NovelToon NovelToon
THE VAMPIRE PRINCE'S FORBIDDEN LOVE

THE VAMPIRE PRINCE'S FORBIDDEN LOVE

Status: sedang berlangsung
Genre:Vampir / Cinta Beda Dunia / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir
Popularitas:648
Nilai: 5
Nama Author: MUSTIKA DEWI

The Vampire Prince's Forbidden Love

‎"Darahnya membangkitkan sang pangeran malam. Cintanya bisa membunuhnya."

‎Saat Luna menyentuh peti mati itu, ia tak tahu bahwa hidupnya akan terikat oleh takdir kuno dan oleh cinta seorang vampir yang tak boleh mencintai.

‎Antara keabadian dan kematian, bisakah cinta tetap hidup?


Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MUSTIKA DEWI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hancurnya hati Luna

   Di kastil yang dikelilingi hutan lebat dan pegunungan tinggi di kota Vampiria. Luna memiliki hati yang tulus dan cinta yang mendalam untuk Yong Jian, seorang pangeran vampir dari bangsa Vampir Hitam, yang tampan namun misterius. Namun, belakangan ini, Yong Jian tampak semakin menjauh. Setiap kali Luna berusaha mendekatinya, dia hanya mendapatkan tatapan dingin dan acuh tak acuh. Seakan-akan, Yong Jian telah menutup hatinya dari dunia, termasuk dari Luna.

Luna mendekatinya dengan memberikan sebuah perhatian seperti biasanya. Namun Yong Jian acuhkan nya.

   Luna merasa hatinya hancur. Dia tidak mengerti mengapa Yong Jian bersikap demikian. Dia ingat saat-saat indah ketika mereka bermain bersama di bawah sinar matahari, tertawa dan berbagi mimpi. Namun, semua itu seakan sirna, tergantikan oleh kesedihan dan keputusasaan. Dalam hatinya, Luna tahu bahwa ada sesuatu yang lebih besar yang mengikat Yong Jian, sebuah kutukan yang membuatnya terjebak dalam kegelapan.

    Suatu malam, ketika bulan purnama bersinar terang, Luna memutuskan untuk mencari tahu lebih dalam tentang kutukan yang mengikat Yong Jian. Dia berkelana ke hutan, mengikuti jejak-jejak yang ditinggalkan oleh legenda kuno. Di tengah perjalanan, dia menemukan sebuah pohon besar yang tampak sekarat, akarnya terjerat oleh kegelapan. Luna merasakan bahwa pohon itu adalah kunci untuk menyelamatkan Yong Jian.

"Inikah pohon keabadian itu? katanya pohon keabadian itu, berdaun hijau dan tumbuh subur. Tetapi..mengapa daun nya menguning seperti ini?" tanya nya dalam hati.

   Dengan tekad yang kuat, Luna memutuskan untuk mengorbankan dirinya. Dia tahu bahwa untuk menyelamatkan Yong Jian, dia harus memberikan darahnya kepada pohon itu, agar kutukan yang melanda Yong Jian dapat terhapus. Saat dia menggoreskan kulitnya, darahnya menetes ke tanah, dan pohon itu mulai bergetar. Cahaya terang memancar dari akarnya, seolah-olah menghidupkan kembali harapan yang telah lama hilang. Namun hal itu hanya sia-sia saja. Takdir sebenarnya belum datang pada mereka.

   Namun, saat proses itu berlangsung, Luna merasakan sakit yang luar biasa. Dia tahu bahwa setiap tetes darah yang dia berikan adalah bagian dari dirinya yang hilang. Dalam hatinya, dia berdoa agar Yong Jian merasakan cintanya, meskipun dia tahu bahwa dia mungkin tidak akan pernah melihat wajahnya lagi. Dia berharap Yong Jian akan mengingat semua kenangan indah mereka dan menemukan kekuatan untuk melawan kutukan itu.

Ketika semua terasa gelap, Luna mendengar suara lembut memanggil namanya. "Luna..." Suara itu adalah Yong Jian. Dia muncul di hadapannya, wajahnya penuh kekhawatiran dan rasa bersalah.

 "Apa yang telah kau lakukan?" tanyanya, suaranya bergetar.

Luna tersenyum lemah, "Aku melakukan ini untukmu, Yong Jian. Agar kau bisa hidup tanpa kutukan ini."

   Yong Jian tertegun, air mata mengalir di pipinya. Dia menyadari betapa besar cinta Luna padanya, dan betapa egoisnya dia selama ini. Dalam sekejap, dia merasakan kekuatan baru mengalir dalam dirinya, meskipun kekuatan itu hanya bersifat sementara. Dengan penuh tekad, dia meraih tangan Luna dan berjanji, "Aku tidak akan membiarkan semua ini sia-sia. Kita akan melawan kutukan ini bersama."

   Dengan kekuatan cinta mereka, pohon keabadian itu bersinar lebih terang, dan kehidupan Yong Jian kembali, namun hanya sementara. Luna merasakan kehangatan menyelimuti tubuhnya, dan saat itu, dia tahu bahwa cinta mereka telah mengalahkan kegelapan. Meskipun mereka harus menghadapi banyak rintangan di depan, mereka berdua berjanji untuk tidak pernah saling meninggalkan lagi.

Di dalam kegelapan malam yang pekat, Yong Jian membawa Luna ke dalam kamar pribadinya. Suasana di dalam ruangan itu terasa mencekam, namun ada kehangatan yang mengalir saat ia membaringkan Luna dengan lembut. Luka-luka di tubuh Luna, hasil dari pertempuran yang tak terhindarkan, memerlukan perhatian dan kekuatan yang tidak sedikit.

Yong Jian, dengan penuh kasih sayang, mulai mengobati luka-luka tersebut. Dia memfokuskan seluruh energinya, merasakan aliran kekuatan yang mengalir dari dalam dirinya. Setiap sentuhan tangannya seolah mengalirkan harapan dan kehidupan ke dalam diri Luna. Namun, di balik senyumnya yang penuh harapan, ada rasa cemas yang menggelayuti hati Yong Jian. Dia tahu bahwa waktu tidak berpihak padanya.

Setelah memastikan Luna dalam keadaan lebih baik, Yong Jian meninggalkan kamar dan menuju tempat guru besarnya. Di dalam ruangan yang dipenuhi dengan aroma herbal dan cahaya lilin yang redup, ia merasakan ketegangan yang menyelimuti dirinya. Dengan suara bergetar, ia memanggil, "Guru!"

Guru besar, seorang pria tua dengan mata tajam dan penuh kebijaksanaan, menatap Yong Jian dengan serius. "Kau harus bisa mengendalikan rasamu. Jangan terbuai dengan manisnya cinta. Hal itu bisa membuatmu makin tersiksa dalam untaian kematian yang menanti," ujarnya, suaranya tegas namun penuh perhatian.

Yong Jian merasakan beratnya kata-kata tersebut. "Tubuhku semakin hari, semakin lemah. Kekuatan ku mulai memudar!" keluhnya, suaranya hampir tak terdengar. Ia merasa terjebak dalam dilema antara cinta dan tanggung jawab. Setiap detik yang berlalu, ia merasakan kekuatannya menghilang, seolah ditarik oleh sesuatu yang lebih besar dari dirinya.

Guru besar menghela napas, menatap muridnya dengan penuh pengertian. "Cinta adalah kekuatan, tetapi juga bisa menjadi kelemahan. Jika kau tidak bisa mengendalikannya, kau akan kehilangan dirimu sendiri. Ingatlah, Yong Jian, kekuatan sejati datang dari dalam diri, bukan dari cinta yang kau rasakan."

Kata-kata guru besar itu menggema dalam pikiran Yong Jian. Ia tahu bahwa untuk menyelamatkan Luna dan dirinya sendiri, ia harus menemukan keseimbangan antara cinta dan kekuatan. Dengan tekad yang baru, ia berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak membiarkan cinta menguasai dirinya, tetapi sebaliknya, menjadikannya sebagai sumber kekuatan untuk melindungi orang yang dicintainya. Mulai hari itu, ia berjanji akan bersikap dingin demi menyelamatkan nyawa nya dan Luna.

Kembali ke kamar, Yong Jian melihat Luna terbaring dengan tenang. Ia bertekad untuk berjuang, demi menyelamatkan nyawa nya dan Luna.

"Aku berjanji akan bersikap dingin pada mu, demi menyelamatkan kita berdua dari takdir yang menyedihkan ini! Maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk membuatmu sedih dan kecewa." gumamnya dalam hati sambil menitikkan airmata.

Tiba-tiba saja Luna bangun.

Yong Jian duduk di kursi singgasana miliknya sambil minum segelas air berwarna merah darah.

"Kau sudah bangun!" sapanya.

"Yong Jian! Aku ingin terus bersamamu sampai nanti!" ujar Luna.

"Tidak! Tidak bisa!" sahut Yong Jian.

"Mengapa? Apa kau tidak mencintai ku?" tanya Luna sambil menahan air matanya yang hendak terjatuh.

"Ya! Aku tidak bisa bersamamu. Karena aku tidak mencintai mu," sahut Yong Jian dengan sikap dingin.

Luna menatap wajah Yong Jian, kemudian bertanya kembali.

"Tatap mataku, dan katakan kalau kamu tidak mencintai ku," kata Luna mulai menitikkan airmata.

"Luna..aku tidak mencintai mu. Jadi jangan paksa aku untuk terus bersamamu." kata Yong Jian.

Kamu jahat Yong Jian! Lalu apa artinya hal-hal yang kita lakukan bersama? Apa itu tidak berarti apa-apa bagimu? Luna terus mempertanyakan hal kebersamaan mereka.

Luna pergi meninggalkan Yong Jian dengan tatapan mata yang penuh kekecewaan. Terlihat di mata gadis itu, kesedihan dan kekecewaan yang mendalam. Yong Jian juga ikut bersedih dengan hal itu.

"Maafkan aku Luna! kamu sakit, akupun juga ikut sakit" kata Yong Jian menaham airmata yang terjatuh.

1
Mericy Setyaningrum
suka sama vampire cina seruuu ini
MUSTIKA DEWI: terima kasih banyak sudah hadir di cerita ini🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!