NovelToon NovelToon
TERJERAT CINTA DUDA

TERJERAT CINTA DUDA

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Aliansi Pernikahan / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Desty Cynthia

Alana Shaabira Dewantara harus menelan pil pahit tak kala Calvin lebih memilih di jodohkan dengan pilihan orang tuanya daripada bersama Alana.
Ditengah kegalauan Alana, masa lalunya muncul kembali. Teman semasa kecilnya yang dulu Alana cintai sebelum Calvin.
"LEPASIN KAK!" Alana terus menghindari pria masa lalunya itu.

Tangan kokoh seseorang menarik tangan Alana "Jangan sentuh milikku! Alana tunanganku!" Ucap Erlando Agathias dengan gentle.

Seketika itu hati Alana berdesir dia menatap lekat Erlando dan berlindung dibelakangnya. "Tenang ada aku!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desty Cynthia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Masa Lalu Jessica

BRAK

Papih Al sangat sangat murka mendapati photo dirinya bersama Jessica. Dia tak segan segan memecat Jessica hari itu juga, namun ada beberapa petinggi rumah sakit yang tak setuju Jessica dipecat.

Alana ikut menimpali kesalahan Jessica. Dia membawa rekaman CCTV dirinya yang di bully oleh wanita ular itu. Jessica makin geram dibuatnya. Tangannya mengepal keras. Matanya penuh amarah. Seakan ingin menerkam lawannya.

Namun didepan pak Joyo dan papih Al dia harus menahan semua itu. Meskipun Jessica bad attitude tapi secara profesional dia dokter yang bisa di andalkan. Terlepas dari kelakuannya. Jessica sudah berulang kali meminta maaf namun sepertinya papih Al tidak akan luluh.

"Kita beri dia SP dua, jika dia berulah lagi maka kita keluarkan dan kamu Jessica, surat ijinmu akan kami cabut dan kamu tak bisa praktek di rumah sakit manapun. Mengerti?" Ucap pak Joyo selaku wakil pimpinan rumah sakit ini.

"Baik! Demi kepentingan rumah sakit ini, saya akan beri kamu kesempatan sekali lagi. Orang orang saya akan mengawasi kamu 24 jam." Jawab papih Al menatap tajam Jessica.

"Setuju." Lanjut pak Joyo dan yang lainnya.

Jessica mengangguk dengan air mata buayanya. Padahal di dalam hatinya dia sedang mengumpati Alana. "Syalan! Lihat saja Alana, aku akan menyingkirkanmu!" Gumam Jessica.

-

-

-

BRAK

Jessica membanting pintu rumahnya. Dia marah marah tak karuan. "Alana Brengsek! Aku begini karena ibu mu syalan! Seandainya dulu ibu mu tidak memenjarakan kakekku, mungkin sekarang aku dan ibu ku hidup bahagia." Lirihnya, Jessica merosot ke lantai dengan tatapan kesedihan.

Dia mengingat bagaimana ibunya menjadi gila saat kakeknya, yaitu Burhan bunuh diri di dalam sel. Dia bersumpah akan membalas rasa sakit keluarganya.

Di sela lamunannya ponsel Jessica berdering terlihat Vino sang kekasih menghubunginya. Dengan tangis yang terisak Jessica pun menjawab panggilan kekasihnya.

"Iya kenapa, Vin?"

"Kamu dimana sayang? Aku ada di depan rumah kamu." Jawab Vino pelan. Dia celingukan sedari tadi di depan pagar rumah Jessica yang terlihat sepi.

Jessica menutup ponselnya dan keluar membuka pagar rumahnya. Dia menyuruh kekasihnya masuk. Dirumah itu dirinya tinggal sendiri. Ibunya masih dalam perawatan. Sedangkan ayahnya sudah meninggal.

Hidupnya amat sangat menderita. Beruntungnya Jessica di berikan kecerdasan dan kepintaran oleh Yang Maha Kuasa. Ditambah biaya hidup keluarganya ditanggung oleh pak Arya. Dia benar benar memanfaatkannya dengan sangat baik.

Sebelum ibunya mengalami gangguan kejiwaan, hidupnya masih baik baik saja. Tapi setelah ibunya dinyatakan punya gangguan mental dan harus di rawat di rumah sakit jiwa, dari situ muncul amarah dan kebencian pada keluarga Alana.

Dia bertekad akan membalaskan dendam pada Alana dan keluarganya. Setiap hari dia memantau kegiatan keluarga Dewantara. Orang pertama yang dia tuju adalah Alana.

Jessica membawakan segelas teh hangat untuk sang pacar. Dia duduk dan tersenyum manis. "Kamu habis nangis hmm?" Tanya Vino, dia berpindah tempat duduk ke pinggir Jessica.

"Nggak kok, aku enggak enak badan aja. Tadi habis operasi." Tutur Jessica lemah dia menundukkan kepalanya yang terasa berat.

Tangan Vino terulur meraih dagu sang kekasih hatinya, dia mengecup sepersekian detik bibir merah itu. "Mikirin ibu? Mau nengok kesana? Aku free kok hari ini, kerjaan aku udah beres. Aku temenin yah."

Tanpa menjawab Jessica memeluk Vino, dia menangis sejadi jadinya. Tangan Vino balas mendekap Jessica, dia mengusap punggung ramping itu. "Kita ke sana yah, nanti beli makanan dulu di jalan. Pasti ibu senang kamu datang."

Jessica mengangguk pelan, dia ijin ke kamarnya untuk berganti baju dulu. Dia dan Vino sudah satu tahun berpacaran dengannya. Selama ini kekasihnya sangat bisa di andalkan. Vino sangat tulus menyayangi Jessica. Dia juga akan menikahi Jessica secepatnya.

Vino sendiri tidak tahu kelakuan Jessica selama di rumah sakit. Yang dia yakini jika kekasihnya adalah wanita baik baik dimatanya.

Kini keduanya sudah siap dan akan pergi ke rumah sakit jiwa tempat dimana ibunya Jessica di rawat. "Jangan takut sayang, ada aku. Hmm kapan kamu akan menerima ku sebagai suami mu?" Tanya Vino tiba tiba ketika di dalam mobil.

"Aku_aku belum siap. Kamu tahu keluarga ku seperti apa. Gimana nanti tanggapan orang tua kamu? Ibuku sakit semenjak kematian kakek. Aku takut keluarga kamu akan malu." Lirih Jessica.

Vino mencium bibir sang kekasihnya lembut. Pagutan itu semakin menuntut. Tangan Vino meraih pinggang Jessica dan merapatkannya. Jessica mendorong pelan badan Vino.

"Udah, Vin. Aku takut. Kita pergi sekarang."

"Iya sayang."

-

-

-

Hari menjelang malam Alana sudah selesai dengan pekerjaanya. Ketika ingin keluar ponselnya berdering, ternyata Asraf yang menghubunginya. Alana nampak ragu untuk menjawabnya. Namun akhirnya ia menjawab panggilan itu.

"Halo kak...sudah aku bilang jangan per_"

"Alana aku minta maaf sudah mengecewakan mu. Aku akan pergi dari hidupmu. Semoga kamu bahagia. Aku mencintai mu Alana, dari dulu dan selamanya. Semoga di kehidupan selanjutnya kita bisa mengulang semuanya dari awal."

TUT TUT TUT

Tanpa sadar Alana menitikan air matanya. Entah kenapa ucapan Asraf seperti salam perpisahan. Di saat Alana tengah menghapus air matanya, Erlando baru datang ke ruangan itu.

"Hai nona cantik...kamu nangis?"

"Eum enggak kok, ini aku habis beres beres meja kena debu terus aku gosok perih." Jawab Alana bohong. Dia mencoba bersikap biasa didepan Erlando.

Erlando mendekat dan menangkup wajah wanita yang amat sangat ia cintai, ia meniup mata Alana dan mengecup kedua mata bermanik hazel brown itu. "Udah enggak perih kan?"

"Enggak mas. Makasih yah, ayo pulang aku udah lapar."

Keduanya pulang dan menuju caffe dulu. Erlando tak ingin Alana kelaparan. Namun ketika di sana, dia tidak sengaja bertemu orang yang sangat menyebalkan.

"Erlando...akhirnya kita ketemu juga. Mamah kangen say_" Ketika mantan mertua Erlando ingin menciumnya dengan cepat Alana menarik tubuh kekasihnya. Begitu juga Erlando yang menahan badan mantan mertuanya.

"Kamu siapa? Berani beraninya menghalangiku?" Teriak mantan mertua, Erlando. Yaitu tante Sonya.

"Jangan bentak calon istri saya." Tutur Erlando dengan wajah mengerikannya. Dia merangkul pinggang Alana dan mengecup kening Alana di depan mantan mertuanya itu.

Alana hanya tercengang mendengar amarah Erlando pada wanita didepannya itu. Dia mengelus dada sang kekasihnya lembut agar menahan diri supaya tidak emosi di tempat umum.

"Ada apa?" Tanya Erlando datar.

Tante Sonya gelagapan saat Erlando sedikit membentaknya tadi. Dia berusaha bersikap sewajarnya. Namun tatapannya tak lepas dari Alana. "Tidak apa apa. Mamah rindu aja sama kamu. Gimana kabar kamu? Apa kamu sudah melayat ke makam Rania istrimu?"

Sepertinya tante Sonya sengaja memantik emosi Alana. Dengan membahas Rania, almarhumah anaknya yaitu mantan istri Erlando dulu. Namun Alana sama sekali tak meresponnya.

"Hmm sudah! Maaf tante, kita sudah tidak ada hubungan lagi. Tante mantan mertua saya. Tolong hormati privasi saya. Dan jaga sikap tante. Permisi."

Sementara tante Sonya masih mematung setelah mendapat ultimatum dari Erlando. Hatinya dongkol. Dia akan mencari cara untuk mendekati mantan menantunya itu. Dengan berat hati ia pergi dari sana.

Erlando membawa Alana ke dalam caffe itu. Dan duduk di tempat paling dalam. "Mas, dia itu_"

"Iya sayang, sudah jangan bahas dia. Kita bahas rencana pernikahan kita aja yah."

"Hmm iya sayang."

1
Rian Moontero
lanjuuuttt/Determined//Determined/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!