NovelToon NovelToon
Dihamili Musuh Abangku

Dihamili Musuh Abangku

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Danira16

Bara tak menyangka bahwa ią menghabiskan malam penuh gelora dengan Alina, yang ternyata adalah adik kandung dari musuhnya di zaman kuliah.

"Siaap yang menghamili mu?" Tanya Adrian, sang kakak dengan mulai mengetatkan rahangnya tanda ia marah.

"Aku tidak tahu, tapi orang itu teman kak Adrian."

"Dia bukan temanku, tapi musuhku." cetus Adrian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danira16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Balikin Adik Gue

Setelah Bara kedatangan Adrian teman kuliahnya dulu yang kini menjadi musuhnya, bersama Alina yang saat itu memberi pelajaran untuknya yang sudah berani menyentuh adiknya itu.

Bara pun segera menginfokan semua temannya yang dulu pernah dekat dengannya dan Adrian saat keduanya kuliah di satu kampus dan fakultas. Dan orang itu adalah Rasya.

"Gue punya kerjaan buat Lo." Ucap Bara pada Rasya.

"Apaan?" Tanya Rasya.

"Lo kenal Adrian kan? Teman kita dulu. Sahabat gue saat kuliah."

"Kenal, memangnya kenapa? Dia cari ribut lagi sama Lo?" Tanya Rasya.

Rasya adalah teman dekat Bara, ia juga pembalap seperti Bara, cuma bedanya Rasya telah lulus dan memiliki pekerjaan sebagai detektif swasta.

Dan Bara hanya percaya pada Rasya, ketiga nya sempat akur hingga kejadian yang membuat mereka menjadi renggang. Rasya yang saat itu berusaha menengahi pertengkaran diantara Adrian dan Bara pun menjadi kena imbasnya.

Adrian marah dan kecewa karena Rasya membela Bara, untuk masalah apanya akan terkuak lambat Laun.

"Tidak dia gak cari masalah sama gue." Ucap Bara.

"Gak cari masalah tapi kenapa muka Lo bengep-bengep gitu?"

Bara memandang refleksi dirinya di cermin yang tergantung di dinding rumah Rasya, memerhatikan lebam yang mulai membiru di pipinya. Dengan lembut, ia menyentuh area yang masih terasa perih, sisa dari tamparan yang Adrian berikan dalam kemarahan.

Sebuah senyum sinis terukir di wajahnya, "Ini tanda cinta," gumamnya sambil berusaha menyembunyikan rasa sakit yang masih menggelayut. Ia kemudian melangkah gontai menuju ke sofa dan duduk di samping Rasya yang tengah sibuk dengan laptopnya.

Rasya menoleh sejenak, menatap wajah Bara yang penuh memar, dan tanpa bisa menahan diri, ia melepaskan tawa kecil. "Sehebat apa sih mainnya tuh cewek sampai lo bonyok gitu?" ejek Rasya, mencoba meringankan suasana meskipun matanya tetap tertuju pada layar laptop.

"S1alan lu...." Omel Bara.

Bara pun mengambil rokok dari atas meja tempat biasanya Rasya menaruh barang itu disana, Bara menyalakan pematiknya dan mulai mengh1sap rokok yang ada ditangannya itu.

"Terus kalo bukan cewek siapa yang buat Lo bonyok? Come on Bara sejak kapan Lo cemen sih?"

"Ini memang karena Adrian, tapi kali ini gue yang bikin salah sama dia. Gue gak sengaja n1dur1n adeknya." Jawab Bara dengan mengepulkan asap ke udara.

"Ckkk gila Lo, bukannya Lo sama dia udah saling menjauh, kenapa bisa Lo sampe n1dur1n adeknya......?" Tanya Rasya kepo.

"Ceritanya panjang, Waktu itu gue rada mabuk setelah lomba balapan sebulan lebih yang lalu, gue ke hotel karena saat itu udah sewa cewek buat gue t1dur!n tapi........" Akhirnya Bara pun menceritakan secara keseluruhanan dan lengkap.

Rasya sampai tergeleng-geleng mendengar cerita dari Bara teman satu profesinya itu.

"Gile bener Lo, asal narik cewek aja. Makin runyam kan akhirnya harus berurusan sama Adrian lagi?" Omel Rasya.

"Hehee sory, waktu itu gue dah pengen banget....." Tawa Bara yang kalo bicara selalu blak blakan.

"Ckkk parah Lo, tapi enak donk Lo dapet yang segel?" Tanya Rasya mulai kepoin sohibnya.

Bara hanya tersenyum, ia kemudian menggaruk tengkuknya. "Iyalah, sangat ketat 4nu nya." Jawab Bara to the point.

"Terus masalahnya apa? Dia gak metong kan?" Tebak Rasya yang si4lnya nya tebakannya tepat.

"Sayangnya iya, Lo bener. Alina sekarang lagi h4m1l dari b3n1h gue." Jawab Bara.

Rasya langsung mengusap wajahnya secara kasar. " Kalo ini mang rada rumit, mengingat Lo dan Adrian kini musuhan, apalagi meminta izin menikahi adeknya." Jawab Rasya yang kini memberikan pendapat nya.

Teman Bara itu tahu bahwa Bara berniat ingin bertanggung jawab, namun Adrian menolaknya. Sudah pasti pria itu akan menolaknya mengingat hubungan diantara Bara dan Adrian retak dan menjadi musuhan.

"Apa yang bisa gue bantu?" Tanya Rasya.

"Selidiki apapun tentang Alina, umur kuliah dan semuanya...." Jawab Bara to the point.

Rasya pun ikut menyalakan korek api untuk menyulut rokok ditangan kanannya.

"Bisa, tapi gue harus kerjakan pekerjaan klien gue dulu." Jawabnya sembari menghi$4p rokok itu.

"Gue gak bisa nunggu. Gue minta besok Lo udah dapat semua informasinya, paham Lo!" Pertegas Bara.

Rasya hanya bisa terkekeh, ia tahu tabiat Bara yang tak sabaran dengan keinginannya yang kuat itu, tak bisa dicegah atau disela.

"Lo mampu bayar gue berapa?"

"25 juta.....kalo gak gue akan cari detektif yang lain."

"Ngancem lo."

"Terserah anggepan Lo fren...."

"Oke deal, gue akan kabari Lo kalo dah dapet infonya." Ucap Rasya.

"Oke gue akan transfer Lo separo dulu." Ucap Bara yang gercep mengambil ponselnya untuk ia kirimkan uang selimai 12 kita lima ratus ke rekening Rasya.

Dan keesokan harinya, tepatnya hari ini dimana Bara datang ke kantor Adrian untuk meminta izin menikahi Alina, saat itu Bara ditolak dengan kasar oleh Adrian.

Saat itu ponselnya berdering, dan ada nama Rasya. Disitu Rasya ingin bertemu dengannya direstoran dekat tempat kantor om nya.

Bara segera meluncur ke tempat yang telah diminta Rasya untuk janjian ketemuan.

"Gimana hasilnya? Lo dah dapet semua informasinya kan?" Tanya Bara saat ia baru saja mendudukan dirinya dikursi, mereka duduk berseberangan.

"Tentu saja, di sini informasi yang Lo butuhkan." Ucap Rasya memberikan amplop berwarna coklat pada Bara.

Bara mengambilnya dan membuka isi file berusi informasi mengenai Alina.

"Alina, 19 tahun, jurusan management akuntansi, hobi berenang dan memasak." Ucap Bara membaca kertas berisi informasi.

Dan itu termasuk foto-foto Alina dan akun media sosialnya.

"Hanya ini? Aku tidak membayarmu mahal untuk informasi biasa seperti ini." Dengus Bara yang menyindir kinerja temannya itu.

Rasya duduk tenang dengan rokok di tangannya, ia tersenyum dengan kaki satu ia silangkan menumpu kaki satunya.

"Ada satu info yang akan buat kamu merasa informasi ini yang paling penting." Ucap Rasya tenang mengepulkan asap rokok nya diatas nya.

"Apa itu? Katakan?" Tanya Bara tak sabaran.

"Alina adalah mantan pacar Bram, adek tiri Lo." Ujar Rasya yang kemudian ia memberikan beberapa foto kemesraan Alina dengan Bram saat mereka masih berpacaran.

"Apa...!! $1alan." Umpat Bara menyugar rambutnya.

Bara pun fokus pada foto-foto keduanya yang terlihat sangat ideal dan mesra, entah mengapa itu membuatnya panas. Namun Bara sebisa mungkin menampik perasaannya.

"Tidak mungkin kan gue sampai ada rasa cinta sama dia? Mungkinkah karena dia gadis bersegel pertama yang yang gue sntuh?" Batin Bara.

"Katakan apa lagi? Mengapa mereka putus?" Tanya Bara kian penasaran ingin mengulik kehidupan Alina.

"Garis besarnya saja, Alina dipacari adek tiri Lo sejak ia duduk dibangku awal semester, saat itu Bram menjadi kakak tingkat yang bertanggung jawab dengan penerimaan mahasiswa baru. Dari situlah mereka dekat, dan mulai pacaran. Asal Lo tau semenjak putus pun Bram selalu mendekati Alina, seakan ia tidak rela....."

"Cukup.....!!" Bara menyela ucapan Rasya dengan mengangkat satu tangannya diudara, tanda Rasya untuk menghentikan ceritanya.

Dan Rasya pun terdiam patuh, ia lebih memilih mengambil minuman nya daneneguknya hingga tandas.

"Gue gak perlu tahu mengapa mereka bisa pacaran. Cukup Lo jelasin ke gue kenapa bisa mereka putus? Satu hal lagi gue gak suka Lo sebut dia adik gue, dia dan ibunya hanya benalu di keluarga gue." Bentak Bara kesal.

Rasya seketika tertawa renyah.

"Lo gak berubah Bara, tidak suka yang berbelit-belit. But oke gue ceritain. Intinya mereka putus karena Bram adik tiri Lo menikahi teman sekelas Alina. Selebihnya Lo dah tau bukan kalo Bram terpaksa menikahi cewek lain karena telah mengh4m1linya." Jawab Rasya.

"Sempurna, gue akan pastikan Bram panas dingin saat gue bisa nikahi Alina." Tawa Bara menyeringai.

"Apa rencana Lo Bara?"

"Tentu saja nikahi Alina, lagi pula ada anak gue dirahimnya. Dan gak ada salahnya kan setelah nikah gue bisa ngerasain sempitnya goanya."

Rasya pun hanya geleng-geleng kepala saja mendengar omongan Bara yang malah sudah memikirkan hal r*njang saja.

Flashback selesai.

Saat ini mereka telah ada didalam kamar hotel yang dipesan oleh Bara, karena hujan belum reda akhirnya Alina tertidur nyenyak diatas kasur hotel.

Bara pun menatap wajah cantik Alina, ia akui kecantikan adik kandung Adrian tak kalah dari wanita yang sering dikencani. Namun semuanya tidak ada yang bisa memberikan sesuatu yang berharga kepadanya.

Karena semua yang main dengannya kebanyakan selalu ahli dalam hal ecek-ecek. Beda dengan Alina yang polos, jika mengingat malam panas itu ia sampai lupa menaruh benih itu sampai beberapa kali di rahim Alina.

Bara berjalan pelan, lalu ia tidur di samping Alina. Dan saat dirasa aman, ia mengambil ponselnya dan memotret foto dirinya bersama Alina ditempat tidur.

Jekrek....

Bara mengambil tiga foto dengan gaya berbeda, dari gaya biasa hingga gaya dia mencium pipi Alina.

Dan untungnya Alina tidak bangun, mungkin karena rasa lelahnya semanjak hamil ia sering kali mudah letih, belum lagi tugas-tugas kuliah yang menumpuk.

Saat telah selesai dan puas dengan hasil jepretannya, Bara keluar turun dari kasur dan segera memasuki kamarandi hotel.

Bara sengaja mengirimkan ketiga foto itu pada Adrian, dan hanya 5 menit saja Adrian langsung menelepon Bara.

"Lo gila ya Bara, di mana adek gue Alina?"

"Dia aman sama gue?"

"Pulangkan dia!!"

"Tidak bisa sekarang, sepertinya adek Lo kecapaian habis main sama gue."

"Bangs*t Lo Bara, si4l*n.....apa mau Lo!!"

"Gue akan balikin adek Lo kalo Lo setuju nikahin gue dengannya."

"Lo ngancem gue Bara?"

"Terserah anggapan Lo, gue lakuin ini untuk anak dirahim adek Lo. Gimana Lo setuju?"

Lama tak ada jawaban, bahkan Bara sampai dengan sabar hati menunggu nya.

"Oke gue setuju, gue akan nikahi Lo sama Alina. Tapi tolong balikin adek gue."

"Oke, gue akan kembalikan Alina dengan aman, thanks you fren...."

Grepp

Panggilan pun sengaja diputus oleh Bara. Dia begitu senang rencananya berhasil.

1
اختی وحی
kalimat ny salah thor, harusnya bukan semalam. tpi malam itu.. krn kejadian ny sudah sebulan lalu
dindaaurora: ok nanti saya cek lagi kak
total 1 replies
vita
suka sm jln ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!