NovelToon NovelToon
IBU SUSU PUTRIKU WANITA GILA

IBU SUSU PUTRIKU WANITA GILA

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Duda / Balas Dendam / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Ibu susu
Popularitas:10.5k
Nilai: 5
Nama Author: Archiemorarty

Davian Meyers ditinggal oleh istrinya kabur yang mana baru saja melahirkan putrinya bernama Cassandra Meyers.

Sayangnya Cassandra kecil justru menolak semua orang, selalu menangis hingga tidak mau meminum susu sama sekali.

Sampai dimana Davian harus bersedih hati karena putri kecilnya masuk rumah sakit dengan diagnosa malnutrisi. Hatinya semakin hancur saat Cassandra kecil tetap menolak untuk menyusu. Lalu di rumah sakit Davian menemukan putrinya dalam gendongan seorang wanita asing. Dan mengejutkannya Cassandra menyusu dengan tenang dari wanita tersebut.

Akan tetapi, wanita tersebut tiba-tiba pergi.

Demi kelangsungan hidup putrinya, Davian mencari keberadaan wanita tersebut lalu menemukannya.

Tapi bagaimana jika wanita yang dicarinya adalah wanita gila yang dikurung oleh keluarganya? Akankah Davian tetap menerima wanita itu sebagai ibu susu putrinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Archiemorarty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 9. BERUBAH

Fajar merekah dengan lembut di atas kediaman Meyers, cahaya mentari menyingkap tirai malam dan menelusup ke sela-sela jendela besar berbingkai kayu mahoni. Embun masih berkilauan di halaman, menempel pada dedaunan mawar yang dirawat dengan penuh cinta oleh para pelayan taman. Di dalam rumah, aroma hangat susu segar bercampur dengan wangi bunga lili putih yang selalu diletakkan di vas kristal dekat ruang tengah.

Hari itu menjadi hari yang berbeda, hari pertama Olivia benar-benar mulai menjalani perannya sebagai ibu susu bagi Cassandra.

Tak ada amukan. Tak ada teriakan. Tak ada lemparan barang seperti yang pernah Davian dan Peter lihat ketika mereka mendatangi kediaman Morgan. Sebaliknya, yang mereka saksikan adalah pemandangan yang tak pernah mereka bayangkan: Olivia duduk di kursi goyang, wajahnya teduh, menyusui Cassandra yang meringkuk nyaman di pelukannya. Senandung lembut mengalun dari bibirnya, suara yang terdengar begitu kontras dengan bayangan "wanita gila" yang terpatri di benak mereka sebelumnya.

Davian berdiri di ambang pintu kamar, matanya tak berkedip menatap pemandangan itu. Peter di sampingnya sama terkejutnya, bahkan sempat meremas gagang pintu seakan memastikan dirinya benar-benar melihat kenyataan.

"Ini bukan Olivia yang kita kenal di rumah Morgan, bukan?" bisik Peter, suaranya lirih, seakan takut mengganggu ketenangan yang sedang berlangsung.

Davian tidak menjawab segera. Matanya mengamati setiap detail: cara tangan Olivia menahan kepala Cassandra dengan penuh kelembutan, bagaimana ia menatap bayi mungil itu seolah dunia di sekeliling mereka lenyap, bagaimana senyumnya muncul begitu tulus dan alami. Tak ada kepalsuan, tak ada kepura-puraan. Hanya kasih murni seorang ibu pada anaknya.

"Entah siapa wanita yang kita lihat dulu," jawab Davian akhirnya dengan suara berat, "melihatnya seperti ini siapa yang akan menduga kalau dia wanita gila yang dikurung oleh keluarganya."

Cassandra yang biasanya mudah menangis kini terlihat damai. Bayi itu menutup matanya perlahan, pipinya yang mulai berisi memerah sehabis menyusu. Napasnya teratur, tubuh mungilnya tenang, jauh berbeda dari hari-hari sebelumnya di mana tangisnya memenuhi ruangan tanpa henti.

Olivia merendahkan wajahnya, mencium lembut kening Cassandra. "Tidurlah, sayang ... Mama di sini." Kata-katanya lirih, tapi penuh janji dan cinta.

Peter menoleh pada Davian dengan ekspresi yang sukar dijelaskan. Ada heran, ada lega, ada pula kebingungan yang membebani pikirannya. "Apa mungkin semua yang kita dengar tentang ketidakwarasannya hanya… potongan dari dirinya yang terluka? Atau ada hal lain?"

Davian menghela napas panjang. Ia sendiri tidak yakin, tapi di hatinya ada getar aneh. Seakan ia melihat sisi lain dari Olivia, sisi yang tersembunyi dari dunia, bahkan dari diri wanita itu sendiri.

Kediaman Meyers, yang biasanya berdiri dengan aura dingin aristokratik, perlahan berubah sejak kehadiran Olivia. Bukan karena keangkuhan berkurang, melainkan karena ada hangat yang merambat, tak terlihat namun terasa.

Yang paling mengejutkan bukan hanya Davian dan Peter, melainkan para pelayan rumah. Maria, kepala pelayan yang telah mengabdi pada keluarga itu lebih dari tiga dekade, menjadi saksi nyata perubahan suasana.

Pagi itu, Maria masuk membawa sepiring roti hangat dan segelas susu untuk Olivia. Rambutnya yang sudah dipenuhi uban disanggul rapi, keriput di wajahnya seakan menjadi garis-garis pengalaman panjang kehidupan. Ia menatap Olivia yang sedang duduk di kursi goyang, Cassandra sudah terlelap di pelukannya.

"Anda harus makan, Miss. Olivia," ucap Maria lembut, nada suaranya penuh hormat, bukan merendahkan. "Tubuh Anda perlu kuat agar bisa menjaga Nona Kecil."

Olivia menoleh, senyumnya tipis tapi tulus. Tidak mengatakan apa pun seperti biasa.

Maria meletakkan nampan di meja kecil dekat kursi goyang, lalu mendekat. Ia menatap Olivia dan bayi mungil di pelukan wanita itu. Ada sesuatu dalam tatapan Olivia yang membuat hatinya terenyuh.

"Aku harap Anda bisa betah di rumah ini. Katakan saja padaku jika kau membutuhkan bantuan," ucap Maria.

Olivia menunduk, jemarinya menyusuri rambut halus Cassandra. Air matanya menggenang, tapi bukan karena luka, melainkan rasa syukur yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

Hari-hari berlalu dengan ritme baru. Para pelayan, yang awalnya canggung, lama-lama justru merasakan ikatan yang hangat dengan Olivia. Mereka menolongnya tanpa keluhan, bahkan dengan senyum. Tak ada yang mencemooh, tak ada bisikan tentang kegilaannya. Yang mereka lihat hanyalah seorang ibu yang tengah menemukan dirinya kembali melalui seorang bayi mungil.

Perubahan terbesar terlihat pada Cassandra. Bayi itu, yang sebelumnya dikenal rewel dan sulit ditenangkan, kini semakin sehat. Tubuhnya mulai berisi, pipinya menggemuk, dan tangisnya berkurang drastis. Setiap kali Olivia menyusui, Cassandra tampak begitu lahap, seakan menemukan sumber kehidupan yang telah lama ia rindukan.

Davian memerhatikan hal itu dengan mata kepala sendiri. Suatu sore, ia duduk di ruang kerja, namun telinganya mendengar suara kecil Cassandra yang bukan tangisan, melainkan tawa renyah bayi. Ia segera keluar, penasaran, dan mendapati Olivia sedang menggelitik lembut perut Cassandra di ruang tengah.

Tawa bayi itu bergema, mengisi ruangan yang biasanya kaku dengan kehangatan. Davian terdiam di ambang pintu. Sesuatu dalam dirinya goyah, sebuah ruang kosong yang selama ini tidak ia sadari perlahan terisi oleh pemandangan itu.

Peter yang berdiri di sampingnya tersenyum kecil. "Sepertinya Cassandra akhirnya menemukan apa yang dia cari," ucapnya lirih.

Davian menoleh sekilas, wajahnya masih menegang, tapi matanya memancarkan perasaan yang sulit ia sembunyikan. "Kau benar."

Hari demi hari, Olivia mulai memiliki rutinitas tetap. Pagi ia bangun lebih awal, menyusui Cassandra sebelum matahari naik tinggi. Setelah itu, ia terkadang turun ke lantai bawah untuk melihat aktivitas para pelayan. Ia hanya diam dan memerhatikan, atau berkeliling rumah seperti anak kecil.

Malam hari, Olivia duduk di dekat jendela bersama Cassandra yang sudah dibedong hangat. Dari sana, ia memandang bulan yang menggantung di langit, seolah berbicara pada bintang-bintang.

Tidak jarang Maria atau pelayan lain menonton dari kejauhan, hati mereka luluh melihat kasih yang begitu murni terpancar dari wanita yang dulu mereka dengar sebagai "orang gila."

Bagi Davian, setiap hari yang berlalu membawa dilema baru. Di satu sisi, ia masih menyimpan kecurigaan dan pertanyaan tentang masa lalu Olivia, tentang alasan di balik semua yang terjadi di keluarga Morgan. Namun di sisi lain, ia tak bisa mengabaikan kenyataan bahwa wanita itu telah membawa perubahan besar pada Cassandra, bahkan pada kediaman Meyers sendiri.

Suatu malam, saat ia berdiri di balkon dengan segelas anggur di tangan, Peter mendekat. "Kau tahu, Davian," katanya sambil memandang ke halaman yang diterangi lampu taman, "aku mendapatkan informasi aneh tentang Olivia."

"Informasi aneh apa?" Davian tertarik dengan obrolan kali ini.

"Waktu kelahiran Cassandra dengan anak Olivia yang sebenarnya memiliki waktu yang sama dan di rumah sakit yang sama," kata Peter dengan wajah serius.

"Kebetulan seperti itu bisa terjadi dimana pun, terutama tinggal di satu kota yang sama." Tidak terkejut dengan penjabaran kecil dari sepupunya itu.

"Benar, tapi ada hal yang aku curigai. Apa boleh aku melakukan investigasi lebih dalam tentang Olivia?" Peter melihat ke arah Davian seraya menengguk wine miliknya.

"Kenapa kau begitu tertarik padanya?" tanya Davian sedikit curiga.

"Aku hanya takut kalau ada konspirasi yang tidak kita ketahui," jawab Peter tanpa ragu.

"Misalnya?" Davian kembali bertanya.

"Olivia ada hubungannya dengan Cassandra yang kita tidak tahu selama ini," beber Peter tanpa ragu.

Dahi Davian mengerut dalam mendengar hal itu. Ia memang ada sedikit kecurigaan tentang bagaimana Olivia dapat menenangkan Cassandra semudah itu.

"Apa kau perhatikan? Dibandingkan dengan Hera, Cassandra lebih mirip dengan Olivia. Aku tahu ini terdengar aneh, tapi itulah alasanmu kenapa memintamu tetap membawanya dari rumah keluarganya walau dia gila. Melihatnya membuatku teringat akan Cassandra saat itu," jelas Peter.

Davian tidak menjawab segera. Ia meneguk anggurnya pelan, lalu mengalihkan pandangan ke arah jendela kamar bayi. Dari balik tirai tipis, ia melihat siluet Olivia yang sedang menidurkan Cassandra di kursi goyang. Siluet itu begitu damai, seperti lukisan hidup yang menenangkan.

"Selidiki. Jika perlu lakukan tes DNA. Jika yang kau katakan benar, artinya ada yang mencoba menyabotase keluargaku. Dan kau paling tahu apa yang terjadi jika ada yang berani menggangguku," perintah Davian, bukan sebagai sepupu tapi sebagai atasan Peter.

"Akan kulakukan. Mungkin akan lebih baik untuk memeriksakan kejiwaan Olivia ke dokter," saran Peter.

"Lakukan. Aku hanya ingin putriku aman dan sehat. Jadi lakukan apa yang menurutmu benar," suruh Davian.

Rahang Davian mengeras ketika memikirkan hal yang tidak ia inginkan. Sampai sebuah gumaman terdengar seperti titah yang tak bisa dilanggar.

"Bagaimana pun kondisinya, Cassandra adalah putriku. Tidak ada yang bisa membantahnya," ucap Davian.

Hari-hari ke depan masih menyimpan misteri, tapi untuk saat ini, rumah itu merasakan sesuatu yang lama hilang: rasa hangat sebuah keluarga.

Dan semua itu, tanpa disangka, dimulai dari seorang wanita yang dianggap hilang dalam kegilaan; Olivia Morgan, kini Olivia, ibu susu Cassandra.

1
Nor aisyah Fitriani
wahhhh ada bom yang akan siap meledak
Jelita S
mungkinkah ada konspirasi disini???
Casie mungkin anaknya Davian dengan Olivia?,,dan mungkin ini semua permainan Raymond?
Jelita S
Akhirnya,,,,Casie cepat satukan mom and Dady mu y😀😀
Archiemorarty: Benar Cassie
total 1 replies
Ir
kau yang mulai kau yang mengakhiri
kau yang berjanji kau yang mengingkari
Archiemorarty: Aku bacanya sambil nyanyi wehhh
total 1 replies
Hasbi Yasin
sadar juga davian takut kehilangan olivia
Archiemorarty: Siapa yang nggak takut kalau pas liat doi sekarat
total 1 replies
Jelita S
sabar y babang Davian
Jelita S
peter kamu Daebak🫰
Archiemorarty: Terbaik emang Abang Peter /CoolGuy/
total 1 replies
Annida Annida
lanjut tor
Archiemorarty: Siap kakak, terima kasih /Determined/
total 1 replies
Hasbi Yasin
hukuman nya kejam banget si davian udah di peringatin sma peter gk mau jdi olivia bunuh diri deh
Archiemorarty: Manusia nggak ada yang sempurna, kadang kalau emosi kan suka gitu, salah ngambil keputusan
total 1 replies
Jelita S
Biarkanlah ini mnjadi tragedi yg menyadarkan Davian untuk lebih peka lgi terhadap Olivia
Archiemorarty: Benar, karena gimana pun Davian juga manusia biasa /Cry/
total 1 replies
Ir
hayoo lhooo pian tanggung jawab luuu
kalo sampe Raymond tau wahh abis citra mu piann, di sebar ke sosial media dengan judul
" PEMBISNIS MUDA DAVIAN MAYER, MENJADI MENYEBABKAN SEORANG WANITA BERNAMA OLIVIA MORGAN BUNUH DIRI " tambah bumbu pelecehan dll wahh habis karir 🤣🤣🤣
Ir: hahahhaa 🤣🤣🤣
total 2 replies
Ir
kan jadi gila beneran ck
bisa diskusi baik² bisa di omongin baik² , suka banget ngambil keputusan saat emosi
Ir
ada dua sudut pandang berbeda secara aku pribadi, kan dari awal emang Olivia ga bilang dia gila, orang² aja yg bilang dia gila termasuk emak tirinya, nah seharusnya pian sama Peter jangan langsung menghakimi setidaknya tanya dulu alasan kepura²an nya itu tujuan nya apa, dan untuk Olivia kenapa ga jujur setelah pian tau kebohongan nya dia, apa aja yg selama ini dia alami di rumah Morgan dan selama menikah dengan Raymond
Archiemorarty: Hahahaha....sabar kawan, Olivia juga udah ngalamin banyak hal buruk. Dia cuman takut nggak bisa bareng Cassie lagi
total 3 replies
Ir
Olivia itu lebih ke trauma, takut, patah hati, kecewa, kehilangan dan semua itu Olivia pendem sendiri ga ada tempat buat di berkeluh kesah ga ada yg menguatkan, mental orang beda² jangan kan Olivia, aku aja sampe sekarang kalo ada tlp di jam 2/3 tiga pagi rasanya masih takut, karna jam itu aku pernah dapet kabar adek ku koma, sedangkan posisi aku lagi kerja di luar kota sampe akhirnya jam 2 siang dapet kabar dia udah ga ada, mungkin keliatan nya cuma hal sepele tapi bagiku itu membuat ku trauma
Archiemorarty: Benar, karena mereka nggak ngerasain rasanya.
total 3 replies
Hasbi Yasin
jadi gila beneran kan biarlah casandra kehilangan olivia biar davian ngrasa bersalah
Archiemorarty: hehehe....apa itu damai buat othor
total 1 replies
Jelita S
aku jga jdi dilema Thor mau mengasihani siapa
Archiemorarty: Drama dikit buat mereka
total 1 replies
Nor aisyah Fitriani
lanjutt terussa
Archiemorarty: Siap kakak
total 1 replies
Jelita S
kasihan Olivia tpi kenyataan harus tetap diterima🔥🔥🔥🔥
Archiemorarty: Benar itu
total 1 replies
Jelita S
aduh misteri apalagi kah ini???????????
Archiemorarty: Muehehehe
total 1 replies
Ir
wait suami, kapan mereka menikah kak 😳😳😳
Archiemorarty: Hooh..saya masih belum move on dari bapak Rion dan Lili /Sob/
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!