Anatari Gayatri yang sedang magang di hotel. Ia adalah cewek yang sama sekali tak suka dengan cowok bule.
Erland yang saat itu sebenarnya sedang patah hati dan ingin menyendiri, jadi kesal dengan teriakan Anatari yang tak suka cowok bule. Ia pun bertekad hendak membuat gadis itu jatuh cinta lalu meninggalkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Henny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ternyata Dia Pemilik Hotel
"Menikah katamu? Enak saja! Siapa yang mau menikah denganmu?" Erland menggeleng dengan cepat.
"Aku juga tak mau menikah denganmu. Kamu lelaki yang menjengkelkan. Tapi prinsip hidup kita memang berbeda. Aku...., aku tak bisa melakukan hubungan intim tanpa ada status yang jelas."
"Kita kan sudah pernah melakukannya."
"Itu karena aku dibawah pengaruh obat."
"Aku tidak mau!" kata Erland jelas sambil memukul stir mobilnya. "Dan tidak ada alasan buatmu untuk menolak aku di atas ranjang. Kamu sudah menandatangani kontrak."
Ya Tuhan, jika diijinkan, aku ingin memutilasi si bule sok cakep dan kaya ini, batin Anatari. Kedua tangannya saling meremas. Ia begitu kalau sedang bingung harus berbuat apa.
Erland kembali menyalahkan mobilnya namun Anatari menahan tangannya. "Please...., pernikahannya bukan secara resmi, tanpa surat pun tak masalah. Yang penting kita berjanji di hadapan Tuhan. Walaupun janjinya bukan untuk seumur hidup."
Erland jadi tambah melotot. "Kamu mau bermain-main di hadapan Tuhan? Hei, aku ini adalah bule yang percaya bahwa Tuhan itu ada. Walaupun aku jarang beribadah, namun keluargaku adalah keluarga yang religius. Mamaku setiap minggu pasti pergi ke gereja. Ia banyak melakukan tugas amal bukan hanya di gereja, tapi juga di masjid, wihara atau Pura dan semua yang berhubungan dengan agama lain."
"Lalu aku harus bagaimana?"
"Masa bodoh dengan pernikahan!" Erland segera menjalankan mobilnya kembali. Ia kesal jika menyebut kata pernikahan karena hatinya masih terluka karena pernikahannya yang gagal.
Mereka tiba di villa yang letaknya tak jauh dari Thomson Hotel. Sebenarnya villa ini adalah milik salah satu teman kakaknya. Namun karena Erland tak mau kalau Anatari di hotel dan menyebabkan gosip yang tak menggenakan, jadilah mereka ada di villa ini.
Villa ini hanya memiliki satu kamar. Tak juga terlalu besar. Ada ruang tamu dengan satu set sofa berwarna coklat, ada dapur yang isinya lengkap dengan 4 mata kompor listrik, serta kulkas yang sudah diisi penuh dengan berbagai bahan makanan dan minuman.
"Kamarnya hanya satu?" tanya Anatari.
"Iya. Memangnya kenapa?"
Anatari nampak sangat kesal. Ia pun memasukan tas baju miliknya ke dalam kamar.
"Siapkan makan malam. Aku ingin makan stik dan sayur saja."
Anatari pun segera ke dapur. Ia membuka kulkas dan melihat bagaimana isinya.
Akan ku masak agak gosong dan bergaram supaya kamu nggak akan pernah menyuruh aku memasak lagi. Batin Anatari sambil tersenyum penuh misteri.
"Jangan sampai kamu masak sembarangan ya? Aku baca di laporan kegiatan kuliahmu, selain mengambil jurusan management perhotelan, kamu juga kursus pada salah satu koki terkenal di Bali ini. Jadi kalau kamu dengan sengaja memasak asal-asalan, aku akan tambahkan hukumanmu." kata Erland seolah ia tahu apa yang Anatari pikirkan.
Anatari yang sedang mengeluarkan daging dari dalam kulkas hanya bisa mengeram tanpa suara.
Ponsel Erland berdering. Ia segera menerimanya saat melihat kalau itu dari mamanya. Ia segera menuju ke teras depan.
"Hallo, mom."
"Hallo sayang. Kenapa kamu masih di Bali? Lihatlah film mu sukses besar. Mommy membaca banyak ulasan baik tentang film itu."
"Aku masih ingin di sini, mom."
"Kamu baik-baik saja kan sayang? Di sana kamu sendiri. Kakakmu tak ada. Mama dengar Petra juga sudah pulang ke Inggris."
"Ada Joel di sini, mom. Oh ya, bagaimana perjalanan mommy dan Daddy? Apakah Daddy ku masih posesif juga?"
Faith tertawa dari seberang. "Kamu tahulah seperti apa Daddy mu. Nak, kamu ngomong sama mommy kok menggunakan bahasa Inggris terus."
Erland hanya tersenyum. "Mom, perjalananya masih lama ya?"
"Nggak. Minggu depan kami akan pulang. Mommy mau ada di London sebelum kakak iparmu melahirkan."
"Ok mom. Have a bless day."
"Nak, mommy tahu kamu lagi patah hati. Pulanglah ke London jika kamu butuh teman."
"I Will be fine. Love you, bye...!" Erland langsung memutuskan sambungan telepon. Ia melihat ke arah dapur dan nampak Anatari sedang sibuk di meja dapur. Lelaki itu langsung menelepon Joel.
"Di mana ada pernikahan yang hanya catatan sipil saja?" tanya Erland.
"Kamu mau menikah? Dengan Anatari?"
"Cepatlah cari tahu! Dan jangan sampai bocor ke anggota keluarga Thomson yang lain."
Setelah menutup telepon, Erland masuk ke dalam. Ia duduk di meja makan sambil mengetik sesuatu di laptopnya.
Perlahan mulai tercium bau masakan. Erland yang memang dari siang belum makan, langsung merasa lapar.
Anatari menyajikan stik daging sapi dan salad sayur. "Silahkan makan. Aku mau mandi dulu."
"Kamu tidak makan?" tanya Erland.
"Pembantu makannya belakangan, tuan!" kata Anatari dengan senyum manis namun suara yang ditekan. Ia lalu melangkah menuju ke kamar untuk mandi.
Sementara berendam di bathtub, ponsel Anatari berdering. Ia melihat ada panggilan dari Mayang.
"Hallo Mayang, ada apa?"
"Sabtu ini kita ketemu ya? Aku ulang tahun dan ingin merayakan dengan kalian semua. Kangen."
"Aku juga kangen denganmu."
"Kamu kan magang di hotel yang sama dengan Alea? Kok nomornya sejak kemarin nggak aktif ya?"
Mendengar nama Alea, hati Anatari kembali merasa sakit. "Oh itu..., aku nggak tahu juga. Soalnya aku di bagian resepsionis dan dia di bagian restoran. Setiap 2 minggu kami akan di tukar tempat."
"Tolong dikasih tahu ya jika kamu besok ke hotel."
"Ok." Anatari meletakan ponselnya di atas beton. Ia menenggelamkan dirinya di dalam bak mandi itu. Pikirannya benar-benar buntu karena ia harus berada di rumah yang sama dengan pria bule yang sangat dibencinya.
Selesai mandi, Anatari memilih berdiam di dalam kamar. Namun Erland masuk dan mengusik ketenangannya.
"Bereskan mejanya. Aku sudah selesai makan."
Anatari tak bicara. Ia turun dari ranjang dan segera menuju ke dapur. Dibereskan alat makan yang digunakan oleh Erland. Masih ada sisa 2 potong daging dan sedikit salad. Anatari tak mungkin membuangnya. Akhirnya ia memilih duduk dan menikmati makanan itu. Setelah kenyang, Anatari pun segera mencuci semua peralatan makan itu. Ia membersihkan dapur, lalu mematikan lampu di area dapur. Setelah itu ia masuk ke kamar. Di lihatnya Erland sudah selesai mandi. Rambutnya masih basah dan cowok itu sedang duduk di atas sofa sambil mengetik sesuatu di ponselnya.
"Mana paspor mu?" tanya Erland begitu ia selesai dengan ponselnya.
"Untuk apa?"
"Paspor mu masih berlaku kan?"
Anatari mengangguk. "Ya. Aku baru saja membuatnya beberapa bulan yang lalu. Kenapa?"
"Berikan saja!"
"Tapi untuk apa?" tanya Anatari sambil membuka tas punggungnya untuk mengambil paspor nya.
"Lusa, kita akan ke Singapura."
"Untuk apa? Aku kan sedang magang. Lusa berarti masih hari kamis. Aku nggak mau membuat ibu Winda marah."
Erland mendekat dan langsung merampas paspor Anatari dari tangan gadis itu. "Kita akan menikah di Singapura. Hanya sehari saja dan setelah itu kita akan kembali."
"Tapi.....!"
"Sudah ku katakan, tidak ada bantahan!"
Anatari kembali hanya bisa mengepalkan tangannya. Ia kemudian mengambil bantal dan selimut lalu berjalan ke arah sofa.
"Apa yang kamu lakukan?" tanya Erland.
"Tidur!"
"Lalu kenapa pergi ke sofa?"
"Aku tak mau tidur di ranjang yang sama denganmu sebelum kita menikah!" kata Anatari lalu memejamkan segera membaringkan tubuhnya di atas sofa. Ia segera membalikan badannya sehingga membelakangi Erland. Lalu kemudian ia menutupi tubuhnya dengan selimut.
Erland menggelengkan kepalanya. Ia tahu Anatari kesal namun tak bisa berbuat apa-apa. Ia kemudian keluar kamar dan melanjutkan tulisannya untuk film terbarunya.
************
"Ada apa ini?" tanya Anatari saat ia tiba di hotel dan semua nampak sibuk.
"Tuan Erland Thomson, anak dari pemilik hotel akan melakukan pemeriksaan mendadak pagi ini. Katanya sih biasanya ia tak terlalu ambil pusing dengan hotel ini. Tapi entah mengapa kali ini dia sendiri yang akan turun tangan. Akhirnya kita semua bisa tahu tentang putra bungsu the Thomson family." ujar Ayu. Salah satu senior di bagian resepsionis.
Anatari pun langsung ikut membantu. Walaupun hanya mahasiswa magang namun ia juga ingin memberikan kesan yang baik kepada si pemilik hotel.
Jam 8 pagi, semuanya nampak sudah siap.
Semua pegawai dan karyawan hotel sudah menunggu di lobby hotel. Anatari juga melihat ada Alea di sana. Ia berusaha untuk tak mendapat teman yang sudah menusuknya dari belakang itu.
"Good morning Mr. Erland Thomson!" kata Winda memberi salam sambil membungkuk hormat.
Para cewek langsung terbelalak melihat ketampanan Erland Thomson sedangkan Anatari yang sedang menundukkan kepalanya, perlahan mengangkat kepalanya dan menoleh ke arah pria yang memang sedang melangkah perlahan melewati setiap pegawai dan karyawan yang sedang berdiri. Winda mengikutinya dari belakang dan mulai menyebutkan nama dan jabatan para karyawan yang ada.
Mata Anatari langsung terbelalak. What? Lelaki itu?
"Namanya Anatari Gayatri. Dia juga mahasiswa magang di sini."
Erland berhenti dan menatap Anatari. Perempuan itu pura-pura menunduk hormat.
"Anatari? Have we met before?"
Wajah Anatari langsung memerah mendengar pertanyaan Erland itu.
" Idon't think so, sir."
Erland hanya mengangkat bahunya. "Mulai besok, saya akan mengawasi hotel ini secara langsung karena manager kita yang sangat luar biasa ini akan menghadiri pertemuan seluruh manager dan pegawai teladan The Thomson Hotel yang cabangnya ada di 20 negara. Kali ini akan dilaksanakan di Cina."
Winda nampak tersenyum senang karena kali ini ia yang terpilih untuk pergi lagi. Terakhir ia mengikuti kegiatan ini 3 tahun yang lalu.
Habislah aku! Batin Anatari saat menyadari bahwa Erland dapat melakukan apa saja kepadanya. Gadis itu nampak mengepalkan tangannya menahan amarah di hatinya.
"Anatari? Mengapa tanganmu terkepal? Kamu marah dengan saya?" tanya Erland membuat Anatari ingin pingsan saat itu juga.
***********
Apa yang akan terjadi selanjutnya ?
Anatari blum pengalaman jd meski di arahkan dl sama si sutradara nya yaitu Erland 😀🤣😍🫢🤭
Erland ngeselin sekali buat Anatari..
apakah mereka akan malam pertama yg sdh sll tertunda itu hehehehehe..
lanjut thor 🙏
lanjut thor 🙏
Anatari bnyk akal tp Erland kyknya tdk kurang akal utk mengerjai nata 😄😁🫢🤭