NovelToon NovelToon
Dia Suamiku

Dia Suamiku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Badboy / Patahhati
Popularitas:6.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Yutantia 10

Sejatinya, pernikahan adalah suatu ibadah dan kebahagiaan yang harus dikabarkan. Tapi tidak bagi Mila dan Elgar. Pernikahan siri mereka hanya diketahui oleh mereka berdua dan orang tua Mila dikampung.



"Ingat, pernikahan kita atas dasar saling membutuhkan. Aku membutuhkan kepuasan, dan kamu membutuhkan uang. Jadi jika salah satu diantara kita sudah merasa tidak butuh, kita berakhir." Itulah kata kata yang selalu Elgar ucapkan.

"Lebih dari uang yang aku butuhkan, aku butuh cintamu." Kata kata yang hanya mampu Mila ucapkan dalam hati, tapi tak pernah bisa dia lafalkan.

Saat berdua, mereka adalah suami istri. Tapi saat ada orang lain, mareka adalah dua orang asing.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MEETING ROOM

Tampan dan kaya, wanita mana yang tidak terpikat. Bahkan berlomba lomba ingin menarik perhatiannya. Pesona Elgar memang mampu meluluh lantakkan wanita manapun. Bisa dibilang , dia pria paling diincar di kantor. Meski semua tahu jika pria itu sudah memiliki pacar, tapi sama sekali tak menyurutkan nyali para pengagumnya.

Tari, wanita cantik berusia 25 tahun. Sudah 2 tahun dia bekerja menjadi sekretaris Elgar. Dulu dia tak seberani ini memikat Elgar. Tapi sejak setahun belakangan, saat Salsa jarang pulang ke Indonesia, dia makin menunjukkan taringnya.

Dengan senyuman manis dan langkah elegan bak model catwalk, Tari masuk keruangan Elgar. Dia membawa secangkir kopi buatanya. Dengan penuh percaya diri, Tari meletakkannya diatas meja Elgar.

"Kopinya pak." Ujarnya dengan senyuman dan suara ya g sedikit menggoda.

"Kenapa kamu yang bawa, mana Mila?"

"Emm...Mila sibuk Pak. Jadi hari ini saya yang buatkan spesial untuk bapak."

"Makasih." Jawab Elgar sambil meraih cangkir kopi dihadapannya. Dia meniup niup sebentar lalu menyeruput sedikit kopi buatan Tari.

Bruss

Tari melotot dengan mulut setengah terbuka. Dia terkejut saat Elgar menyemburkan kopinya.

"Kamu sengaja mau bikin saya deabetes?" Bentak Elgar.

"Ma, ma , maaf Pak." Tari seketika gemetaran.

"Kamu tahukan jika saya tidak suka manis. Lalu ini apa? Ini tak layak disebut kopi." Elgar meletakkan kembali cangkirnya diatas meja dengan sedikit kasar hingga sedikit tumpah dimeja.

"Maaf pak, sekali lagi saya minta maaf." Tari mengambil tissu lalu mengelap meja Elgar.

"Saya akan buatkan yang baru."

"Tidak perlu." Sahut Elgar cepat.

Tari mengangguk lalu membawa cankir tersebut keluar. Hatinya sangat dongkol. Dia baru sadar jika Mila membohonginya.

"Awas kamu Mila." Gumam Tari sambil bersungut sungut sambil berjalan menuju pantry. Dia ingin memaki Mila sayangnya wanita itu sedang tak ada disana.

Tapi dalam hati, dia bersumpah akan memaki Mila hingga habis habisan jika bertemu nanti.

...******...

Bak ketiban durian runtuh. Pak Baskara yang ingin mengecek kesiapan meeting room justru mendapati Mila yang tengah terdidur disana. Pria paruh baya itu segera mendekati Mila dan menatap wajahnya dari dekat.

"Kamu cantik sekali Mila." Gumam Pak Bas sambil menyibakkan rambut Mila yang menutupi sebagian wajahnya. Tak tahan hanya melihat, dia mulai memberanikan diri menyentuh pipi Mila.

Pak Bas menelan ludah saat menatap bibir Mila. Bibir yang hanya dioles liptint itu tampak begitu menggoda.

Mila selalu menjadi objek fantasi liar Pak Bas. Bahkan saat berhubungan dengan istrinyapun, Pak Bas membayangkan Mila.

Melihat Mila tertidur dihadapannya, membuat sesuatu milik Pak Bas menegang. Pria tambun itu berusaha menahan gejolak birahinya. Dia sadar jika ini di kantor. Tapi teringat jika cctv meeting room belum diperbaiki, otak nakalnya mulai bekerja cepat.

Dia mulai mengelus pipi putih nan mulus milik Mila sambil beberapa kali mengeram menyebut nama Mila.

"Ren..bentar ya, gue tidur bentar lagi. 5 menit lagi Ren. Ngantuk banget." Racau Mila dengan mata yang masih terpejam.

Pak Bas terseyum licik saat mengetahui jika Mila mengiranya adalah Reni.

Dicondongkannya wajahnya mendekati wajah Mila. Aroma wangi sampo yang menguar dari rambut Mila kian membuat naffsu Pak Bas naik. Tak bisa mengendalikan diri, Pak Bas berusaha mendekatkan bibirnya ke bibir Mila.

"MILA."

Sebuah teriakan mengagetkan Pak Bas sekaligus membangunkan Mila.

Mila yang baru terbangun masih merasa bingung. Dia menoleh dan mendapati Pak Bas berdiri disebelahmya. Dia tak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

"Pak Bas jangan macam macam ya." Teriak Reni sambil meletakkan snack diatas meja lalu mendekati Mila.

"Macam macam gimana Ren?" Tanya Mila.

"Dia mau nyium kamu Mil."

Mila langsung melongo lalu menatap tajam pak Bas.

"Enggak , enggak , gak bener itu. Saya cuma...." Pak Bas tampak bingung.

"Cuma apa?" Tanya Mila dengan nada tinggi.

"Cuma...cuma mau mengambil semut dipipi kamu. Iya, iya semut." Jawab Pak Bas sambil tertawa absurd.

"Bohong." Seru Reni. "Kalau ngambil kenapa wajah Pak Bas dekat sekali dengan wajah Mila. Bahkan hampir menempel."

"Kurang ajar." Teriak Mila sambil mengambil kemoceng diatas meja lalu memukuli lengan Pak Bas.

"Hei hei hei, hentikan." Seru pak bas sambil berusaha menghindar dari kemoceng Mila.

"Dasar tua bangka tak tahu diri." Maki Mila.

"Ini hanya salah paham. Saya gak ngapa ngapain kamu."

Mana mungkin Mila percaya pada tua bangka itu. Reni jelas lebih bisa dipercaya daripada Pak Bas.

"Hentikan Mila, hentikan." Teriak Pak Bas yang kesakitan.

Tapi Mila sama sekali tak menghentikan. Dia malah bergantian memukul lengan kanan dan Kiri serta bahu pak Bas.

"Berhenti atau saya laporkan kamu karena tidur saat jam kerja. Saya sudah memfoto kamu, saya ada buktinya." Ancam Pak Bas.

"Laporkan saja. Saya juga akan melaporkan bapak karena pelecehan." Mila balas mengancam.

"Bener Mil. Gue siap jadi saksi. Gue lihat sendiri dia mau nyi.."

"Pelecehan!" Ujar seseorang yang baru masuk.

Mila segera menghentikan pukulannya pada Pak Bas. Suara itu, dia sangat kenal. Saat Mila berbalik, benar saja, ada Elgar di depan pintu.

Pak Bas seketika gemetaran. Tentu saja dia takut Mila akan melaporkannya.

"Pelecehan apa? Siapa yang dilecehkan?" Tanya Tari yang masuk bersama Elgar. Dia menatap satu persatu wajah yang ada diruangan itu.

Reni ingin menjawab tapi tak jadi. Mengatakan jika Pak Bas mau melecehkan Mila, artinya juga melaporkan jika Mila tidur saat jam kerja. Mila yang sudah mengantongi sp 2, pasti langsung di kick dari perusahaan.

"Hanya kesalah pahaman Pak." Jawab Pak Bas.

"Kesalah pahaman seperti apa?" Tanya Elgar lagi. "Tolong salah satu dari kalian, jelaskan apa yang sebenarnya terjadi." Titah Elgar.

"Ada apa ini?" Tanya Bu Ratna yang tiba tiba muncul.

Mila jelas tak bisa menjelaskan detailnya. Karena konsekuensinya, tak hanya pas bas yang kena, dia pasti kena juga. Apalagi tadi pak bas bilang sempat memfotonya saat dia tidur. Jika dia mengadukan pak bas, pria itu juga akan balik mengdukannya.

"Itu Pak, tadi saya hendak mengambil, eh menaruh lap top dan beberapa berkas di ruangan meeting. Tapi tak sengaja malah kesandung dan nabrak Mila yang sedang mengelap meja. Saya tidak ada niat melecehkan, hanya kecelakaan yang tidak disengaja." Bohong Pak Bas.

"Benar itu Mila?" Tanya Bu Ratna.

"Be, benar Bu." Mila terpaksa mengikuti alur kebohongan Pak Bas. Dia menatap Elgar, rahang pria itu tampak mengeras. Mila jelas melibat kemarahan disana.

Setelah itu, beberapa orang tampak mulai berdatangan ke ruang meeting. Membuat Bu Ratna segera menyuruh Mila dan Reni keluar dan menganggap semua kesalah pahaman ini selesai.

Mila keluar dari ruang meeting dengan perasaan campur aduk. Apa saja yang tadi didengar Elgar. Apakah suaminya itu tahu jika dia mau dilecehkan.

"Elo kok bisa sampai gak tahu sih Mil kalau ada pak Bas?" Tanya Reni saat mereka sudah ada di pantry.

"Aku ketiduran Ren. Aku gak sadar."

"Jangan jangan.." Reni tak melanjutkan ucapannya.

"Jangan jangan apa?" Tanya Mila.

"Jangan jangan dia udah ngapa ngapain lo saat gue belum datang."

"Enggak mungkin." Sangkal Mila.

"Lo tidur Mil. Lo gak tahu apa saja yang dilakulan pak bas ke elo."

"Enggak, dia gak ngapa ngapain aku. Aku cuma ngerasa ada yang ngelus pipiku. Aku pikir itu kamu."

"Beneran yang lo rasain cuma itu. Bibir, bibir lo belum diciumkan? Atau dada, dada lo gak di grep* kan sama si tua bangka baskara itu?" Reni seketika menatap dada Mila.

"Grep*, siapa yang grep*?" Dion mendadak masuk dan langsung kepo. "Elo di grep* pak Bas Mil?"

Reni menceritakan apa yang terjadi diruangan meeting secara detail. Dan Dion tampak mengepalkan tangannya.

"Kurang aja tua bangka itu. Lihat aja, gue bakal ngasih dia pelajaran." Ancam Dion.

"Jangan Yon. Aku gak mau kamu kena masalah gara gara aku. Biar aku sendiri yang nyelesaiin masalah aku. Mulai detik ini, aku bakalan lebih hati hati. Gak akan pernah mau deket sama si tua gila itu." Ujar Mila.

1
Akbar Razaq
Jangan jangan gegara pink Mila jadi dekat sama Devan dan tahu kan Devan.orangnya baik dewasa dan.pastinya bertolak belakang dr Elgar.Bisa nyaman tuh si Mila klo udah kadung sama Devan.
Akbar Razaq
Jadi sugar baby ya Mila.Ternyata mura han juga .
Akbar Razaq
Laki lqki begitu pada akhirnyq di gilai mila.
Elina
sedih banget 🤧, cerita yang bagus
L A
Ku menangis 😭😭😭😭😭😭😭😭😭
L A
Biasa
Nenk Oky
akhir nya gk happy ending, kan kasian aku sampai nangis sendirian
Jennymanullang
/Cry//Cry//Cry/sedih
Venuz Jupiter
nangis Bombay,ikutan potek hati Eike😭😭
Mamiyah
makanya jd orang egois klu begini trus gigit jari dong 🤣🤣🤣🤣🤣
Mamiyah
itu kan setingan othooorrrr🤭🤭🤭🤭
tintrim listiani
otewe
tintrim listiani
karyamu kerenn semua thor...
Ely
Luar biasa. Bagus cerita nya. Ringan, ada sedih, senang. ada.cinta, rindu, tangis tawa
ada.Elgar, Mila
Bzaa
kerennnnnn😘😍💕
Bzaa
segera otewe...
sukses sll ya tor, kopi sudah terkirim 😘
St Olip
Luar biasa
Bzaa
Edgar menolong nya PK pamrih nih
Bzaa
pasti nyai Mila ☺️
Sa Tokkin
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!