NovelToon NovelToon
KETUA OSIS CANTIK VS KETUA GENG BARBAR

KETUA OSIS CANTIK VS KETUA GENG BARBAR

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Nikahmuda / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Musoka

Ketua OSIS yang baik hati, lemah lembut, anggun, dan selalu patuh dengan peraturan (X)
Ketua OSIS yang cantik, seksi, liar, gemar dugem, suka mabuk, hingga main cowok (✓)

Itulah Naresha Ardhani Renaya. Di balik reputasi baiknya sebagai seorang ketua OSIS, dirinya memiliki kehidupan yang sangat tidak biasa. Dunia malam, aroma alkohol, hingga genggaman serta pelukan para cowok menjadi kesenangan tersendiri bagi dirinya.

Akan tetapi, semuanya berubah seratus delapan puluh derajat saat dirinya harus dipaksa menikah dengan Kaizen Wiratma Atmaja—ketua geng motor dan juga musuh terbesarnya saat sedang berada di lingkungan sekolah.

Akankah pernikahan itu menjadi jalan kehancuran untuk keduanya ... Atau justru penyelamat bagi hidup Naresha yang sudah terlalu liar dan sangat sulit untuk dikendalikan? Dan juga, apakah keduanya akan bisa saling mencintai ke depannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Musoka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dinner

Happy reading guys:)

•••

“Semoga aja itu anak nggak kebablasan, biar nggak bikin tambah susah pada nantinya.”

Naresha mengunyah makanan miliknya secara perlahan-lahan, sambil menatap lekat ke arah Kaizen yang saat ini sedang asyik mengobrol serta bercanda ria bersama beberapa sepupu laki-laki di hadapannya. Ia di dalam hati terus-menerus berharap, agar suaminya itu tidaklah terbawa suasana yang dapat membuat mereka terjebak di dalam situasi sulit.

Akan tetapi, itu tidak berselang lama, karena Naresha spontan mengalihkan pandangan ke arah kanan ketika tiba-tiba saja mendengar suara bisikan dari seorang cewek yang begitu sangat familiar di dalam indera pendengarannya.

Kening Naresha pelan-pelan mulai mengerut, ketika melihat sosok sepupu perempuan yang cukup dekat dengan dirinya ketika ada pertemuan atau acara keluarga seperti sekarang ini.

“Ada apa, Kak Ana?” tanya Naresha dengan suara pelan, sembari menelan makanan yang masih berada di dalam bibir mungilnya.

Savana Mireille Renaya—perempuan berparas cantik yang memiliki umur lebih tua tiga tahun dari Naresha—mengukir senyuman tipis penuh akan godaan, sedikit merapikan satin slip dress berwarna putih yang sedang dirinya kenakan, sebelum kembali membisikkan sesuatu di telinga kanan sang sepupu.

“Aku dengar-dengar … kalian berdua udah nikah hampir dua minggu … kamu sama dia udah pernah berhubungan suami-istri belum, Dek?” bisik Savana, sedikit merekahkan senyumannya saat dapat melihat ekspresi wajah Naresha yang mulai berubah.

Naresha spontan membulatkan matanya sempurna, kemudian menatap wajah cantik sang kakak sepupu dengan menunjukkan ekspresi tidak percaya—serta sedikit salah tingkah. “Ih, Kakak … ngapain nanya gituan ke aku, sih?”

Savana terkekeh pelan. Ia menyilangkan kaki indahnya, lalu mengangkat segelas jus jeruk yang sedari tadi belum dirinya minum, sebelum pada akhirnya meneguknya secara perlahan-lahan sambil terus-menerus menatap ke arah sang adik sepupu—seolah sedang menikmati setiap detik rasa malu yang terpancar jelas di wajah cantik Naresha.

“Loh … kenapa? Emang salah kalau aku nanya kayak gitu?” Savana mengedipkan sebelah matanya, lantas sedikit mencondongkan tubuhnya agar lebih dekat dengan Naresha. “Kamu itu masih polos banget, Dek … padahal sudah sah jadi istrinya. Jangan sampai nanti dia nyari kesenangan di luar, loh. Kamu, kan, tahu gimana tipe cowok kayak Kaizen … mana dia atlet basket terbaik di sekolah, kan? … Jangan sampai suami kamu jadi kayak Revano, Dek … jadi, susah nanti.”

Naresha mengembuskan napas kasar, menatap sekali lagi ke arah Kaizen yang kini sedang mengobrol bersama Revano—sepupu paling suka mainin cewek—sebelum memutar bola mata malas untuk mengusir serta menepis semua perkataan sang kakak sepupu. “Dia bukan tipe kayak Vano … Mau sebanyak apa pun cewek yang deketin dia … dia pasti nolak. Jadi, nggak penting mikirin hal kayak gitu.”

Mendengar penjelasan dari Naresha, membuat Savana spontan mengangguk-anggukkan kepala paham, lantas kembali menyandarkan tubuh ke kursi sembari masih memasang ekspresi wajah penuh akan godaan.

“Aaaa … gitu … menarik … pengin, deh, punya suami kayak Kaizen juga.”

Setelah mengatakan hal itu, Savana dan Naresha spontan mengalihkan pandangan ke arah kiri, ketika tiba-tiba saja mendengar suara seorang perempuan yang sangat mereka kenali. Dari tempat mereka berada saat ini, mereka dapat melihat sosok gadis berparas cantik yang memiliki usia dua tahun di bawah Naresha, sedang memasang ekspresi wajah penuh rasa penasaran sambil merapikan rambut pendek sebahu serta dress panjang berwarna putihnya.

“Kalian lagi ngomongin apa? Aku boleh ikut nggak?” tanya gadis itu dengan begitu sangat polos, sembari menatap ke arah Naresha dan Savana secara bergantian.

Naresha terkekeh pelan, kemudian menggerakkan tangan kanan untuk mengacak-acak puncak kepala gadis itu. “Nggak boleh, Aurora … ini obrolan orang dewasa, dan kamu masih belum cukup umur.”

Aurora Celine Renaya—nama gadis itu—spontan memanyunkan bibir mungilnya, tetapi tetap membiarkan Naresha mengacak-acak puncak kepalanya. “Ih, masa nggak boleh ikut … aku, kan, mau belajar … siapa tahu nanti bisa dapat suami sekeren kak Kaizen.”

Savana sontak terkekeh geli saat mendengar ucapan dari salah satu adik sepupunya itu. “Suami sekeren Kaizen, ya? Hmm … kamu yakin bisa tahan sama cowok dingin yang suka bikin jantungan? Kakak aja yang udah pernah dapat cowok kayak Kaizen nggak tahan, loh.”

Aurora refleks menyelipkan beberapa helai rambut yang telah berantakan ke belakang telinga dengan penuh percaya diri. “Ya iyalah! Aku bisa, kok … aku, kan, pintar, cantik, imut, dan juga rajin belajar. Nanti kalau punya suami kayak kak Kaizen, aku bakal nurut terus ….”

Perkataan Aurora sukses membuat Naresha tertawa sangat lepas, bahkan hampir saja tersedak oleh air liurnya sendiri.

“Astaga, Aurora … kamu itu masih SMP, tahu nggak? Jangan mikirin nikah dulu, deh. Pr kamu aja masih suka numpuk, kan?” ucap Naresha, mengambil gelas berisikan jus mangga dan meneguknya secara perlahan-lahan.

Aurora spontan kembali mengerucutkan bibir mungilnya, kali ini menatap Naresha dengan mata bulat penuh akan protes. “Ih, Kak Resha jahat banget, sih … selalu aja ngatain aku anak kecil, ngatain aku nggak bisa ini-itu. Padahal aku itu serius, loh … toh, Kakak juga sekarang masih sekolah meskipun udah nikah … Jadi, aku juga bisa, dong … kalau nanti udah SMA mutusin buat ikutin jejak Kakak.”

Naresha terbatuk kecil saat mendengar kalimat itu keluar dengan begitu sangat polos dari bibir mungil milik Aurora. Ia segera menaruh gelas berisi jus mangga miliknya kembali ke tempat semula, sembari melirik sekilas ke arah Savana yang memilih untuk tetap berdiam diri.

“Duh, adikku yang satu ini … masih kecil aja ngomongnya udah gede banget,” gumam Naresha, sembari mengusap kepala Aurora dengan penuh rasa gemas, “Nikah itu nggak semudah yang kamu pikirin, Aurora. Ada tanggung jawab, ada masalah, ada ributnya juga. Bukan cuma soal pakai baju pengantin cantik atau foto-foto manis kayak di drama Korea.”

Aurora mendengus pelan. “Iya, aku tahu, kok … tapi, kan, aku nggak bilang mau nikah sekarang. Maksudku, nanti .. kalau udah SMA, atau … mungkin kuliah juga bisa. Aku pengin kayak Kak Resha, punya cerita cinta yang keren, yang bikin orang-orang jadi iri.”

Naresha kali ini terkekeh pelan, lantas memberikan tepukan di bahu Aurora penuh rasa gemas. “Ya ampun … jangan kayak aku, deh. Ceritaku sama Kaizen itu ribet banget. Kamu nggak akan mau, percaya, deh, sama aku.”

Aurora spontan mencondongkan wajah cantiknya, merubah tatapannya menjadi penuh rasa penasaran sangat tinggi. “Ribet kenapa, Kak? Memangnya Kak Resha sama kak Kaizen sering berantem, ya?”

Savana yang sedari tadi diam tiba-tiba saja mulai membuka suara—berusaha membantu Naresha untuk menghadapi rasa penasaran adik sepupu mereka itu. “Yaudah, kalau kamu serius … nanti Kakak cariin kang cowok yang lebih baik dari Kaizen. Deal?”

Aurora mengalihkan pandangan ke arah Savana, lantas menggeleng-gelengkan kepala pelan. “Nggak mau! Pokoknya aku cuma mau yang sekeren kak Kaizen … titik!”

Naresha dan Savana saling pandang beberapa saat. Mereka ingin kembali memberikan respons, tetapi sesegera mungkin mengurungkan niat ketika tiba-tiba saja mendengar suara seorang perempuan dari samping kiri tempat Aurora berada saat ini.

“Memang apa kerennya Kaizen? Masih kerenan dan juga gantengan cowokku ke mana-mana … selera Naresha memang selalu kureng banget.”

To be continued:)

1
Vlink Bataragunadi 👑
what the..., /Shame//Joyful//Joyful//Joyful/
Vlink Bataragunadi 👑
buahahaha puas bangett akuu/Joyful//Joyful//Joyful/
Musoka: waduh, puas kenapa tuh 🤭
total 1 replies
Vlink Bataragunadi 👑
buahahaha Reshaaaa jangan remehkan intuisi kami para orang tua yaaaaa/Chuckle//Chuckle/
Musoka: Orang tua selalu tahu segalanya, ya, kak 🤭🤭
total 1 replies
Vlink Bataragunadi 👑
ada ya yg ky gini/Facepalm/
Musoka: ada, dan itu Resha 🤭🤭🤭
total 1 replies
Vlink Bataragunadi 👑
gelooooo/Facepalm/
Musoka: gelo kenapa tuh kak 🤭🤭🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!