NovelToon NovelToon
Jodoh Pilihan Abah

Jodoh Pilihan Abah

Status: tamat
Genre:Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Keluarga / Cinta Murni / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Tamat
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Siska Dewi Annisa

Nizma Aida Mahfud, gadis cantik putri sulung dari Ustad Yusuf Mahfud, pemimpin pondok pesantren Al Mumtaz. Berparas cantik dan lulusan Al-Azhar Kairo membuat dirinya begitu didamba oleh semua orang.
Namun dia harus menerima kenyataan ketika sang Abah menjodohkannya dengan seorang pria bernama Bagas Abimana. Pria menyeramkan penuh tatto di sekujur tubuhnya dan merupakan ketua geng preman penuh masalah dan jauh dari Tuhan.
Sebagai seorang putri yang berbakti akhirnya Nizma menerima perjodohan itu meski banyak pihak yang menentang.
Akankah Nizma mampu menaklukkan hati seorang Bagas yang sekeras batu? mungkinkah Bagas akan berubah menjadi sosok imam yang baik bagi Nizma? ikuti terus kisah rumah tangga dengan bumbu cinta didalamnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Dewi Annisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 09 Mendadak gagap

Wajah masam itu terus terlihat pada Bagas. Apalagi saat melihat Nizma yang sedang mengobrol dengan Akbar dengan begitu akrab.

Bahkan sialnya berkali-kali Nizma tampak mengumbar senyum manisnya kepada Akbar.

Mereka bertiga sedang berkeliling area pesantren. Akbar dulunya pernah mengabdi juga di pesantren ini sehingga ingin menyambangi tempat itu.

"Banyak yang berubah ya Nizma. Nggak nyangka tiga tahun nggak kesini sudah semakin bagus bangunannya." ujar Akbar.

"Iya A, aku juga kaget sih, pulang dari Kairo pesantren jadi makin bagus, santrinya juga makin tambah banyak. Katanya sih banyak donatur yang menyumbang." Nizma menjelaskan.

Sementara Bagas sejak tadi hanya diam dan berjalan mengikuti mereka. Sebenarnya Bagas sangat enggan berlama-lama dengan Akbar. Namun dia tak ingin memberi kesempatan Akbar untuk mendekati istrinya. Ya, meski belum ada perasaan diantara dirinya dan Nizma.

Apalagi berkali-kali Akbar kepergok mencuri- curi pandang kepada Nizma. Tatapannya yang terus berbinar saja sudah menandakan bahwa pria itu menaruh hati kepada Nizma.

Memang jika dilihat Akbar merupakan sosok pria pandai berkomunikasi terhadap siapapun serta berpenampilan rapi dan alim. Jauh dengan dirinya yang tampak urakan. Ah, sejak kapan Bagas jadi membanding-bandingkan penampilannya dengan orang lain begini? Padahal selama ini dia selalu cuek dengan penampilan bahkan penilaian orang.

"Abang, capek ya?" tiba-tiba pertanyaan Nizma langsung membuyarkan lamunan Bagas.

"Enggak. Kenapa emang?" tanya Bagas.

"Emm.. Nggak apa-apa sih. Habisnya abang diam terus dari tadi."

"terus mau ngomong juga apa? Aku nggak tau arah obrolan kalian." jawab Bagas ketus.

Nizma tampak terdiam. Benar juga apa yang dikatakan Bagas. Mereka terlalu asyik mengobrol tanpa memikirkan suaminya.

"Kalian lanjut saja aku mau kembali ke rumah." dengan wajah ketus Bagas pergi meninggalkan Nizma dan Akbar. Rasanya semakin jengkel saja melihat mereka.

"Abang.. " Nizma mencoba untuk memanggil Bagas namun pria itu terlalu cuek.

"Maaf A, sepertinya aku harus kembali ke rumah. Kalau A Akbar mau berkeliling bisa ditemani salah satu santri ya." Nizma pun tak ingin hanya berduaan dengan Akbar. Karena bagaimanapun statusnya kini adalah seorang istri.

Nizma terus mencari Bagas di kamarnya. Dan benar saja pria itu tengah berbicara dengan seseorang di telepon.

"Sudah ku bilang kalau tetap susah dikendalikan langsung tembak saja. Apa susahnya sih." terdengar suara Bagas begitu marah.

Nizma yang mendengarnya langsung terkejut. Sejenak pikiran buruk pun menghampirinya. Benarkan pekerjaan Bagas selama ini seperti yang dibicarakan orang-orang?

"Apa suamiku benar-benar seorang pembunuh bayaran seperti yang orang bilang. Astaghfirullah.." Batin Nizma.

Nizma begitu ketakutan hingga tak sengaja menabrak kursi rias di belakangnya.

DUKK..

Bagas langsung menoleh kepada Nizma. Gadis itu tampak sangat ketakutan apalagi saat Bagas mulai berjalan mendekatinya.

Nizma terus mundur hingga tubuhnya terkantuk tembok. Entah apa yang akan Bagas lakukan pada dirinya setelah ini. Nizma hanya bisa merapalkan doa dalam hati dengan netranya yang sudah berembun.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Bagas sambil menghampiri Nizma.

"A-aku.. M-maaf.. A-aku tidak bermaksud..." tubuh Nizma gemetaran melihat sorot mata Bagas.

"Kenapa kau suka sekali berbicara gagap?" Bagas semakin mendekatkan wajahnya hingga Nizma sampai memejamkan matanya.

Wajah gadis itu sangat cantik bahkan saat memejamkan mata begini. Dengan kulit putih bersih serta hidung mancung dan bulu mata lentik. Bibir mungilnya yang berwarna pink alami tampak bergetar membuat Bagas begitu gemas dan ingin sekali melahapnya.

"Ampun.. Maaf aku tidak sengaja mendengar obrolan Abang. Aku janji nggak akan membocorkannya kepada siapapun. Tolong jangan sakiti aku. Aku masih ingin hidup, aku masih ingin melihat Abah dan umi bahagia serta memberi cucu untuknya. Hiks.. Hiks.." tanpa diduga Nizma langsung mengutarakan semua isi hatinya sambil menangis sesenggukan.

Bagas pun semakin dibuat tak mengerti dengan tingkah Nizma. Dia hanya bisa mengernyitkan keningnya.

"Siapa juga yang mau menyakitimu?" ujar Bagas sinis.

Perlahan Nizma langsung membuka matanya. Dia menatap Bagas yang masih berada di depannya.

"A-aku.. Aku takut abang benar-benar membunuh orang. Dan aku takut abang akan membunuhku." ujar Nizma lirih.

"Ck, siapa juga yang membunuh orang. Aku menyuruh mereka membunuh ini." Bagas menunjukkan sebuah foto biawak yang mati tertembak.

"Biawak? Bukannya manusia?" Nizma pun keheranan.

"Ada biawak mau masuk rumah. Kamu pikir apa? Hmm?" Bagas menatapi Nizma dengan tajam.

"M-maaf.. Aku pikir Abang mau nembak orang." Nizma jadi begitu malu.

"Ck, bisa-bisanya nuduh aneh-aneh. Ngomong-ngomong apa kamu bilang tadi? Pengen kasih cucu Abah sama Umi?" Bagas semakin mendekati Nizma dan menarik pinggang kecilnya.

Nizma langsung terkesiap namun tangan Bagas satunya mengusap lembut bekas air mata di pipinya.

Kedua netra itu saling bersambut apalagi kini Nizma mulai memberanikan diri memperhatikan wajah suaminya. Tatapan tajam, alis tebal serta hidung mancung membuatnya tampak mempesona. Bibirnya yang tak tebal tapi juga tak tipis mengingatkan Nizma akan ciuman hangat saat itu. Apalagi rahang tegasnya.

Pandangan itu semakin turun ke bawah dan Nizma melihat leher kokoh yang tampak jakunnya yang menonjol. Tampak naik turun dan sialnya begitu sexy.

"Astaghfirulloh.." cepat-cepat Nizma tersadar akan pandangan nakalnya. Tapi memandang suami sendiri apa termasuk nakal?

"Kau lihat apa?" tanya Bagas dengan suara serak.

"T-tidak.. tidak lihat apa-apa." cepat-cepat Nizma mengalihkan pandangannya. Namun dengan Bagas langsung meraih dagu lancipnya.

"Kau belum jawab pertanyaanku tadi." ucap Bagas.

"Soal apa?" Nizma kembali gagal fokus.

"Bikin cucu buat Abah." Bagas tersenyum smirk.

Nizma langsung terbelalak. Dia paham arah pembicaraan Bagas kemana. Melakukan tugas seorang istri adalah kewajiban namun untuk sekarang? Rasanya Nizma masih belum siap. Dia pun hanya bisa panik sendiri dalam hati.

"Kau takut?" tanya Bagas lagi.

"A-aku..." sungguh lidah Nizma terasa kelu saat dihadapkan dengan Bagas yang seperti ini.

"Kau ingin punya anak, tapi kau masih cengeng. Bagaimana nanti kalau anakmu menangis? Apa mau ikut menangis?" kini Bagas memundurkan tubuhnya dan tampak menahan tawa melihat ekspresi Nizma yang sungguh sangat menggemaskan jika panik begitu.

"A-Abang.. Jangan ngeledek." wajah Nizma sudah mulai memerah. Bahkan saking gugupnya sampai tadi dia tak bernafas dengan benar. Alhasil sekarang seperti bebas dari sebuah ruangan sempit. Nizma mengambil nafas dalam-dalam sambil mengatur jantungnya yang hampir copot.

"Aku lapar Nizma." ucap Bagas kemudian.

"Iya.. Aku akan buatkan makan untuk Abang." cepat-cepat Nizma keluar kamar dengan wajah merona.

"Masih begini saja sudah panas dingin apalagi nanti kalau?" cepat-cepat Nizma menepuk keningnya sendiri. Berusaha menormalkan pikirannya yang sempat amburadul.

Sementara Bagas yang ada didalam kamar pun tampak cekikikan sendiri.

"Cantik-cantik tapi suka gagap kalau ngomong." gumam Bagas sembari membayangkan wajah cantik Nizma.

...****************...

1
Nur Atika
hahahahahh
Nur Atika
keren
Winnie 💛
salah Bagas gak bisa tegas sm uler keket..
Lini
Gnteng ny oiiiiiii
Sama cntik
Lini
Hahahahahaha
Rita Mahyuni
alhamdulillah
Esther Lestari
nikmati hasil dari niat jahatmu Ayu
Esther Lestari
dasar bibit pelakor. jangan dibiarkan pelakor merajalela dirumahmu Nizma
Esther Lestari
pasti itu musuhnya abang Bagas
Nur Lizza
lah kok jd Qila nikah SM yg lain
artsiska: dibaca dulu kak ceritanya..
total 1 replies
Istrinya Minyoongi 💜
lahh kenapa dirubah author padahal seru lohh yang kemaren juga ceritanya 💪💪 fighting lanjutkan author 🤗😍
artsiska: baca ceritanya ya kak
total 1 replies
Winarti Winarti
judul novel terbaru author mengejar cinta sahabat di rak buku saya tdk ada
Kamisah 75: mengejar cinta sahabat
artsiska: maaf kak.. untuk buku itu saya revisi dan ganti judul. dengan versi cerita yang berbeda. Namun tetap dengan tokoh yang sama. Karena novel yang sebelumnya cerita kurang sesuai
total 2 replies
Monah
di tunggu thor
Wahyu Widyasari
Lumayan
Wahyu Widyasari
Biasa
Shxxbi
Pinter bgt thorr milih visual nya, sesuai kriteria ku sebagai pembaca 😆😆
tsuraya kenko
yg sok alim mlh sombong yaaa....
tsuraya kenko
abah sm bagas pny rhs masing2.

ahhh.. pinisirin.
lanjut thor
tsuraya kenko
adem bnr thor... lanjut ah
Ai Siti Rahmayati
ceritanya semakin seruu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!