"Ren kamu kirim gadis itu jauh dari negara ini," ucap Devano dengan wajah tanpa ekspresi itu saat bicara.
"Gadis yang mana tuan dan apa kesalahannya?" bertanya dengan penuh tanda tanya, karena belum paham atas ucapan tuannya.
"Gadis yang ada di sebelah mobil ini, karena dia membawa penyakit yang menular," melirik sekilas lalu merasakan kembali penyakit itu lagi.
"Penyakit menular apa tuan?" belum paham maksud perkataan tuannya ini.
"Saat aku melihat kearah dia, jantung ku bekerja dua kali lipat dari biasanya. Bahaya sekali penyakit itu, cepat kamu kirim dia jauh dari negara ini,"
Dalam hati Ren " itu bukan penyakit tuan muda tapi anda jatuh cinta namanya, selamat datang di dunia baru menurut anda tuan muda dan selamat menikmati. jika saya menuruti ucapan anda lalu saya sendiri yang akan susah saat anda tau apa arti debaran jantung itu".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss el, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebelum Magang.
Di sisi lain gadis yang sudah membuat debaran jantung Devano bekerja lebih cepat dia melajukan motornya menuju kampus karena hari ini dia akan mengambil surat rekomendasi di mana dia kan magang nanti.
"Hy Rin kenapa nggak di antar calon imam masa depan gue?"
Risa menghampiri sahabatnya yang baru saja memarkirkan motornya dan dengan semangat menanyakan calon imam masa depannya.
"Ganti pertanyaan Sa bosan gue,"
Jika tidak ingat itu sahabatnya mungkin Rindu akan menggetok kepalanya karena selalu menanyakan hal yang sama jika mereka sudah bertemu seperti ini.
"Nggak mendukung sama sekali sih Rin keinginan gue!! Lo kan tahu gimana gue klepek-klepek sama abang loh yang membuat jantung gue suka balingsatan melihat dia,"
"Seharusnya sebagai calon adik ipar yang baik lo itu membantu dan mendukung gue untuk bersatu dengan calon imam masa depan gue,"
Entah kenapa Risa sangat suka sekali kepada Abang rindu hanya mendapat respon biasa setiap bertemu dengan laki-laki tampan itu dan Risa yang bertemu dengan laki-laki tampan itu sudah seperti cacing kepanasan dia minta disiram dengan air garam.
"Jika boleh jujur ya Sa sepertinya gue nggak minat memiliki calon kakak ipar seperti lo,"
Padahal dalam membuat hati Rindu dia tidak masalah siapapun yang menjadi calon istri abangnya itu yang terpenting bisa saling menerima satu sama lain dan bukan hanya mencintai Abang seseorang tapi juga keluarganya.
Jika memang benar si Abang berjodoh dengan sahabatnya maka rindu akan mendukung sepenuhnya dan tidak akan melarang jika dua hati itu ingin bersama.
"Yuk masuk sebentar lagi dosen datang,"
Hari ini memang satu mata kuliah dan mengambil surat rekomendasi lalu mengunjungi tempat mereka akan melakukan magang minggu depan.
Suasana kelas begitu sunyi saat materi yang di sampaikan oleh dosen yang paling killer di kampus itu di tambah dengan kumis yang tebal dan juga lentik menambah kesan killer dan membuat para mahasiswa dan mahasiswi takut membuat masalah dengan nya.
Dan jika masih ingin nilai mereka aman jadi cukup jaga sikap agar tidak di persulit nanti.
"Hampir aja otak gue ngebul jika lebih lama mendengar tuh dosen mangap-mangap kayak ikan kekurangan air,"
Risa menepuk-nepuk kepala lantaran pusing karena terlalu lama mendengar sang dosen mengajar
Jika dosen itu mendengar maka sudah bisa di pastikan dia akan membalas " kalian fikir saya akan rugi jika kalian tidak masuk kelas! Tidak sama sekali. Ingat kalian yang membutuhkan saya bukan saya yang membutuhkan kalian" maka pada saat itu Risa akan bungkam dengan balasan sang dosen.
"Yuk kita ke ruangan dosen untuk mengambil surat rekomendasi,"
Mereka berdua menuju ruangan dosen dan di sana sudah rame dengan mereka yang harap-harap cemas untuk mengetahui di perusahaan mana mereka akan di terima.
Cemas dan deg-degan dan berharap masuk ke dalam perusahaan yang pimpinannya baik agar masa magang mereka berjalan lancar dari awal hingga selesai.
"Ah gue dapat di perusahaan no satu,"
Lesu Rindu setelah mendapatkan surat dan dia dengan lemas membaca di mana dia akan magang.
Bukan tidak senang dan banyak yang berharap yang masuk perusahaan itu tapi tidak untuk Rindu yang mana gadis itu malas masuk perusahaan itu karena rumor yang beredar bahwa pimpinan perusahaan itu yang tidak sama seperti pimpinan pada umumnya.
Pimpinan itu seperti bunglon seperti gosip yang beredar dan dia tidak mau berurusan sama perusahaan itu, tapi justru dia di terima di tempat itu.
"Bagus dong berarti mereka mengakui kepintaran lo, tapi gue juga di terima di tempat calon imam masa depan gue Rin ah bahagia sekali hidup gue. Ya ampun mimpi apa gue semalam hingga mempertemukan gue sama dia tiap hari,"
Risa sangat bahagia dia di terima di perusahaan keluarga milik Rindu apa lagi dia akan bertemu abang Rindu setiap hari.
"Kita tukar perusahaan yuk Sa,"
Lesu Rindu yang tidak minat sama sekali sama perusahaan itu.
Kenapa malah dia di terima di sana.
"Nggak mau, jodoh gue udah di depan mata tau eh bukan nya lo ingin mempunyai pasangan dari perusahaan nomor satu itu nah sekarang lah kesempatan besar buat lo, jangan buang kesempatan Rindu,"
Risa menggebu berucap pada Rindu agar tidak mengeluh magang di perusahaan itu.
Orang ingin masuk sana tapi Rindu malah tidak mau.
'Kenapa gue nggak rekomendasi perusahaan lain sebelum ini, jika seperti ini gue nggak nyaman magang di sana tapi kalau gue mengajukan minta perusahaan lain udah nggak ada waktu"
"Lo mah nggak mau setia kawan, udah gue mau ke sana buat liat-liat dulu,"
Rindu pergi menuju parkiran dan melajukan motornya ke perusahaan milik Devano.
Entah suatu keberuntungan atau kesialan bagi Devano karena orang yang ingin di hindari atau ingin di kirim ke luar negeri malah akan magang di perusahaannya.
Selamat datang pada hari yang akan mendebarkan Devano ha ha.
"Besar banget perusahaan ini,"
Gumam Rindu saat sudah sampai di depan perusahaan nomor satu di kota ini dan kesuksesan perusahaan ini sudah di akui hingga keluar negeri.
"Tapi gue kurang nyaman magang di sini, ingat Rindu ini demi nilai jadi harus tahan hati,"
Setelah cukup lama berada di sana, Rindu pergi dari sana dan tujuannya kali ini adalah membeli baju yang akan di gunakan untuk magang nanti.
Di sebuah mall Rindu sampai di sana dan masuk menuju sebuah toko baju.
"Aduh Rin capek gue ngejar lo sejak tadi,"
Risa sudah berada di belakang Rindu yang hendak masuk toko baju.
Padahal seingat Rindu dia pergi sendiri dan tiba-tiba sahabat nya sudah datang menyusul.
"Lo nongol dari mana?"
Jelas saja Rindu kaget sahabatnya datang entah dari mana? sudah seperti jailangkung saja.
"Dari tadi lah gue nyusul lo gimana sih,"
Akhir mereka berdua masuk kedalam untuk memilih beberapa baju yang akan di gunakan nanti.
Tidak butuh waktu lama akhirnya mereka dapat apa yang di cari setelah membayar mereka keluar dari sana.
"Habis ini mau kemana?"
Ini masih siang dan mereka tidak ada kegiatan lain.
"Pulang aja yuk capek gue, apa lagi lusa udah mulai magang jadi harus persiapkan tenaga,"
Memang jadwal magang mereka di majukan saat mereka membuka web kampus.
"Yuk lah,"
Mungkin mereka lagi tidak mood mau kemana jadi lebih baik pulang untuk mengumpulkan tenaga saat magang nanti yang belum tau akan sesibuk apa.
Apa lagi mereka pegawai magang yang belum tau bagaimana nasib mereka.