"Mulai sekarang, kamu adalah istri saya Feby Ayodhya Larasati. Apapun yang ada di dalam diri kamu, hanyalah milik saya!" Kalimat yang keluar dari mulut pria tampan di hadapannya ini membuat seluruh bulu kuduknya berdiri. Jantungnya berdebar kencang saat pria itu semakin menatapnya dengan tatapan intens.
.....
Feby Ayodhya Larasati gadis cantik dan periang yang duduk di bangku SMA.
Tak hanya parasnya yang cantik, dia juga memiliki prestasi yang sangat bagus di sekolah. Impian dalam hidupnya hanya satu, yaitu mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri.
Kehidupannya selama ini selalu berjalan lancar namun, tidak saat ia bertemu dengan pria bernama Arka William Megantara.
Pertemuan yang berawal dari mimpi, kini berubah menjadi nyata. Pertemuan yang berawal dari kesalahpahaman, kini berubah menjadi hubungan pernikahan.
.....
Arka William Megantara, seorang CEO muda yang memiliki paras tampan, tubuh tegap, tinggi, dan atletis. Dia adalah satu-satunya pewaris tunggal di perusahaan Mega
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Briany Feby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9. Malam yang indah
"Ya kalian semua benar. Namun, saya tidak akan memanggil istri saya untuk maju. Saya lah yang akan menjemput dia untuk maju ke depan dan berdansa bersama saya" Ucap Arka.
Dan benar saja, pria tampan itu langsung turun dari panggung. Ia berjalan menuju ke arah Feby. Sorot lampu dari atas mengikuti Arka. Membuat pria itu terlihat seperti seorang pangeran yang tengah menjemput pujaan hatinya.
Begitu sampai di depan Feby, Arka langsung membungkukkan badannya seraya mengulurkan tangan kanannya pada Feby. Gadis menatap Arka dengan perasaan yang berkecamuk.
Dengan tangan yang berkeringat, Feby pun akhirnya menerima uluran tangan dari Arka.
Arka menuntun Feby untuk maju ke atas panggung. Alunan lagu romantis mengiringi setiap langkah mereka berdua.
"Aku nggak bisa dansa Mas..." Bisik Feby yang hanya bisa didengar oleh Arka.
Arka menatap Feby dengan tatapan yang sedikit berbeda.
"Sebenarnya saya juga nggak bisa Feb" Jawab Arka.
Wajah Feby sontak langsung berubah seketika mendengar jawaban dari Arka.
"T-terus gimana Mas?" Tanya Feby dengan wajah pucat pasi.
Arka terkekeh pelan melihat ekspresi wajah Feby. Hal itu membuat Feby langsung mengerucutkan bibirnya ke depan. Arka tidak memperdulikan Feby yang menatapnya dengan tatapan kesal. Ia justru semakin menarik tubuh Feby agar lebih dekat dengannya. Kedua tangan Arka melingkar di pinggang gadis itu.
"Mas gimana ini?! Semua orang liatin kita loh... Aku nggak bisa dansa, Mas Arka juga nggak bisa. Lebih baik kita turun saja Mas daripada bikin malu..." Cerocos Feby.
"Sttttt..." Arka meletakkan jari telunjuknya tepat di bibir Feby. Hal itu berhasil membuat Feby langsung bungkam seketika.
"Dari pada turun dan bikin malu, lebih baik kita lanjutkan saja. Anggap saja kita sedang belajar dansa malam ini"
"Tapi Mas... Aku takut... Aku malu banyak orang yang liatin kita" Cicit Feby.
"Anggap saja hanya ada saya dan kamu di sini. Kalaupun kamu malu, pandang saja wajah saya jangan pandang orang-orang yang ada di sini. Mengerti?" Titah Arka berusaha untuk menenangkan Feby.
"Justru kalo aku pandang wajah Tuan Arka aku malah jadi tambah malu!" Batin Feby.
There goes my heart beating
'Cause you are the reason
I'm losing my sleep
Please come back now
And there goes my mind racing
And you are the reason
That I'm still breathing
I'm hopeless now
I'd climb every mountain
And swim every ocean
Just to be with you
And fix what I've broken
Oh, 'cause I need you to see
That you are the reason...
Lagu berjudul 'Your the Reason' dari Calum Scoot mengalun begitu indah mengiringi dansa Arka dan Feby. Mereka berdua berdansa mengikuti alunan musik. Tidak ada lagi percakapan diantara mereka berdua.
Yang terdengar hanyalah alunan musik dan suara detak jantung yang saling beradu satu sama lain.
Dengan jarak yang begitu dekat, Feby bisa merasakan hembusan napas Arka yang membelai lembut wajahnya. Kedua mata mereka saling beradu. Menciptakan desiran-desiran aneh yang membuat jantung Feby berdegup dua kali lipat.
Apa yang terjadi malam ini, rasanya seperti sebuah mimpi. Entah harus ia sebut sebagai mimpi buruk atau mimpi indah. Karena Feby juga tidak tau apakah perlakuan Arka padanya benar-benar nyata, atau hanya sekedar sandiwara saja.
Namun entah mengapa, di dalam lubuk hati Feby yang paling dalam ia berharap ini bukanlah sebuah sandiwara. Karena ia sudah benar-benar jatuh terperangkap di dalamnya. Ya, di dalam pesona Arka.
🕊️ 🕊️ 🕊️ 🕊️ 🕊️
Diantara para tamu yang tengah melihat Arka dan Feby berdansa di atas panggung, seorang wanita mengepalkan tangannya. Kemarahan tersirat begitu jelas di wajah cantik wanita itu. Kedua mata wanita itu memerah menahan amarah kala melihat dua sejoli tersebut.
Suara tepuk tangan terdengar begitu meriah. Arka dan Feby tampak turun dari panggung begitu mereka selesai. Feby tersipu malu kala Arka berjalan di sampingnya seraya memeluk pinggangnya dengan posesif.
Hal itu tak luput dari perhatian semua orang. Semua orang menatap mereka dengan wajah bahagia.
Namun wanita itu, terus saja menatap mereka dengan penuh amarah.
"Siapa wanita yang bersama Pak Arka?"
Tanya wanita itu pada temannya yang duduk disampingnya.
"Dia itu istrinya Pak Arka" Jawab temannya.
Wanita itu semakin mengepalkan tangannya.
"Istri? Apa yang spesial dari gadis itu? Bahkan gadis itu tidak pantas sama sekali untuk Arka!" Ucap wanita itu dengan nada emosi.
Sang teman langsung terkekeh mendengar itu. "Oh, ayolah Clarisa... Apakah kamu cemburu dengan gadis kecil itu?"
"Tidak ada kamus cemburu di dalam hidup seorang Clarisa Agistya! Pria yang berdiri di depan sana, adalah Arka William Megantara. Hanya aku lah yang pantas bersama dia bukan gadis kecil itu. Lihat saja aku pasti akan membuat Arka kembali jatuh ke dalam pelukanku"
Clarisa Agistya, dia adalah seorang model terkenal yang memiliki paras cantik. Kecantikan Clarisa sudah tidak diragukan lagi. Gadis itu mampu menaklukkan hati pria manapun hanya dengan menatapnya saja.
Namun hal itu tidak berarti untuk Arka. Clarisa sudah lama jatuh hati dengan Arka. Sejak pertama kali mereka bertemu 3 tahun yang lalu. Pada awalnya, Clarisa hanyalah seorang gadis biasa yang berasal dari keluarga miskin. Kondisi kehidupan keluarga Clarisa sangat memprihatikan. Ibu Clarisa sudah lama meninggal dunia karena kecelakaan.
Dan Clarisa hanya hidup bersama Ayahnya yang seorang pemabuk dan penjudi. Ayah Clarisa selalu menyiksanya saat dia kalah dalam berjudi. Bahkan Ayahnya tega menjual Clarisa kepada pria hidung belang untuk melunasi hutang-hutangnya akibat judi.
Malam itu saat Ayahnya hendak menjualnya, Clarisa diam-diam berusaha untuk kabur. Namun naasnya ia ketahuan dan dipaksa untuk masuk ke dalam mobil.
Clarisa menangis, memberontak dan terus berteriak minta tolong.
Hingga pada akhirnya, seorang pria tampan berjas hitam menolongnya. Pria itu menghajar habis-habisan Ayah Clarisa dan temannya yang hendak membeli Clarisa. Ia ingat betul bagaimana pria itu melindunginya, menenangkannya, memeluk erat tubuhnya dan mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Bahkan setelah tau Ayahnya sendiri lah yang hendak menjual Clarisa, pria itu langsung memberikan sebuah check senilai 100 juta kepada Ayahnya. Sejak saat itulah ia jatuh cinta pada pria itu. Pria yang menolongnya, hingga membuatnya menjadi seorang model terkenal.
Dia adalah Arka William Megantara. Sejak bertemu dengan Arka, dunia Clarisa seakan berubah 180 derajat. Ia bertekad untuk bisa menjadi wanita sukses sehingga ia pantas berada disamping Arka. Dan kini ia berhasil meraih kesuksesannya.
Ia berhasil menjadi seorang model terkenal berkat kerja kerasnya dan kecantikannya.
Meskipun banyak pria tampan dan kaya raya di luar sana yang menyukainya, namun di dalam hati Clarisa hanya ada Arka. Hanya pria itulah yang menjadi alasan Clarisa berjuang sejauh ini.
Sayangnya saat ia ingin merebut hati Arka, pria tampan itu justru sudah menikah. Perjuangan dan penantiannya selama 3 tahun ini sia-sia. Lalu apakah Clarisa akan menyerah begitu saja? Tentu saja tidak! Ia akan memenangkan hati Arka dengan cara apapun! Karena hanya dirinyalah yang berhak atas Arka!
"Tolong berikan aku dua minuman"
Ucap Clarisa pada seorang pelayan.
Pelayan pun segera melakukan apa yang Clarisa perintahkan.
"Ini nona" pelayan menghampiri meja Clarisa seraya membawa dua gelas minuman.
"Terima kasih" Jawab Clarisa.
Wanita itu tiba-tiba saja mengambil sesuatu dari tasnya.
Jessy-teman Clarisa, menatap Clarisa dengan wajah bingung.
Clarisa mengambil sebuah obat lalu menuangkannya pada salah satu minuman tersebut hal itu langsung membuat Jessy membulatkan matanya.
"A-apa yang kau lakukan Clarisa?!" Tanya Jessy setengah berbisik.
"Merebut apa yang menjadi milikku. Lihatlah, malam ini Pak Arka pasti akan menjadi milikku sepenuhnya. Hanya milikku..." Ucap Clarisa seraya tersenyum penuh makna.
Setelah mengatakan itu, Clarisa langsung pergi meninggalkan Jessy dan menghampiri meja Arka seraya membawa dua minuman itu.
Ia langsung memasang senyuman terbaiknya untuk memikat hati Arka.
Begitu ia sampai di meja Arka dan Feby, wanita itu langsung menarik kursi di samping Arka tanpa rasa malu. Hal itu Feby dan Arka sontak langsung menatap Clarisa.
Feby menatap Clarisa dengan wajah polosnya, sedangkan Arka menatap Clarisa dengan tatapan dingin.
"Hai Tuan dan Nyonya Megantara penampilan kalian barusan sungguh memukau!"
Sapa Clarisa seraya menunjukkan senyuman paling menawan.
"T-terima kasih. Tapi sebenarnya kami juga tidak bisa berdansa hehe..." Jawab Feby diakhiri kekehan kecil.
Clarisa yang sudah mengambil tempat duduk diantar mereka berdua, tiba-tiba meletakkan dua gelas minuman di atas meja.
"Oh ya perkenalkan, aku Clarisa Agistya aku seorang model. Jika berkenan bolehkah aku berkenalan dengan Tuan Megantara? Ah! maksudku, kalian berdua Tuan dan Nyonya Megantara" Clarisa menyodorkan tangannya kepada Arka.
Cukup lama Clarisa menunggu respon dari Arka. Akan tetapi, pria itu justru diam tanpa sedikitpun berniat meresponnya. Feby yang melihat hal itu pun langsung mengambil tindakan. Ia segera memegang pergelangan tangan Arka agar pria itu mau menerima tangan Clarisa.
Dengan kaku dan wajah datar, Arka pun akhirnya menyalami Clarisa karena paksaan dari Feby. Senyuman di wajah Clarisa langsung mengembang begitu lebar kala ia bisa merasakan sentuhan tangan pria tampan yang selalu ia dambakan.
"Apakah perlu saya memperkenalkan diri saya kepada kamu?" Tandas Arka lalu segera menarik tangannya kembali.
Meskipun tidak rela melepaskan tangan sang pujaan hati, Clarisa pun akhirnya melakukannya. Gadis itu hanya tersenyum mendengar ucapan Arka. Inilah yang membuat Arka terlihat berbeda di matanya dibandingkan dengan pria manapun.
Pria manapun yang melihat kecantikan dan tubuh indah Clarisa, pasti akan dengan suka rela menyerahkan apapun untuk Clarisa agar bisa berkenalan dengannya.
Namun Arka, pria itu justru mengabaikan Clarisa dengan sikap dinginnya. Hal itulah yang membuat Clarisa semakin jatuh hati kepada Arka.
"Halo Nona Clarisa perkenalkan aku Feby. Feby Ayodhya Larasati. Bukankah kamu model terkenal yang sering bekerja sama dengan brand-brand Korea?" Feby menimpali untuk mencairkan suasana.
Clarisa mengangguk pelan.
"Ya benar"
Jawab Clarisa.
"Wah! Keren sekali! Jadi kamu bisa bahasa Korea?" Tanya Feby dengan kedua mata berbinar.
"Tentu saja bisa"
Feby menggeser posisi duduknya agar lebih dekat dengan Clarisa. Gadis itu terlihat begitu semangat jika membahas tentang Korea.
"Bolehkah kamu mengajariku? Aku ingin sekali bisa bahasa Korea! Aku sempat belajar lewat tutorial online tapi susah sekali untuk dimengerti!" Cerocos Feby.
Mendengar itu, Clarisa langsung tersenyum dengan penuh makna karena tanpa disadari, Feby memberikannya sebuah kesempatan emas untuk dekat dengan Arka.
Clarisa mengambil hp miliknya lalu memberikannya kepada Feby.
"Ini catat nomor kamu nanti aku akan datang ke rumah kamu dan kita akan belajar bahasa Korea bersama, bagaimana?"
Kedua mata Feby langsung berbinar mendengar itu. "Iya-iya tentu sajaaa!"
Jawab Feby dengan penuh semangat Feby tanpa pikir panjang langsung mengambil hp Clarisa dan mencatat nomornya. Begitu selesai, ia langsung mengembalikan kembali hp tersebut kepada Clarisa.
"Baik aku simpan nomor kamu ya. Oh ya, sebagai tanda perkenalan aku ingin memberikan minuman ini kepada kalian berdua. Ini untuk Nona Feby dan ini untuk Tuan Arka"
Clarisa memberikan minuman itu kepada Arka dan Feby.
Dan ia sengaja memberikan minuman yang telah ia campur dengan obat kepada Arka. Ia tidak perduli apakah Feby meminum apa yang ia berikan. Yang ia perduli, hanyalah Arka. Ia hanya berharap Arka menenggak minuman itu.
Cukup lama Clarisa menunggu Arka untuk menerima minuman itu. Namun jawaban yang keluar dari mulut Arka, sungguh membuat ia merasa kesal.
"Tidak perlu. Saya tidak ingin minum" Jawab Arka tanpa sedikitpun melirik pada minuman yang Clarisa berikan.
Mendengar itu raut wajah Clarisa langsung berubah seketika. Feby pun bisa melihat dengan jelas kekesalan di wajah Clarisa. Tak mau membuat Clarisa merasa tersinggung, Feby pun akhirnya langsung merebut minuman di tangan Clarisa yang akan diberikan kepada Arka.
"Kalau Mas Arka nggak mau minum, ya sudah nggak apa-apa biar aku saja yang mewakili lagi pula aku juga sangat haus hehe..." Ucap Feby seraya menenggak minuman milik Arka sampai habis tak tersisa sedikitpun.
'Sial! Gadis kecil ini mengacaukan rencanaku! Minuman yang sudah kuberi obat harusnya diminum oleh Arka!' Batin Clarisa.
______________________________________
Kalian mencium bau-bau pelakor nggak?
Sebenarnya obat apa yang dimasukkan ke dalam minuman oleh Clarisa? Duh... Efeknya bahaya! Bikin jantung dag dig dug!
.
Ikan hiu ikan lele
Hari ini Author ulang tahun leee...
Kalian nggak ada yang mau ngucapin leee?...
><