Linda adalah adik kandung dari Rani. Linda di boyong Rani ke rumahnya untuk melanjutkan pendidikan di kota tempat tinggalnya sekarang.
Rani sudah berkeluarga tapi belum kunjung di karunia anak. Rumah tangga Rani awalnya adem ayem,tapi semenjak kedatangan sang adik suaminya mulai berubah.
Kebohongan demi kebohongan terus suaminya ucapkan untuk menutupi perselingkuhan denga sang adik ipar.
Apakah Linda tega menghancurkan rumah tangga kakaknya sendiri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Saat makan malam ,Linda tidak banyak bersuara. Ia hanya berbicara seperlunya saja. Ia tidak berani menatap kakak iparnya yang sedari tadi mencuri - curi pandang pada dirinya.
"Mas besok kami ada acara ga?" tanya Rani sambil mengambilkan nasi ke piring suaminya lengkap dengan lauk pauknya.
" Ga ada,Emang ada apa?" tanya Ari sambil menyuap nasi nya kedalam mulut.
"Aku bisa minta tolong ga?" tanya Rani kembali.
"Minta tolong apa?" Tanya Ari sambil menatap kearah istrinya.
"Besok tolong anterin Linda daftar kuliah ya,mas!" ujar Rani.
"Kenapa tidak kamu saja,yang?" tanya Ari.
"Besok aku ada perlu ke kantor mengerjakan tugas yang harus aku serahkan ke pimpinan karna sorenya berkas itu akan dibawa bos." Rani mengutarakan alasanya yang tidak dapat mengantar adiknya.
Linda sama sekali tidak bersuara,ia memilih diam dan jadi pendengar yang baik saja.
"Ok!" jawab Ari singkat.
"Linda besok kamu diantar mas Ari daftar kuliah ya,maaf kakak ga bisa anter kamu." ujar Rani sendu.
"Ga apa - apa kak,maaf bila aku merepotkan kalian." ujar Linda tidak enak hati pada kakak iparnya. Kemaren yang jemput ia di kampung adalah kakak iparnya juga, kenapa sekarang yang antar daftar kuliah juga harus dia lagi sih. Padahal Linda sedang berusah menghindar dari laki - laki itu.
Setiap berada didekat kakak iparnya itu ia merasakan perasaan yang baru pertama ia rasakan. Jantungnya terasa berpacu lebih cepat dari biasanya.
Malam itu Linda memilih tidur duluan. Ia merasa canggung melihat kemesraan yang ditunjukan kakaknya. Walau tak sepanas di kolam renang tapi Linda tetap saja merasa risih saat kakaknya bergelayut mesra di tangan suaminya.
Ari memperhatikan perubahan rona wajah adik iparnya yang terlihat tidak nyaman sangat berbeda dengan tadi pagi yang terlihat biasa - biasa saja.
"Kamu kenapa sibuk terus,yang?" tanya Ari sesaat Linda sudah masuk ke kamarnya.
"Kan demi masa depan kita,mas." kekeh Rani memperlihatkan giginya yang berjejer rapi.
"Apa uang dari aku tidak cukup?" tanya Ari yang sudah lama meminta istrinya berhenti bekerja dan fokus mengurus rumah tangga saja.
"Bukan seperti itu,mas. Aku sudah tekan kontrak mas." bantah Rani.
"Putus saja kontraknya,semuanya selesai." ujar Ari kesal.
"Ga semudah itu,mas. Ada konsekwensi yang harus aku tanggung nantinya ." kilah Rani.
"Alah paling juga perusahaanmu meminta ganti rugi. berapa sih biar aku yang bayar." Rani tau suaminya banyak uang tapi bukan itu yang Rani inginkan. Ia ingin kariernya bisa sukses dan bisa mengikuti jejak suaminya mempunyai perusahaan sendiri.
"Aku tau mas banyak uang dan mampu membayar berapapun yang perusahaan ajukan,tapi bukan itu yang aku i gunakan,mas. Aku janji setelah apa yang aku cita - citakan tercapai aku akan langsung mengundurkan diri." janji Rani pada suaminya seperti sebelum - sebelumnya.
Ari beranjak dari duduknya berjalan menuju ruang kerjanya. Ruang kerja adalah kamar kedua bagi dirinya disaat ia merasa kesal dengan istrinya maka ia akan memilih tidur di sana.
Ini sudah kali beberapa ia menyuruh istrinya berhenti bekerja. Tapi sepertinya Rani lebih mencintai kariernya dari pada rumah tangganya. Lima tahun bukan waktu yang sebentar. Ari juga ingin seperti teman - temanya yang lain di saat pulang kerja ada yang menyambutnya dirumah.