NovelToon NovelToon
ONE MONTH, Mr. Bramasta

ONE MONTH, Mr. Bramasta

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Wanita Karir / Keluarga / Romansa
Popularitas:8.1k
Nilai: 5
Nama Author: _AwanBiru

Alecia Jayne Bramasta. Sosok gadis tangguh, dengan keyakinan nya menghadapi musuh di keluarga nya. Masa lalu yang tak ada habis nya menghidupkan layak nya api yang tak pernah padam.

Sembilan belas tahun usia nya, tak pernah terfikir untuk mencintai seseorang laki-laki.

~
"Perjodohan ini sudah lama, sejak kami muda."

~
"BERI KAMI WAKTU SATU BULAN, UNTUK MENGENAL SAMA LAIN." ucap Alecia

"Saya mengikuti kemauan-Mu Nona Ale."

Akankah baik nya kedua anak manusia menjalani kehidupan yang telah di rencana itu? Bagaimana dengan masalah yang terjadi di kehidupan gadis tangguh,? ikuti cerita selanjutnya Yuk!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon _AwanBiru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

OMMB (_AwanBiru)

"MOMMY!!"

Cia melipat bibir tipis nya saat melihat laki-laki kecil tengah berlari, ia merentangkan kedua tangan nya menyambut anak laki-laki yang berlari ke arah nya. "Apa kabar, sayang?" tanya Cia mendekap tubuh kecil itu.

"Sehat mommy, mommy dari Cio tungguin mommy" anak itu melipat bibir kecil, pertanda ia marah pada wanita di depan nya.

Setelah menyelesaikan pekerjaan nya yang menumpuk, Cia berjanji akan mengunjungi rumah calon mertua nya. Ia sudah lama ingin bertemu dengan duplikat calon suami nya.

"Iya sayang maaf, ya, kerjaan mommy gak bisa tertinggal."

Cio mengangguk pelan, ia mendongak menatap wanita di depan nya. "Cio mau main sama mommy lama" ucap Cio.

Tak lama terlihat wanita paruh baya melangkah ke arah mereka. "Mommy nya kok, gak di suruh masuk, sayang."

"Apa kabar, ma" Cia mengambil punggung tangan wanita depan nya.

"Baik, sayang. kamu sibuk terus ya"

Cia tersenyum, ia sedikit canggung dengan perkataan wanita paruh baya. "Iya ma, banyak investor yang keluar masuk."

"Tidak apa, yuk masuk" Cia mengangguk.

Gadis itu menggendong anak laki-laki, yang ingin menempel dengan nya. Cia hanya mengangguk, tidak masalah apapun permintaan nya, selagi ia bisa mengabulkan permintaan nya.

"Putri papa, apa kabar nak" Cia menolehkan kepala nya, menatap seseorang juga tengah melihat nya.

"Baik pa, papa apa kabar?."

Papa Arlos meletakkan majalah nya, ia terseyum menatap gadis cantik. "Kerjaan papa ya gini aja, minum teh di temani majalah." ucap nya dengan memperlihatkan beberapa majalah di kolong meja.

"Cia, kamu udah makan cantik?" tanya mama Alindia yang membawa beberapa makanan ringan.

Cia mengangguk. "Udah makan, di rumah ma,"

"Terus cucu grandpa, mau kemana sama mommy?" tanya papa Arlos menatap cucu nya.

Cio menidurkan kepala nya, dada sang mommy. Anak laki-laki masih berfikir ingin mengajak mommy nya kemana. "Bagaimana kita ke museum ikan?"

Cio menegakkan tubuh nya, mendongak menatap sang mommy. "Lihat ikan mommy?,"

"Cio mau, lihat ikan sama mommy!."

Ketiga orang dewasa di sana tertawa melihat tingkah anak laki-laki, yang sangat bersemangat. "Kalau gitu Cio, harus minum vitamin nya dulu sayang" mama Alinda menyodorkan sendok yang berisi cairan kental.

Cio membuka mulut nya dan menelan nya. "Udah, hati-hati ya jangan buat mommy kamu capek."

Cio mengangguk, ia menatap polos wajah dua paruh baya. "Nanti Cio jaga mommy, grandpa grandma"

Setelah meminta izin, Cia membawa Cio masuk ke dalam mobil. Ia membenarkan duduk anak laki-laki nya.

"SIAP!"

Cio menatap mommy nya, mengangguk polos. "GOO!"

Cia terkekeh, ia menjalankan roda besi nya. Membawa mobil nya dengan santai, ia masih ingat bahwa ada seseorang penting, di dalam mobil milik nya.

«»

"Apa anak saya, dengan wanita saya?"

Nolan, laki-laki muda mengangguk. "Beberapa menit lalu tuan,"

Carel mengangguk kecil, pandangan nya beralih menatap layar kecil yang memperlihatkan putra kecil nya.

"Apa pilihan saya tepat Lan?"

Nolan melirik layar kecil di depan nya. "Saya rasa wanita anda, sangat menyayangi putra anda, apalagi tatapan nya sangat berbeda."

'Kalau memang benar, saya akan membuat kamu selalu berada di sampingku'

«»

"MOMMY.. ITU BESAR!!"

Cia mengelus dada nya, ia terkejut saat anak laki-laki di sebelah nya, berteriak. "Iya, Cio mau kesana?"

Cio mengangguk. Cia berjalan beriringan dengan orang-orang, bahkan ada yang berdesak-desakan ingin melihat hewan dalam akuarium tersebut.

Saat kedua nya ingin mendekat, seseorang tak sengaja membuat Cio tersungkur di tengah kerumunan.

"Maaf putri saya terlalu bersemangat,"

Cia mengangguk, ia berjongkok memeriksa Cio yang terduduk di lantai. "Kak saya minta maaf, saya tidak melihat putra anda"

Cia mengangguk, ia menggendong Cio. "Lain kali, hati-hati."

Setelah berbincang sebentar, Cia memutus pembicaraan dengan wanita itu. "Ada yang sakit, boy?,"

"No mommy, tidak ada"

Cia mengusap rambut anak laki-laki nya. "Kalau sakit, bilang ya sayang"

Setelah menjelajahi tempat wisata tersebut, Cia membawa anak laki-laki nya untuk makan malam. Hari sudah semakin larut, membuat ia melupakan ia dan sang anak belum mengisi perut nya.

"Saya sup ikan satu untuk porsi anak-anak, dan satu porsi soto dan nasi, minum air dingin dua."

Pelayan wanita mengangguk. "Tolong tunggu dua puluh menit nyonya."

«»

Seorang laki-laki sedang bersantai di balkon kamar milik nya. Ia menunggu seseorang yang belum sampai, malam sudah terlihat membuat nya khawatir terjadi sesuatu dengan dua orang itu.

"Apa kamu tidak ingin menelfon nya, son?"

Carel mendongak menatap sang papa, "Tidak, Carel ingin tahu, karena banyak nya wanita di luaran hanya ingin harta Carel,"

Papa Arlos berdecak. "Dia tidak seperti wanita di luaran sana anakku, dia beda."

Carel mengangguk, memang benar dari penglihatan nya gadis itu berbeda dari wanita di luar sana. "Carel bukan meragukan pilihan papa, tapi Carel hanya mau Cio mempunyai ibu sambung yang benar menyayangi Cio."

"Kalian ini berdebat apa sih, udah malam loh? kamu juga kenapa minum yang kafein gini!"

Carel meringis, ia menutup telinga yang berdengung. "Mama kenapa teriak," tangan nya mengusap telinga nya. "Carel baru minum minggu ini, kemarin enggak."

Mama Alinda memutar bola matanya. Ekor mata nya menangkap tubuh suami yang hanya memakai celana pendek dan telanjang dada. "Papa juga, kenapa gak pakai baju, malam ini dingin loh"

Dua pria di sana hanya mendengarkan celotehan wanita nya.

Saat mama Alinda ingin melanjutkan ucapan nya. Terdengar suara mobil memasuki halaman rumah.

"Cucu mama tuh." mama Alinda berlari dan menaiki lift rumah.

"Mama tuh udah tua, masih aja gitu."

Papa Arlos menepuk punggung putra nya. "Diem aja, nanti kedengaran, habis kamu."

"Maaf ma, Cia tadi makan dulu, lupa belum makan malam."

Mama Alinda tersenyum, menatap gadis di depan nya. "Makasih ya, maaf kalau Cio menganggu waktu kamu,"

Cia menggeleng kepala nya. Menatap anak laki-laki yang sudah terlelap. "Gak masalah, Cia mau lebih deket sama Cio aja ma"

"Bagus kalau begitu, udah malem ini kamu pulang ya, takut bundamu nyariin," ucap mama Alinda.

Cia mengangguk, ia mengambil punggung tangan wanita depan nya. "Malam ma."

«»

"Gimana perkembangan dia?,"

Dua gadis sedang menunduk, mendongak menatap wajah lelaki paruh baya. "Enam puluh persen, dia sudah mengumpulkan anggota nya."

Lelaki paruh baya mengangguk kecil, ekor mata nya menatap sekumpulan laki-laki yang sedang berkumpul.

"Untung aja paman gerak cepat, kalian jangan sampai lengah kayak tadi!" tukas nya.

Salah satu gadis di depan nya mengangguk, ia tahu kalau dia dan teman nya salah. Kalau tidak ada yang mengetahui keberadaan nya mungkin kedua nya tidak akan bertemu kembali.

"Kalo gitu, kita rubah rencana nya, seperti nya dia sudah mengetahui nya." setelah mengucapkan hal tersebut, lelaki paruh baya meninggalkan kedua gadis di sana.

"GILA GUE MERINDING!"

Gadis yang sedang meminum air, memandang sahabat nya datar. "Rencana apa lagi yang harus di susun, sedangkan yang punya masih asik dengan dunia nya." cetus Jaskia.

"Ya, mau gimana lagi. Tugas kita menyusun strategi sebaik mungkin, untuk yang punya kita tidak bisa apa-apa"

Sebenarnya kedua nya sudah ingin memutar otak sahabat nya, bahkan kedua nya harus banyak bersabar mengambil kebucinan satu sahabat nya itu.

Jaskia mengambil ponsel nya, mencari nomor sahabat nya. "Gimana di jawab?" tanya Alice, di jawab gelengan kepala oleh sahabat nya.

Alice menghembuskan nafas nya. "Apa kita harus memutar otak nya? lama-lama gue semakin capek."

"Tunggu dulu, belum saat nya kita bantai satu itu." ucap Jaskia.

Bersambung..

1
Anonymous
Karya bagus, semangat kakak
Black Jack
Aku suka karakter tokohnya! Semoga ceritanya semakin berkembang ☺️
Classroom Of The Elite
Masukin ke list favorite aku deh, seru banget pokoknya.
mr.browniie
Ayo thor, saya butuh kelanjutan cerita ini!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!