Sequel Mantan Tercinta, biar gak bingung, boleh baca Mantan Tercinta.
Season satu (Sudah tamat di bab 50)
Suci khaidar mengejar cinta laki-laki dewasa yaitu Fery Irawan yang pernah menjadi calon suami sepupunya Anggun.
Awalnya Fery irawan menerima cinta Suci hanya untuk menghilangkan rasa traumanya, namun karena kebersamaan yang mereka jalani, benar-benar membuat Fery mencintai Suci.
Namun sayang disaat keduanya sudah sama-sama saling mencintai, takdir memisahkan dan mempermainkan CINTA SUCI FERY.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Masih bisakah CINTA SUCI FERY bersatu?
Peringatan!! Banyak bersabar ya!
Season dua
Pertemuan di malam pertama dengan orang asing di malam itu, membuat Dinda kehilangan kesuciannya, laki-laki yang sudah punya istri itu merenggut kehormatannya dengan paksa.
Kenyataan pahit itu mengubah hidupnya, ternyata benih itu tumbuh di dalam rahimnya. Apa yang terjadi selanjutnya? Mungkinkah Dinda rela menjadi istri kedua Lucas?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon violla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hati yang patah
Sekujur tubuh Suci menjadi lemas, bahkan ia hampir saja menjatuhkan tas yang dipegangnya, baru sekarang ia merasa takut berhadapan dengan Fery, perlahan Suci menjulurkan tangan ingin meraih foto itu, tapi Fery mencekal pergelangan tangannya, sampai ia meringis.
"Jawab pertanyaanku!" Sorot mata Fery yang tajam, membuat Suci merinding, bahkan tangan Fery terasa begitu panas.
"Kak ..." lirih Suci berusaha menarik tangannya, Suci memicingkan mata saat melihat sapu tangan milik Yogi, pantas saja ia tidak menemukannya di semua tempat.
"Yogi! !" Fery menghempaskan tangan Suci saat ia berteriak memanggil nama Yogi.
Suci menjadi linglung dan mundur beberapa langkah, habis sudah ! saat ini Fery sudah mengetahui semuanya, kaki Suci semakin gemetaran saat melihat Yogi muncul dari balik lemari.
"Bidadari? kamu ada di sini?" Yogi hampir tidak percaya, semua kebetulan atau takdir memang sudah mengatur semua ini?
Fery tersenyum sinis, matanya tidak lepas sedikitpun dari Suci, Bidadari...aku muak mendengarnya! Fery membatin sembari meremas foto Suci sampai rusak.
"Kenapa bengong?" Yogi memperhatikan seluruh penampilan Suci saat ia sudah berdiri di samping gadis ini, "apa kamu karyawan di sini?" tanya Yogi.
"Ak-aku---
"Dia sekretarisku! tapi dia mengkhianatiku dengan menjadi modelmu!" tuduhan Fery membuat mata Suci memerah, mengkhianati sakit sekali mendengarnya.
"Tunggu! ini bukan salah Suci, tapi aku lah yang salah, aku yang memaksanya untuk menjadi model iklan itu, jangan memarahi ataupun menyalahkan Suci," Yogi membela Suci, ia tahu Fery tidak suka orang yang bekerja dengannya melakukan kesalahan.
"Dia berani mengambil pekerjaan lain, padahal dia terikat kerja denganku," Fery merasa panas mendengar pembelaan Yogi, laki-laki yang pernah merasakan trauma mendalam ini, menyandarkan punggungnya di kursi dan kembali melakukan penyelidikannya, "kenapa kau berani menjadi model tanpa ijinku?"
Suci tahu, pertanyaan itu terlontar dari calon suaminya, sedangkan Yogi berpikiran kalau itu pertanyaan dari seorang Bos kepada bawahannya.
Aku harus jawab apa? tidak mungkin aku menceritakan semuanya, kalau kakak tahu tentang ancaman Nino, kakak pasti akan emosi dan menemui Nino sekarang juga, Nino pasti akan melayangkan gugatan itu! enggak, aku gak mau itu terjadi, sampai sekarang aku belum bertemu lagi dengan laki-laki licik itu.
Brak...
"Jawab !" Fery membentak dan menggebrak meja.
"Fery dia butu---
Yogi tidak dapat melanjutkan ucapannya, saat Suci memotong bicaranya.
"Saya cuma mau jadi model Pak!" seru Suci berbohong, ia sedikit menggeleng dan menatap Yogi dengan penuh permohonan.
Kenapa kamu bohong Ci? kenapa kamu gak jujur tentang uang itu
Yogi menatapnya dengan penuh rasa iba, siapa dan apa yang sedang disembunyikan Suci?
"Kejutan! kau memang penuh kejutan!"Fery mengambil beberapa foto Suci dan menghamburkannya ke udara, sampai foto itu jatuh di lantai, "mana yang kau pilih? tetap di sini menjadi sekretarisku? atau memilih obsesimu menjadi seorang model?"
"Jangan keterlaluan Fer, kenapa ka---
"Kau keluarlah!" Fery menunjuk pintu, dan dengan terpaksa Yogi keluar dari ruangan yang terasa seperti ruang sidang.
Selepas Yogi menutup pintu, Fery bergegas bangkit, kini ia sudah duduk di pinggir meja, dengan masih menatap penuh selidik kepada Suci yang masih berdiri di hadapannya, menjadikan tinggi badan mereka menjadi sejajar.
"Aku memberimu waktu untuk memulihkan perasaanmu yang rapuh! membiarkanmu menghapus duka setelah ditinggal ayahmu ! membiarkanmu sendiri untuk menenangkan dir! aku memberikanmu kesempatan untuk bicara, aku memberimu waktu untuk mengulur waktu, saat kau menolak lamaranku! aku masih berusaha untuk menerima sifatmu yang masih kekanak-kanakan! aku berusaha memahamimu yang selalu menolak menikah denganku! tapi apa yang kau lakukan?"
Fery mencerca Suci dengan banyak pertanyaan, sampai Suci tidak mampu menjawab bahkan hanya untuk satu pertanyaan saja, mulutnya masih terkunci dan ia semakin menunduk.
Fery mengangkat dagu Suci sampai tatapan keduanya terhenti, "kau harus tau, saat ini aku tidak butuh kekasih, yang aku cari seorang wanita yang mau menjadi istri dan ibu dari anak-anakku, aku berharap aku menemukannya darimu, karena itulah aku berusaha bersabar saat kau mengulur waktu, tapi apa?" Fery menarik tangannya, ia berjalan mendekati jendela, ia diam untuk beberapa saat, menjadikan ruangan itu hening, membiarkan keduanya ruang untuk saling intropeksi diri.
"Yah, " Fery kembali bicara," aku tahu usiamu masih terlalu muda, masih banyak yang ingin kau raih, menjadi model? ck," Fery memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana, tangan itu mengepal kuat, menahan emosi, "aku sadar, usia kita terpaut jauh, dan inilah alasanmu yang sebenarnya!"
"Kak----
"Cukup!" Fery mengangkat satu tangannya, namun ia masih memunggungi Suci, "keluarlah! siapkan surat resign mu," ucap Fery dengan tegas.
Suci merasa terpukul, surat resign? yang ada Fery memecatnya, semua ucapan Fery masih terdengar begitu nyaring ditelinganya, ia memahami Fery yang begitu kecewa terhadapnya, ingin rasanya ia berlari dan memeluk punggung kokoh itu, tapi kakinya tidak berani untuk mendekat.
"Kak ma----
"Keluarlah! aku memberimu waktu untuk berfikir jernih, dan sebelum itu...kita tidak perlu bertemu!"
Suci sudah tidak sanggup lagi menahan air mata, ia tersedu dan mencoba menahan suara tangisannya, tapi dada ini terasa begitu sakit dan sesak, tanpa bicara lagi, Suci keluar dari ruangan Fery.
Fery membuang napasnya secara kasar, ia memandang pintu yang baru tertutup, hatinya terasa patah saat samar-samar mendengar tangisan Suci.
"Aku tidak akan menahanmu dan memaksamu untuk terus ada dan menerimaku, aku tidak akan melakukan kesalahan yang sama, seperti yang pernah aku lakukan kepada Anggun dulu, meskipun kali ini hatiku patah dan terasa lebih sakit," Fery menyeka air mata dari sudut matanya, "ternyata aku benar-benar jatuh cinta kepadamu, rasa sakit ini lebih sakit dibandingkan saat Anggun meninggalkan aku dulu." Fery terduduk di lantai, meratapi dan menyalahkan takdir cintanya.
Suci berdiri dan memandang pintu ruangan Fery, hatinya patah dengan semua kejadian ini, berpikir jernih? selama ini pikirannya selalu jernih, hanya saja ancaman Nino terpaksa membuatnya berpikir kotor, dengan cara berbohong dan tidak berterus terang kepada calon suaminya.
"Maafkan aku kak, aku akan kembali setelah berhasil merebut hasil visum itu, kumohon tunggu aku kak..." lirih Suci.
Dengan gemetar dan air mata yang masih mengalir, Suci menyiapkan surat pengunduran dirinya, hari ini ia siap keluar dan mundur dari kantor Fery, tapi bukan berarti Suci siap keluar dari hati Fery.
"Suci!"
Suci menyeka air matanya, saat asisten Fery berjalan kearah mejanya.
"Sebenarnya ada masalah apa?" tanya asisten Fery, namun Suci menjawabnya dengan senyuman.
"Tolong, berikan ini kepada Pak Fery." Suci menyerahkan surat pengunduran dirinya.
"Kamu serius?"
" Iya, mulai hari ini, aku bukan sekretaris Pak Fery lagi."
"Tapi kamu masih menjadi calon istrinya kan?"
"Do'a kan saja yang terbaik."
Suci mengangkat kardus berisikan keperluannya dan masuk kedalam lift.
Terima kasih untuk semua dukungannya
Like
Komen
Rate5
vote
Terima kasih masih menjadi pembaca setia, cerita yang banyak kekurangannya ini☺
Di dalam sebuah hubungan, yang paling penting dan utama adalah kejujuran, saling percaya dan saling terbuka satu sama lain.
Apa lagi ya🤔😅
Hayuk kita ceki-ceki cerita cinta ini☺
Suci sama fery ntar bikin anak sendiri aja 😝
Ngeselin ah