NovelToon NovelToon
Tangis Dan Doa Dalam Kegelapan

Tangis Dan Doa Dalam Kegelapan

Status: sedang berlangsung
Genre:Pihak Ketiga / Ibu Tiri / Selingkuh / Janda / Cinta Terlarang / Romansa
Popularitas:822
Nilai: 5
Nama Author: Queen_Fisya08

Setelah bertahun-tahun hidup sendiri membesarkan putrinya, Raisa Andriana seorang janda beranak satu, akhirnya menemukan kembali arti cinta pada Kevin Wibisono duda beranak dua yang terlihat bijaksana dan penuh kasih. Pernikahan mereka seharusnya menjadi awal kebahagiaan baru tapi ternyata justru membuka pintu menuju badai yang tak pernah Raisa sangka

Kedua anak sambung Raisa, menolak kehadirannya mentah-mentah, mereka melihatnya sebagai perebut kasih sayang ayah nya dan ancaman bagi ibu kandung mereka, di sisi lain, Amanda Putri kandung Raisa, juga tidak setuju ibunya menikah lagi, karena Amanda yakin bahwa Kevin hanya akan melukai hati ibunya saja

Ketegangan rumah tangga makin memuncak ketika desi mantan istri Kevin yang manipulatif, selalu muncul, menciptakan intrik, fitnah, dan permainan halus yang perlahan menghancurkan kepercayaan.

Di tengah konflik batin, kebencian anak-anak, dan godaan masa lalu, Raisa harus memilih: bertahan demi cinta yang diyakininya, atau melepas

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Queen_Fisya08, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10 Bayangan Luka Yang Menghantui

Amanda mengayunkan langkah masuk ke rumah sambil mengusap keringat di dahi. Seragam sekolahnya yang sudah agak kusut menandakan ia seharian beraktivitas, namun langkahnya terhenti ketika ia melihat ruang tengah sangat sepi hanya ada sang nenek, Bu Anggun, yang duduk di sofa dengan wajah murung, seolah sedang memikirkan sesuatu yang berat...

Amanda memandang sekeliling lagi, memastikan, tidak ada mama nya...

"Assalamualaikum, Nek…” sapanya sambil meletakkan tas di kursi...

Bu Anggun tersentak kecil... “Waalaikumussalam, Sayang.” Jawab nya

Amanda duduk di samping neneknya dan ia bisa merasakan sesuatu yang janggal dari sikap neneknya, neneknya terlalu diam, terlalu kaku, terlalu menyembunyikan sesuatu...

"Nek, apa mama sudah pindah ke rumah barunya? Sudah ninggalin kita di sini?" tanya Amanda dengan nada datar, namun matanya penuh kekhawatiran terpendam....

Pertanyaan itu menusuk Bu Anggun, senyum samar dipaksanya muncul.

"Belum, Sayang.”

“Lalu mama ke mana? Dari tadi Manda nggak lihat mama…” Amanda menatap lekat sang nenek...

Bu Anggun terdiam sejenak.

"Mama kamu sedang ada urusan di luar"

"Bersama Om Kevin?" Tanya Amanda lagi

Nenek menggeleng....

“Tidak. Mama pergi sendiri.”

Hening tiba-tiba mengisi ruang itu, Amanda merasakan ada yang ditutupi, sorot mata neneknya terlalu gelisah untuk dianggap biasa...

"Tumben sore sekali kamu pulang, Sayang… dari mana saja kamu?” tanya Bu Anggun tergesa, jelas ingin mengalihkan pembicaraan...

Amanda melepaskan napas perlahan, sadar neneknya tidak mau jujur.

"Ya Nek, Manda sama teman-teman belajar kelompok Maaf nggak bilang.” ucap nya lembut

"Tidak apa-apa, Sayang…” Neneknya mengusap kepala Amanda, namun sentuhan itu terasa rapuh..

Amanda bangkit menuju kamarnya, tapi sebelum masuk, ia sempat menoleh.

"Nek… Mama nggak apa-apa, kan?" Ucapnya khawatir

Bu Anggun tersenyum kecut, lalu mengangguk.

“InsyaAllah tidak apa-apa, Sayang.”

Namun begitu Amanda menghilang di tangga, senyum itu luruh.

Bu Anggun meremas tangannya, menahan perasaan campur aduk.

***

Sementara itu, di jalan raya yang cukup lengang, Raisa mempercepat laju motornya, suara angin yang memekakkan telinga menjadi satu-satunya hal yang menenangkan pikirannya yang sedang kacau.

Aku tidak tahu ke mana harus pergi, tidak tahu harus berbuat apa...

Yang aku tahu hanyalah satu hal, dada ku sesak bahkan sangat sesak...

Tubuh ku gemetar sejak kejadian itu, sejak melihat dengan mata kepala sendiri Desi memeluk Mas Kevin, lalu Laras dan Dewi muncul tepat di saat yang tidak tepat..

Lalu suara Laras yang membaca situasi secara keliru, dan tatapan Mas Kevin yang penuh panik namun terlambat..

“Kenapa harus begini, ya Allah…” gumam ku dengan suara pecah.

Aku tidak marah pada mas Kevin, aku marah pada keadaan, marah pada kesalahpahaman yang terus menimpa kami....

Hingga ponsel ku berbunyi di dalam saku jaket, aku segera menepi di pinggir jalan, mematikan mesin motor dengan tangan gemetar...

Di layar, nama yang muncul Audi... Sahabat terbaik ku, wanita yang mempertemukan diri ku dengan mas Kevin melalui proses ta’aruf yang bersih dan penuh niat baik...

Aku mengusap wajah ku sebentar lalu mengangkat telepon...

"Assalamualaikum pengantin baru… gimana kabarnya?” suara Audi ceria seperti biasa, namun telinga sahabat adalah alat paling peka di dunia...

“Waalaikumussalam… Alhamdulillah kabarku baik.” aku berusaha tersenyum walau tak bisa...!!

Keheningan beberapa detik, Audi langsung tahu itu bohong...

"Raisa… kamu di mana?" Tanya Audi khawatir

“Aku… di jalan.” aku menelan ludah

"Raisa Sebutin lokasinya, sekarang.” suara Audi mengeras, tegas namun penuh perhatian..

Aku mengedipkan mata, dan sebutir air mata akhirnya jatuh.

"Dekat jembatan kecil di taman kota…” Jawab ku

"Diam di situ. Jangan ke mana-mana. Aku datang" jelas Audi langsung menutup telponnya

Raisa menatap langit yang mulai gelap, angin sore terasa dingin, seperti menusuk tulang..

Ia ingin kuat, ia ingin belajar dari masa lalu Kevin dan tidak gampang goyah, tapi apa yang ia lihat tadi terlalu berat bagi hati seorang wanita yang baru dua hari menikah...

***

Di tempat parkir besar di mana semuanya terjadi, Kevin masih duduk di bangku panjang, tubuhnya membungkuk, kedua tangannya menyatu di depan wajah, bahunya turun naik menahan napas yang tak stabil.

Ia merasa seperti pria paling gagal di dunia, ia pernah gagal melindungi rumah tangganya dulu karena pengkhianatan..

Dan kini, semua terulang lagi, di depan wanita baru yang ingin ia bahagiakan.\*\*

"Raisa…” ia menggema kan nama itu sambil meremas wajahnya..

“Apa yang sudah aku lakukan…” mata Kevin memanas...

Ia idak marah pada Raisa, ia marah pada dirinya sendiri..

"Kenapa aku diam saat Desi memeluk ku, seharusnya ia segera menjauh, jika aku bergerak lebih cepat, setengah detik saja, semua takkan seperti ini" teriak Kevin sambil mengacak-acak rambutnya...

"Vin.” suara itu membuat Kevin mendongak.

Radit, sahabat yang sudah seperti saudara, berdiri menghadapnya dengan wajah cemas, nafasnya naik turun seperti baru berlari..

"Audi bilang Raisa pergi dan Kamu… kamu apa-apaan duduk di sini sendirian?!” Radit langsung memegang bahunya....

"Raisa sedang sendirian di luar sana, bro!” Ucap Radit memberitahu

Kevin menutup mata dan berkata

"Aku nyakitin dia, Dit…”

"Yang nyakitin dia itu situasi, bukan kamu.” Radit berusaha menghibur

"Tapi dia lihat semuanya… Dia lihat Desi memeluk ku tapi kenyataannya tidak seperti yang dia lihat" Kevin menceritakan semua kepada Radit

Radit menepuk bahu Kevin lebih keras...

"Dulu kamu ditinggalkan istri yang selingkuh, sekarang kamu punya istri yang mencintaimu dengan tulus, tolong bedain itu Vin"

Kevin menunduk lagi, suaranya pecah...

“Aku takut… Raisa pergi…” Teriaknya

Radit menarik napas panjang.

"Kita cari dia, Audi sedang bersama Raisa, tapi kamu harus berdiri dulu, Vin, jangan tenggelam di rasa bersalah.” ucap Radit menguatkan Kevin

Kevin menatap sahabatnya, air matanya jatuh tanpa bisa ia cegah...

"Gue… capek, Dit. Selalu salah. Selalu gagal" ucap Kevin lirih

“Bukan gagal, lu cuma manusia yang kena masalah beruntun, tapi lu bisa bangkit tujuh tahun kemarin, kan? Sekarang lu harus bangkit lagi.” Radit berusaha menahan bahu nya Kevin dengan erat

Kevin menutup matanya, mengatur napas yang kacau, dalam hati nya ia memohon kekuatan...

Raisa tidak boleh terluka sendirian.

"Adit... Ayo, aku harus ketemu Raisa.” suara Kevin pelan namun mantap

Radit mengangguk tegas...

“Nah gitu bro, itu baru Kevin yang gue kenal, nanti gue yang nyetir, lu fokus tenangin diri.”

***

Di tepi jalan dekat jembatan kecil, Raisa hanya duduk bersandar di motor, matanya kosong dan sunyi...

Beberapa menit kemudian, Audi muncul dengan mobilnya, dia keluar, langsung berlari menghampiri sahabatnya...

"Raisa" panggil Audi

Raisa menoleh perlahan, dan begitu melihat Audi, air matanya langsung jatuh tanpa bisa ditahan...

Audi langsung memeluknya erat, Raisa tersobek dalam pelukan itu, seperti seseorang yang akhirnya menemukan tempat aman untuk menangis..

"Sa… apa yang terjadi?” bisik Audi lembut.

"Aku… tidak sanggup lihat semuanya… Aku tahu Kevin tidak salah… tapi aku takut Audi… Aku kehilangan lagi" Raisa menggigit bibir, suaranya putus-putus sambil bercerita meluapkan semua kepedihan nya...

"Kamu tidak akan kehilangan apa pun lagi Sa, kamu cuma terluka dan kamu nggak sendirian, aku tahu kamu bisa dan kuat” Audi mengusap punggung Raisa

“Aku beneran sayang sama mas Kevin… Tapi semuanya terlalu cepat… terlalu berat…” Raisa semakin menangis

"Aku tahu, tapi kamu juga harus tahu dia lagi nyari kamu sekarang, dia takut kehilangan kamu juga, Sa.” ucap Audi

Raisa memejamkan mata, menahan tangis.

"Aku takut… dia masih punya ruang untuk Desi…”

"Tidak, Sa. Ruang itu sudah tutup bertahun-tahun lalu. Yang kamu lihat tadi cuma jebakan Desi, dan Kevin lagi remuk karena hal itu.” ucap Audi sambil menatap sahabatnya dengan lembut..

Raisa menarik napas panjang, ia tahu Audi tidak akan pernah berbohong.

Dalam beberapa menit, mobil Radit berhenti beberapa meter dari sana., Kevin keluar lebih cepat dari siapapun, napasnya terengah-engah, matanya langsung mencari satu wajah yaitu Raisa

Dan ketika pandangan mereka bertemu…

dunia seakan berhenti..

Wajah Raisa penuh air mata.

Wajah Kevin penuh penyesalan.

Audi mundur perlahan, memberi ruang untuk mereka berdua

Kevin berjalan mendekat, setiap langkah seperti menapaki beling...

Ketika akhirnya ia berdiri di depan Raisa, Kevin jatuh berlutut..

"Raisa…. Maafkan aku…” suaranya bergetar hebat

Air mata Raisa kembali jatuh, Kevin menunduk, suaranya pecah..

"Aku tidak menyentuh dia… aku tidak ingin dia… aku hanya kaget… aku gagal melindungi kamu dari luka masa laluku…” Jelas Kevin

Raisa menutup mulutnya menahan tangis.

Kevin menatap mata istrinya, pandangan kevin penuh ketakutan akan kehilangan.

"Aku mohon… jangan pergi dari aku…” ucap Kevin lembut

Raisa menatapnya dalam-dalam dan melihat kejujuran di dalam mata kevin

...... Bukan Kevin yang bersalah ....

....... Bukan Kevin yang ingin Desi mendekat ...

...... Bukan Kevin pula yang ingin melukai ...

Yang salah adalah bayang-bayang masa lalu nya yang muncul kembali...

Perlahan Raisa meraih wajah Kevin.

“Bangun, Mas…”

Kevin menatapnya, tak percaya, Raisa menghela napas panjang...

"Aku tidak marah… Aku hanya takut…” Raisa tidak meneruskan ucapannya

Kevin memegang tangan Raisa yang menyentuh pipinya.

“Aku juga takut, Sayang… Takut kehilangan kamu…” ucap Kevin lembut

Dan di bawah langit sore yang meredup, dua hati yang hancur perlahan kembali menemukan jalannya..

Mereka saling merangkul, dengan ketakutan, luka, namun juga cinta yang perlahan tumbuh lebih kuat dari sebelumnya.

1
Setsuna F. Seiei
Tidak hanya cerita, tetapi juga pengalaman hidup. 🤗
•°ꫀꪜꪖ°•
Gak nyangka bakal se-menggila ini sama cerita. Top markotop penulisnya!
kappa-UwU
Seru abis 🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!