NovelToon NovelToon
Menikahi Istri Ke Tigamu

Menikahi Istri Ke Tigamu

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Nikah Kontrak / Cerai / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:388
Nilai: 5
Nama Author: rtgfcg

Kevin Pratama tidak pernah menyangka bahwa Ani Anggraini, istri ketiga bawahan di kantornya. Dapat membangkitkan gairahnya yang terpendam selama ini. Karena hal itu, ia melakukan segala cara agar bisa membuat Ani menjadi miliknya. Namun, saat berhasil membuat Ani menjadi miliknya bahkan menjadi istrinya. Ia malah mengajukan kontrak nikah hanya karena trauma di masalalu nya.

“Apa maksudnya ini?” tanya Ani yang terkejut saat melihat isi dari kontrak nikah itu.

“Apa kata-kata yang ada di dalam kontrak nikah itu kurang jelas untukmu Ani? sampai-sampai membuatmu tidak paham seperti itu!”tanya Kevin dengan raut wajah yang datar.

“Tidak, isi dari kontrak nikah ini saya sangat paham. Hanya saja. Mengapa tuan ingin menikahi saya? hanya karena agar tuan mendapatkan seorang keturunan!” ucap Ani, karena memang isi dari kontrak itu menyatakan bahwa pernikahan mereka akan terjalin sampai Ani melahirkan anak untuk Kevin.

“Lalu, memangnya menurut kamu. Apa ada alasan yang lebih masuk akal, untuk saya menikahi kamu yang seorang wanita biasa-biasa saja. Selain untuk memiliki keturunan?”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rtgfcg, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu Omah Kevin

Satu bulan berlalu semenjak Ani tinggal di rumah mewah milik Kevin. Selama satu bulan itu, tidak pernah sekalipun ia keluar dari rumah mewah itu. Karena Kevin yang melarangnya keluar dari rumah sebelum pernikahan mereka terlaksana.

Ani bukannya tidak mau melanggar larangan itu, hanya saja setiap ia akan melanggar larangan dari Kevin itu. Ia akan selalu mendapatkan ancaman dari Kevin mengenai pria itu yang akan menghancurkan keluarga Dimas. Yang tentu hal itu membuatnya tidak jadi untuk melanggar larangan dari Kevin.

“Tuan, saya mohon untuk hari ini saja. Saya boleh ya pergi keluar. Saya benar-benar ingin menjenguk mbak Susan.” Ucap Ani yang memecahkan keheningan yang tercipta di meja makan. Tempat di mana, sekarang ia dan Kevin. Berdua baru saja menyelesaikan makan pagi mereka.

“Tidak!” Balas Kevin dengan singkat dan padat.

Ani yang mendengarkan penolakan itu untuk ke sekian kalinya. Hanya bisa menghela napas dengan berat. Bagaimanapun sudah 1 minggu ini. Ia yang mengetahui, Susan yang sudah keluar dari rumah sakit. Tentu terus memohon pada Kevin untuk menjenguk Susan. Namun, selama 1 minggu ini pula. Pria itu selalu menolak permohonannya itu, dengan mentah-mentah.

“Tapi saya benar-benar ingin melihat kondisi mbak Susan. Bagaimanapun, dia sudah seperti kakak bagi saya.” Ucap Ani dengan lirih sambil menundukkan kepalanya. Lalu tampak juga matanya sudah berkaca-kaca, seperti siap untuk mengeluarkan air mata.

Melihat Ani yang seperti itu, Kevin hanya bisa menghela napas dengan berat. Setelahnya, ia mulai berucap. “Ani dengar! saya melarang kamu mengunjungi wanita itu, karena saya tidak mau. Kamu bertemu dengan mantan suamimu.” Ucap Kevin yang akhirnya menjelaskan mengapa 1 minggu ini, ia selalu menolak permohonan Ani secara mentah-mentah.

Ani yang mendengarkan ucapan pria itu barusan, akhirnya mulai mendongakkan kepalanya untuk menatap Kevin.

“Maksud tuan, mas Dimas?” ucap Ani memastikan, siapa orang yang Kevin maksudkan. Apakah mamang bener Dimas, mantan suami yang baru resmi bercerai dengannya 3 hari yang lalu, yang Kevin maksudkan.

“Memangnya kamu punya mantan suami yang lain? tentu saja! yang saya maksud adalah Dimas.” Balas Kevin, yang entah kenapa merasa tidak suka Ani menyebut nama mantan suaminya itu.

“Tapi kan Ani kesana, bukan buat ketemu sama mas Dimas. Ani kesana itu pengen ketemu mbak Susan, tuan.” Ucap Ani dengan suara yang lantang.

“Ya tapi wanita itu adalah istri kedua Dimas. Jadi tetap saja, jika kamu berkunjung ke sana kamu akan bertemu dengan mantan suamimu itu.” Balas Kevin kembali dengan suara yang terdengar masih sangat ketus.

“Tapi…” ucap Ani yang merasa tidak terima.

Namun, ucapannya itu harus terpotong oleh suara Kevin yang kembali terdengar.

“Sudahlah Ani, sekali tidak tetap tidak. Lagipula, hari ini kamu harus bersiap-siap menyambut kedatangan omah saya yang baru pulang dari Belanda.”

Mendengar ucapan Kevin itu, tentu membuat Ani terkejut.

“Apa! omah tuan bakal datang ke sini.” Teriak Ani yang merasa sangat terkejut.

“Ya.” Ucap Kevin dengan singkat.

Mendengar jawaban itu, Ani dengan wajah yang khawatir sekarang hanya bisa mengigit jari-jari tangannya.

“Tenang saja… omah saya, tidak akan bersikap buruk sama kamu.” Ujar Kevin, saat melihat kekhawatiran yang ada di wajah Ani.

“Bukan itu yang saya takutkan tuan.” Sanggah Ani dengan segera.

“Lalu apalagi yang kamu takutkan?” tanya Kevin sambil mengerinyitkan dahinya.

“Saya…" Balas Ani yang sekarang mulai kembali menundukkan kepalanya sambil meremas kedua telapak tangannya yang di letakan di pangkuannya.

“Sudahlah, yang jelas omah saya sangat baik. Jadi sekarang, tidak perlu ada yang kamu takutkan.” ucap Kevin dengan segera.

Setelah mengatakan itu, terlihat Kevin mulai beranjak dari kursi yang ditempatinya. “Kalo begitu saya akan berangkat ke kantor sekarang.”

Lalu, sebelum pergi. Ia sambil masih menatap Ani yang masih menunduk. Mulai kembali berucap. “Ouh ya, sepertinya omah saya akan tiba di sini sekitar jam 10 siang. Saya harap, kamu bisa menyenangkan hatinya. Jika kamu bisa menyenangkan hatinya. Mungkin setelahnya, saya bisa memberikan kamu izin untuk bertemu dengan istri kedua Dimas.”

Mendengar ucapan itu, tentu saja membuat Ani langsung mengangkat kepalanya. Tampak senyum manis terpancar dari bibirnya, lalu, tanpa menghentikan senyum manisnya itu. Ia mulai berucap. “Beneran tuan?”

“Tentu saja!” Ucap Kevin dengan suara yang terdengar datar, namun, tampak bibirnya seperti menahan senyuman, yang seperti akan keluar.

Lalu, tanpa menunggu lagi Ani berbicara. Kevin mulai berjalan untuk pergi meninggalkan Ani sendirian.

“Semoga hari anda menyenangkan tuan.” Teriak Ani, saat Kevin baru beberapa langkah berjalan.

Tanpa menghentikan langkah kakinya, Kevin tanpa sadar saat mendengar ucapan Ani itu. Sekarang tidak bisa menahan lagi senyum tipis di wajahnya yang tampan.

***

“Selamat pagi tuan.” Sapa mang Damar. Supir pribadi Kevin. Saat melihat majikannya itu keluar dari dalam rumah dan berjalan menghampirinya.

“Pagi.” Balas Kevin dengan singkat. Namun berhasil membuat mang Damar kaget. Karena selama 5 tahun bekerja dengan Kevin, baru kali ini Kevin membalas sapaannya walaupun secara singkat.

“Mang... ngapain masih berdiri? ayo pergi?” Ujar Kevin yang merasa heran,karena supir pribadinya itu hanya berdiri mematung di luar mobil.

“Ah... iya tuan.” Ucap mang Damar yang baru tersadar bahwa ia dari tadi hanya diam mematung.

Setelah itu, mang Damar dengan cepat masuk ke kursi kemudi mobil. Lalu setelah duduk di kusi kemudi, ia mulai menjalankan mobil itu menuju kantor Kevin.

“Tuan kayanya lagi bahagia. Sampai-sampai dari tadi saya perhatiin, wajah tuan senyum-senyum terus.” Ucap mang Damar, saat melihat dari pantulan kaca, Kevin yang duduk di kursi penumpang belakang, dari tadi bibirnya terus menyuguhkan senyum tipis.

Kevin yang sebenarnya entah kenapa dari tadi, terus terbayang wajah Ani yang baru pertama kali tersenyum manis padanya. Tanpa sadar, membuatnya tersenyum tipis juga. Namun, senyum tipis itu langsung menghilang, karena mendengar ucapan supir pribadinya itu.

“Ah… apakah terlihat seperti itu?” ucap Kevin yang merasa terkejut dengan ucapan mang Damar.

“Iya tuan… dari tuan keluar dari dalam rumah sampai sekarang. Tuan terus senyum-senyum.” Balas mang Damar dengan suara terdengar gembira. Karena memang baru kali ini, selama ia bekerja pada Kevin. Pria itu tampak sangat bahagia.

Lalu, saat melihat Kevin kembali, lewat pantulan kaca. Ia melihat Kevin hanya melamun.

Melihat hal itu, mang Damar. Kembali membuka suara. “Pasti ini gara-gara neng Ani ya?” tebak mang Damar kembali, dengan masih fokus pada kemudi.

Mendengar tebakan itu, tanpa menjawab ucapan mang Damar. Kevin mulai menyenderkan kepalanya pada kaca mobil yang berada di samping.

“Ani… mengapa melihat senyummu saja, bisa membuatku bahagia?” gumam Kevin di dalam hatinya sambil kepalanya yang tetap masih di tempelkan ke kaca mobil.

***

“Nyonya besar hati-hati.” Ucap Riko saat melihat nyonya besar keluarga Pratama atau lebih di kenal sebagai omah Kevin. Yang berjalan dengan tergesa-gesa sampai hampir membuat wanita yang hampir berumur 75 tahun itu terjatuh. Jika saja Riko tidak dengan sigap menangkapnya.

“Aduh Riko, omah ini udah ga sabar banget pengen ketemu sama cucu menantu omah.” ucap omah Kevin, saat sudah melepaskan pegangan tangan Riko padanya.

“Ouh ya, kamu ini… udah berapa kali omah bilang. Kamu jangan panggil omah dengan sebutan nyonya besar. Kamu harusnya panggil omah, ya omah aja.” Ucap omah Kevin itu, yang sekarang mulai menjewer pelan telinga Riko. Pria muda yang memang sudah di kenalnya sejak masih dalam kandungan. Hal itu terjadi, karena memang dari dulu. Keluarga Riko. Dari mulai kakek buyut pria itu. Akan selalu menjadi orang kepercayaan keluarga Pratama dan akan menurunkan hal tersebut ke generasi selanjutnya.

“Tidak sopan, jika saya memanggil nyonya besar keluarga Pratama dengan sebutan omah.” Balas Riko dengan sopan dan mulai melepas secara halus jeweran omah Kevin di telinganya.

“Kamu itu, terlalu banyak ngabisin waktu sama Kevin. Makanya sekarang ketularan jadi manusia kaku kaya dia.” Ujar wanita paruh baya itu. Yang sekarang mulai mengerucutkan bibirnya.

“Nyonya besar. Apa anda sekarang tidak ingin bertemu lagi dengan cucu menantu anda?” Ujar Riko dengan suara yang terdengar masih sopan.

“Kenapa kamu bertanya seperti itu?” tanya omah Kevin yang merasa heran dengan pertanyaan pria muda di depannya.

“Karena, mengapa anda dari tadi terus mengobrol dengan saya! bukannya jika anda, sudah tidak sabar bertemu dengan cucu menantu anda. Anda harusnya sekarang bergegas masuk ke dalam.” Ucap Riko yang berusaha menghentikan obrolan dirinya dengan omah Kevin.

“Ouh iya juga ya!” Balas omah Kevin, yang sekarang mulai menepuk pelan dahinya yang keriput.

“Kalo begitu ayo Riko.” ajak omah Kevin pada Riko.

“Nyonya besar duluan saja. Karena, saya sekarang mau ambil koper nyonya besar dulu di bagasi.”

“Yaudah kalo gitu, omah duluan ya… omah udah ga sabar banget buat ketemu sama cucu menantu oma.”Balas omah Kevin, yang setelah, mendapat anggukan kepala dari Riko. Sekarang mulai berjalan msuk ke dalam rumah cucunya.

Setelah sampai di depan pintu rumah itu. Dengan cepat omah Kevin itu segera membunyikan bel.

Tidak berapa lama, dari ia membunyikan bel. Tampak seorang wanita muda yang bertubuh mungil, keluar membukakan pintunya.

“Ani!” Panggil omah Kevin itu pada wanita muda yang membukakan pintunya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!