NovelToon NovelToon
Menikah Dengan Dosen Killer

Menikah Dengan Dosen Killer

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Nikahmuda
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: santi puspita

Naya, gadis kaya raya yang terkenal dengan sikap bar-bar dan pembangkangnya, selalu berhasil membuat para dosen di kampus kewalahan. Hidupnya nyaris sempurna—dikelilingi kemewahan, teman-teman yang mendukung, dan kebebasan yang nyaris tak terbatas. Namun segalanya berubah ketika satu nama baru muncul di daftar dosennya: Alvan Pratama, M.Pd—dosen killer yang dikenal dingin, perfeksionis, dan anti kompromi.

Alvan baru beberapa minggu mengajar di kampus, namun reputasinya langsung menjulang: tidak bisa disogok nilai, galak, dan terkenal dengan prinsip ketat. Sayangnya, bagi Naya, Alvan lebih dari sekadar dosen killer. Ia adalah pria yang tiba-tiba dijodohkan dengannya oleh orang tua mereka karna sebuah kesepakatan masa lalu yang dibuat oleh kedua orang tua mereka.

Naya menolak. Alvan pun tak sudi. Tapi demi menjaga nama baik keluarga dan hutang budi masa lalu, keduanya dipaksa menikah dalam diam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

Disisi lain Bu Mita berdiri membelakangi pintu besar kamar nya, memegang ponsel di telinganya sambil menatap malam yang gelap dengan mata penuh siasat.

"Ingat ya, hari ketiga," ulangnya dengan nada tajam namun pelan.

"Jangan sampai gagal. Lancarkan rencananya seperti yang sudah saya kasih tahu. Kalau sampai kamu salah langkah atau salah target, saya tidak akan membayar kamu full. Bahkan mungkin tidak sama sekali."

Di seberang telepon, suara pria mengiyakan pelan, nyaris berbisik, menandakan bahwa pembicaraan itu memang bersifat rahasia.

"Dan satu lagi," lanjut Bu Mita sambil memicingkan mata,

"Jangan sampai mereka curiga. Berpura-puralah biasa. Dan ingat siapa target sebenarnya. Mengerti?"

Tanpa menunggu jawaban, Bu Mita menekan tombol merah dan meletakkan ponselnya ke atas meja rias. Bibirnya melengkung ke arah senyum tipis yang menggigilkan. Matanya menatap pantulan dirinya di dilayar hp nya, seolah tengah memandang kemenangan yang semakin dekat.

Ia merapikan rambutnya, menyemprotkan parfum ke pergelangan tangan, lalu berjalan menuju kamar utama tempat Pak Firman tengah duduk sambil membaca laporan kerja.

"Mas... maaf ya, tadi itu temen aku. Dia lagi ada masalah keluarga, curhatnya panjang banget."

Suara Bu Mita berubah lembut, penuh kasih palsu. Ia berjalan mendekat dan duduk di samping Pak Firman, tangannya dengan lembut namun genit mulai menyentuh dada sang suami.

Pak Firman menoleh, menutup map kerjanya.

"Tidak apa-apa, Sayang. Aku tahu kamu orang yang peduli sama orang lain."

Bu Mita tertawa kecil, manja.

"Hmm... kamu memang pengertian banget, Mas. Aku beruntung punya kamu."

Namun, di balik tawa dan sentuhannya, pikirannya masih penuh skema.

Hari ketiga—hari itu akan menjadi titik balik.

"Ohh iya mas kamu gak kangen sama aku, udah lama kita....apalagi akhir akhir mas selalu sibuk"ucap bu mita dengan berbisik dan suara yang mend*s*h pelan. Firman yang mengerti arah pembicaraan istrinya langsung tersenyum dan tanpa aba-aba menggendong mita keranjang.

"Ini yang kamu maksud kan sayang!" mita mengangguk kecil..

___

Pantai Bali – Hari Pertama Liburan

Langit Bali masih biru sempurna ketika Naya dan Sarah duduk di tepi pantai, membiarkan ombak menyapu kaki mereka. Angin berembus lembut, seolah menyentuh luka-luka lama yang belum sembuh di hati Naya. Mereka berdua mengenakan dress santai, rambut diikat seadanya, dan kacamata hitam menutupi mata yang menyimpan cerita masing-masing.

“Bali tuh... adem ya. Tapi kok hatiku tetep sumpek,” gumam Naya sambil memandangi laut.

Sarah menoleh, keningnya berkerut.

“Masih mikirin Bu Mita?”

Naya tidak langsung menjawab. Ia menghela napas panjang, lalu menoleh perlahan ke arah Sarah.

“Sarah... kamu tahu gak, dulu waktu aku kecil... papa tuh bukan orang yang kaku kayak sekarang.”

Sarah menunggu. Kali ini, Naya memang ingin bicara.

“Papa dulu selalu sempatin waktu buat aku dan mama. Kami sering makan malam bareng, nonton bareng. Walaupun dia kerja keras, dia selalu pulang bawa senyum. Tapi semua berubah sejak... wanita itu datang.”

Suara Naya mulai bergetar. Ombak yang tadi menenangkan kini terasa seperti menggemakan kemarahannya.

“Bu Mita. Dia datang perlahan, seperti tamu. Tapi kemudian... dia ambil semua. Termasuk kasih sayang papa".

Sarah menggenggam tangan Naya, lembut, memberi kekuatan tanpa banyak kata.

“Mama pergi, Sar. Tapi bukan karena dia gak sayang kami. Dia pergi karena dia gak bisa bertahan di rumah yang sudah gak ada cintanya lagi. Gak ada ruang untuknya. Dan aku masih ingat malam itu... Mama ninggalin surat, bilang dia gak sanggup rebutan hati suami sendiri dengan perempuan lain.”

Setetes air mata jatuh di pipi Naya. Ia cepat-cepat menyekanya.

“Dan setelah mama pergi, aku kira Bu Mita akan berusaha jadi ibu yang baik... tapi dia justru perlahan buat papa menjauh dari aku. Segala hal yang aku lakuin selalu salah di matanya. Tapi di depan papa? Dia manis banget. Manisnya kayak racun.”

Sarah menahan napas, matanya memerah.

“Gue gak akan diem, Sar. Gue akan buat dia ngerasain rasanya kehilangan seperti yang mama dan aku rasain dulu.”

“Kamu yakin bisa?” tanya Sarah lirih.

Naya mengangguk, sorot matanya keras, tapi luka dalamnya tampak jelas.

“Kalau aku harus tunduk hari ini, aku akan cari cara untuk berdiri besok. Gue capek terus jadi boneka dalam keluarga sendiri.”

Sarah mengangguk perlahan.

“Oke Nay, kita mulai dari sini. Kita buat rencana yang rapi. Tapi janji ya, jangan hancurin diri sendiri dalam prosesnya.”

“Gue janji,” bisik Naya pelan.

Lalu, ia tersenyum kecil. “Dan gue senang lo di sini, Sar. Kalau gue sendirian, mungkin gue udah gila.”

Sarah memeluk Naya singkat.

“We’re in this together.”

Dari kejauhan, Alvan memperhatikan Naya. Ia tahu, ada sesuatu dalam diri perempuan itu yang tidak pernah benar-benar bisa ia mengerti—tapi diam-diam, ia ingin mencoba.

Dan Arya, yang duduk tak jauh dari Alvan, tak bisa berhenti melirik Naya dari balik kacamata hitamnya. Sakit itu belum benar-benar pergi.

1
Reni Anjarwani
bagus bgt ceritanya doubel up thor
sanpus: heheh iya
total 1 replies
Reni Anjarwani
buat naya jatuh cinta pak dosen dan buat dia bahagia
sanpus: copy 😀
total 1 replies
Reni Anjarwani
lanjut thor
sanpus: siap🙏😅
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!