Kasihan Raihan Pa! Lagi pula pukulan yang Papa berikan pada Raihan tidak akan mengubah segalanya",Vivi berupaya menghentikan kemarahan suaminya yang sedang memuncak.
"Biarkan Papa menampar dan memukul Raihan Ma ! Raihan pantas mendapatkannya !",ucap Raihan pada mamanya seraya kepalanya tertunduk lesu. Laki - laki itu tampak membuka suaranya dihadapan Mamanya. Ia juga pasrah pada apa yang dilakukan sang papa kepadanya karena sadar pada kesalahannya yang tidak akan termaafkan .
Dada Agung serasa sesak kala itu. Benar yang dikatakan oleh istrinya , bahwa kekerasan tidak akan mengubah segalanya. Wajahnya tampak pias memandangi wajah putranya yang sudah babak belur akibat perbuatannya .
Raihan sendiri tidak begitu perduli dengan rasa sakitnya karena tamparan ayahnya. Justru sakit yang amat besar ia rasakan adalah karena sidang perceraiannya akan segera berlangsung.
Tia ternganga.
Tak percaya dengan ancaman yang baru dilontarkan Michael padanya.
Jadi..Tia ikut atau menolak ?
Baca novelnya "MENGEJAR CINTA KAKAK KELAS"
Klik aja akun ini..
Selamat membaca 😘
bagus
semangat