Gabriel Atmaja seorang CEO muda yang suka bergonta ganti pasangan. Malam itu dia harus menyalurkan hasratnya dan menyuruh asisten kepercayaannya untuk mencari seorang wanita bayaran untuk menyalurkan hasratnya. Naya Reynita gadis cantik yang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhannya sendiri setelah orangtuanya meninggal. Harta orangtuanya telah dikuasai oleh pamannya dan dia memperlakukan Naya seperti pembantu dirumahnya sendiri.
Malam itu saat dia baru pulang kerja dan menunggu bus yang lewat, dia diculik oleh dua orang pria yang tak dikenal untuk dibawa ke hotel. Sejak malam itulah kehidupan Naya berubah drastis karena selain kehilangan kesuciannya dia juga hamil sehingga membuat dia diusir dari rumahnya sendiri.
Akankah Naya akan bertemu dengan pria yang sudah menodainya?
Ataukah dia akan hidup bahagia hanya dengan anaknya kelak?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rianti45, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
"Apa yang akan kamu lakukan pa?"kata tante Sarah.
"Papa akan tanya siapa ayah kandung dari anak yang dikandung Naya setelah itu papa akan nikahkan dia."kata om Dito.
"Kalau dia tak tau jika anak itu anak siapa bagaimana?"kata tante Sarah.
"Apa maksut mama?"kata om Dito.
"Papa aku cari cara lain."kata om Dito.
"Gak mama gak setuju, kita harus usir dia dari rumah ini. Apa kata keluarga yang lain jika mereka tau jika Naya hamil?"kata tante Sarah.
"Tapi ma ini rumah Naya gak mungkin kita usir dia."kata om Dito.
"Kita bilang saja kalau dia pergi ikut pria yang sudah menghamilinya. Mama gak mau menanggung malu, apalagi membesarkan anak haram dirumah ini. Kalau sampai papa tau pasti dia akan mengambil alih perusahaan karena dia menganggap kita gak becus jaga Naya."kata tante Sarah.
"Kita liat saja nanti ma."kata om Dito yang gak ingin mengusir Naya dari rumahnya sendiri. Tapi dia juga gak bisa jika papanya akan mengusirnya dari perusahaan dan rumah ini karena dia tak tau harus tinggal dimana.
Saat dia sedang pusing Naya membuka pintu rumahnya. On Dito langsung saja memanggil Naya dan menyuruhnya duduk, dia ingin segera menyelesaikan masalah ini.
"Ada apa om?"kata Naya.
"Coba kamu jelaskan tentang ini?"kata om Dito sambil menyerahkan kertas hasil kehamilan Naya padanya.
"Om dapat kertas ini darimana?"kata Naya dengan gemetaran.
"Kamu gak perlu tau kami dapat kertas ini darimana, siapa ayah dari janin itu Nay?"kata tante Sarah.
Tante Sarah berharap jika Naya tak tau siapa ayah dari janin yang dikandung Naya agar dia mudah mengusir Naya dari rumah ini.
"Aku tak tau siapa ayah dari janin yang aku kandung."kata Naya sambil menangis dia tak mungkin mengatakan jika ayah biologi dari Naya adalah ceo muda dari perusahaan Atmajaya grup.
"Apa kamu bilang, bagaimana bisa kamu gak tau ayah dari anak kamu? Apa selama ini kamu bekerja jual diri ha?"kata tante Sarah.
"Enggak tan, aku gak pernah jual diri."kata Naya.
"Kalau kamu gak jual diri bagaimana kamu gak tau siapa ayah dari anak yang kamu kandung itu?"kata tante Sarah.
"Om percayalah aku gak pernah jual diri, waktu itu aku dinodai oleh seseorang saat aku gak sadar."kata Naya.
"Pa, apa kamu percaya dengan omongannya? Pokoknya mama gak mau tau, dia harus pergi dari rumah ini sekarang juga."kata tante Sarah.
"Tan, tolong jangan usir aku dari sini, kalau kalian usir aku dari sini aku harus pergi kemana?"kata Naya.
"Itu bukan urusan kami, sekarang kamu kemasi barang-barang kamu dan segera pergi dari sini"kata tante Naya.
"Om Naya mohon om, Naya tak tau harus kemana lagi?"kata Naya memohon dan berlutut didepan omnya.
"Sudahlah Nay, cepat kemasi barang-barang kamu."kata tante Sarah sambil menyeret Naya untuk dia mengemasi barang-barangnya.
"Ini sudah malam biarkan dia tidur disini malam ini. Tapi besok pagi dia harus segera keluar dari sini aku gak mau melihat wajahnya."kata om Dito.
"Tapi pa...."kata tante Sarah yang gak terima dengan keputusan suaminya.
"tu sudah jadi keputusanku gak bisa diganggu gugat lagi."kata om Dito yang langsung pergi masuk ke dalam ruangannya ingin menenangkan diri.
"Liat apa yang sudah kamu buat, ingat besok kamu harus segera pergi dari sini."kata tante Sarah yang langsung meninggalkan Naya sendirian.
Naya setelah kepergian tantenya memutuskan untuk pergi keruangan omnya. Dia ingin meminta maaf karena sudah mencoreng nama baik keluarganya dan sudah membuat omnya sedih.
Tok tok tok
"Masuk."kata om Dito dari dalam ruangannya. Dia merasa sudah gagal menjaga keponakannya, padahal sebelum kakaknya meninggal dia sudah berjanji akan menjaga keponakannya itu sampai dia menemukan pria yang akan menemaninya dan menjaganya.
"Om maaf kalau aku menganggu?"kata Naya.
"Mau apa kamu kesini?"kata om Dito.
"Om, Naya mau minta maaf karena sudah buat om sedih."kata Naya.
"Nay, siapa yang sudah menghamili kamu?"kata om Dito.
"Aku gak benar-benar gak tau siapa ayah dari anak yang aku kandung ini."kata Naya.
"Nay, om mau kamu jujur padaku. Kamu gak usah takut, om gak mau anak itu terlahir tanpa ada seorang ayah."kata om Dito.
"Om, aku minta maaf karena aku benar-benar gak tau siapa ayah dari anakku. Aku kesini mau minta maaf sama om karena sudah membuat om sedih sekalian aku mau pamit."kata Naya.
"Apa kamu akan membesarkan anak kamu itu?"kata om Dito.
"Iya om, anak ini gak salah. Aku akan berusaha membesarkan anak ini sendiri."kata Naya.
"Kamu mau kemana?"kata om Dito.
"Aku gak tau om, yang aku tau aku ingin pergi jauh dari sini."kata Naya.
Naya ingin pergi jauh karena dia tak ingin bertemu dengan ayah dari anaknya. Dia juga gak mau kalau anaknya nanti akan jadi bahan gosip orang-orang disekitarnya pasti akan mempengaruhi mentalnya.
"Ini ada paspor kamu, om sudah mengurus tiket kamu pergilah ke singapur. Tapi om hanya bisa membantu itu saja soal rumah kamu bisa cari sendiri."kata om Dito.
"Makasih om, kalau begitu aku permisi dulu."kata Naya keluar sambil membawa paspor dan tiket yang sudah diberikan oleh omnya itu.
Naya bersyukur karena omnya masih memperdulikannya. Naya langsung kembali ke kamarnya, lalu dia megemasi barang-barangnya. Dia tak memiliki banyak barang karena barang-barang miliknya sudah diambil oleh Reyna. Untung saja dia masih punya kalung pemberian dari orangtuanya. Hanya itu satu-satunya kenangan yang dia punya tentang orangtuanya.
Tante Sarah yang tadi masuk ke dalam kamarnya merasa senang karena akhirnya dia bisa mengusir Naya dari rumah ini. Tante Sarah langsung saja menghubungi putrinya untuk memberitau tentang Naya. Tapi sudah beberapa kali dia menelpon putrinya tapi tak diangkat oleh putrinya.
"Reyn, siapa yang telepon kamu?"kata Diego.
"Mamaku yang menghubungiku."kata Reyna.
"Kenapa kamu gak angkat panggilannya, mungkin saja ada hal penting yang mau dia bicarakan?"kata Diego.
"Hal penting apa memangnya? Palingan dia mau membiacarakan anak pembawa sial itu. Daripada mendengar cerita mama lebih baik kita nikmati saja malam ini berdua."kata Reyna.
"Kamu yakin Reyn gak akan nyesal?"kata Diego yang pura-pura takut padahal dalam hatinya memang ini yang dia harapkan berhubungan badan dengan Reyna dengan begitu dia akan menang dalam taruhan dengan teman-temannya.
"Apapun akan aku lakukan buat kamu."kata Reyna.
"Baiklah kalau begitu."kata Diego memulai mencium Reyna awalnya biasa saja tapi lama-lama semakin dalam.
Reyna kalau hal ciuman memang sudah sangat pandai karena selama ini dia dengan mantan-mantannya selalu melakukan ciuman tapi hanya ciuman gak lebih dari itu.
Diego mulai membuat Reyna melayang karena sentuhannya. Hingga dia benar-benar gak sabar lagi untuk melakukan yang lebih dari itu. Dengan sentuhan Diego saja sudah membuatnya melayang apalagi kalau sampai mereka melakukan hubungan badan.
"Go, lakukan sekarang. Aku sudah gak sabar."kata Reyna.
"Sabar sayang, aku akan membuat kamu terbang dulu baru kita akan melakukannya."kata Diego.
"Tapi aku sudah gak tahan lagi."kata Reyna sambil menarik Diego naik ke atas.
Diego yang tau jika Reyna sudah tak sabar lagi langsung saja melakukan penyatuan tapi Diego terkejut saat miliknya menyobek sesuatu.
"Kamu masih perawan Reyn?"kata Diego yang terkejut karena perempuan yang dibilang suka gonta ganti pasangan itu masih perawan dan dia yang mengambil kesuciannya.
"Iya, kamu sudah mengambil kesucianku. Kamu harus janji sama aku untuk gak akan ninggalin aku!"kata Reyna.
"Aku gak akan ninggalin kamu, tapi aku mau kamu juga berjanji padaku satu hal."kata Diego yang gak mungkin ninggalin Reyna begitu saja setelah mengambil benda berharga gadis itu.
Walaupun awalnya dia mendekati Reyna karena taruhan dengan teman-temannya dan dia juga mau balas dendam pada Reyna yang selalu menindas Naya.
"Apa yang kamu inginkan akan aku turuti?"kata Reyna sambil tersenyum karena dia berhasil membuat Diego luruh padanya.
"Kamu harus janji jangan menindas Naya lagi!"kata Diego.
"Baiklah aku gak akan menindas Naya lagi."kata Reyna sambil tersenyum.
Mereka setelah saling berjanji satu sama lain langsung saja meneruskan apa yang tadi mereka hentikan. Reyna benar-benar dibuat melayang oleh Diego.
