NovelToon NovelToon
Ayah Untuk Ayasya

Ayah Untuk Ayasya

Status: tamat
Genre:Diam-Diam Cinta / Tamat
Popularitas:129.6k
Nilai: 5
Nama Author: ShasaVinta

Tak pernah terpikirkan bagi Owen jika dirinya akan menikah dengan selebgram bar-bar semacam Tessa. Bahkan di sini dialah yang memaksa Tessa agar mau menikahinya. Semua ia lakukan hanya agar Tessa membatalkan niatnya untuk menggugurkan kandungannya.

Setelah keduanya menikah, Tessa akhirnya melahirkan seorang putri yang mereka beri nama Ayasya. Kehadiran Ayasya, perlahan-lahan menghilangkan percekcokan yang awalnya sering terjadi di antara Tessa dan Owen. Kemudian menumbuhkan benih-benih cinta di antara keduanya.

Empat tahun telah berlalu, satu rahasia besar akhirnya terungkap. Seorang pria tiba-tiba datang dan mengaku sebagai ayah biologis Ayasya.

Bagaimana kelanjutan rumah tangga Owen dan Tessa?

Apakah Ayasya akan lebih memilih pria yang mengaku sebagai ayah biologisnya dibanding Owen, ayah yang merawatnya selama ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ShasaVinta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9. Salah paham

Beberapa jam yang lalu, Tessa menghubungi ibunya yang sedang berada di luar negeri. Bukan untuk mengadu, tetapi untuk meminta bantuannya.

“Halo … Mami, bagaimana kabar Mami dan Papi?” Tessa kini sedang terhubung melalui panggilan video dengan Mami Fhani.

“Halo sayang, Mami dan Papi baik-baik saja,” jawab Mami Fhani dari seberang telepon.

Melihat wajah menggemaskan cucunya dari layar ponsel, Mami Fhani tak bisa menahan untuk tak memekik. “Ayasya, cucu oma … oma rindu banget sama kamu. Makin hari kamu makin pinter aja.”

Ayasya yang duduk di pangkuan sang bunda tersenyum ceria mendengar namanya di panggil. “O… mah, o-mah” ucap Ayasya.

“Tes, lihat putrimu itu … sudah mulai pintar bicara, ya.” Mami Fhani yang tak setiap hari melihat perkembangan Ayasya merasa takjub dengan cucunya yang semakin hari semakin pintar saja.

“Memang bener sih, buah tak jatuh jauh dari pohonnya. Ayasya pasti ngikutin ayahnya,” celetuk Mami Fhani seketika membuat Tessa bungkam. “Aya nanti kalau sudah besar, ikutin jejak ayah jadi dokter, ya …” imbuhnya.

Entahlah apakah Ayasya paham dengan ucapan oma-nya, hanya saja kini ia tertawa seraya menepuk-nepuk kedua tangannya. Berbeda dengan Tessa yang menelan salivanya kemudian terdiam.

“Tes … Tes … Tessa!” Mami Fhani yang melihat putrinya tiba-tiba saja melamun, menjadi khawatir.

“Ya, Mam ….” Balas Tessa.

“Kamu kenapa? Apa terjadi sesuatu?” tanya Mami Fhani.

Tessa menggeleng. “Tak terjadi apa pun, Mami. Hanya saja aku menghubungi Mami karena ingin meminta sedikit uang.”

“Uang?” kening Mami Fhani mengernyit. Ia seketika teringat saat beberapa bulan lalu, Tessa juga meminta uang saat akan pindah rumah dan keesokan harinya ia mengembalikannya atas permintaan Owen.

Tessa sudah menduga jika Mami-nya curiga, namun syukurnya wanita paruh baya itu tak bertanya lebih lanjut lagi. Mami Fhani tak ingin putrinya merasa tak nyaman. “Baik. Mami akan kirimkan sekarang,” ucap Mami Fhani tanpa bertanya lebih lanjut lagi.

Benar saja, tak lama setelah panggilan video berakhir, Tessa menerima notifikasi pada ponselnya. Di rekening bank-nya telah bertambah sejumlah uang yang tak lain merupakan kiriman dari sang ibu.

Setelah itu semua, di sinilah Tessa sekarang. Berada di pusat perbelanjaan yang cukup terkenal di Kota X bersama putrinya. Tessa mengusap buliran peluh yang membasahi dahinya. “Huh … rupanya bepergian berdua bersama anak cukup melelahkan,” gumam Tessa setelah selesai mendudukkan Ayasya di stroller.

“Aya, sudah siap belanja?” tanya Tessa dengan bersemangat di hadapan Ayasya, yang direspon anak itu dengan anggukan kepala dan tepukan tangannya.

Tessa pun akhirnya mulai mendorong stroller Ayasya. Ibu dan anak itu sungguh menikmati waktu-waku yang mereka lewatkan berdua. Dari satu toko ke toko lainnya, Tessa membeli banyak pakaian yang pastinya didominasi dengan warna merah muda untuk putrinya.

Saat melihat ada pakaian pasangan untuk keluarga, hati Tessa kembali gundah. Seketika ia teringat Owen, ia melirik ke arah jam tangannya. “Sebentar lagi ayahmu akan pulang,” lirih Tessa bergumam menatap putrinya yang terlelap di stroller-nya.

Semangat yang tadinya menggebu entah hilang ke mana. Mengingat jika saat meninggalkan rumah, ia belum sempat memasak. “Ayahmu pasti akan sangat kelaparan,” gumam Tessa mengingat kebiasaan suaminya yang tak pernah makan di luar rumah.

Senyumnya mengembang tatkala mengingat hal itu. Meski di awal-awal Tessa mengakui rasa masakannya sangat buruk, namun Owen tetap saja menikmatinya tanpa banyak mengeluh. Terbersit penyesalan atas sikapnya kini, apalagi saat melihat banyaknya paper bag yang bergantungan di stroller putrinya.

“Salahnya Owen juga! Sudah tahu keadaan sedang sulit. Bahan makanan di rumah juga sudah banyak yang habis, harusnya bisa lebih memanfaatkan uang yang ada,” gerutu Tessa seraya mendorong stroller Ayasya untuk masuk ke salah satu toko.

Setelah cukup lama memilih, akhirnya Tessa menemukan piyama juga baju yang ia rasa akan sangat bagus jika mereka gunakan bersama-sama. Baiklah, ini yang terakhir lalu kita akan membeli bahan makanan dengan sisa uang yang ada, batin Tessa menatap putrinya yang tidur dengan lelapnya.

...…...

Seperti dugaan Tessa, Owen yang baru saja tiba di rumah mengernyitkan keningnya saat melihat pagar rumahnya tertutup rapat. Tak seperti biasanya, saat tiba di rumah Owen akan melihat Tessa dan Ayasya yang sedang bermain di taman atau teras depan rumah. Sore ini rumahnya tampak sepi, tak hanya pagar tapi pintu rumah pun tertutup rapat.

Setelah memarkirkan mobilnya di garasi, Owen masuk ke dalam rumah dengan kunci cadangan yang selalu ia bawa bersama dengan kunci mobilnya. Hanya embusan angin yang menyambutnya, tak ada sapaan Tessa atau tawa riang putrinya. Seketika sepi menyelimuti batin Owen, menimbulkan kekhawatiran tanpa alasan yang jelas.

“Ke mana mereka?” gumam Owen setelah ia mencari di beberapa ruangan dan tak menemukan sosok yang ia cari.

Kekhawatiran menguasai benak Owen, kemungkinan terburuk terpikirkan olehnya. Bergegas ia menuju kamar tidurnya. Ia periksa lemari pakaian istri dan putrinya. Helaan napas lega Owen terdengar saat ia melihat semuanya masih sama seperti saat ia tinggalkan tadi pagi.

“Apa mereka berjalan-jalan keliling kompleks?” gumam Owen saat tak melihat stroller milik Ayasya di tempat biasa mereka menyimpannya.

Perasaan penat, lapar, khawatir, yang dirasakan Owen masih kalah dengan rasa rindunya setelah seharian meninggalkan putri kecilnya. Pria itu duduk di kursi kayu yang ada di teras depan rumahnya. Masih beranggapan jika istri dan putrinya pergi tak jauh dari rumah mereka.

Baru sepuluh menit menunggu, kesabarannya mulai goyah. Ia hubungi Tessa berkali-kali dan hasilnya tetap sama, ponsel istrinya tetap tidak bisa dihubungi. Alhasil, Owen memutuskan untuk berjalan kaki mengelilingi kompleks.

Harapannya ia bisa bertemu dengan keduanya di jalan. Sayang tak ada hasil dari usaha Owen, yang ada kakinya kini terasa pegal setelah cukup jauh berjalan hingga akhirnya ia memutuskan untuk pulang ke rumah.

Berjarak beberapa meter lagi ia tiba di rumahnya, bersamaan dengan sebuah taksi yang menepi. Owen memelankan langkahnya, dia amati sosok sopir taksi yang keluar dari mobilnya. Sopir itu menurunkan stroller yang tak asing di mata Owen dari bagasi, di susul dengan banyak paper bag. Kemudian yang berikutnya turun sesuai dengan dugaannya, yaitu Tessa yang menggendong putrinya.

Owen berhenti melangkah, ia biarkan Tessa masuk lebih dulu dan taksi yang ditumpanginya pergi. Beberapa saat setelahnya ia melanjutkan langkahnya hingga tiba kembali di rumahnya.

Tanpa mengucapkan salam, Owen masuk dan mendapati Tessa sedang mengatur barang belanjaannya ke dalam lemari pendingin. Keningnya mengernyit saat istrinya itu malah mengabaikannya.

Membiarkan Tessa dengan diamnya, Owen pergi ke kamarnya. Di sana bisa ia lihat putrinya yang sedang tertidur dengan lelap. Senyumnya mengembang melihat tampilan putrinya yang begitu lucu dan menggemaskan memakai rok tulle berwarna pelangi. Papa muda itu tak kuasa untuk tidak mengecup pigi chubby putrinya.

Sebelum bicara dengan Tessa, Owen memilih untuk membersihkan tubuhnya lebih dulu. Ia hanya menggeleng ketika melihat banyak sekali paper bag yang berserakan di lantai walkin closet. “Aku kan belum mengirimkan tambahan uang belanja untuknya, lalu dari mana Tessa mendapatkan uang untuk berbelanja sebanyak ini?” tanya Owen pada pantulan dirinya di cermin.

Owen keluar dari kamar dan aroma masakan dari arah dapur seperti memangilnya ke sana. Benar saja, di atas meja makan kini sudah terhidang beberapa hidangan yang Owen tebak adalah hasil olahan dari makanan cepat saji.

Lapar, dirinya memang sangat lapar. Namun makan dengan benak yang penuh tanya rasanya tak membuat hidangan yang ia makan terasa nikmat. Owen pun akhirnya menghampiri Tessa yang sedang mencuci piring dan peralatan masaknya.

“Dari mana saja kamu?” tanya Owen namun yang ditanyai tetap bungkam.

“Tessa, aku bertanya padamu. Dari mana saja kamu bersama Aya? Kalian membeli banyak barang,” tanya Owen sekali lagi.

“Jika sudah tahu, mengapa harus bertanya lagi,” jawab Tessa dengan nada datar.

“Jika tak bisa meminta izin sebelum pergi, setidaknya kamu sendiri yang harus menjelaskan padaku dari mana saja kamu,” ujar Owen. Pria itu berdiri tepat di belakang Tessa yang masih terus mencuci piring, membelakangi dirinya.

“Untuk apa lagi kujelaskan jika kamu sudah tahu apa yang akan kukatakan,” balas Tessa.

“Lalu dari mana kamu mendapatkan uang untuk berbelanja sebanyak itu, Tes? Apa penjelasanmu mengenai hal itu?” tanya Owen tanpa basa-basi.

“Dari Mami-ku. Aku menghubunginya, memintanya mengirimkan uang untuk kupakai bersenang-senang bersama putriku,” jawab Tessa. Meski telah selesai dengan cucian piringnya, ia masih tetap enggan berbalik badan dan menatap suaminya.

“Apa? Kamu melakukan hal itu lagi?!” Owen mengusap wajahnya kasar. “Jika memang sangat ingin berbelanja, apa sulitnya menghubungiku dan meminta padaku?” lanjutnya.

“Seperti yang Ibu dan Adikmu lakukan?”

Pertanyaan Tessa membuat Owen akhirnya paham alasan Tessa melakukan hal ini.

“Walau tak kamu katakan, aku tahu jika kita sedang kesulitan saat ini. Pikirmu aku tidak tahu apa saja isi surat yang datang silih berganti ke rumah kita?” Tessa berbalik, kini ia bisa menatap raut kecewa di wajah suaminya.

“Di saat aku berusaha untuk menekan semua pengeluaran agar mengurangi bebanmu. Kamu tanpa bicara padaku, memberikan uang yang seharusnya bisa kita pakai untuk hal yang lebih penting,” ujar Tessa.

“Cukup, Tessa! Kuakui keuangan kita saat ini sedang tidak baik, namun bukan berarti aku tak mampu untuk memenuhi semua kebutuhan keluarga kita. Bukankah sudah kukatakan padamu, aku akan bertanggung jawab padamu juga pada putri kita.”

“Mengenai uang yang kuberikan pada Ibu dan Qanita … jika kamu merasa aku salah karena tak bicara lebih dulu padamu, maka maafkan aku,” lanjut Owen.

“Ibu, menghubungiku berkata ingin berlibur ke rumah kita. Menginap di sini beberapa hari untuk menghabiskan masa libur kuliah Qanita,” ungkap Owen.

“Namun menurut Ibu, Qanita memiliki ide lain untuk berlibur ke tempat lain. Tanpa berpikir lagi segera aku menyanggupi untuk membiayai liburan mereka.”

“Kamu ingin tahu alasannya?” Owen diam sejenak sebab Tessa memalingkan wajahnya.

“Aku tahu kamu sedang berusaha menyesuaikan diri dengan kehidupan baru kita saat ini. Aku tak ingin kehadiran Ibu dan Adikku malah mengacaukan usahamu,” lanjutnya.

Lagi … Tessa hanya bisa bungkam setelah mendengar penjelasan Owen. Sekarang keadaan berbalik, ia merasa sangat bodoh karena telah mengulang kesalahan yang sama untuk kedua kalinya.

“Maafkan aku, Tes. Maaf karena telah menyulitkanmu dengan semua keterbatasan yang aku punya,” ucap Owen sebelum berlalu meninggalkan Tessa yang mematung di dapur.

...---------------...

1
💞🍀ᴮᵁᴺᴰᴬRiyura🌾🏘⃝Aⁿᵘ
akhirnya setelah melalui beragam.rintangan kebahagian itu datang juga...
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
benarkah???
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
keguguran keknya...
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
saatnya kamu panen apa yg kamu tanam nawra...
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
good job ben.. wis alih profesi jd aktor aja ...
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
hhmmm gmn buuuu calon menantunya hamil anak laki lain mboh siapa bapaknya.....
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
iiihh dasar ben sedeng 11 12 sm.nawra
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
mungkiniah owen diauruh danira bertanggung jawab pd nawra? kalo.iya .. angel wis angel....
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
weh dasar nawra stress berat menjurus depresi... dah bawa aja nawra ke rsj...
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
kok.melu panas bacanya 🙈🙈
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
sabar owen dengerin penjelasan alfio dl... tp jgn syok ya nanti...
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
mereka lg sibuk anu bang alfio 🤭😅😅✌
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
wis waktunya bezuk debay 🤭😅😅✌✌
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
yah danira gampang pisan dihasut nawra... bgtulah kalo di hatinya tertanam kebencian ga punya pendirian ..
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
makanya alfio jan krn ambisi/nap su ingin bertemu/ merebut ayasya sembarangan milih patner kan runyam...
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
ben ga usah kepo gitu urus aja urusan sendiri gmn caranya tobat dr maksiat...
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
tessa menikah dg owen stelah melahirkan bkn saat hamil.. makanya ben jgn mudah percaya sm omongan nawra
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
ben percaya sama nawra.. syirik 🤭😅😅✌✌
nawra wanita licik, ben..
༄⃞⃟⚡𝙼𝙰𝙼𝙰ᶠᵉⁿᶦ𒈒⃟ʟʙᴄ 🍒⃞⃟🦅
Ye akhirnya happy ending. selamat ya tes doa dan harapan akhirnya tercapai dengan smua kejadian yang sudah kamu lalui akhirnya bisa berakhir bahagia.

wah alfio serius kamu suka ama qanita aunty dari putri mu, takdir cinta seseorang ga ada yang tau sih ya.

kak shasa setelah ini kasih bonchap kak pengen tau momen tessa melahirkan anak kedua nya, pengen tau raut bahagia dari owen, aya dan semua menyambut kelahiran adik nya aya...
zhA_ yUy𝓪∆𝚛z
mewek betulan lah aku
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!