NovelToon NovelToon
Devil Become Angel

Devil Become Angel

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Cinta Seiring Waktu / Transmigrasi ke Dalam Novel / Identitas Tersembunyi / Romansa / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: La-Rayya

Winda Happy Azhari, seorang penulis novel yang memakai nama pena Happy terjerumus masuk bertransmigrasi ke dalam novel yang dia tulis sendiri. Di sana, dia menjadi tokoh antagonis atau penjahat dalam novel nya yang ditakdirkan mati di tangan pengawal pribadinya.

Tak mampu lepas dari kehidupan barunya, Happy hanya bisa menerimanya dan memutuskan untuk mengubah takdir yang telah dia tulis dalam novelnya itu dengan harapan dia tidak akan dibunuh oleh pengawal pribadinya. Tak peduli jika hidupnya menjadi sulit atau berantakan, selama ia masih hidup, dia akan berusaha melewatinya agar bisa kembali ke dunianya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon La-Rayya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Alex Mulai Percaya

Alex melepaskan cengkramannya pada Elizabeth.

Elizabeth meliriknya yang kemudian duduk di sampingnya. Mereka tidak berbicara satu sama lain, dan hanya duduk dalam diam.

"Kau tidak tahu ini akan terjadi, kan?" Tanya Alex pelan.

Elizabeth mengangguk, lalu mendengus kecil.

"Kalau begitu aku tidak bisa menyalahkanmu. Tidak akan ada yang menyangka mereka akan terlempar masuk ke dalam sebuah novel," gumam Alex.

"Kamu tidak membenciku?" Tanya Elizabeth.

"Tentu saja, aku benci kamu. Kamu sudah membuat hidupku seperti neraka." Jawab Alex.

"Itu benar..." Kata Elizabeth.

"Tapi seperti yang kukatakan, itu tidak bisa dihindari dan kamu tidak bersalah." Ucap Alex.

"Jadi kamu tidak membenciku." Ucap Elizabeth lagi.

"Tidakkah kamu mendengar apa yang aku katakan?" Balas Alex dengan mendesah kesal sementara Elizabeth tertawa.

"Jadi itu berarti kau percaya padaku?" Tanya Elizabeth.

"Aku tidak punya pilihan, kan? Karena kamu tahu segalanya tentangku, bahkan latar belakangku." Jawab Alex.

Elizabeth mengangguk, memikirkan ucapanya.

"Kurasa begitu." Ucap Elizabeth menyeringai sebelum menjatuhkan diri ke sofa.

"Kalau begitu aku bisa bersikap seperti ini di dekatmu! Ah, serius, ini yang terbaik.." Ucap Elizabeth lega.

Alex menggelengkan padanya.

"Tidak sopan sekali." Ucap Alex dengan memutar matanya.

"Aku memang tidak pernah seperti itu sejak awal." Ucap Elizabeth.

Alex tiba-tiba teringat sesuatu tentang apa yang dikatakan Elizabeth.

"Ngomong-ngomong, apa maksudmu dengan tokoh utama?" Tanya Alex.

Elizabeth menatapnya.

"Tokoh utama? Oh! Maksudmu alur cerita untuk dunia ini?" Ucap Elizabeth.

Alex mengangguk. Elizabeth kembali duduk tegak dan mulai menceritakan seluruh kisah dunia ini. Setelah selesai menceritakan seluruh kisah itu, Alex tampak memikirkannya dengan serius.

"Jadi kita bukan tokoh utamanya?" Tanya Alex.

"Yap. Akulah antagonis atau orang yang jahat dalam cerita ini yang akan melakukan apa pun untuk mencegah kedua love bird itu bersatu." Ujar Elizabeth.

"Lop bert?" Ucap Alex menatap Elizabeth dengan bingung setelah mendengar kata-kata yang diucapkannya.

Elizabeth melambaikan tangannya pada Alex.

"Hanya kata lain untuk dua orang yang sedang jatuh cinta." Ucap Elizabeth.

"Aku mengerti. Lalu apa yang terjadi padamu dan aku?" Tanya Alex.

"Baiklah, dalam buku itu, aku akan mati karena racun yang kau berikan padaku lewat makanan ku." Ujar Elizabeth.

"Lalu apa yang terjadi setelah itu?" Tanya Alex.

"Kamu mengundurkan diri dari pekerjaanmu di sini karena kamu bekerja di sini hanya karena Elizabeth dan kau malah bekerja untuk protagonis wanita dalam novel ini sebagai kepala pelayannya." Ujar Elizabeth.

“Pro... protagonis wanita?” Kata Alex semakin bingung.

"Ya. Kau membunuh Elizabeth setelah protagonis wanita itu menunjukkan kebaikan padamu. Kau sering dipaksa melakukan perbuatan kotor Elizabeth sampai kau muak dan memutuskan untuk membunuhnya." Ujar Elizabeth.

"Kalau begitu ceritanya, bukankah itu berarti kita mulai menyimpang dari jalur? Sejak kau menjadi Elizabeth." Balas Alex.

"Kau benar soal itu. Aku ingin melihat mereka berdua bersatu dan mendapatkan akhir yang bahagia tanpa perlu aku campur tangan. Lagipula, aku tidak ingin mati." Ucap Elizabeth.

"Aku mungkin tidak akan membunuhmu." Balas Alex.

"Bisakah kau hilangkan kata 'mungkin'? Aku tidak ingin kau membunuhku dan aku juga sudah bersikap baik padamu! Aku belum melakukan apa pun yang Elizabeth lakukan padamu sejak aku menjadi dia!" Ucap Elizabeth.

"Aku tidak bisa berjanji." Ucap Alex.

"Oh ayolah Alex!" Seru Elizabeth.

Dia melotot ke arah Alex yang hanya mengangkat bahu padanya.Tiba-tiba Alex menoleh pada Elizabeth dan bertanya.

"Siapa namamu sebelum kau datang ke dunia ini?" Ucap Alex.

"Happy, namaku Happy." Ucap Elizabeth.

Alex mengangguk, bangkit dari sofa dan menuju pintu masuk kamar Elizabeth.

"Baiklah, Anda sebaiknya istirahat sekarang, Nona." Ucap Alex kembali bersikap profesional.

"Kau masih memanggilku Nona? Setelah semua ini? Padahal aku bukan seorang nona dari putri bangsawan?" Balas Elizabeth.

"Kamu sekarang berada di tubuhnya, jadi tentu saja kamu masih tuanku." Ucap Alex.

"Kau benar juga. Baiklah kalau begitu, selamat malam, Alex." Ucap Elizabeth tersenyum padanya. "Terima kasih sudah mempercayaiku lanjutnya.

Alex mengangguk dan membalas senyum kecilnya sebelum meninggalkan ruangan itu. Dengan pintu di belakangnya tertutup, Alex tertelan kegelapan. Wajahnya tanpa ekspresi saat dia tenggelam dalam pikirannya. Dia menunduk menatap tangannya, menggenggamnya erat, lalu berjalan pergi.

...****************...

Keesokan paginya Alex bangun dan berpakaian rapi. Alex mengetuk pintu sebelum masuk.

"Selamat pagi, Nona," sapa Alex kembali ke mode pelayannya.

Elizabeth mengangguk dan tersenyum.

"Selamat pagi, Alex." Ucapnya.

Tubuh Alex bergidik pelan.

"Maaf. Masih belum terbiasa dengan ini." Ucap Alex.

"Tidak ada cara lain." Ucap Elizabeth mengangkat bahu, mengerti apa maksud Alex.

"Di mana ayah dan ibu?" Tanya Elizabeth.

"Tuan sedang bekerja dan Nyonya ada di kamarnya." Ucao Alex.

"Begitukah? Kalau begitu aku mau makan di kamarku hari ini." Ucap Elizabeth.

"Baiklah. Saya akan memberi tahu koki dan segera membawanya ke sini." Ujar Alex.

Setelah itu, Alex pergi dan kembali membawa sarapan untuk Elizabeth. Dia lalu meletakkan semua barang di hadapannya dengan rapi. Elizabeth berterima kasih dan menyantap sarapannya sebelum menghela napas.

Kini setelah Alex tahu tentang dirinya dan buku itu, Elizabeth bisa bersikap sedikit biasa saja di dekat Alex, tetapi dia tetap harus waspada di hadapan Alex. Meskipun dia percaya pada apa yang dikatakan Alex, dia tidak yakin apakah Alex tidak akan tetap mencoba membunuhnya karena dialah satu-satunya alasan hidup Alex jadi menderita seperti ini.

'Tidak banyak yang bisa kulakukan sampai tahun depan..' Elizabeth mendesah dalam hati.

Dia lalu menatap langit-langit. Tiba-tiba dia mendambakan masakan dari dunianya yang sederhana. Meskipun makanan di sini luar biasa dan sejujurnya dia tak akan pernah menukarnya dengan apa pun, terkadang dia tak bisa menahan diri untuk merindukan kelezatan dari dunianya.

"Apa Nona baik-baik saja? Wajah Nona tampak cemberut," komentar Alex.

Elizabeth menggelengkan kepalanya.

"Aku baik-baik saja. Aku rindu makanan dari duniaku." Ucap Elizabeth.

Alex memiringkan kepalanya ke samping, "Makanan dari duniamu?" Tanya Alex.

"Ya. Kami punya yang namanya mi instan, dan itu makanan terbaik saat kita sangat miskin dan sedang berhemat." Ucap Elizabeth.

Dia mulai tertawa sendiri, mengingat masa lalu ketika dia harus menabung untuk sesuatu yang akhirnya membuatnya makan mi instan selama hampir sebulan.

Alex tak bicara, hanya mendengarkan cerita Elizabeth yang asal-asalan. Sambil cemberut, Elizabeth mengetuk-ngetukkan jarinya di meja.

"Aku jadi ingin makan itu sekarang." Ucap Elizabeth.

"Mungkin Anda bisa meminta koki untuk membuatnya." Balas Alex.

"Tidak, rasanya tidak akan pernah seperti mi instan yang banyak micinnya." Ujar Elizabeth.

"Saya khawatir saya tidak mengerti." Balas Elizabeth.

"Tidak apa-apa, kamu tidak perlu memaksa dirimu untuk mengerti semuanya." Ucap Elizabeth.

Elizabeth lalu menjentikkan jarinya dan tiba-tiba berdiri.

"Ah, aku bosan! Ayo berkuda!" Seru Elizabeth.

"Kalau begitu, silakan ganti dengan pakaian yang pantas, Nona." Pinta Alex.

Elizabet memutar matanya sedikit, tapi tetap mendengarkan Alex.

Dia mengeluh pelan sebelum menuju ruang ganti untuk berganti pakaian yang pantas untuk berkuda.

Bersambung...

1
gaby
Pelayan ko songong, pecat aja. Masa nona muda di bentak diem aja
gaby
Awal yg bagus & smoga rajin upnya sampai tamat
aku
ini menuju kmn? apa hilal nya blm kliatan?
Sri Supeni
semakin ruwet bagiku
Sri Supeni
ikut mikir
Sri Supeni
awal yg bagus
Dewi hartika
ceritanya seru lanjut...
aku
next tor
aku
lah....gaje bgt tuh putmah. 😌
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!