Kedua keluarga nya sudah bertemu dan sudah memastikan tanggal pernikahan.Namun siapa sangka,dan tak ada yang bisa menduga.Mempelai wanita beserta keluarga nya meninggalkan resepsi pernikahan yang hanya menunggu beberapa jam lagi dilaksanakan.
Dua hari sebelum nya,calon pengantin mendatangi apartemen pemberian orang tua,namun pihak ketiga dari mereka lebih kuat.Mereka melakukan hal yang se harusnya tidak terjadi.
Yesha kamania jatuh ke dalam hasrat calon suami nya Lucky Yudhasoka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ♍Virgo girL 🥀🌸, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 9
Hafi dan Mita sengaja tidak memberitahu jika akan datang,ia sempat mampir ke toko dimana William bekerja,lelaki itu sedang berada di balik meja kasir,lalu Mita mendekatinya.
Ternyata apa yang dikatakan Yesha bohong,ia tak pergi ke rumah sakit bersama William.Mita dan Hafi pun beranjak dari toko dan langsung memesan taksi untuk pergi ke rumah sakit.Beruntung saat itu tepat pada waktu nya,ia datang sebelum Yesha dibawa kabur oleh Yudha.Tapi siapa sangka hari itu juga Yesha melahirkan anak pertama nya.
...........
Pukul satu dini hari Yesha tersadar,ia bahkan mengigau lebih dulu karena efek bius yang masih tersisa sedikit,mungkin.
"Yesha..."
Hmmmm
"Iya Bund..."
"Ingat siapa yang ada bersama mu tadi saat berjuang?". Tanya Mita,Yesha pun mengangguk.
"Yudha sudah pulang,dia tidak ingin membuat mu benci melihat nya,dia sadar dan menangis saat melihat mu tadi ".
Yesha tidak mempermasalahkan itu,ia bahkan tidak akan mengira jika melahirkan di dampingi oleh ayah dari bayi nya.Mantan calon suami lebih tepat nya seperti itu.
Melirik di sebelah nya,ranjang yang cukup di huni oleh satu orang Hafi sedang tertidur.
"Bund,dari Indonesia jam berapa?".
"Bunda lupa,dan bunda sengaja tidak mengabari Neni dulu.Bunda hanya ingat jika HPL mu sebentar lagi,maka Ayah pun ikut kemari,tapi tak di sangka jika kamu melahirkan hari ini.Kamu berbohong pada kita jika pergi ke rumah sakit dengan William?". ucap Mita,mata nya menyorot pada Yesha.
"Dia sibuk Bund,lagi pula aku bisa sendiri.Di negara ini aman." jawab Yesha,ia mulai mencoba menggerakkan tubuh nya dan ingin bersandar.
"Kau bilang aman,aman bagaimana.Kau hampir saja di bawa Yudha".
Yesha berdecak "Yudha tidak akan mencelakai ku jika aku menurut Bund,Bunda lupa dia siapa?". Suara nya seolah mengejek mengingatkan kembali pada Mita.
Box bayi dengan ukuran tinggi semeter di dorong oleh Mita ke dekat Yesha.
Mereka pun mulai memandang,Yesha baru kali ini melihat anak nya,ingin rasanya memegang namun jarum infus masih menempel di tangan,lagi tubuh nya masih susah di gerakan,pertama dan normal mungkin untuk sebagian orang mudah,tapi bagi Yesha ini luar biasa.
"Lihat dia mirip sekali Yudha".
Mita tersenyum sinis "Yudha versi perempuan".
Kedua nya tertawa bersama,Mita mengambil cucu nya dari box dan memberikan nya pada Yesha.
Bayi nan mungil itu tadi diberikan susu formula oleh suster.
"Boleh Bund,astaga masa anak ku dikasih susu sapi!".
Yesha memegang jemari yang sangat kecil dan lentik,ia memainkan dan menciumi nya,meresapi bau kulit muda yang sangat segar menurut nya.
Melihat itu Mita terenyuh,ia bahkan sudah memiliki cucu sebelum ini,tapi inilah yang menurut nya berkesan.
Yesha mengandung tanpa menikah,menjalani hari-hari,mengidam,dan apapun ia lakukan sendiri.Bahkan mengidam nya pun banyak yang ia tahan karena di sana tidak sama dengan di Indonesia yang semua keinginan nya mungkin bisa terkabul.Hanya saja Yesha beruntung karena walaupun tak menikah,ia tetap ditemani Ayah dari bayi nya.
Oe
Oe
Oe
Suara nya sangat menekankan telinga,Yesha pun terkejut karena anak nya terbangun dan langsung menangis.
Hafi yang tidur di ranjang lain pun sampai terbangun dan menoleh,seketika itu juga Yesha dan Mita menoleh.
"Kenapa menangis?.. Kamu sudah sadar Nak?".
Bangun dari tidur nya,Hafi langsung memeluk anak bungsunya.Ia bahkan mencium kening Yesha dengan sayang.
"Sudah dari tadi... Coba Yesha,air susu mu apa sudah keluar?". Ucap Mita,ia memerintahkan anak nya untuk mengasihi.
Tidak langsung membuka pakaian nya,Yesha bahkan melihat sekitar dan menatap Hafi ayah nya sendiri.
"Kenapa tidak dibuka-buka?" tanya Mita lagi.
"Aku malu Bund, bagaimana nanti jika tidak keluar,dan..." ucapan nya terjeda,sekali lagi ia melirik pada Hafi.
"Ayah jangan melihat nya!".
"Astaga..." Hafi berdecak keras,padahal dari kecil Yesha yang paling dapat perhatian paling banyak,apapun mereka lakukan bersama hingga mandi.
"Keluar lah dulu sebentar mas!" perintah Mita,Hafi pun menurut dan pergi dari sana.
Memulai membuka kancing pakaian nya,dan ternyata memang asi Yesha sudah keluar,terlihat rembesan air di bra nya.
Perlahan tapi pasti dengan ujung yang tidak terlalu besar Yesha mencoba mengasihi.
"Geli Bund.." ucap Yesha cengar cengir.
"Geli mana saat di empeng Ayah nya?".
Hanya gurauan tapi sukses membuat Yesha menekuk wajah nya.Mita terkekeh.
"Aku lupa Bund,apasih!".
Dan Mita tertawa lebar "Pelan-pelan nak,tetap dipegang dan jangan sampai terkena hidung karena nanti bayi mu bisa tersedak!".
Ibu beda generasi.Ya... Mita tentu nya lebih tahu dulu dan berpengalaman.
.
.
.
"Jangan,aku mohon.Ini anak ku,aku yang mengandung selama sembilan bulan.Bukan berarti karena aku tidak memberitahu mu lalu kau melaporkan pada polisi sebagai kasus penipuan"
"Tolong jangan pisahkan kita,aku bisa mengurus nya sendiri,aku bisa menafkahi nya,aku bisa memfasilitasi nya bahkan lebih dari cukup"
"Aku mohon Yudha,jangan bawa bayi ku.Aku bisa gilaaaa!"
Mendengar teriakan Yesha seketika mereka menegang,terkejut pastinya.Mita yang sedang mengobrol pun mendekati dan mencoba meraih tangan Yesha yang bergerak sembarangan,untung saja tidak mengenai selang infus yang hampir saja Yesha tarik.
Nafas Yesha memburu,kening nya pun berkeringat lebih banyak dari biasanya.
"Huuhhhh... Bund!" Yesha membuka mata,dan ternyata itu hanya lah mimpi belaka.Sudah tak heran lagi dengan putri bungsu nya itu,bahkan lengan baju Mita Yesha cengkram kencang.
"Istighfar... Kamu kebiasaan seperti itu tidak hilang-hilang.Malu di liat orang lain!" ucap Mita,ia melirik di sofa yang berada tak jauh dari sana.Yesha pun mengikuti pandangan mata Bunda nya.
Dan bukan nya senang Yesha malah takut.
Kedua orang tua Yudha berada di sana dan secepat itu.
"Mereka baru sampai setengah jam yang lalu,kau tidur sangat pulas stelah matahari mulai terlihat."
Yesha menoleh kesana kemari.
"Bund anak ku mana,Bayi ku mana Bund?" seru Yesha,ia pun sudah akan turun dari ranjang namun di halangi oleh Mita.
Ceklek!
Yesha mendongak dan ternyata Yudha yang menggendong bayi mereka.
"Yudha sini kembalikan bayi ku!" seru Yesha,ia bahkan memasang wajah marah.
Tahu anak nya bicara dengan nada yang tak sopan Mita pun terkejut.
"Yesha! Yudha hanya membawa nya untuk memasang anting di ruang tindakan."
Mata Yesha seketika memandang lelaki yang beberapa bulan lalu hampir menikahi nya.Padangan yang penuh arti.
.
.
.
To be continue
