NovelToon NovelToon
Kontrak Pernikahan Dengan Tuan Zaidan

Kontrak Pernikahan Dengan Tuan Zaidan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta setelah menikah / Ibu Pengganti / Nikah Kontrak
Popularitas:34.3k
Nilai: 5
Nama Author: Nita.P

Melati, hanya seorang guru honorer di sebuah sekolah elite. Namun, dia harus terjebak dengan seorang Tuan Muda yang ternyata Ayah dari anak didiknya.

Menjadi istri bayaran, bukan salah satu dari cerita yang ingin dia lalui dalam hidupnya. Ketika dia harus menikah dengan pria yang hatinya terkunci untuk sebuah cinta yang baru dan sosok baru setelah kepergian istrinya.

Namun sial, Melati malah jatuh cinta padanya. Bagaimana dia harus berjuang akan cinta yang dia miliki. Dalam pernikahan yang semu, dia harus berjuang membuka kembali hati suaminya yang sudah terkunci rapat. Namun, di saat dia benar-benar ingin berjuang dalam cinta dan pernikahannya ini. Melati, harus menyadari satu hal tentang suaminya.

"Kau tidak akan pernah ada dalam tujuan hidupku. Jadi berhenti berharap lebih!"

Melati hanya bisa diam dengan menatap punggung Zaidan yang pergi menjauh darinya setelah mengucapkan kalimat yang benar-benar menghancurkan harapan rapuh yang sedang dia perjuangkan saat ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Zenia Juga Anakku

Melati mampir ke rumah Ibunya sepulang dari sekolah. Tentu Zenia juga ikut. Sejak menikah dengan Zaidan selama hampir 8 bulan ini, maka Zenia juga senang bisa mempunyai Nenek baru yaitu Ibunya Melati. Sudah sering Melati membawa Zenia bertemu Ibunya jika pulang sekolah seperti ini.

"Makan dulu ya sebelum pulang" ucap Ibu yang sudah menyiapkan banyak makanan di atas meja.

Melati mengangguk, berada di rumah Ibunya dia memang benar-benar merasakan menjadi seorang putri. Ternyata benar, sedewasa apapun seorang anak, dia akan tetap terlihat anak kecil di mata Ibunya. Selalu terlihat manja dan membutuhkannya.

"Fattah sudah mulai magang ya Bu?"

"Iya, tidak tahu kenapa hari ini pulangnya telat. Mungkin ada pekerjaan mendesak"

"Syukurlah karena Fattah akhirnya diterima di Perusahaan Mas Zaidan"

Ibu mengangguk, dia sedang menyuapi Zenia sekarang dan membiarkan Melati makan dengan tenang. Meski Zenia bukanlah anak yang lahir dari rahim anak perempuannya, tapi Ibu begitu menyayanginya seperti cucunya sendiri.

"Mel, bagaimana pernikahan kamu?"

Melati yang sedang mengunyah makanan, langsung terdiam sejenak dengan pertanyaan Ibu saat ini. Melati juga bingung jika di tanya bagaimana pernikahannya. Karena semuanya masih berjalan sesuai kontrak. Meski sekarang ada beberapa perubahan, seperti Melati yang harus tidur satu kamar dengan Zaidan. Itu sudah tidak bisa dilanggar lagi.

"Baik-baik saja, Bu. Mas Zaidan baik sekali sama Kakak. Bahkan, semua keinginan Kakak akan di turuti olehnya"

Cih, kapan juga aku meminta sesuatu padanya. Aku tidak akan berani.

"Ibu senang mendengarnya, semoga kalian segera punya anak ya, biar Zen ada temannya. Zen mau punya seorang adik 'kan?" tanya Ibu pada Zenia.

Zenia langsung mengangguk dengan bersemangat. "Tentu saja, Zen sangat ingin punya adik"

Melati hanya tersenyum masam, bagaimana bisa dia memberikan seorang adik pada Zenia, jika sampai sekarang dia saja masih seorang gadis. Tapi, itu juga adalah persyaratan yang dia berikan pada Zaidan. Jadi, seharusnya Melati bersyukur karena Zaidan menepati janjinya sampai saat ini. Meski sekarang dia mulai was-was karena harus tidur satu ranjang dengan pria itu. Takut jika tiba-tiba Zaidan menerkamnya tanpa aba-aba.

"Tuh Mel, jangan di tunda-tunda lagi. Anak itu adalah hadiah yang paling indah dalam sebuah pernikahan"

"Enggak kok Bu, Mel tidak menunda kehamilan atau apapun. Tapi mungkin belum di kasih aja untuk hamil"

Bagaimana bisa hamil jika aku dan suamiku tidak melakukan itu..

Setelah berbincang dengan Ibu banyak hal, dan menyempatkan makan malam juga. Melati akhirnya pulang. Zenia juga sudah terlihat lelah.

Ketika sampai di rumah, Melati menggendong Zenia yang sudah tidur. Dia melihat Zaidan yang sudah menunggu di ruang tengah, Melati kira suaminya belum sampai rumah karena malam juga masih awal.

"Darimana kau? Kenapa baru sampai rumah jam segini?"

Tatapan dingin yang membuat Melati sedikit menciut, apalagi ketika wajah Zaidan yang benar-benar tidak bersahabat. Maya datang dan mengambil alih Zenia untuk di bawa ke kamarnya. Menyadari jika situasi tidak cukup kondusif diantara suami istri ini.

"Tadi, aku pergi ke rumah Ibu"

"Benar hanya datang ke rumah Ibumu? Bukan sengaja keluyuran membawa anakku?"

Tangan Melati mengepal erat di sisi tubuhnya, merasa tidak suka dengan ucapan Zaidan barusan. Suaminya itu seolah sedang merendahkan Melati.

"Maaf Tuan, meski pernikahan ini hanya di atas perjanjian, tapi Zenia juga anakku. Aku tidak akan melakukan hal yang membahayakannya. Lagian, kenapa juga Tuan peduli saya pergi kemana"

Zaidan berdiri dari duduknya, mendekat pada Melati. "Aku tidak peduli padamu mau pergi kemana pun, aku hanya peduli karena kau membawa anakku"

Deg... Hati Melati cukup tersayat dengan ucapan Zaidan barusan. Rasanya begitu menyakitkan sampai matanya pun berkaca-kaca.

"Meski Zen bukan darah dagingku, bukan terlahir dari rahimku. Tapi, dia juga anakku sekarang. Dan aku akan menjaga anakku, dan Tuan tidak perlu khawatir tentang itu"

Melati melangkah meninggalkan Zaidan, namun langkahnya terhenti saat dia berada di anak tangga pertama.

"Bagaimana pun akhirnya nanti, Zenia tetap anakku. Dan aku akan menyayanginya seperti anakku sendiri"

Melati melanjutkan langkah kakinya menaiki anak tangga, berlalu meninggalkan Zaidan, hatinya masih merasa sesak karena ucapan suaminya barusan. Melati tidak terima ketika Zenia hanya di klaim sebagai anak Zaidan saja, padahal nyatanya Melati sudah menganggap anak itu sebagai anaknya sendiri.

Zaidan menatap punggung istrinya yang menjauh dan menghilang. Menghembuskan napas pelan ketika dia sadar jika ucapannya sudah begitu keterlaluan pada Melati. Ucapannya telah menyakiti hati wanita itu.

Zaidan kembali ke kamarnya, tidak menemukan Melati tapi dia mengira Melati berada di kamar mandi atau ruang ganti. Semua barang dan pakaian Melati bahkan sudah di pindahkan ke kamarnya ini.

Zaidan duduk menyandar di tempat tidur, memikirkan cara untuk berbicara kembali dengan Melati. Pastinya istrinya itu sudah cukup terluka dengan ucapannya tadi.

Ketika Melati keluar dari ruang ganti, Zaidan langsung menoleh dan melihatnya. Melati membawa selimut dari ruang ganti, lalu berjalan ke arah sofa. Dia merebahkan tubuhnya disana.

"Kenapa kau tidur disana?"

Pertanyaan bodoh setelah apa yang dia katakan tadi, tentu wajar jika Melati menjauh. Bahkan jika dia kembali tidur di kamar terpisah pun sangat wajar.

Melati kembali bangun, terduduk dan menatap suaminya yang duduk di tempat tidur. "Apa kita berpisah kamar lagi seperti sebelumnya, Tuan? Lagipula dalam perjanjian tidak ada kata jika kita harus tidur satu kamar"

Zaidan menghela napas, dia turun dari tempat tidur dan berjalan mendekat pada Melati. Berdiri di dekat sofa yang ditempati Melati.

"Dalam perjanjian itu, semua tergantung pada padaku. Jadi apapun yang aku ingin rubah dalam perjanjian, itu adalah hakku"

Melati menghembuskan napas lelah, sepertinya melawan Zaidan bukanlah tandingannya. Melati memang harus menyerah dengan itu.

"Baiklah terserah Tuan saja, lagian aku hanya tinggal menunggu beberapa bulan lagi sampai perjanjian ini berakhir dan kita berpisah"

Deg... Seketika jantung Zaidan seolah berhenti berdetak mendengar ucapan Melati. Bahkan napasnya langsung memburu. Zaidan naik ke atas sofa dan mengukung tubuh Melati yang duduk disana, kedua tangan bertumpu pada sandaran sofa.

"Berani sekali kau membahas tentang perpisahan!"

Melati terdiam, menciut ketika melihat tatapan Zaidan yang begitu tajam dan dingin itu. "Tapi, memang benar 'kan yang aku ucapkan-"

Mata Melati langsung terbelalak ketika sebuah benda kenyal menempel di bibirnya dengan tiba-tiba. Tangannya ingin memukul dan mendorong tubuh Zaidan, tapi langsung di cekal erat oleh Zaidan dengan satu tangan.

Tautan bibir mereka tidak terlepas, bahkan berubah menjadi sebuah luma*atan lembut.

Bersambung

Aku kasih dua bab.. awas aja kalau kalian tabung.

1
Rarik Srihastuty
Sany aku tunggu kabar burukmu ya 🤭
Fitria Syafei
Semangat Zaidan semoga kalian kembali bersama dan saling mencintai dan saling memaafkan 🤲 Kk cantik kereeen 🥰🥰
nonoyy
rasanya pengen nampol mulut si sanny kau dan ibumu yg murahan pelakor
skali2 si sany harus dikerasin diberi pelajaran biar nggak makin nglunjak jd perempuan
dika edsel
dih ngancem doang tp gk ada aksi...,klopun ada aksi pasti telaaaaaaaaat...!!!!
Uba Muhammad Al-varo
anaknya si pelakor Sany, percaya diri sekali dia,dia dan ibunya murahan lah malah dia nyalahin melati dasar anaknya si pelakor
Rani R.i
ayuk zaidan Aris selidiki dan cari melati sama ibunya serta adik nya..jgn sampai mereka terluntang lantung.cukup sudah penderitaan mereka..beri pelajaran pada dua rubah itu
Oma Gavin
kita lihat apa yg bisa dilakukan zaidan pada sany yg jelas" merampas rumah keluarga melati
🌷Vnyjkb🌷
marii kita masak sany dan mboknya d kuali ceker dowerrr😈
ken darsihk
Yuuhhh bersambung
Uba Muhammad Al-varo
kejamnya si pelakor, Melati sementara mengalah untuk menang, biarkan sejenak Sany dan ibunya menikmati nya, tapi lihat sebentar lagi berbalik Sany yang jatuh terpuruk paling dalam, seenaknya aja itu ayah nya Melati udah menyakiti ibunya Melati sekarang ngambil juga hartanya, ayahnya,Sany dan ibunya harus digetok/Hammer//Hammer//Hammer//Hammer//Hammer/supaya sadar.
Fitria Syafei
Yang sabar ya Melati 😔 Kk yang baik hati kereen 🥰🥰
nonoyy
ayah banjingan 😡

kasihan melati ibu dan adiknya 😢
he sany ulat bulu sialan kau dan ibumu nggak tau diri bgt!... 😏
Oma Gavin
ini kapan melati bisa sedikit saja bahagia kenapa selalu menderita jadi tulang punggung keluarga dibuang suami kontrak nya sekarang diusir dari rumah peninggalan ayahnya komplit banget penderitaan mu melati
🌷Vnyjkb🌷
ayah sany ( mel ), ibu sany, sany - penjahat!!!
Rani R.i
satu kata buat ayahnya melati ANJ**G

semangat melati,ibu dan Fattah,,pergi sejauh jauh nya,,,biar zidan gila mencari mu,,trs zen kritis karna rindu,,,biar ibunya zidan sadar,pasti sudah memakan omongan shani tuu ibunya zidan,,trs zidan stresss biar mampusss semuanya..

berbahagia lah melati bersama ibu dan adik nya...
ken darsihk
Satu kata untuk ayah nya Melati BERENGSEKKK
nonoyy
eh kok tiba2,, wah nambah rumit nh masalah mu mel...
Siti Koyah
jangan sampai lah melati adik dan ibu nya kluar dri rumh itu soal nya kan yang banyak berkorban itu melati untuk melunasi hutang ayah nya
ken darsihk
Lha ternyata Sany dan Melati saudara se ayah , terus akan kah Melati bersama adik dan ibu nya tersingkir dari rumah itu
Rani R.i
waduhh melati sama shani seayah kah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!