Enam bulan pernikahan yang terlihat bahagia ternyata tak menjamin kebahagiaan itu abadi. Anya merasa sudah memenangkan hati Adipati sepenuhnya, namun satu kiriman video menghancurkan semua kepercayaannya. Tanpa memberi ruang penjelasan, Anya memilih pergi... menghilang dari dunia Adipati, membawa serta rahasia besar dalam kandungannya.
Lima tahun berlalu. Anya kini hidup sebagai single mom di desa kecil, membesarkan putranya dan menjalankan usaha kue sederhana. Namun takdir membawanya kembali ke kota, menghadapi masa lalu yang belum selesai. Dalam sebuah acara penghargaan bergengsi, dia kembali bertemu Adipati—pria yang masih menyimpan luka dan tanya.
Adipati tak pernah menikah lagi, dan pertemuan itu membuatnya yakin: Anya adalah bagian dari hidup yang ingin ia perjuangkan kembali. Namun Anya tak ingin kembali terjebak dalam luka lama, apalagi jika Adipati masih menyimpan rahasia yang belum terjawab.
Akankah cinta mereka menemukan jalannya kembali? Atau justru masa lalu kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Juwita Simangunsong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
Siang ini pertama kali aku jalan dengan seorang yang kini sudah menjadi suami ku. Adipati yang kini aku panggil dengan sebutan mas Pati.
Aku berjalan disampingnya, aku bangga sekali bisa berjalan disamping nya. Siapa coba yang tidak bangga bisa berada disamping seorang Adipati Sudrajat. Tampan mapan dan selalu menjadi dambaan setiap wanita.
Ternyata aku di ajak oleh mas Pati ke sebuah toko berlian, wanita mana yang tidak suka jika dibawa ke toko perhiasan?
Aku sangat bahagia senyumku belum juga hilang dari wajah ku , mas Pati sudah buka suara " Pilih perhiasan apa yang kamu mau."
" Untuk apa mas? Perhiasan aku masih cukup." Tolak ku agar dia tidak berpikir kalau aku wanita matre.
" Anggap ini sebagai hadiah pertama ku karena kini kamu sudah menjadi istri aku." Kata mas Pati dengan suara bariton nya.
" Tidak perlu mas." Tolak aku lagi.
" Sudah , kamu ambil saja. Kamu sekarang istri seorang Adipati Sudrajat pewaris tunggal Sudrajat grup. Kamu perlu perhiasan untuk membuat kamu tambah cantik kalau kamu menghadiri pesta atau acara kantor." Kata mas Pati lembut.
Aduh hati siapa yang tidak meleleh, mendengar kalimat itu? Tapi aku tetap tidak mau hingga akhirnya ... Mas Pati meminta seorang penjaga toko untuk mengambil beberapa set perhiasan yang harganya fantastis.
" Ini untuk kamu." Sambil memberikan satu set perhiasan ke tangan Aku.
Lalu dia mengeluarkan satu kartu berwarna hitam dari dompet dengan brand ternama yang harganya juga selangit.
Aku hanya tersenyum dan berucap "Terimakasih."
Mas Pati tersenyum penuh kehangatan saat melihat aku mau menerima satu set perhiasan itu.
" Sudah seharusnya aku membuat kamu bahagia, karena saat ini kamu adalah istri ku. Bukankah kebahagian istri untuk memperlancar rezeki suaminya?" Lagi dan lagi mas Pati tersenyum.
Aduh Aku hampir pingsan melihat senyum suamiku itu. Aku makin merasa bahagia dengan perlakuan mas Pati suami ku.
" Apakah kamu masih mau shopping lagi?"
" Shopping???" Kata Ku terkejut dengan tawaran itu.
" Iya shopping, bukankah wanita suka shopping ?" Ujar mas Pati tersenyum.
" Tapi , mas sudah habisin banyak uang untuk membeli perhiasan ini untuk aku?" Kata Ku kali ini bukan berpura-pura karena Aku memang bukan wanita yang suka menghamburkan uang.
" Iya kamu bisa shopping baju misalnya!" Kata mas Pati menawarkan.
" Ahh tidak usah Mas, aku masih banyak baju."
" Kamu harus punya gaun malam , sepatu bermerk untuk pesta. Ingat kamu itu adalah istri Adipati Sudrajat."
" Iya , Adipati Sudrajat pewaris tunggal Sudrajat grup. Itukan yang mau mas bilang? Aku tahu mas tidak perlu lagi diperjelas." Ucapku cemberut dan ternyata diluar dugaan mas Pati menarik hidung ku pelan.
" Ternyata kamu lucu juga, tapi sayang..." Kalimat mas Pati terhenti.
" Tapi, apa mas?" Tanya Ku penasaran.
" Ah ... Bukan apa - apa." Jawab mas Pati " Sudah ayok kita pergi dari sini kita ke butik yang ada di mall ini!" Sambil merangkul pinggangku dengan mesra.
Sampai di butik yang menyediakan berbagai brand ternama aku memilih beberapa gaun malam dan sepatu untuk digunakan pesta seperti yang diinginkan oleh mas Pati. Mas Pati lagi - lagi mengeluarkan kartu hitam yang biasa digunakan oleh orang kaya untuk alat membayar apapun belanjaan nya.
Selesai belanja kami juga lanjut makan ke sebuah restoran yang sekali makan bisa menghabiskan puluhan juta rupiah. Didalam restoran itu , bukan orang sembarangan yang masuk.
Salah satu pria tampan datang menyapa kami dan ternyata itu adalah teman mas Pati.
" Wah, ternyata disini ada pewaris tunggal Sudrajat grup ni." Kata pria itu tersenyum menatap wajah suamiku. Namun ketika dia menatap wajah ku , wajahnya berubah menjadi masam.
" Eh kamu Bram? Duduk Bram." Mas Pati bersalaman dan mereka saling berpelukan layaknya seorang pria dengan teman prianya ya yang lain, tidak ada yang aneh.
Bram berbisik sesuatu ditelinga mas Pati dan air muka mas Pati berubah tidak seperti tadi.
" Maaf Ti, aku tidak mau mengganggu pengantin baru." Setelah mengucapkan itu Bram pergi dari meja kami dan meninggalkan kami.
Wajah mas Pati berubah panik, seperti orang yang sedang ditinggalkan kekasih nya.
" Mas, kamu kenapa? Kok sampai segitu sedih nya karena Pak Bram pergi? Kalian tidak ada hubungan spesial kan?" Kata ku tersenyum bercanda.
" Maksudnya? Hubungan spesial apa?" Nada mas Pati berubah menjadi sedikit takut.
" Aku bercanda mas, masa ia orang sesempurna kalian itu punya kelainan?" Canda Ku lagi pada mas Pati.
" Aku tidak suka dengan candaan kamu barusan, aku tidak mau dengar kamu bercanda sekali lagi seperti itu." Mas Pati marah pada ku dan itu pertama kalinya aku merasa sedih karena dimarah oleh mas Pati.
Aku terdiam sejenak mencerna omongan mas Pati dan berusaha untuk tenang dan menahan air mata yang hampir jatuh ke pipi Aku.
" Maaf , aku tidak bermaksud untuk membuat kamu sedih tapi aku hanya ... aku tidak suka dengan candaan kamu barusan." Kata mas Pati mencoba untuk membuat aku tenang.
" Aku tahu mas, aku memang keterlaluan mas." Ucapku lagi agar tidak lagi terjadi kesalahpahaman.
***
Disebuah apartemen mewah Bram sedang duduk sambil memegang sebuah foto dan meremas nya " Tega kamu meninggalkan aku untuk sebuah status palsu. Aku tidak menyangka hubungan kita tidak berarti apa - apa selama ini."
Bram menangis dan tiba tiba gawean Bram berdering dan ada nama Adipati dilayar. Bram enggan untuk mengangkat dia karena dia masih kesal pada Adipati.
Ponsel Bram terus berdering hingga akhirnya Bram mengangkat panggilan Adipati itu.
" Buka pintunya aku mau masuk." Kata Adipati dari seberang sana.
Dengan berat hati Bram berjalan menuju pintu dan membukanya, benar saja Adipati sudah berada di ambang pintu apartemennya.
Adipati masuk dan memeluk tubuh kekar Bram " Maaf karena aku harus menikah dengan Anya. Aku hanya tidak ingin menyakiti hati orang tua ku Bram." Kata Adipati dengan tetap memeluk tubuh kekar Bram.
" Terus aku bagaimana Ti? Apa aku harus bahagia dengan penghianatan kamu ini?" Ujar Bram sambil berjalan menuju sofa yang ada diruang tamu apartemen Bram yang merupakan hadiah dari Adipati.
Ya Bram dan Adipati adalah pasangan sesama jenis, terkadang kesempurnaan bukan jaminan membuat kita bahagia. Itulah sebabnya Adipati tidak mau menyentuh Anya dimalam pernikahan karena dia penyuka sesama. Dia bukan lelaki normal seperti yang orang pikir selama ini.
Adipati memang tidak akan pernah jatuh cinta pada seorang wanita, bagaimana perasaan Anya kalau sampai dia tahu kalau dirinya tidak akan pernah bisa dicintai oleh seorang Adipati yang sekarang sudah menjadi suami Anya?
" Kamu akan terus menjadi kekasih aku Bram, aku janji setelah satu tahun aku akan mengajukan perceraian pada Anya atau Anya sendiri yang akan menggugat cerai karena tidak mendapatkan nafkah batin dari ku sampai kapan pun." Ucap Adipati dengan sungguh sungguh.
" Aku akan pegang janjimu, tapi jika kau mengingkari janji mu. Lihat saja aku akan nekad melakukan hal yang tidak pernah kamu pikirkan." Ancam Bram pada Adipati.
" Iya , aku janji tidak akan pernah mengkhianati kamu ." Kata Adipati dengan mengangkat jari telunjuk dan jari tengah ke udara.
Mereka pun kembali berpelukan dan saling bermesraan layaknya sepasang suami istri.
***
Mas Pati pulang larut malam Aku tidak keluar dari kamar Aku hanya mendengar pintu kamar nya yang terbuka, kamar kami memang tidak sama tapi letak nya bersebelahan jadi bisa sangat jelas terdengar jika ada aktivitas di kamar ku maupun mas Pati.
Mas Pati masuk kedalam setelah itu terdengar suara gemericik air, Mungken mas Pati sedang mandi. Setelah itu dia duduk di balkon kamar dan aku memperhatikan dari dalam kamar terlihat sangat jelas mas Pati duduk sambil mengisap rokok. Pikiran nya seperti jauh melayang entah apa yang dia pikirkan.
Aku mencoba mendekatinya kebetulan balkon kamar kami hanya dipisah dengan tembok yang tidak tinggi, sehingga kami bisa berkomunikasi dan tidak juga susah untuk melewati tembok pembatas antara balkon kamar tidur Aku dengan mas Pati. Entahlah sepertinya kamar itu sengaja dibuat seperti itu.
" Mas, baru pulang?" Tanya Ku pada mas Pati.
Mas Pati terkejut mendengar suara ku " Kamu belum tidur Anya? Inikan sudah malam?" Tanya mas Pati dengan suara datar.
" Aku nungguin kamu mas, Aku kuatir karena kamu selarut ini baru pulang padahal tadi siang kita sudah seharian jalan - jalan apa kamu tidak capek mas?" Aku balik bertanya.
" Oh iya tadi aku ada urusan penting dan harus segera diselesaikan." Jawab mas Pati.
Aku tahu mas Pati sedang berbohong pada ku dari sorot matanya, tapi sebagai orang yang baru masuk di kehidupan mas Pati tentu Aku tidak bisa menggali lebih dalam keingin tahuan ku. Aku harus lebih banyak bersabar menunggu sampai nanti mas Pati sendiri yang mau bercerita.
Sebenarnya Aku ingin sekali bertanya tentang laki laki yang bernama Bram yang tadi siang menghampiri kami. Karena aku merasa Bram membentuk aku.
" Ya sudah mas, sekarang kita tidur yok!" Ajak ku pada mas Pati.
" Kamu tidur lebih dulu saja, tanggung rokok ku masih belum habis." Kata mas Pati.
" Baiklah kalau begitu mas, lagi pula aku sudah tenang melihat mas Pati sudah ada di rumah. Selamat malam mas." Ucapku sambil kembali menuju ke kamar tidur ku.
" Selamat malam Anya." Jawabannya singkat dan bermakna.