Seorang wanita yang bernama kiyara bernasib malang. ia hidup sebatang kara karena kedua orang tuanya meninggal. ia harus berjuang hidup sendiri melawan kerasnya dunia.
suatu saat, ia sedang membutuhkan uang untuk biaya kuliahnya. kiyara menemui sahabatnya regina untuk membantunya mencari pekerjaan. regina pun membantunya untuk bekerja di sebuah club malam sebagai pelayan.
kiyara bertemu dengan Adrian seorang akak kelas yang pernah ia sukai saat duduk di bangku SMP. pertemuannya dengan Adrian akan membuat takdir kehidupan kiyara semakin lebih berwarna.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaJenaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembalinya Adrian
Di malam itu, Renata dan Kiyara menghabiskan malam di tempat persembunyian. Setelah mendengar penjelasan Renald tentang Adrian, Kiyara menjadi faham mengapa Adrian bisa berubah drastis dalam sekejap.
"Re, boleh aku pinjam ponsel kamu sebentar?"
Renata kemudian merogoh saku celananya lalu mengambil ponselnya.
"eh bentar, ini kayaknya bukan ponselku deh." ucap Renata yang kebingungan.
"itu memang bukan ponselmu Re. Aku sengaja membelikan ponsel baru untuk kamu.'' Celetuk Renald yang tiba tiba datang.
Renata semakin heran, kenapa Renald membelikan dirinya sebuah ponsel baru.
"Ponselmu sudah lapuk Re. Tenang aja, semua data kamu aman kok." ujar Renald.
Renata tak marah dengan apa yang dilakukan oleh Renald. Hanya saja kenapa Renald tak memberitahunya. Itulah yang membuatnya terheran.
"Aku tau kamu mau browsing bagaimana cara mengatasi orang dengan gangguaan bipolar kan?" tanya Renald kepada Kiyara.
Kiyara pun menganggukkan kepalanya.
"kamu hanya perlu bersabar dan membiasakan diri jika bersamanya." bisik pelan Renald.
Kiyara pun reflek memukul Renald. Sementara Renata tertawa cekikikan.
"kalau itu aku tau. Maksudku barangkali ada cara lain." Ujar Kiyara.
Mereka bertiga pun tertawa cekikikan bersama. Tak lama setelah itu, Renald memutuskan untuk kembali.
"besok kalian akan diantar oleh orang suruhanku. ingat, jangan bilang siapa siapa tentang ini." ucap Renald.
Renata dan Kiyara pun menganggukkan kepalanya. Setelah kepergian Renald, kedua pasang sahabat itupun akhirnya memutuskan untuk tidur.
Di atas ranjang, Renata dan Kiyara saling memikirkan sesuatu. Namun mereka memilih untuk tak mengungkapkannya. Perlahan lahan mereka akhirnya tertidur.
Keesokan harinya, waktu sudah menunjukkan pukul lima pagi. Kiyara dan Renata sudah terbangun dari tidurnya. Merekapun lekas bersiap kembali menuju kota.
"Apa kita bisa sampai kota jam 10 pagi? Perjalanan darat saja butuh waktu 5 jam." pikir Kiyara.
"iya juga ya Ki.." balas Renata.
Tak lama setelah itu, Seorang polisi wanita menemui Kiyara dan Renata di dalam kamar.
"permisi nona? Apa sudah siap?"
"iya sudah." Jawab Renata.
Seorang polisi wanita itu kemudian mengawal Kiyara dan Renata hingga masuk kedalam mobil yang sudah disiapkan. Mereka pun masih bertanya tanya apakah waktu mereka cukup untuk sampai di kota?.
Baru saja mereka membatin, mobil itu berhenti di lapangan luas yang masih masuk dalam area desa. Di lapangan tersebut ada banyak polisi laki laki dan wanita yang berbaris rapi. Renata dan Kiyara pun merasa takjub dengan pemandangan yang mereka lihat.
Tiba tiba datang sebuah helikopter yang membuat Kiyara dan Renata semakin terkejut.
"jadi kita naik Helikopter?" teriak Kiyara karena ada suara bising.
"kayaknya iya." jawab Renata.
Seorang polisi wanita memberikan sebuah penutup telinga seperti headphone kepada Kiyara dan Renata. Helikopter itupun turun dan pasangan sahabat itupun naik bersama.
Ini adalah kali pertama mereka naik helikopter bersama. Mereka berdua merasa senang karena ini merupakan pengalaman yang menarik.
"kalau begini ceritanya, kita bisa sampai di kota dengan cepat ya." ujar Renata.
"iya kamu benar re." jawab Kiyara.
Merekapun mencoba untuk menikmati pemandangan dibawah sana. Mereka seperti anak kecil yang baru saja besar.
Perjalanan udara hanya membutuhkan waktu sekitar 2 jam. Namun mereka harus lanjut perjalanan darat selama 30 menit dengan menggunakan mobil. Mereka akhirnya sampai pukul sembilan lebih 20 menit. Masih ada waktu sekitar 40 menit untuk bersantai sembari menunggu jam kuliah.
"sayaangg!!" teriak seseorang yang Kiyara kenal.
"Re? Kamu dengar itu?" ucap lirih Kiyara.
"udah, lanjut jalan saja." balas Renata yang juga lirih.
Renata dan Kiyara tetap berjalan. Malah mereka semakin mempercepat langkah mereka.
"eits, mau kemana?" Sapa Renald yang tiba tiba sudah ada di depan mereka.
"astaga! Bikin kaget aja!" bentak Renata.
"ya maaf deh." ucap Renald.
Dengan cepat Adrian menarik tangan Kiyara lalu membawanya menuju suatu tempat.
"aaduuh re! tolong re!" ucap lirih Kiyara.
Renata tak bisa menolong Kiyara karena Renald memegangi tangannya.
"Bisa diam nggak sih sayaang? Apa kamu mau aku hukum?" tanya Adrian yang masih tetap menarik tangan kiyara.
"Iih, bisa nggak kakak tidak memanggilku sayang?" ujar Kiyara.
"kalau begitu apa? Cinta?" balas Adrian.
"iihh.. bukan begitu!!" teriak Kiyara.
Dengan sigap Adrian memepet Kiyara hingga bersandar di tembok kelas.
"Apa kamu benar benar menginginkannya?" tanya Adrian dengan suara manja.
"menginginkan apa?" tanya Kiyara yang bingung bercampur salah tingkah.
Kiyara menatap sekelilingnya. Semua mata mahasiswa yang masih diluar kelas menatap Kiyara dengan serius.
"emm.. Kak, oke aku akan menurut pada kak Adrian." ucap Kiyara.
"satu lagi, jangan memanggilku kakak!" ujar Adrian dengan tegas.
"lalu apa? sayaang? Cinta?" Sindir Kiyara.
"begitu lebih baik." Balas Adrian yang sukses membuat Kiyara terdiam.
Adrian kemudian menarik tangan Kiyara kembali. Di tengah perjalanan, Adrian bertemu dengan Varrel yang menghadangnya.
"mau kamu bawa kemana dia? lepaskan dia!" gertak Varrel.
"minggir bodoh! Aku tidak ada urusan denganmu." ujar Adrian.
"tidak bisa kecuali kau melepaskan kiyara!"
"urus saja kesalahan di masa lalu lo! Jangan ikut campur urusan gue!" ucap Adrian yang kemudian melanjutkan perjalanannya.
Sepanjang perjalanan, Kiyara memikirkan hubungan Adrian dan Varrel. Kiyara menganggap mereka saling mengenal satu sama lain. hanya saja diantara mereka ada sebuah masalah yang sangat serius hingga membuat mereka saling membenci.
Adrian membawa Kiyara ke tempat persembunyiannya.
"kenapa kemari kaak? Bukankah setelah ini ada kelas." tanya Kiyara.
cuupp!!
Adrian dengan cepat mencium pipi Kiyara hingga membuat kiyara membulatkan matanya.
Plaak!!
sebuah tamparan mendarat di pipi mulus Adrian.
"kenapa menamparku?" tanya Adrian dengan memegangi pipinya.
"maafkan aku, tapi aku bukan wanita murahan" tutur Kiyara.
"maafkan aku Kiyara. Jangan marah seperti itu." ucap Adrian memelas.
"antarkan aku kembali ke kelas sekarang!" bentak Kiyara.
Adrian Yang sebelumnya tak pernah melihat kiyara marah pun tiba tiba bernyali ciut. Akhirnya dia mengantar Kiyara dalam keadaaan marah.
Kiyara diam seribu bahasa. Ia tak melihat sedikitpun kepada Adrian. bibirnya dengan reflek membentuk kerucut. Sementara Adrian sedikit melirik ke arah Kiyara dan berusaha menyembunyikan tertawanya.
"Lepaskan aku. Aku bisa kembali sendiri." ucap Kiyara dengan tegas.
"biar aku antar saja Ki.." jawab memelas Adrian.
Tak ada sahutan lagi dari Kiyara. Adrian pun menganggap bahwa ia sudah di setujui oleh Kiyara. Sesampainya di kelas, Kiyara langsung berlari menuju Renata sembari menahan air matanya yang mau jatuh. Ia kemudian memeluk Renata dan menyembunyikan wajahnya.
"Kamu kenapa Kii?" ucap Renata khawatir.
semua mahasiswa melihat ke arah kiyara termasuk Varrel.
Varrel kemudian berdiri dengan mengepalkan tangannya menuju Adrian.
Buugghh!!
sebuah pukulan mengenai rahang bawah Adrian. melihat itu, Renald dengan sigap membalas pukulan kepada Varrel. Ia memukul Varrel dengan membabi buta. tidak ada yang berani melerai.
"Berhenti!!!" teriak Kiyara.
Adrian pun memberi isyrat berhenti kepada Renald. Akhirnya Renald pun berhenti memukuli Varrel.
"Kamu tidak apa Rel?" tanya Renata kepada Varrel.
Sementara Kiyara menarik tangan Adrian keluar kelas. Adrian hanya menurut saja.
"kenapa kakak membiarkan itu terjadi? Kenapa kakak jahat sekali." cecar Kiyara.
"Dia cuma akting saja Ki.." jawab santai Adrian.
"Aku benci kakak! jangan mentang mentang kakak kaya, kakak bisa melakukan segalanya." cecar kiyara lagi.
Kiyara akhirnya meninggalkan Adrian dengan perasaan marahnya. Sementara Adrian hanya melihat saja. Bukan redflag tapi melainkan memberi waktu untuk Kiyara menenangkan diri.
"Kamu belum tau siapa dia Ki.. Aku hanya berusaha melindungi mu darinya." ucap lirih Adrian.