Kata siapa skripsi membuat mahasiswa stres? Bagi Aluna justru skripsi membawa banyak pelajaran berharga dalam hidup sebelum menjalani kehidupan yang sesungguhnya. Mengambil tema tentang trend childfree membuat Aluna sadar pentingnya financial sebelum menjalankan sebuah pernikahan, dan pada akhirnya hasil penelitian skripsi Aluna mempengaruhi pola pikirnya dalam menentukan siapa calon suaminya nanti. Ikuti kisah Aluna dalam mengerjakan tugas akhir kuliahnya. Semoga suka 🤩🤩🤩.
Happy Reading
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KUNJUNGAN DPL
Pak Cokro menahan tawa saat anggota KKN berbondong-bondong menemuinya untuk setor muka, bahkan ada yang masih pakai baby doll, untung saja baby dollnya sopan, lengan dan celana panjang. Jadi tak membuat sakit mata.
"Assalamualaikum wr wb, selamat pagi," sapa dosen dari jurusan Ekonomi ini. Bertugas sebagai DPL hampir tiap tahun, membuat Pak Cokro sudah terbiasa dengan modus para mahasiswanya, oleh sebab itu beliau datang tanpa pemberitahuan dan waktu yang tidak biasanya.
"Waalaikumsalam wr wb. Selamat pagi, Pak!" jawab mereka kompak. Pak Cokro tersenyum, Aluna dan Jihan pun diam-diam melirik teman-temannya, kok ya lucu mereka. Menunduk semua, mungkin tak percaya diri dengan penampilannya.
"Mohon maaf kalau Bapak datang sepagi ini. Alhamdulillah, kan kalian bisa bangun pagi!"
"Iya, Pak!" jawab mereka kompak.
"Bagaimana KKN kalian? Belum genap satu minggu kan, apa yang kalian dapatkan?" tanya Pak Cokro dengan wajah beliau yang ramah, namun intonasinya tegas, tanpa basa-basi. Tak ada yang menjelaskan, karena memang program berjalan baru besok. Selama dua hari ini mereka masih menyiapkan basecamp dan juga menyusun rundown kegiatan, yang disesuaikan dengan aktivitas warga.
"Coba, Mbaknya," pinta beliau menunjuk Aluna yang tampak tenang. Pak Cokro tahu siapa mahasiswa yang ready menjalankan program, makanya beliau langsung menunjuk Aluna ya g berdiri tepat di depan Pak Cokro.
"Heem," Aluna berdehem sebentar, "Perkenalkan nama saya Aluna dari jurusan Psikologi. Baik, Bapak. Terimakasih atas kesempatan untuk saya, berbagi pengalaman selama KKN meski masih jalan tiga hari. Untuk program kerja, kami telah menyusun rundown untuk kegiatan bersama warga sekitar, kami mendapat informasi terkait aktivitas warga akan longgar di atas jam 12 siang dari Pak RT. Selain itu, kami sudah mengamati kebiasaan warga selepas shubuh, sampai setelah isya, tak banyak kegiatan, para warga hanya ke luar ke pasar, ladang dan sawah, serta musholla desa, selain itu tidak ada. Kami masih kenal Bu RT dan Pak RT saja, hanya saja kalau kami keluar sekedar beli jajan atau kebutuhan lain, dan berpapasan dengan warga di sini, kita menyapa juga sebagai bentuk keramahan kita sebagai pendatang."
Semua melongo mendengar jawaban Aluna, lancar tanpa ah hem uh, rasanya setiap kalimat keluar tanpa melalui otak. Bahkan Pak Cokro mengangguk saja. "Bagus sekali. Artinya Mbak Aluna bersama teman telah menampakkan sisi kemanusiaan dengan menyapa warga lokal, dan melibatkan Pak RT dalam menyusun kegiatan, sangat bagus. Itu menunjukkan kalian bisa kerja sama dengan orang lain." Mereka tak menyangka jawaban sederhana dan tidak banyak kaitannya dengan program kerja mendapat apresiasi dari Pak dosen. Mereka pikir Pak dosen meminta penjelasan detail program kerja, kendala dan solusi dalam menjalankannya. Tapi ternyata tidak sepenuhnya, dan Aluna berhasil membuat kesan yang baik untuk rekan KKN lagi, terlebih dia tidak egois. Aluna menyebut kami, itu berarti Aluna tak mau maju sendiri, tak mau cari muka, dan menyelamatkan rekan KKN lain meski banyak yang malas juga.
"Pada dasarnya kalian terjun dalam KKN itu tidak semata menjalankan program, tapi meningkatkan skill komunikasi dan peka bermasyarakat juga. Jadi saat KKN jangan fokus pada jalannya program, tapi juga harus fokus pada lingkungan sekitar, munculkan rasa empati pada warga sekitar dan lingkungan, agar peran kecil kalian diingat oleh masyarakat. Ingat, hidup sebagai manusia sangat perlu interaksi dengan manusia lain. Gak mungkin kan kita nanti meninggal, jalan ke kuburan sendiri," ucap Beliau sengaja bercanda.
Pak Cokro pun memberikan nasehat bahwasannya nilai A untuk KKN itu sangat gampang, tapi bukan itu essensinya. Justru kalian merasa sebagai manusia dan memanusiakan manusia itulah yang menjadi poin penting dalam menjalankan KKN. Untuk pagi ini, mereka diselamatkan oleh Aluna dan Jihan, karena ternyata Pak Cokro tadi melihat dua gadis sedang jogging, saat beliau naik motor dengan helm full facenya menuju ke base camp.
"Kalian harus berterimakasih kepada Mbak Aluna dan Mbak Jihan," ucap Pak Cokro, mereka pun menatap Aluna dan Jihan sembari mengucap terimakasih kompak. "Sekarang saya mau bertemu dengan Pak RT, siapa yang bisa mendampingi saya ke sana?" tanya Pak Cokro, sebenarnya tanpa Pak Cokro tanya, paling mereka menunjuk Aluna atau Jihan.
Dan benar, telunjuk mereka mengarah pada Aluna, dan Aluna menggeret Jihan untuk ikut, dengan alasan sebagai Kang Poto. "Kita balik, ruangan ini harus sudah bersih!" ucap Aluna sekali lagi pada Madava dan Gavin. Dua cowok itu pun mengangguk patuh, untuk kali ini mereka tidak mau mengabaikan perintah Aluna, karena setelah pukul 8 pagi, teman lain akan datang, dan bisa dipastikan Pak Cokro akan berkumpul dengan mereka. Tak lupa Aluna mengirim chat di grup KKN.
Temanku yang budiman cetar membahana segera datang woy, Pak Cokro otw ke rumah Pak RT.
Tak lupa Aluna memotret Pak Cokro dari belakang, agar tak dianggap hoax.
Cepetan woy di absen. Madava mulai bikin gara-gara, tak memperhatikan keselamatan teman lain.
Gak usah HP an, bersihkan ruang tamu segera! Aluna membalas komentar Madava.
Baik Ibu Kos, jawab Madava patuh.
Di rumah Pak RT, Aluna dan Jihan mendampingi Pak Cokro. Ya istilahnya serah terima mahasiswa KKN di daerah ini. Beliau pun berpesan agar Pak RT menegur, bila mereka melakukan kesalahan atau melanggar norma yang ada di daerah ini.
"Terimakasih sudah menerima mahasiswa kami dengan baik, PaK RT!" ucap Pak Cokro sebelum berpamitan.
"Sama-sama, Pak. Mereka anak yang baik dan sopan," puji Pak RT.
Kemudian Pak RT mengantar sampai ke luar, tak lupa Pak Cokro juga cerita selain kunjungan KKN, beliau mau bertemu dengan salah satu alumni mahasiswanya yang katanya menyewa lahan di sekitar daerah sini. Oleh sebab itu Pak Cokro akan menunggu di base camp, janji temu sekitar pukul 9 pagi.
Aluna pun merekam dan mengirim pembicaran Pak Cokro dengan Pak RT ke grup, agar mereka datang sebelum jam 9. Begitu sampai di base camp, beberapa anak sudah stand by lengkap dengan jas almamater. Bahkan Madava dan Gavin pun tampak sudah mandi. Pak Cokro tersenyum saja melihat tingkah mahasiswanya. Kemudian beliau mengabsen yang sudah datang, kata beliau kunjungan permulaan jadi yang telat dimaafkan, tapi tidak untuk kunjungan berikutnya.
Beliau pun cek lokasi juga di mana tempat mengadakan kegiatan nanti, dan siapa penanggung jawab tentang perlengkapannya. Ketua kelompok pun menjelaskan dengan detail, bahkan Pak Ketua sudah membuat akun IG dan juga web atas kegiatan KKN pada kelompok ini.
"Bagus sekali. Maksimalkan skill kalian mumpung KKN, saling berbagi keahlian mumpung gratis juga," ucap Beliau menasehati. Mereka mengangguk sopan.
"Assalamualaikum," ucap seseorang membuyarkan diskusi mereka. Semua menoleh, terkhusus Aluna yang mendelik kaget.
"Lah, Mas Ojol?" gumamnya sembari menunjuk ke arah Keenan, lupa kalau ada Pak dosen.
dipertemukan disaat yg tepat...
balas, "calon suami kamu"...😂
kebanyakan yg diliat orang itu, pas enaknya aja...
mereka ngga tau aja pas lagi nyari2 Customer itu kaya apa.
kadang nawarin saudara atau teman, tapi mintanya harga "saudara" 🤭🤦🏻♀️
bener2 labil 🤦🏻♀️😂🤣🤣...