* Alexandro Hutomo dan Alexandra Narnia *
Kehilangan dokumen membuat Xandra terjebak harus menjadi pembantu di rumah pemilik perusahaan dimana seharusnya ia bekerja.
Susah membuat orang percaya saat kita tak memiliki bukti ~ Xandra.
Penawaran tidak pernah datang dua kali, jika tidak silahkan tinggalkan tempat ini, jika ia mari kita pulang~ Alex.
Kita tidak tahu kemalangan apa yang akan menimpa kita, jika keberuntungan selalu ada dipihak kita~Xandra.
Mari kita lihat siapa pemenangnya~ Alex.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fillia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kancil
Alex memencet tombol intercom yang ada di meja kerjanya.
" Reno, keruangan saya "
Tak menunggu lama Reno muncul di ruangan Alex.
" Ini kamu antar ke rumah, suruh Xandra mengerjakan. Bilang sama dia, nanti sore akan saya ambil". Alex menyerahkan beberapa berkas yang segera diambil Reno.
" Ren, sekalian belikan dia sepeda ".
" Baik pak. Permisi ".
Alex akan menghubungi Xandra, namun dia ingat jika Xandra tak memiliki hp. Ia menimang kembali hp ditangannya. Terbersit keinginan untuk melihat CCTV di rumah.
Xandra mengatur volume TV yang sudah ia set ke radio.
" Pas banget acaranya, dangdut koplo " Xandra bersorak.
Dengan memegang gagang sapu, Xandra bersenandung mengikuti alunan musik yang lagi hitz, apalagi lagu yang di putar.
" Tarik sis, semongko.... Kini tinggal aku sendiri, hanya berteman dalam sepi....iii...iii...."
Bokong Xandra ikut bergoyang memutar, mengebor, dan saat musik mak dut.... tanpa sadar ia benar-benar mengeluarkan bunyi dut dari arah bok*ngnya. Sontak ia tertawa sendiri.
" Untung saja tidak ada orang " batinnya,
" Ya ampun " Xandra terpekik saat melihat sosok rupawan berdiri di pintu masuk. Xandra beringsut mengambil remot dan mematikan music yang sedang live.
Moga aja dia tidak lihat, kalau sampai lihat matilah aku, apalagi suara bom tadi,... ya ampun keras banget... untung gak bau. Xandra ngromet sendiri.
" Mbak Xandra, selamat siang "
Xandra berusaha menetralkan keterkejutannya.
" Siang, sebentar.... kalau tidak salah saya pernah melihat anda "
Xandra memutar memori ingatannya, malah yang muncul bu Lela, ya dia orang yang memisahkan gue sama harimau betina itu, batin Xandra.
Imut banget, ganteng juga... ish... ternyata banyak manusia ganteng.
Tik
Reno menjentikan jari di depan wajah Xandra, spontan Xandra tergagap...
" Hehehe...." cengiran Xandra menampilkan gigi gingsul, siap menangkap mangsa.
" Mbak "
Sekali lagi Reno memanggil Xandra.
" Iya saya dengar" ucap Xandra galak.
" Saya di suruh antar ini, kata pak Alex mbak Xandra harus mengerjakan ini untuk bahan meeting, nanti sore akan diambil" Reno menyampaikan pesan Alex.
Xandra menautkan kedua alisnya, berpikir sejenak.
" Bawa kembali ini, kasih ke pak Alex, bilang sama dia bahwa pembantu tugasnya hanya seputar pekerjaan rumah, jadi urusan kantor jangan jadi urusan rumah, kalau dia mau saya
mengerjakan ini, maka saya mau dipindahkan ke kantor." Cercah Xandra. Enak saja, emang dia siapa, huh... wajah sadis Xandra pasang untuk membuat Reno mundur, namun jawaban Reno di luar pemikiran Xandra, bahkan Xandra terkejut.
" Maka dari itu mbak Xandra, ini dibawa ke rumah agar jadi urusan rumah " tutur kata Reno terdengar sopan, tapi menyakitkan untuk Xandra.
" Saya bilang tidak mau, karena pak Alex bilang saya hanya bekerja jadi pem-ban-tu!" tegas Xandra.
" Ini juga salah satu tugas pembantu, yaitu membantu bos mengerjakan pekerjaan mbak Xandra " Sekali lagi kata-kata Reno membuat Xandra naik darah. Giginya hampir saja berbunyi saat ia menahan emosi menghadapi kancil milik Alex.
Dasar kancil, pantas dia jadi asisten, orang cerdik begini, oke jangan kalah Xandra, gunakan otak brilliant milikmu.
" Baiklah, jika itu yang harus saya kerjakan pak heemmm... siapa namamu " tanya Xandra, lebih tepatnya modus, malu harus mengajak kenalan lebih dulu.
" Reno "
" Ok pak Reno "
" Panggil saja saya Reno mbak, tidak perlu pakai pak" ucap Reno merendah.
" Whatever..."
" Bilang pak Alex, saya minta kenaikan gaji untuk tugas yang ini " tawar Xandra tak mau rugi.
Reno mengambil benda dari saku jas yang ia pakai, kemudian menghubungi seseorang melalui benda itu.
" Selamat siang pak Alex "
Ya ampun, dasar kancil, kenapa malah telpon pak Alex sih, Xandra sebal dengan kelakuan kancil di hadapannya yang masih terus berbicara dengan bosnya lewat telepon.
" Beliau setuju dengan permintaan mbak Xandra " ucap Reno.
" Bawa sini " ketus Xandra meminta pekerjaan yang dibawa Reno.
" Jam berapa harus selesai?"
" Biasanya pak Alex pulang dari kantor jam 4 sore mbak, jadi masih ada 5 jam dari sekarang." Reno melihat benda penunjuk waktu di dinding.
" Ya sudah pulang sana " usir Xandra.
" Tapi saya harus kembali ke kantor mbak, jika pulang sekarang saya belum minta ijin pak Alex " Xandra menggelengkan kepala mendengar jawaban sang kancil.
" Terserah kamu, cepat pergi, saya mau kerja "
" Baik mbak, saya permisi "
Reno membungkuk undur diri, berlalu dari hadapan Xandra, namun pada detik yang sama ia berbalik tepat bersamaan dengan Xandra yang berjalan di belakangnya untuk menutup pintu, dan tabrakan pun tak dapat dihindari.
" Kenap balik tiba-tiba " Xandra mengelus dahinya yang menabrak dada Reno.
" Maaf, saya hanya ingin memberi tahu bahwa sepeda di teras itu punya mbak Xandra."
" Iya terima kasih, sudah sana pulang. Kapan saya kerjanya kalau kamu masih di sini "
"Baik mbak, permisi "
" Iya, cepat, pintunya mau saya tutup " Xandra mendahului Reno mengambil hendle pintu.
Setelah kaki Reno benar-benar keluar pintu, Xandra langsung menutup pintu dan mengunci tanpa melihat di balik pintu Reno berkali-kali menggelengkan kepala.
Di lain tempat, sang bos tertawa terbahak-bahak menyaksikan CCTV dirumahnya.
Lumayan, buat hiburan.....