"Rasya! Berikan suamimu pada kakakmu, dan ambil bekas suami kakakmu!"
Seperti sebuah sambaran petir yang mampu menghancur leburkan tulang belulangnya. Tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba sang papa menyuruh menukar suami atas permintaan kakaknya.
..
Tidak tahu mengapa orang tua Rasya selalu memperlakukannya begitu buruk, hanya mendapatkan barang bekas dari kakak kandungnya untuk bertahan hidup. Suatu ketika, Rania meminta papa nya untuk menukar suaminya dengan suami adiknya yang langsung diiyakan oleh papahnya.
Hancur sudah hidup Rasya, sebelum akhirnya dia menyadari satu kebenaran bahwa kakaknya sudah mengambil sang suami yang sudah menjadi barang bekasnya.
Sedangkan suami baru Arasya ternyata belum pernah menyentuh Rania, dan untuk pertama kali dia mendapatkan barang baru.
Bukan hanya itu, fakta lain tentang kehidupan suaminya juga terkuak seiring berjalannya waktu dan yang lebih mengejutkan ternyata Saka adalah seorang crazy rich!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana Azzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dituduh Pencuri
"Saka, Kenapa kita ke mall sebesar ini? Disini pasti harganya mahal-mahal." Rasya menatap penuh khawatir pada suaminya. Sebelumnya dia tak tahu kalau akan belanja di mall terbesar di kota ini, andai wanita tahu Saka akan mengajak kesini tentu saja Rania akan mencegah.
"Tenanglah, ini mall milik temanku. Kau bisa mengambil barang apapun yang kau mau." Saka menatap istrinya serius, membuat Rasya mempercayai perkataan suaminya.
"Benarkah? Apa temanmu sudah mengizinkan kita mengambil apapun? Aku bisa mengambil apapun yang ku mau tanpa membayar?" Rasya memastikan sekali lagi.
Saka tersenyum sebelum menjawab. "Ya, sayang, aku sudah diizinkan teman ku untuk mengambil apapun yang kita inginkan sebagai tanda maaf karena tidak hadir saat pernikahan kita. Kau boleh membawa apapun yang kau inginkan. Ambil saja semua yang kita butuhkan, termasuk perabotan rumah tangga juga masih banyak yang belum tersedia, bukan?"
Rasya mengangguk mantap mendengar perkataan sang suami, dia juga ikut tersenyum lebar membayangkan akan segera memiliki barang-barang kebutuhan mereka.
"Teman mu itu baik sekali, dan juga pasti sangat kaya sampai punya mall sebesar ini."
Dalam hati Rasya bertanya-tanya sebenarnya siapa suaminya ini, jika teman nya adalah pemilik mall ini, pastinya dia juga bukan orang sembarangan. Namun Rasya tak cukup memiliki banyak keberanian untuk bertanya lebih jauh tentang kehidupan Saka sebenarnya. Karena yang dia tahu, suaminya masih menunggu warisan yang katanya dijanjikan setelah menjalani pernikahan selama beberapa bulan sesuai perkataan Saka tempo lalu.
Saka hanya terkekeh melihat kepolosan sang istri. " Tentu, dia memang harus baik dengan ku jika masih mau ku anggap teman." Saka mengacak-acak rambut istri nya yang dibiarkan tergerai hingga helaian rambut itu menjuntai kemana-mana.
"Ya, sudah. Sekarang temani aku belanja kebutuhan rumah dulu, baru ke toko baju."
Rasya dengan penuh semangat menggandeng suami nya menuju tempat perabot rumah tangga. Dia mengambil berbagai macam alat dapur, seperti kompor, penanak nasi, setrika, kasur, kulkas, mesin cuci dan berbagai kebutuhan rumah lain. Bahkan Saka sampai geleng-geleng kepala melihat antusiasme sang istri yang begitu semangat mengambil barang-barang itu. Dengan di dampingi satu petugas pelayanan membuat nya tidak perlu kesulitan membawa sampai ke kasir.
"Huh, akhirnya semua kebutuhan rumah sudah terpenuhi. Sekarang kita tinggal membeli kebutuhan sehari-hari," Rasya kembali menggandeng suami nya menuju ke tempat belanjaan bahan makanan dan kebutuhan harian lainnya.
Tanpa sepengetahuan Rasya, Saka dibuat tersenyum dengan tingkah lucunya. Dia juga senang karena istri nya terus-terusan menggandeng nya.
Rasya mengambil troli besar dan langsung mengisi dengan banyak bahan makanan. Setelah hampir semua bahan makanan di ambil, termasuk fast food dan makanan pelengkap lain, Rasya beralih ke rak-rak yang menyediakan berbagai sabun dan sejenisnya.
Dia mengambil berbagai macam sabun seperti sabun cuci piring, sabun untuk mencuci baju, dan juga sabun untuk mandi dengan merk yang Rasya sukai. Saat menatap ke arah berbagai cream wajah dan sejenisnya, Rasya menatap pada sang suami, dia ingin sekali mengambil untuk mempercantiknya wajah namun dia juga tak berani jika belum diizinkan.
"Ambil saja, Rasya. Ambil apapun yang kau mau." Saka gemas melihat wajah istri nya saat menginginkan sesuatu namun tak berani mengucapkan membuat Saka mencolek hidung mancung istri nya.
"Benarkah? Aku boleh mengambil cream ini dan bedaknya?" Tatapan Rasya berbinar-binar seraya mengambil salah satu cream yang menurut nya cocok.
"Ya, sayang. Apapun yang kau suka ambil saja." Seketika wajah Rasya bersemu merah. Dia sangat malu saat Saka memanggil nya dengan sebutan sayang. Wanita itu langsung salah tingkah dan menatap ke segala arah.
Setelah dirasa semua kebutuhan mereka tercukupi, kini keduanya berganti menuju toko pakaian. Tak tanggung-tanggung, Saka membawa istri nya menuju toko pakaian terkenal mahal, lalu dilanjutkan ke toko sepatu dan tas yang semuanya adalah barang-barang branded.
"Rasya, aku ke toilet sebentar. Kamu bisa memilih sepatu sendiri kan?" Saka meminta izin pada istri nya dengan seraya terus mengamati ponsel nya yang sejak tadi tak lepas dari pandangan. Perkataan Saka terlihat tergesa-gesa sehingga membuat dahi Rasya sedikit mengerut, namun itu hanya sebentar karena setelah nya Rasya berpikir mungkin Saka sudah kebelet dan membuat nya terlihat seperti itu.
"Ya, aku bisa sendiri. Sekarang kamu ke toilet saja dari pada kelamaan di sini malah bahaya." Rasya terkekeh geli membayangkan Saka tidak tahan menahan buang air dan akhirnya keluar disini.
"Aku pergi."
Cup.
Saka berlari cepat setelah berhasil mencuri ciuman di pipi sang Istri, tidak tahu saja tindakan nya ini berhasil membuat jantung Rasya tak baik-baik saja. Bahkan wanita itu sampai mematung beberapa detik untuk mengkondisikan jantung nya dengan wajahnya yang sudah memanas seperti terbakar dan Rasya yakin kalau saat ini wajahnya sudah memerah seperti kepiting rebus. Haissh ... Membayangkan saja membuat Rasya sangat malu dan tak ingin menatap orang-orang karena takut akan terlihat wajahnya yang sudah memerah.
Setelah mengambil nafas beberapa kali dan menghirup oksigen dalam-dalam, Rasya kembali melanjutkan kegiatannya yaitu memilih sepatu.
Tatapan Rasya tertuju pada sepasang sepatu cantik di sebuah etalase, dia tersenyum kala melihat sepatu mungil yang pasti sangat pas di kakinya yang juga tak seberapa besar.
Saat tangannya baru saja meraih sepatu itu tiba-tiba seseorang menghentikan gerakannya saat ingin mengambil dari etalase. Sontak saja tatapan Rasya tertuju pada orang disampingnya. Bola matanya terbuka sempurna melihat orang yang ada disampingnya ternyata Rania, kakak kandungnya.
"Mbak Rania?" Tanya Rasya dengan nada terkejut.
"Rasya?" Tanya Rania tak kalah terkejutnya. "sedang apa kamu disini?! Jangan bilang kamu sedang mencuri, ya?" Bentak Rania dengan mata melebar. Rania tahu disini adalah toko yang hanya menjual barang-barang branded, jadi tak mungkin kalau adiknya mampu membeli barang-barang disini apalagi dia tahu Saka adalah seorang pengangguran yang tak mungkin bisa memberikan barang-barang mewah adiknya. Oleh karena itu, dia yakin kalau adiknya pasti sedang mencuri disini.
"Mas Dimas, lihat Rasya ingin mencuri sepatu in!" Sontak saja laki-laki yang dipanggil Dimas serta Rasya saling tatap.
Dimas berjalan mendekati mereka. "Rasya? Sedang apa kamu disini?" Tanya nya tak percaya dengan tatapan remeh. Laki-laki itu juga tak percaya jika Rasya sedang belanja di tempat ini.
"Jelas-jelas dia sedang mencuri masih tanya lagi?!!" Bentakan keras Rania sontak saja membuat para pengunjung menatap kearah mereka. Para pengunjung mulai berbisik-bisik melihat tampilan Rasya yang tidak terlihat seperti orang kaya dan tidak mungkin mampu membeli barang-barang di toko ini.
"Hei, semuanya! Tolong panggil keamanan, wanita ini ingin mencuri!!" Teriak Rania yang berhasil membuat semua orang mengerumuni mereka.
"Bohong!! Aku bukan ingin mencuri, aku sudah diizinkan membawa apapun barang disini." Dan perkataan Rasya kali ini berhasil mengundang tawa seluruh pengunjung yang melihat. Bukan hanya tawa, melainkan juga cemoohan dari para pengunjung yang sontak membuat Rania diatas angin.
"Hahaha ... Dasar pencuri! Bukannya minta maaf malah mengada-ngada. Jangan-jangan dia memang sudah gila ya?" Sahut salah satu pengunjung yang sedang mengerumuninya.
Hahaha... Para pengunjung lain tertawa mendengar nya.
"Dasar gila! Heh gembel! Memangnya siapa kamu sampai diizinkan membawa barang di sini?!"
"Tidak! Aku beneran bukan pencuri! Aku memang sudah diizinkan pemilik mall untuk mengambil apapun yang ku mau!" Rania mulai panik, dia melihat ke segala arah, berharap bisa menemukan Saka, namun sepertinya laki-laki itu belum juga kembali.
Tubuhnya mulai gemetar saat melihat dua petugas keamanan mendekati nya, tanpa sadar air matanya menetes beberapa kali.
"Pak, bawa wanita ini! Dia ingin mencuri!" Rania mendorong tubuh Rasya ke hadapan dua orang berseragam yang membuat tubuh Rasya jatuh ke lantai. Semua orang mencemooh Rasya, membuat wanita itu tak kuat menahan tangis.
"Pak, ku mohon jangan tangkap saya. Saya benar-benar tidak ingin mencuri." Rasya memberontak saat dua petugas itu menarik tangan nya dan membawanya seperti seorang buronan yang tertangkap.
"Cih, mana ada maling yang mau ngaku! Dia ini memang pencuri, pak. Tangkap saja dia!" Kini giliran Dimas yang memprovokasi dua petugas itu.
"Tidak, pak. Saya sungguh bukan pencuri."
"Sebaiknya Anda jelaskan nanti di kantor polisi. Untuk sementara ikut kami ke sana." Dua petugas itu menyeret Rasya keluar dari toko yang berhasil membuat Dimas dan Rania tersenyum kemenangan.
.