NovelToon NovelToon
Ketegaran Hati Aisyah

Ketegaran Hati Aisyah

Status: sedang berlangsung
Genre:Crazy Rich/Konglomerat / Pelakor / Dijodohkan Orang Tua / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: jannah sakinah

"Sayang, kita hanya dua raga yang Allah takdirkan bersama melalui perjodohan. Kalau saja aku nggak menerima perjodohan dari almarhum Papamu, kau pasti sudah bersama wanita yang sangat kau cintai. Mama mertua pasti juga akan sangat senang mempunyai menantu yang sudah lama ia idam-idamkan. Tidak sepertiku, wanita miskin yang berasal dari pinggiran kota. Aku bahkan tak mampu menandingi kesempurnaan wanita pilihan kalian. Sayang, biarkan aku berada di sisimu sampai nanti rasa lelah menghampiriku. Sayang, aku tulus mencintaimu dan akan selalu mencintaimu, hingga hembusan nafas terakhirku."

Kata hati terdalam Aisyah. Matanya berkaca-kaca memperhatikan suami dan mertuanya yang saat ini tengah bersama seorang wanita cantik yang tak lain adalah Ariella, Cinta pertama suaminya. Akankah Aisyah mampu bertahan dengan cintanya yang tulus, atau justru menyerah pada takdir?

Cerita ini 100% murni fiksi. Jika tidak sesuai selera, silakan di-skip dengan bijak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jannah sakinah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Siasat rubah betina

"Mbok selalu saja segan sama Aisyah, padahal Aisyah nggak keberatan loh, Mbok," ucap Aisyah dengan lembut sembari memperhatikan Mbok Ima yang mencuci piring.

"Jangan Non. Mulai sekarang, Non jangan bantuin Mbok lagi ya. Bukannya Mbok nggak mengizinkan, tapi Mbok nggak mau Tuan dan Nyonya marah sama Non. Mbok nggak suka lihat Non dimarahin seperti di ruang tamu tadi sore," ucap Mbok Ima menatap Aisyah yang berada di sampingnya dengan tatapan sendunya.

Mbok Ima mengatakan hal itu dari lubuk hati terdalamnya, bahkan ia mengeluarkan air matanya, lantaran sedih. Aisyah yang melihat itu, memperhatikan Mbok Ima dengan mata berkaca-kaca. Ia selalu saja terharu melihat perhatian Mbok Ima.

Aisyah memeluk Mbok Ima dari belakang. Ia menyandarkan sebelah pipinya di bahu Mbok Ima.

"Makasih ya Mbok. Aisyah sayang Mbok," ucap Aisyah berkata dengan jujur membuat tangis Mbok Ima semakin deras.

"Sama-sama, Non, hiks. Mbok juga sayang sama, Non," ucap Mbok Ima terisak lirih sembari memegang tangan Aisyah di perutnya.

Tanpa sepengetahuan keduanya, Ariella memperhatikan mereka dari balik pintu dapur. Wanita itu awalnya hendak masuk, namun ia mengurungkan niatnya lantaran ingin mengetahui apa yang sedang dilakukan Aisyah dan Mbok Ima.

Ariella membawa keranjang buah yang ketinggalan di meja makan. Sebenarnya, ia enggan melakukannya, namun karena ingin terlihat rajin, ia pun memutuskan membantu Aisyah.

"Apa yang mereka lakukan? Mereka terlihat seperti Ibu dan Anak. Pantas saja Tante Ana malu mengakuinya sebagai menantu, ternyata oh ternyata, dia anak seorang pembantu!" gumam Ariella menarik sebelah sudut bibirnya membentuk senyum sinis.

Wanita itu bahkan menaikkan satu alisnya, wajah angkuhnya masih menoleh ke arah kedua wanita yang masih terlihat nyaman berpelukan.

Aisyah-Aisyah, terlepas pembantu itu bukan Ibumu, tapi kalian terlihat sangat cocok menjadi Ibu dan Anak. Aku nggak bisa bayangkan gimana tanggapan teman-teman Adam dan Tante Ana mengetahui hal ini.

"Kau teruslah bersikap baik Aisyah, perlihatkan sikapmu ini di depan semua orang. Aku yakin, mereka akan menyanjungmu," gumam Ariella namun tersimpan sebuah makna di balik senyum sinisnya yang tampak menawan itu.

Aisyah melepaskan pelukannya dari Mbok Ima, wanita itu terlihat menghapus air matanya dengan tangan kecilnya.

Melihat Aisyah yang hendak keluar dapur, Ariella pun keluar dari persembunyiannya. Wanita itu tak ingin Aisyah mengetahui gerak gerik mencurigakannya karena terus bersembunyi.

"Aisyah," sapa Ariella memperlihatkan senyumannya dengan kedua tangan yang memeluk keranjang buah.

Aisyah yang awalnya menunduk, menegakkan wajahnya melihat Ariella. Tak hanya Aisyah, Mbok Ima juga mengalihkan wajahnya melihat Ariella.

Apa yang wanita itu lakukan di sini? Pasti dia sedang mencari perhatian Tuan dan Nyonya, dasar rubah betina!

"Eh, Ariella," ucap Aisyah menyambut kehadiran Ariella dengan senyuman kecilnya. "Apa kamu membutuhkan sesuatu?" tanya Aisyah berbasa-basi sebab tak ingin membuat kesan buruk dihadapan Ariella.

"Nggak Aisyah, aku hanya ingin mengantar buah-buahan ini," ucap Ariella memperlihatkan keranjang buah di tangannya.

"Oh iya, makasih ya Ariella. Kemarikan buahnya, biar aku menyimpannya di kulkas," ucap Aisyah membuat Ariella menyerahkan keranjang buah di tangannya pada Aisyah.

Aisyah tersenyum canggung, lalu mengambil alih keranjang buah dari tangan Ariella.

"Iya Aisyah," ucap Ariella terus memperhatikan Aisyah tanpa memudarkan senyum palsunya.

Aisyah melangkahkan kakinya dengan perlahan menuju kulkas. Ia membuka kulkas dengan perlahan lalu memasukkan buah ke dalamnya.

Setelah selesai, Aisyah menutup kulkas sembari tersenyum tipis, lalu membalikkan tubuhnya. Senyum wanita itu memudar ketika melihat Ariella masih berada di tempatnya, dengan wajah yang masih memperlihatkan senyum.

"Ariella, ada apa? Eh... maksudku, apakah kamu membutuhkan sesuatu?" tanya Aisyah mengerutkan alisnya merasa bingung.

"Nggak Aisyah, hahaha. Aku hanya ingin menemanimu menyiapkan cemilan, sekalian belajar... Bolehkah?" ucap Ariella membuat Aisyah mau pun Mbok Ima menatapnya dengan aneh.

Aisyah hanya menganggukkan kepalanya dengan sorot mata bingungnya. Aisyah pun membiarkan Ariella membantunya sebab tak ingin Ana memarahinya lantaran menolak Ariella.

Di ruang makan saat ini, terlihat Adam dan Ana memperhatikan pintu dapur, seakan tengah menunggu kemunculan Ariella. Beberapa menit waktu berlalu, namun keduanya tak kunjung melihat Ariella.

Adam memalingkan wajahnya menatap Ana tanpa ekspresi. Ana membalas tatapan Adam dan wanita paru baya itu pun langsung mengerti isyarat mata anaknya itu.

"Sedang apa dia?" gumam Ana bertanya-tanya merasa penasaran dengan apa yang dilakukan Ariella di dalam sana.

Ana kembali memalingkan wajahnya menatap Adam yang juga menatapnya.

"Sepertinya Mama harus menyusulnya," ucap Ana yang langsung disetujui Adam.

"Iya Ma, khawatir nanti terjadi sesuatu padanya," ucap Adam dengan guratan khawatir di wajah tegasnya.

Ana segera pergi ke dapur menyusul Ariella. Ia sangat penasaran dengan yang dilakukan Ariella di dalam sana. Samar-samar, Ana mendengar perdebatan kecil.

Itukan suara Ariella, berbicara dengan siapa dia?

Ana semakin penasaran, dengan pikiran negatif yang mulai menyelimuti isi kepalanya. Setibanya di dapur, Ana melihat Ariella dan Aisyah berebutan pisau, lebih tepatnya keduanya saling menarik.

"Aisyah, lepas," ucap Ariella tak ingin mengalah dari Aisyah.

"Kamu nanti terluka," ucap Aisyah mencoba meyakinkan Ariella.

"Ada apa ini?" tanya Ana sembari melihat Aisyah dan Ariella secara bergantian.

Ariella yang mendengar suara Ana, tersenyum samar. Wanita itu menarik tangan Aisyah ke depan, sehingga membuat keduanya terjatuh di lantai. Ariella melepaskan pisau di genggamannya setelah berhasil menggoreskan sayatan di tangannya.

"Ah..." teriak Ariella dengan wajah yang begitu memperihatinkan. Aisyah terkejut dengan apa yang dilakukan Ariella, ia sudah masuk ke dalam siasat rubah betina itu.

"Sayang!" teriak Ana begitu panik. Wanita paru baya itu buru-buru menghampiri Ariella.

Ana mendorong tubuh Aisyah agar menjauhi menantu idamannya. Bersamaan dengan itu, Adam pun masuk ke dapur dengan tergesa-gesa.

"Apa yang terjadi?" tanyanya dengan wajah syok karena semakin paniknya.

"Adam..." panggil Ariella dengan lirih sembari menatap mata tajam Adam dengan mata berkaca-kacanya.

Wanita itu terlihat begitu menyedihkan dengan tangan yang sudah mengeluarkan sedikit darah.

"Ariel!" panggil Adam terkejut melihat kondisi Ariella.

Pria itu segera menghampiri Ariella lalu mengecek kondisinya. Di sampingnya, Aisyah memperhatikan dengan mata yang berkaca-kaca. Ada luka, kemarahan, dan juga ketakutan di dalam hatinya.

Ariella selalu bisa membuatnya berada di situasi yang sulit. Kini Aisyah semakin terlihat buruk di mata Adam dan Ana.

"Kau, apa nggak bisa membuat keributan sehari saja!" Bentak Adam menatap Aisyah yang duduk di lantai.

Pria itu mengeraskan rahangnya mencoba menahan emosi agar tidak memukul Aisyah.

"Hiks." Tangisan Ariella kembali mengalihkan perhatian Adam padanya.

"Adam, ayo kita ke rumah sakit sekarang," ucap Ana dengan wajah paniknya.

1
partini
wasiat sih wasiat tapi mereka ga welcome, lagian kamu bukan siapa " mereka terkesan kamu maksain
Jannah Sakinah: Terima kasih sudah singgah kak🌸💓
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!