NovelToon NovelToon
Ketika Suamiku Pergi

Ketika Suamiku Pergi

Status: tamat
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Tamat
Popularitas:17.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ni R

Ditinggal saat sedang hamil, Elma terpaksa bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhannya seorang diri. Yang lebih menyakitkan daripada sekedar ditinggal, ternyata suami Elma yang bernama Dion secara diam-diam menceraikan Elma. Dan dibalik pernikahan tersebut, ada kebenaran yang jauh lebih menyakitkan lagi bagi Elma. Penasaran? Yuk baca ceritanya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Amar Tahu Segalanya

Beberapa hari belakangan, suasana di rumah keluarga Ratna berubah menjadi tegang. Ratna yang biasanya cerewet dan gemar memberi perintah sekarang justru lebih sering berdiam diri di kamarnya. Tatapannya kosong, dan setiap kali ditanya sesuatu, ia hanya menjawab pendek atau bahkan tidak menjawab sama sekali. Diana, yang awalnya mengira mamanya hanya kelelahan setelah pesta pernikahannya, mulai curiga ketika mendapati Ratna bergumam sendiri di tengah malam.

“Ma, Mama kenapa belakangan ini terlihat berbeda? Apa ada masalah” tanya Diana saat mereka sedang sarapan.

Ratna hanya menatap piring kosong di depannya. “Elma... Elma...” suaranya lirih, namun cukup membuat Diana mengernyit kesal.

“Kenapa lagi harus menyebut nama dia?” gumam Diana dengan nada tajam.

Ratna tidak menjawab. Ia justru menunduk semakin dalam, seolah ketakutan pada bayangan sendiri. Tubuhnya sedikit bergetar, dan matanya tampak basah. Diana menatap Dion dan Fira yang duduk di seberang meja, berharap adiknya memberi penjelasan, tapi Dion hanya mengangkat bahu.

“Mungkin Mama teringat pada Elma,” ucap Dion datar.

“Bukan! Ini semua gara-gara Elma,” balas Diana cepat, nada suaranya meninggi. “Sejak perempuan itu muncul lagi, semuanya jadi kacau!”

Hari itu, setelah berpikir cukup lama, Diana memutuskan untuk menemui Elma secara langsung. Ia tak tahan lagi melihat mamanya terus-menerus menyebut nama perempuan yang paling ia benci itu. Diana mengenakan pakaian rapi dan kacamata hitam besar, lalu pergi tanpa pamit. Dalam pikirannya, hanya ada satu tujuan, memperingatkan Elma agar tidak lagi mengusik keluarganya.

Ketika sampai di rumah Elma, sore itu cuaca mendung. Elma membuka pintu dengan wajah tenang, meski raut lelah masih terlihat di matanya. “Diana?” katanya datar, tanpa ekspresi. “Ada perlu apa datang ke sini?”

Diana melangkah masuk tanpa dipersilakan. “Aku tidak akan bertele-tele,” katanya dingin. “Aku datang untuk memperingatkanmu, Elma. Kalau kamu masih berani mengganggu keluargaku, terutama Mama, aku tidak akan segan-segan mencelakakanmu. Aku serius.”

Nada ancamannya begitu tajam hingga udara di ruangan terasa tegang. Namun Elma sama sekali tidak tampak takut. Ia justru tersenyum tipis, menatap Diana dengan tatapan yang membuat perempuan itu merasa tidak nyaman.

“Elma, aku tidak sedang bercanda!” bentak Diana, mengepalkan tangannya.

“Aku pun tidak sedang bermain-main,” jawab Elma dengan nada halus namun menusuk. “Kau datang dengan amarah, tapi tidak tahu alasan sebenarnya, kan?”

Diana terdiam sejenak. “Apa maksudmu?”

Elma menatapnya lebih tajam. “Seminggu yang lalu, mama mu datang menemuiku.”

“Kau bohong,” potong Diana cepat.

“Tidak,” balas Elma santai. “Dia datang sendiri, tanpa memberi tahu siapa pun. Dia ingin aku membantunya.”

“Bantuan apa?” Diana menatap dengan dahi berkerut.

Elma menegakkan tubuhnya, lalu melipat tangan di dada. “Ratna ingin aku membantunya menghancurkan Amar.”

Diana spontan terbelalak. “Amar? Maksudmu, Amar yang selama ini selalu bersamamu?”

Elma mengangguk pelan. “Ya, dia. Tapi aku menolak. Aku tidak tertarik membantu seseorang yang sudah menghancurkan hidupku, meski dia datang dengan wajah memelas dan menawarkan uang.”

Kata-kata itu membuat Diana semakin bingung. Ia berusaha mencerna maksud Elma, namun tidak berhasil. “Apa hubungan Amar dengan Mama-ku?” tanyanya dengan nada tinggi.

Elma mengangkat bahu. “Entahlah. Aku tidak tahu semua rahasia mereka. Tapi sebaiknya kau bertanya langsung pada ibumu.”

Diana mengepalkan tangan kuat-kuat, antara bingung dan marah. “Kau pikir aku percaya begitu saja? Mungkin ini cuma permainanmu, Elma. Kau memang pandai berakting seperti korban!”

Elma hanya tersenyum dingin. “Percaya atau tidak, itu urusanmu. Tapi aku sudah cukup muak dengan semua permainan kotor keluargamu. Jadi kalau kau sudah selesai bicara, silakan keluar dari rumahku.”

“Berani sekali kau mengusirku!” seru Diana, namun langkahnya tetap mundur perlahan.

“Tidak ada yang berani, hanya saja aku sudah terlalu lelah untuk menghadapi kebohongan,” jawab Elma tenang. “Pergi sebelum aku berubah pikiran.”

Diana berdiri di ambang pintu, menatap Elma dengan mata menyala. “Kau akan menyesal karena berani melawan keluargaku,” katanya dengan nada penuh kebencian.

Elma tidak bereaksi, hanya menatapnya datar. “Mungkin. Tapi setidaknya aku tidak hidup dalam kebohongan seperti kalian.”

Pintu pun tertutup keras di depan wajah Diana. Untuk beberapa saat, perempuan itu berdiri terpaku di depan rumah Elma, dadanya naik turun menahan emosi. Kata-kata Elma terus terngiang di kepalanya, Ratna ingin menghancurkan Amar.

Dalam perjalanan pulang, pikirannya dipenuhi tanda tanya. Ia tidak bisa membayangkan alasan apa yang membuat mamanya ingin menyingkirkan Amar. Apakah Amar tahu sesuatu yang tidak seharusnya? Ataukah ada rahasia lama yang belum ia ketahui?

Sementara itu, di dalam rumah, Elma menatap jendela dengan ekspresi kosong. Bibirnya bergerak pelan, membisikkan sesuatu yang hanya bisa didengar dirinya sendiri. “Kalian akan saling menghancurkan satu sama lain, dan aku akan menyaksikannya.”

Senyum samar muncul di wajahnya. Ia tahu, waktu akan memperlihatkan semua kebenaran yang selama ini disembunyikan keluarga Ratna. Dan Elma berjanji, ketika semuanya runtuh, tidak akan ada seorang pun dari mereka yang tersisa berdiri tegak.

***

Diana yang baru saja pulang segera menemui mamanya yang ternyata saat ini sedang bicara seorang diri. Diana menatap wajah mamanya dengan dahi berkerut, napasnya terengah karena emosi yang tak bisa ia tahan. “Mama ngomong apa? Masuk penjara? Maksud Mama apa?” suaranya meninggi, tapi Ratna justru memalingkan wajah, matanya menatap kosong ke arah jendela yang tertutup tirai. Bahunya bergetar halus, tangan Ratna menggenggam erat tepi meja seolah takut sesuatu akan menimpa dirinya kapan saja.

“Tidak ada… tidak ada apa-apa,” katanya dengan nada pelan, namun getaran di suaranya justru semakin membuat Diana yakin bahwa mamanya sedang menyembunyikan sesuatu.

“Kalau tidak ada apa-apa, kenapa Mama ngomong seperti itu?” tanya Diana lagi, nada suaranya sekarang lebih lembut, tapi penuh desakan.

Ratna hanya menggeleng, matanya mulai berkaca-kaca. “Mama cuma takut, Diana. Mama tidak mau dipenjara. Mama tidak mau kehilangan kalian,” ucapnya terbata. Diana semakin bingung, ia mendekat, berlutut di depan mamanya sambil menggenggam tangan perempuan itu.

“Mama, tolong, jangan sembunyikan apapun dari aku. Aku hanya ingin membantu,” katanya dengan nada memohon. Namun Ratna justru menarik tangannya pelan, menatap anaknya dengan mata yang dipenuhi ketakutan mendalam.

“Amar, dia tahu segalanya,” gumam Ratna akhirnya, hampir seperti bisikan.

Diana tertegun, jantungnya berdetak keras. “Segalanya? Maksud Mama apa? Apa yang Amar tahu?”

Tapi Ratna hanya menangis pelan, menutup wajahnya dengan kedua tangan, menolak bicara lagi.

Diana berdiri dengan wajah pucat dan hati bergejolak. Sore itu ia sadar, rahasia besar keluarganya baru saja terkuak setengah, dan sisanya mungkin lebih gelap daripada yang pernah ia bayangkan.

1
Arin
/Heart/
Nie_Ayu
👏
Nie_Ayu
👏👏👏
Dewi Ajah
biar mengalir aja el
Dewi Ajah
keren lah elma.. bisa berkata tegas sama dion n mak nya.. biar makin gila mereka🤭
Sunaryati
Lanjuut
Arin
Biar mereka yang jahat mendapatkan apa yang mereka lakukan Elma.
Sekarang tinggal dirimu menyongsong bahagia tanpa ada bayang masa lalu yang menyakitkan
Lisa Yacoub
ceritanya bagus, thor.
Lisa Yacoub
tadi Amar naik motor, kok sekarang naik mobil, thor?
Sunaryati
Kok yang pergi Yardan, apa mereka tinggal di rumah Diana? Kehancuran kamu perlahan namu pasti sudah berjalan Diana, Dion dan Fira juga sudah , nikmati saja
Sunaryati
Karma itu datang pada orang yang mengabaikan pepatah yang kita tanam nanti kita tuai jugs
Sunaryati
Mana sikap percaya diri dan kesombongan kamu Diana?
Dwi Agustina
Karma dibayar satu persatu👍
Sunaryati
Itulah jika hidup bergantung pada orang-lain walaupun itu suami atau istri, apalagi perangai kalian sebelumnya buruk, maka tidak ada yang percaya. Nikmatilah buah perilakumu pada Elma dan orang- orang yang pernah kau kecewakan Ratna Dion, dan Diana
Sunaryati
Mantaaap lanjutkan Amar hentian Dion melalui istrinya Fera dan jangan lupa Diana yang menyiksa Elma sampai keguguran, yo tak tunggu aksimu
Sunaryati
Dion dan Disna tidak akan mendapatkan apapun dari Elma
R Ni: mereka akan mendapatkan kehancuran
total 1 replies
Sunaryati
Aku juga menantikan momen itu Amar. Mertua kejam dan angkuh ternyata melakukan pembunuhan di mass lalu. Setelah itu bisnis ilegal Fera dibongkar. Makin seru.
R Ni: setelah ini akan ketahuan
total 1 replies
Sunaryati
Amat pinter membuat lawan ketakutan, bener makin lama Ratna aka depresi berat dan gila. Membuat Repot anak- anaknya.
R Ni: dan anaknya akan penasaran 👍🏻
total 1 replies
Dwi Agustina
Amar mmg lawan yg sepadan biar g berasa aling diatas sj👍
R Ni: iya kakak🤭🤭
total 1 replies
Sunaryati
Semakin seru lanjut
R Ni: iya kakak🌹🌹
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!