NovelToon NovelToon
SENJA ASMARALOKA

SENJA ASMARALOKA

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Single Mom / Janda / Selingkuh / Cerai
Popularitas:2.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: Nabila.id

"Lepaskan aku , Jika kau tak bahagia bersama ku, maka aku pun sudah siap membebaskan mu dari segala tanggungjawab mu terhadap diriku"

Kalimat terakhir yang Asmara ucap sebelum dia benar-benar berpisah dari suaminya.

Sebongkah hati yang kini berubah menjadi sayatan kecil , menyisakan luka yang teramat mendalam.

Tidak ada alasan untuk dirinya tetap bertahan di tempat itu, karena ternyata tidak hanya dirinya yang tidak di terima oleh suaminya, Bahkan anak yang telah dia lahirkan pun tidak pernah di harapkan oleh Bima yang jelas-jelas merupakan ayah kandungnya.


Akankah Asmara mendapatkan cintanya ??..

Ataukah Asmara akan semakin terluka ??

Yukk Saksikan Terus Kisahnya ....

Selamat Membaca , Semoga Suka dengan Karya Baru saya

SENJA ASMARALOKA

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nabila.id, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 9. Kebingungan Asmara

...Jadilah kuat untuk segala hal yang membuatmu patah ...

...🍁...

Mendengar keributan rumah tangga mantan suaminya sejujurnya sudah merupakan hal yang biasa.

Ini bukan kali pertama Asmara mendengarnya, Dan hal ini lah yang membuat asmara begitu malas menghubungi mantan suaminya terlebih dahulu.

Bukan mendapatkan solusi justru dia juga dibuat pusing dengan pertengkaran keduanya, yang tentu ujung-ujungnya Asmara juga akan kena getahnya.

Teringat saat tempo hari Asmara juga menghubungi mantan suaminya, meski Diana tidak ada disana, namun ternyata Mak lampir itu tahu dan melabrak Asmara habis-habisan melalui telepon meminta untuk tidak lagi menghubungi Bima.

Sejujurnya jika bukan karena Senja, Asmara pun juga sudah tidak Sudi menghubungi Bima.

Tidak ingin lebih memperkeruh suasana Asmara memilih untuk menutup panggilan telepon nya.

"Kenapa Ma ?"

Suara serak Rani yang baru saja bangun dari tidur singkat nya.

Asmara hanya tertawa getir , mengingat bagaimana dirinya tadi menghubungi mantan suami, dan berujung pertengkaran antara Bima dan Diana.

"Nggak Ran, Kamu udah bangun ?"

"Iya tidur di sini nggak enak Ma, kasurnya Keras" keluh Rani dengan memegangi pinggangnya yang mungkin terasa sakit.

Melongo jam yang ada di ponsel, waktu masih menunjukan pukul 13.45 , Jam pulang kerja masih beberapa saat lagi.

Beruntung semua pekerjaan telah Asmara selesaikan sebelumnya, sebelum Rani bangun dari tidurnya.

Tentu tidak mungkin Asmara memberikan pekerjaan sementara Rani tengah mengalami masa teler.

"Ran menurut kamu aku harus bagaiman ya ?"

Mendengar pertanyaan sahabatnya Rani justru terlihat mendengus kesal. Rani tentu paham apa yang sedang ditanyakan sahabatnya itu.

"Ya kamu temuin aja lah laki-laki yang serius sama kamu, Mas Mirza misalnya"

Anggota dewan yang baru saja beberapa hari yang lalau datang menemui Pak Basuki untuk mengutarakan niat baiknya melamar Asmara.

Namun lagi-lagi Asmara menolak karena alasan belum ingin memulai kehidupan baru.

"Terus "

"Ya terus kamu kenalan Asma. Sama dia !"

Asmara tampak menghela nafas dalam , hingga untuk sesaat dia memejamkan mata.

"Terus aku ngajak nikah gitu ?"

" Ya Iya lah Asma !! kalau nggak nikah mau ngapain ?, gak mungkin kan ngajak Gaple ?" kesal Rani

Asmara sampai tertawa mendengar ucapan Sahabatnya yang sungguh apa adanya.

Bagaimana Asmara akan meminta untuk di Nikahi sementara dia sendiri masih ragu untuk melangkah kesana.

"Kasian Ma kasian !" ketus Rani.

"Senja ?"

"Bukan !"

"Terus apa dong ?"

"Itu nya kamu !, nanti kalau jadi perawan lagi gimana ? kelamaan di anggurin " seloroh Rani dengan entengnya. Menunjuk pada sesuatu dibalik Rok panjangnya.

Asmara sampai melongo dengan ucapan sahabatnya, hingga dia reflek melempar bolpoin di tangannya.

"Ngawur kamu, Teori dari mana itu" Asmara

"Ranistein "

"Apa !! " Asmara

"Rani Einstein!!"

Lagi-lagi Asmara kembali tertawa mengingat betapa konyol sahabatnya.

Namun Asmara cukup beruntung dipertemukan dengan sahabat sebaik dan senatural Rani.

Setidaknya Rani cukup menghibur dan mengisi hari-hari sepinya. Meski mau tidak mau dirinya juga yang selalu menjadi korbannya.

Hanya di kantor saja lah Asmara dapat tersenyum dan tertawa lega, karena ketika di rumah semua beban pikiran seakan kembali menghampirinya.

Menjadi singel Mother nyatanya tidak semudah itu, banyak yang mengira setelah menjadi janda makan akan bebas dari segalanya, namun tidak bagi Asmara.

Meski begitu Asmara tidak pernah sekalipun mengeluh dengan nasibnya, selalu dia menjalaninya dengan ikhlas.

Meski tak jarang dia juga menangis dalam malam panjangnya, diatas hamparan sajadah panjang Asmara utarakan segala keluh kesahnya pada sang Pencipta.

"Kata Bagas , mas Mirza itu baik lho Ma"

Asmara tampak mengerutkan dahi, mencari kebenaran dari ucapan sahabatnya.

"Oya ?"

"Iya , Jadi Bagas itu temen SMA nya mas Mirza, Kemarin waktu reuni Bagas ketemu tuh sama Mas Mirza"

Asmara hanya diam mendengar ucapan Rani.

"Gimana kamu mau nggak ?"

"Mau apa ?"

"Nikah lah sama mas Mirza"

"Astagfirullah Rani !!"

Rani hanya terkekeh melihat wajah sahabatnya yang memerah menahan amarah.

Meski begitu marah, namun nyatanya Asmara tidak pernah benar-benar bisa marah pada sahabatnya itu.

Hanya dia selalu heran pada sahabatnya, begitu mudah dia berbicara soal cinta dan tanpa berfikir bagaimana kedepannya. Karena dalam pernikahan tidak hanya aku dan kamu menjadi kita, namun masih ada yang lainya, Kesetiaan, komitmen, kejujuran dan masih banyak lainya.

***

Tampak di sudut ruangan seorang wanita tua tengah bersama cucunya, menikmati hangatnya secangkir teh madu.

Rumah megah dan mewah yang hanya di huni seorang wanita tua dengan beberapa pelayannya saja.

"Bagaimana Rencana pembangunan Resort mu Ka"

"Alhamdulillah Oma, sekarnag masih proses meratakan beberapa bagian" jawab Loka

Wanita yang tidak lagi muda namun masih jelas sisa kecantikan di wajahnya.

'Nenek Sima'

Ya begitulah namanya, dan kebanyakan orang menyebutnya Oma Ima sang juragan tanah. Memiliki 3 anak yang sukses membangun usahanya di kota, yang salah satunya merupakan orang tua Loka Wiratmaja.

"Syukurlah , Semoga usahamu kali ini berjalan lancar, Oma senang kalau kamu mau tinggal di sini"

Loka hanya tersenyum simpul mendengar permintaan sang nenek , yang selalu berharap dirinya mau tinggal berasa Nenek Ima.

Sejujurnya bukan keluarga tidak mengurusi nya , hanya saja nenek Ima yang selalu menolak ketika di ajak untuk pindah ke kota.

"Kita lihat saja nanti Oma"

Salah satu alasan Loka melebarkan sayap ke daerah tersebut juga atas permintaan neneknya, dia ingin di sisa hidupnya bisa bersama anak dan cucunya , sementara semua keluarganya sudah menetap di kota.

Setidaknya jika ada usaha , Loka akan lebih sering datang dan berkunjung kesana, begitu juga dia akan sering menemui Nenek nya.

"Lalu bagaimana ?, Kapan kamu mau menikah lagi?"

"Loka belum berfikir kesana Oma"

Sejujurnya semenjak perceraian dengan mantan istri sebelumnya, agaknya Loka malas memikirkan rumah tangga.

"Cari saja yang baik, soal cinta itu belakangan "

Loka hanya terkekeh kecil mendengar ucapan sang Oma. Teori yang terkadang tidak masuk akal, bagaimana menikah tanpa cinta sementara yang diawali dengan cinta saja juga masih berakhir tidak bahagia, ya seperti dirinya saat ini misalnya.

***

Malam hari seperti biasa Asmara akan menemani Senja belajar dan bermain, Karena hanya saat itu lah dia bisa begitu dekat dengan putrinya.

Sejujur nya jika boleh di tanya, Amasra juga sangat ingin menghabiskan waktu dengan menemani Senja sepanjang hari , namun kenyataan memaksa dia harus bekerja mencari nafkah untuk dirinya dan tentu senja, tidak mungkin kehidupannya selalu mengandalkan uang tabungan.

Meski tidak sedikit tabungan yang Asmara punya namun jika tidak bekerja itu juga sama saja, kehidupan masih lebih panjang dan masa depan Senja juga perlu di pikirkan matang-matang.

Sebagai Single mam hal hal kecil seperti pendidikan tentu sudah harus Asmara pikirkan, meski Senja saat ini belum sekolah.

Memikirkan itu saja cukup membuat kepala Asmara berdenyut.

Belum lagi memikirkan penolakan Bima yang tidak juga menghubungi putrinya, terpaksa Asmara harus kembali memutar otak untuk terus membohongi putri kecilnya.

Meski sakit rasanya keinginan kecil dari Senja tidak dapat Asmara kabulkan, seperti kerinduannya pada sang Ayah.

***

1
aries
dibuat mewek🥲
Eckho Mbahkokz
Luar biasa
Alif
di episode sblmnya unur asma 27,skrg berubah jd 29 cpt y
antha mom
senja yang sabar ya nak 😭😭😢
antha mom
Luar biasa
Diny Julianti (Dy)
semoga Bima kena karma
aryuu: amin 🤲🤲🤲🤲🤲🤲
total 1 replies
Alaric Zikri
Luar biasa
Alaric Zikri
Lumayan
Astuti
Luar biasa
Baper kusut
Pertemuan awal yg tidak baik... biarpun nanti nya sudah d kasih restu,, AQ pribadi mungkin gk akan mau lanjut. Karena suatu saat pasti akan ada pembahasan yg akan membedakan tentang kasta harta dan tahta
Zeepree 1994
Luar biasa
An'ra Pattiwael
aduh,,,knp harus bunting??,
Ina Karlina
waakaukum salam tetap semangat ya Thor 👍🌹🌹🥰🥰
Ina Karlina
jangan sampai saja loka di kasih obat tuh sama si nenek sihir..
Ina Karlina
asmara nunggu loka yang melamarnya
Ina Karlina
Bima bakalan bangkrut setelah punya istri diana.biasa nya begitu kesetiaan yg di hianati berujung sebuah karma yg pedih
Susi Vilayanti
Kecewa
Susi Vilayanti
Buruk
Bang Ipul
waalaikumsalam wr wb mks bangeet thor
Bang Ipul
alhamdulillah akhirnya sadar juga
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!